Part 2. Masak Makan Malam

Sore hari, wanita cantik berjilbab serba pink itu sudah berada di dapur untuk menyiapkan makan malam seperti biasa. Namun, kali ini dia tidak sendiri, melainkan bersama madunya alias Jihan. Seperti seorang kakak yang bersikap baik mengajarkan hal baru pada adiknya, Cliantha menganggap Jihan sebagai adik kecilnya yang baik dan lugu.

Cliantha, dia memutar balik tubuhnya menatap Jihan dan bertanya, “Kamu biasanya masak apa di rumah, Han?” Tanya Cliantha pada Jihan begitu mereka sampai di dapur rumah itu.

Sedangkan, wanita muda berdress merah sepanjang lutut dengan rambut berponi dan dikuncir kuda itu menjawab, “Saya tidak jago masak, Mbak, biasanya bahan-bahan di rumah tidak lengkap jadi jarang sekali memasak,” jawab Jihan; Cliantha mengangguk-angguk mengerti.

Cliantha, wanita itu menyangga dagunya di tepian kompor listrik yang belum menyala. Berpikir, menentukan menu makanan merupakan salah satu pekerjaan seorang istri yang sulit. Dia harus memutar otak untuk mengolah bahan makan mentah yang ada, lalu diubah menjadi makanan matang nan lezat yang bisa dinikmati semua orang.

“Ada ikan, udang, daging, sayuran. Enaknya dibuat menu apa ya, Han? Ada saran?” Tanya Cliantha pada Jihan saat ia membuka lemari pendingin tempat banyak bahan mentah disimpan.

Cukup lama mereka berpikir, “Udang katsu, Mbak?” usul Jihan ragu-ragu.

Cliantha merasa ide itu bagus, “Aha, lezat juga menu itu apalagi kalau disiram dengan saus asam manis, ya?”

“Tunggu, tapi kan pembuatan katsu membutuhkan tepung, ya? Mas Rendra intoleran gluten,” ucapnya kecewa karena suaminya tidak bisa memakan makanan olehan tepung gandum yang mengandung gluten.

“Oh. Bagaimana kalau ikan panggang bumbu rica, Mbak?” usul Jihan dengan ide menu lainnya yang kemudian disetujui oleh ‘Mbak’nya itu.

“Eh, sudah cukup. Jangan terlalu banyak, Mas Rendra tidak bisa makan banyak cabai. Dia tidak suka pedas,” Cliantha menghentikan Jihan yang akan mengiris cabai merah dengan jumlah yang banyak.

Jihan meletakkan pisaunya dan menaruh kembali beberapa suing cabai merah ke dalam boks penyimpanannya, “Apa saja yang Pak Rendra tidak sukai, Mbak?”

“Banyak, mungkin kamu akan pusing saat mendengarnya. Dia tidak makan bahan pangan yang mengandung gluten seperti yang aku sebutkan tadi, selain itu dia juga alergi debu. Tidak suka tempat yang berdebu, polusi, kotor, kumuh. Dia tidak suka tanaman bersebuk sari, tidak suka hewan berbulu. Dia juga tidak suka sarapan. Dia tidak suka saat ucapannya dibantah, dia tidak suka banyak bergurau, tidak suka dengan orang baru yang belum dia kenal benar,” ungkap Cliantha tentang semua yang dia ketahui dari suaminya.

“Lalu, apa yang Pak Rendra sukai?”

“Banyak juga. Dia suka saat diperhatikan, suka saat diberi kejutan. Dia suka berkebun, tapi tidak suka tanaman berbunga, dia sangat suka sup jamur. Suka apalagi, ya? Sepertinya hampir semua dia suka, asalkan tidak berlebihan saja, sih,” kata Cliantha sembari menaburkan sedikit lada pada sup jamurnya.

“Itu karena Pak Rendra mencintai Mbak. Jadi, sepertinya semua yang Mbak lakukan menjadi kesukaannya,” komentar Jihan.

“Tidak juga, ada beberapa hal yang tidak dia suka dariku.” Bantah Cliantha.

Jihan mengerutkan wajahnya, “Apa itu?” 

“Dia tidak suka jika aku berbohong, tidak suka saat melihatku menangis, ya, walaupun alasanku menangis adalah melihat drama sedih. Banyak yang dia tidak suka dariku, Han,” ucap Cliantha terdengar sendu.

“Termasuk, Mas Rendra yang tidak suka saat mbak membawaku ke kehidupan rumah tangga kalian?” Ucap Jihan secara langsung.

Cliantha menatap manik mata Jihan dan memandang nanar wajah wanita muda itu, “Jihan, bukan seperti itu maksudku.”

Namun, Jihan pandai mengubah suasana dan segera mengalihkan topik obrolan, “Eee, Mbak, itu bagaimana supnya? Sudah mendidih begitu?”

