Aku bingung harus menjawab apa, satu sisi aku belum siap untuk menikah sisi lain aku harus patuh dengan perintah om dan tanteku. Walau bagaimanapun mereka yang sudah berjasa dalam hidupku. Aku berhutang budi sama mereka.
" Ginaa, kenapa diam. Itu jawab pertanyaan tante Aswita? " teriakan tante Fara membuyarkan lamunanku.
" Eng anu tan maaf, gina hanya bingung msti menjawab apa. Kita belum mengenal satu sama lain. Aku takut mas Arul tidak bisa menerima kekurangnku. " Aku berkata dengan penuh hati-hati, aku brusaha menolak halus perjodohan ini. Namun tak mau terkesan jika aku menolaknya.
" Aku bersedia menerima semua kekurangan dan kelebihanmu. Aku akan menikahimu satu minggu lagi jika memang kamu bersedia menjadi istriku. " Laki-laki yang disebut bernama Arul itu langsung berbicara dengan tegas kearahku.
" Betul nak gina, jika kamu mau kami akan membrikan mahar apapun yang nak gina mau. " Kali ini pak Gani yang berusaha meyakinkanku.
Tante fara dan om akmal metanapku dengan tatapan penuh permohonan. Aku menghirup nafas panjang lalu menghembuskanya perlahan.
Melihat tatapan mereka aku semakin dibuat bingung namun tak ada pilihan lain selain menerima perjodohan ini.
Dengan berat hati aku menerima dan bersedia menikah dengan laki-laki pilihan om dan tanteku.
" Trimakasih gin kamu sudah menerima lamaran kami, sebagai tanda pengikat ini cincin berlian untuk kamu. " Tante aswita mengkode Arul untuk memakaikan cincin berlian itu kejari manisku.
Dengan bergetar aku mengulurkan tanganku, arul menyematkan cincin indah dijari manisku dengan senyum bahagia. Sementara yang lain bersorak dan bertepuk tangan. Aku melihat kebahagiaan diwajah tante fara.
Mungkin dia bahagia karna sudah tidak ada lagi aku yang menjadi beban dalam hidupnya.
" Ya Tuhan, semoga langkah yang aku ambil ini dalam ridhomu. Aku ihlas dan akan menjalani rumah tanggaku kelak dengan baik. Semoga mas Arul adalah lelaki pilihanMu yang terbaik untuku. " Aku memanjatkan doa dalam hatiku.
Stelah acara selesai semuanya mereka pergi dengan wajah bahagia. Hari pernikahan sudah ditetapkan yaitu satu minggu setelah hari ini. Ada prmintaan yang sbenarnya berat untuk aku penuhi. Mas Arul memintaku berhenti bekrja, karna mulai besok aku harus sudah memulai mnyiapkan segala keperluan pernikahan.
Aku terus mengurung diri dalam kamar stelah keluarga dan para tamu sudah pulang. Malam harinya om akmal dan tante fara memanggilku untuk makan malam. Awalnya aku menolak, namun tante fara memkasa karna dia tak mau aku jatuh sakit menjelang hari pernikahnku.
" Gina trimakasih yaa, percaya sama tante dan om Arul laki-laki yang baik dan kamu akan bahagia dan tak kekurangan apapun saat menjadi istrinya. " Tante fara mengatakan itu ditengah-tengah acara makan malam kami.
Aku mendongak menatap wajah tante fara, aku tak mampu berkata apapun lagi. Aku hanya membalas ucapan tante fara dengan senyuman. Hingga pada ahirnya Om akmal ikut berbicara dan kata-kata yang keluar dari mulut mm akmal membuatku berhenti dari aktifitas makanku.
" Om serius akan pindah ke kota lain? " aku masih belum percaya dengan apa yang om akmal sampaikan.
" iya gin, maaf kami tidak bisa mengajakmu. Jadi kamu harus menikahkanmu scepatnya. " aku semakin dibuat terkejut dengan alasan yang menurtku sangat tak masuk akal.
" Jadiii om dan tante menikahkanku scepat ini karna alasan ini?! " aku sampai tak berselera lagi menyantap makan malamku. Tiba-tiba semuanya terasa hambar.
" Iyaa gin, kami tidak mungkin mengajakmu tinggal bersama. Selain gaji om yang kecil biaya hidup disana sangatlah mahal. Jikapun kamu ikut kamu harus kluar dari pekerjaanmu dan mencari pekrjaan baru, smentara kamu baru perpanjang kontrak. Banyak hal yang harus kamu urus nantinya. " Penjelasan tante fara sangat sangat membuat tenggorokanku tercekat.
