Part 3. Dipermainkan

Di dalam kamarnya, Cliantha tidak henti-hentinya mengingatkan Narendra akan statusnya sekarang yang sudah menjadi suami dari dua orang istri. Itu berarti ada dua kewajiban dan tanggung jawab yang harus pria itu tanggung dalam hidupnya.

Sembari Narendra sedang memangku layar pipih berukuran 14 inch itu, Cliantha datang membawakan secangkir kopi untuk suaminya.

Cliantha selalu tahu apa yang dibutuhkan Narendra. Saat ini, pria itu sesungguhnya sudah lelah dengan pekerjaannya. Berulang kali menguap dan meregangkan otot-otot di tubuhnya, tetapi aktivitas dengan layar laptopnya belum juga usai. Munculah inisiatif wanita itu muncul dengan membawakan secangkir kopi untuk suaminya.

“Terima kasih,” ucap Narendra pada istrinya.

“Mas, kalau sudah lelah berhentilah. Apa tidak bisa dilanjutkan esok hari saja?” Tanya Cliantha pada suaminya dengan sangat lembut.

Narendra tidak pernah sedikit pun mengabaikan Cliantha, dia akan mendengar dan menatap istrinya kala ia sedang berbicara. “Sebentar lagi, Sayang. Kalau ditunda besok, maka pekerjaanku besok hari akan menumpuk karena setiap hari akan bertambah. Kamu tidurlah dulu, jangan menungguku,” kata Narendra menatap istrinya yang duduk di tepian ranjang yang dekat di sisinya.

“Mas malam ini jangan tidur di sini, ya?” Kata Cliantha tiba-tiba, membuat Narendra mengerutkan wajahnya seketika.

Melihat wajah Cliantha yang serius saat mengatakan hal itu tanpa ada raut gurauan disana, membuatnya bertanya tanya, “Memangnya kenapa?”

“Ada istri mas yang lain yang sedang menunggu kamu,” jawab Cliantha.

Narendra mendengus malas, “Bisakah sehari saja kamu tidak membahas dia? Berapa banyak harus kukatakan kalau aku tidak bisa dan aku tidak cinta?” Ucap Narendra lirih, tapi penuh penekanan.

“Tapi, bagaimana pun juga mas sudah menikah dengannya. Cinta atau tidak cinta, bisa atau tidak bisa, Mas tetap mempunyai kewajiban sebagai suami. Sama seperti mas bertanggung jawab atas diriku, Jihan pun mempunyai hak yang sama,” ucap Cliantha lembut, tetapi terdengar sangat serius.

Bukannya menjawab, Narendra malah bangkit dari posisinya yang bersandar pada bedboard, lalu segera menutup layar laptopnya.

“Mengapa kamu terus memaksaku, Cia? Memangnya apa yang kamu harapkan dariku dan wanita itu?”

“Anak, seorang anak untuk melanjutkan keturunanmu,” jawab Cliantha.

“Yakin sependek itu? Bagaimana jika ternyata aku melakukan hal lebih yang tidak pernah kamu duga sebelumnya? Apa kemudian kamu akan menyesal dan menyalahkanku?” Tanya Narendra.

Cliantha menggeleng, “Tidak akan ada kata penyesalan untukku, Mas. Aku sudah bersiap untuk apapun yang akan terjadi. Aku dan dia sama-sama istri. Tidak akan ada kata cemburu bagiku.”

“Kalau kamu berpikir seperti itu, ayo coba kita buktikan!” Kemudian, Narendra bergerak dan memajukan wajahnya, memberikan kecupan-kecupan lembut di wajah istrinya. Mulai melakuan hal-hal romantis yang biasa mereka lakukan meskipun kali ini tidak ada balasan dari wanita itu.

“Apa kamu tidak pernah membayangkan jika suamimu ini melakukan hal seperti itu kepada wanita lain?” Tanya Narendra pada Cliantha setelahnya.

Istrinya itu diam, “Bagaimana jika aku menyentuh dia seperti ini?” Narendra mengecup dalam bibir istrinya sekali lagi dalam waktu yang lebih lama. Lalu, membuka khimar yang Cliantha gunakan.

“Seperti ini,” pria itu mengecup rahang dan telinga sampai ke leher istrinya.

“Atau seperti ini,” kemudian membuka resleting belakang gamisnya, menyingkap sedikit pakaian istrinya dan mengecup bahu yang mulus itu.

“Pikirkan sekali lagi sebelum kamu menyuruhku untuk tidur bersama wanita lain, Cliantha,” ucap Narendra.

“Karena jelas, jawabanku ‘tidak bisa’! Begitu pun dengan kamu,” tambahnya.

"Mungkin memang Tuhan menciptakan kita untuk menjadi sepasang, tidak perlu berusaha menambah orang lain di tengah hubungan kita," lanjut Narendra.

Air mata wanita itu sudah mengalir deras. Ada denyutan yang terasa di dalam dadanya, tetapi mau bagaimana lagi, menikahkan Jihan dengan suaminya adalah hal yang sudah menjadi pilihan.

“Siapa yang menyuruhmu menangis seperti itu? Apa kamu ingin menodai janjiku? Kamu tahu, Mas tidak ingin melihat kamu menangis seperti itu?” Diusapnya air mata yang mengalir di pipi istrinya sebelum menetes ke lantai.

Pria itu pernah berjanji pada ibundanya, dirinya sendiri, dan di hadapan Cliantha jika dia tidak akan membiarkan air mata wanitanya menetes membasahi bumi.