“Oh, ya, apinya terlalu besar!” Cliantha mengecilkan api yang menyala di kompornya.

Semua makanan sudah tersaji di meja makan, saatnya menunggu sang Tuan rumah untuk menikmati menu makan malam dari tangan istri-istrinya.

“Biasanya, Pak Rendra pulang jam berapa, Mbak?” Belum sampai Cliantha menjawab, orang yang ditanyakan sudah muncul di hadapan mereka. Berjalan fokus ke depan dan menuju lantai atas melewati kedua wanita yang berdiri di dapur.

“Mas, habis ini makan malam, ya? Mandi atau mau makan dulu?” Tanya istri pertamanya itu yang menyusul masuk ke dalam kamar.

“Aku mandi dulu saja. Masak apa kamu hari ini, Sayang?” Tanya Narendra pada istri pertamanya yang tengah menyiapkan pakaian ganti untuknya.

“Spesial, nanti lihat saja di bawah,” jawab Cliantha.

“Sok surprise segala, hem?” Cibir suaminya selagi membuka satu per satu apa yang menempel pada tubuhnya dan berganti dengan handuk yang ditariknya dari rak penyimpanan.

Di meja makan. Cukup banyak menu makanan yang tersaji, dahi pria pria itu berkerut-kerut. Menurutnya, ini terlalu banyak dan tidak seperti biasanya. Ada tiga menu yang tersaji dan dalam porsi besar, jelas bukan untuk satu atau dua porsi makan orang dewasa.

“Untuk siapa saja ini? Kenapa banyak sekali?” Harusnya Cliantha dan Jihan tahu jika suami mereka tidaklah suka dengan hal-hal yang berlebihan.

“Untuk kita, bertiga,” jawab Cliantha ceria.

“Ini ikan panggang dan sayur capcaynya buatan Jihan, lho, Mas. Aku sudah mencicipinya, sangat lezat,” tuding Cliantha pada dua menu makan malam hari ini.

“Lalu, masakan mana yang buatanmu, Sayang?” Tanya Narendra setelahnya.

“Aku tidak masak hari ini,” jawab Cliantha sedikit berbohong, padahal hampir semua masakannya terkena campur tangan darinya, Jihan hanya membantu saja.

Mata Narendra sontak melihat istrinya, piring yang semula sudah berada di tangannya dikembalikan ke tempatnya, “Berarti tidak ada makan malam untukku hari ini?”

Cliantha menatap sendu suaminya, senyum yang sebelumnya cerah menyurut kemudian.

“Bukan kamu yang memasak, jadi aku tidak akan makan!” Ucap Narendra merajuk, kemudian bangkit dari kursi makannya. Dia pergi dari ruang makan tanpa banyak berkata.

Sebelum Narendra berjalan semakin jauh, Cliantha mengejarnya, “Mas, Mas Rendra. Kenapa kamu bicara seperti itu? Kasihan Jihan yang sudah memasak banyak untukmu,” ucap Cliantha menahan lengan Narendra yang akan kembali ke kamar.

“Makanlah, masa iya hanya karena bukan aku yang memasak membuatmu tidak jadi makan? Tidak boleh seperti itu,” tambah Cliantha.

“Yang aku tunggu setelah seharian bekerja adalah pulang dan menikmati masakanmu, kita makan bersama seperti biasa. Jika ternyata kamu tidak memasak, maka tidak ada yang bisa aku makan. Berapa kali kamu membuatku kecewa, Cia?” Ucap Narendra membuat Cliantha menjadi serba salah.

“Bahkan selama ini, aku hanya memakan apa yang kamu masak dengan tanganmu. Bukan dari tangan pembantu ataupun orang lain,” tambah Narendra lagi.