Airmata ku lolos bgitu saja mendengar ucapan tanteku. Aku semakin merasa jika selama ini aku memang hanya beban untuk mereka. Tapi aku brusha menrima semuanya dengan ihlas aku belajr untuk tidak marah ataupun kecewa. Aku brusha untuk berprasangka baik pada mereka yang sudah merawat dan membesarkanku.
" Gina udahan makanya om tante, gina keatas dulu permisi! " tanpa melihat wajah mereka aku langsung lari keatas, aku ingi sgera meluapkan semuanya dalam kamarku.
Aku menangis sejadinya dalam kamar, aku meraung dan berteriak namun wajahku aku benamkan dalam bantal supaya tak ada yang mendengar suara tangis kepiluanku.
Mungkin karna lelah menangis hingga aku tertidur dalam keadaan duduk memeluk bantal.
Pagi-pagi sekali aku sudah mandi dan brsiap. Aku sengaja melewatkan sarapanku karna aku ingin menghindar smenetara dari berinteraksi dengan om dan tanteku.
" Om tante, gina berangkat dulu ya. " aku hanya berpamitan sambil jalan.
" Tunggu gina, bukankah kamu harus keluar kerja hari ini juga? " pertanyaan tante fara membuatku berhenti melangkah.
Aku menarik nafas dalam dan menghembuskanya kasar. " Izinkan gina untuk berpamitan dengan atasan dan teman-teman gina tan. Stelah menikah gina akan fokus dengan suami dan rumah baru gina. Jadi tolong izinkan hari ini saja. " aku memohon pada tante fara.
" Ya sudahlah. Hati-hati dijalan. " entah karna kasian atau karna memahami keadaanku tante fara mengizinkanu pergi.
Dengan langkah gontai aku berjalan menuju garasi, aku mengambil motorku yang terparkir digarasi rumah tante fara.
Butuh waktu empat puluh lima menit untuk aku sampai kantor.
Saat baru sampai dikubikelku aku langsung dihampiri oleh sahabatku susi.
" Tumben lo telat, biasanya paling rajin diantara kita. Ya kan wan? " susi menyenggol lengan wanda dan wanda yang sedang sibuk dengan ponselnya sempat terkejut. Untung ponselnya tidak sampai jatuh.
" Ah lo sus, untung hp gue gak jatuh. Em ngmong-ngomong kusut amat tuh muka. Dah kaya cucian emak gue yaang belum distrika. "
" Gue mau resign dan ini surat pengunduran diri gue. Gue mau keruangan CEO sekarang. " Mendengar apa yang aku sampaikan susi dan wanda sampai memblokir jalanku dan mereka menyertku hingga membuatku duduk dikursi yang ada dimejaku.
" Eeh, becandanya yang srius dong lo! Gak asih ah becandanya. " susi menatapku dengan serius.
" Eeh lo kenapa si beberapa hari ini murung banget dan sekarang malah dateng bawa surat pengunduran diri. Mau kawin loo? Pangeran mana yang nyasar kerumah lo?! " Wanda membrondong dengan banyak pertanyaan.
Hiks hiks
Aku sudah tak mampu lagi membendung air mataku. Hanya didepan mereka aku biasa berkeluh kesah. Mereka sahabatku sejak kami duduk dibangku smk hingga keperguruan tinggi dan bahkan hingga kami bekerja dalam satu perusahaan dan kami jadi tim disini.
" Eeeeh ditanya malah mewek, sabar bu sabar. Tarik nafas dulu lalu hembuskan perlahan. Ceritain sama kita lo ada masalah apa? " susi yang paling dewasa diantara kita, dia selalu membrikan nasehat yang bijak, dia juga pandai membawa diri. Kadng susi sudah seprti seorang kaka sekaligus sahabat buat aku dan wanda.
" Guee hiks, guee
" Iyaa lo kenapa? Nangisnya pending dulu bisa kan, abis crita boleh deh lo nangis lagi. Kalo sedih tar gue ama susi temenin nangisnya. Kalau gak sedih ya lo gue guyur pake aer minum biar lo diem. " Wanda disini yang paling humoris, dia kadang bisa membuat orang menangis sambil tertawa karna banyolan-banyolanya.
" Gue mau nikah dan gue dijodohin sama om dan tante gue. Gue mau nikah enam hari lagi. " dalam satu kali tarikan nafas aku menyampaikan itu pada dua sahabatku.
" Apaaaa Menikaaah?! " susi dan wanda bertriak hingga membuat yang lain menoleh kearah kami. Aku langsung membekap mulut mereka dengan dua tanganku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Mirabella
kan pada kaget temen-temennya. 🥲
2024-03-09
0
Mirabella
mudah-mudahan baik beneran
2024-03-09
0
Mirabella
Kasihan kamu nak 🥺
2024-03-09
0