Bersambung…

Episodes
1 Part 1. Pernikahan Kedua
2 Part 2. Masak Makan Malam
3 Part 3. Dipermainkan
4 Part 4. Dengan Satu Syarat
5 Part 5. Turuti Kemauannya
6 Part 6. In Vitro Vertilization
7 Part 7. Tetaplah Tinggal
8 Part 8. Harapan yang Sama
9 Part 9. Efek Samping Pasca IVF
10 Part 10. Sikap Berbeda
11 Part 11. Sedikit Perhatian
12 Part 12. Banyak Perhatian
13 Part 13. Berterima Kasih
14 Part 14. Mengalah
15 Part 15. Tentang Imbalan
16 Part 16. Sampingan
17 Part 17. Berbohong
18 Part 18. Agenda Esok Hari
19 Part 19. Tertangkap Basah
20 Part 20. Bukan Siapa
21 Part 21. Berdua
22 Part 22. Bersikap Baik
23 Part 23. Kedatangan Mertua
24 Part 24. Berbohong
25 Part 25. Pesan Mertua
26 Part 26. Jangan Berharap
27 Part 27. Dua Tipe Istri
28 Part 28. Perlakuan Mertua
29 Part 29. Tersisihkan
30 Part 30. Mengikis Jarak
31 Part 31. Pengidap Bipolar
32 Part 32. Kilas Balik
33 Part 33. Terancam
34 Part 34. Bunda Nabilah
35 Part 35. Kejutan
36 Part 36. Dual Mertua
37 Part 37. Kebenaran
38 Part 38. Semua Tahu
39 Part 39. Hilang
40 Part 40. Mencoba Mengakhiri
41 Part 41. Salah Sangka
42 Bab 42. Pengobat Luka
43 Part 43. Menunda Perpisahan
44 Part 44. Pisah Rumah
45 Part 45. Jauh Berbeda
46 Part 46. Ingkar
47 Part 47. Berkabung
48 Part 48. Sisi Lain Kehidupan Jihan
49 Part 49. Dua Belah Pihak
50 Part 50. Penggerebekan
51 Part 51. Tersinggung
52 Part 52. Kehilangan
53 Part 53. Pengorbanan
54 Part 54. Dipisahkan
55 Part 55. Dua Keadaan
56 Part 56. Keputusan
57 Part 57. Tergantikan
58 Part 58. Terbakar
59 Part 59. Jarak
60 Part 60. Batal
61 Part 61. Runtuh
62 Part 62. Pilih Satu
63 Part 63. Menolak
64 Part 64. Kacau
65 Part 65. Hampir Menyerah
66 Part 66. Perlahan Terbiasa
67 Part 67. Pertemuan untuk Perpisahan
68 Part 68. Sebuah Strategi
69 Part 69. Akhir dari Kisah (END)
70 Extra Part 1. Akibat Kedengkian
71 Extra Part 2. Life Must Go On
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1. Pernikahan Kedua
2
Part 2. Masak Makan Malam
3
Part 3. Dipermainkan
4
Part 4. Dengan Satu Syarat
5
Part 5. Turuti Kemauannya
6
Part 6. In Vitro Vertilization
7
Part 7. Tetaplah Tinggal
8
Part 8. Harapan yang Sama
9
Part 9. Efek Samping Pasca IVF
10
Part 10. Sikap Berbeda
11
Part 11. Sedikit Perhatian
12
Part 12. Banyak Perhatian
13
Part 13. Berterima Kasih
14
Part 14. Mengalah
15
Part 15. Tentang Imbalan
16
Part 16. Sampingan
17
Part 17. Berbohong
18
Part 18. Agenda Esok Hari
19
Part 19. Tertangkap Basah
20
Part 20. Bukan Siapa
21
Part 21. Berdua
22
Part 22. Bersikap Baik
23
Part 23. Kedatangan Mertua
24
Part 24. Berbohong
25
Part 25. Pesan Mertua
26
Part 26. Jangan Berharap
27
Part 27. Dua Tipe Istri
28
Part 28. Perlakuan Mertua
29
Part 29. Tersisihkan
30
Part 30. Mengikis Jarak
31
Part 31. Pengidap Bipolar
32
Part 32. Kilas Balik
33
Part 33. Terancam
34
Part 34. Bunda Nabilah
35
Part 35. Kejutan
36
Part 36. Dual Mertua
37
Part 37. Kebenaran
38
Part 38. Semua Tahu
39
Part 39. Hilang
40
Part 40. Mencoba Mengakhiri
41
Part 41. Salah Sangka
42
Bab 42. Pengobat Luka
43
Part 43. Menunda Perpisahan
44
Part 44. Pisah Rumah
45
Part 45. Jauh Berbeda
46
Part 46. Ingkar
47
Part 47. Berkabung
48
Part 48. Sisi Lain Kehidupan Jihan
49
Part 49. Dua Belah Pihak
50
Part 50. Penggerebekan
51
Part 51. Tersinggung
52
Part 52. Kehilangan
53
Part 53. Pengorbanan
54
Part 54. Dipisahkan
55
Part 55. Dua Keadaan
56
Part 56. Keputusan
57
Part 57. Tergantikan
58
Part 58. Terbakar
59
Part 59. Jarak
60
Part 60. Batal
61
Part 61. Runtuh
62
Part 62. Pilih Satu
63
Part 63. Menolak
64
Part 64. Kacau
65
Part 65. Hampir Menyerah
66
Part 66. Perlahan Terbiasa
67
Part 67. Pertemuan untuk Perpisahan
68
Part 68. Sebuah Strategi
69
Part 69. Akhir dari Kisah (END)
70
Extra Part 1. Akibat Kedengkian
71
Extra Part 2. Life Must Go On

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!