“Mas, tapi kamu tahu kalau aku tidak pernah bisa melahirkan anak untukmu. Dokter telah mengatakan jika aku–” ucap Cliantha terjeda karena sekarang bibir itu telah dimiliki oleh suaminya, meski Cliantha hanya bisa diam tanpa ingin memberikan balasan ataupun penolakan apapun saat ini.

“Dokter bukan Tuhan. Selagi aku tidak merasa keberatan, aku juga tidak sedang menuntutmu, bukan? Mengapa kamu yang repot?” Ucap Narendra, diusapnya sekali lagi air mata yang merembes dari pelupuk mata Cliantha.

“Mas sudah berjanji pada Tuhan semesta alam ini, pada para malaikat yang menjadi saksi pernikahan kiya, dan pada ayah dan bundamu bahwa Mas tidak akan membiarkanmu menderita, tidak akan membuatmu sakit. Apa kamu lupa apa yang mas ucapkan setelah akad pernikahan kita dulu?” Kata Narendra merapikan rambut istrinya yang sedikit berantakan, kemudian pria itu merapikan kembali pakaian dan khimar istrinya sampai terlihat rapi seperti semula.

Cliantha melesak masuk ke dalam dekapan suaminya, “Lalu, bagaimana dengan Jihan? Mas sudah menikahinya,”

“Jihan tidak akan marah jika aku menceraikannya karena dia pasti tahu jika di antara mas dan dia tidak terjadi apa apa dan kita tidak saling cinta. Mas akan membuat surat perjanjian perceraian dan memberikan dia sejumlah uang sebagai kompensasi,” ucap Narendra.

“Apa Jihan akan kecewa karena sebelumnya aku yang memohon padanya supaya mau menikah denganmu, Mas. Aku minta maaf untuk itu,” ujar Cliantha merasa bersalah pada suaminya.

“Tidak apa. Semoga saja dia tidak seperti itu, beri pengertian padanya. Karena yang aku butuhkan hanya kamu. Aku menikahimu karena murni setulus cinta dari dalam hati. Jangan coba-coba mendatangkan wanita lain karena kamu sempurna untukku,” ucap Narendra mengeratkan pelukan pada tubuh istrinya itu.

“Kapan mas merencanakan perceraian dengan Jihan?”

“Secepatnya, semakin cepat semakin baik untuk dia dan kita,” jawab Narendra.

Sementara di luar pintu kamar Narendra dan Cliantha, ada seseorang yang sejak tadi mendengarkan perbincangan pasangan suami istri itu. Wanita muda berusia seperempat abad itu menangis tersedu-sedu mendengar semua kata yang terucap dari kedua orang itu.

“Mengapa kalian begitu mudahnya mempermainkan hidupku? Mengapa?” Ucapnya lirih disertai isak tangis dan derai air mata.

Bersambung...

Episodes
1 Part 1. Pernikahan Kedua
2 Part 2. Masak Makan Malam
3 Part 3. Dipermainkan
4 Part 4. Dengan Satu Syarat
5 Part 5. Turuti Kemauannya
6 Part 6. In Vitro Vertilization
7 Part 7. Tetaplah Tinggal
8 Part 8. Harapan yang Sama
9 Part 9. Efek Samping Pasca IVF
10 Part 10. Sikap Berbeda
11 Part 11. Sedikit Perhatian
12 Part 12. Banyak Perhatian
13 Part 13. Berterima Kasih
14 Part 14. Mengalah
15 Part 15. Tentang Imbalan
16 Part 16. Sampingan
17 Part 17. Berbohong
18 Part 18. Agenda Esok Hari
19 Part 19. Tertangkap Basah
20 Part 20. Bukan Siapa
21 Part 21. Berdua
22 Part 22. Bersikap Baik
23 Part 23. Kedatangan Mertua
24 Part 24. Berbohong
25 Part 25. Pesan Mertua
26 Part 26. Jangan Berharap
27 Part 27. Dua Tipe Istri
28 Part 28. Perlakuan Mertua
29 Part 29. Tersisihkan
30 Part 30. Mengikis Jarak
31 Part 31. Pengidap Bipolar
32 Part 32. Kilas Balik
33 Part 33. Terancam
34 Part 34. Bunda Nabilah
35 Part 35. Kejutan
36 Part 36. Dual Mertua
37 Part 37. Kebenaran
38 Part 38. Semua Tahu
39 Part 39. Hilang
40 Part 40. Mencoba Mengakhiri
41 Part 41. Salah Sangka
42 Bab 42. Pengobat Luka
43 Part 43. Menunda Perpisahan
44 Part 44. Pisah Rumah
45 Part 45. Jauh Berbeda
46 Part 46. Ingkar
47 Part 47. Berkabung
48 Part 48. Sisi Lain Kehidupan Jihan
49 Part 49. Dua Belah Pihak
50 Part 50. Penggerebekan
51 Part 51. Tersinggung
52 Part 52. Kehilangan
53 Part 53. Pengorbanan
54 Part 54. Dipisahkan
55 Part 55. Dua Keadaan
56 Part 56. Keputusan
57 Part 57. Tergantikan
58 Part 58. Terbakar
59 Part 59. Jarak
60 Part 60. Batal
61 Part 61. Runtuh
62 Part 62. Pilih Satu
63 Part 63. Menolak
64 Part 64. Kacau
65 Part 65. Hampir Menyerah
66 Part 66. Perlahan Terbiasa
67 Part 67. Pertemuan untuk Perpisahan
68 Part 68. Sebuah Strategi
69 Part 69. Akhir dari Kisah (END)
70 Extra Part 1. Akibat Kedengkian
71 Extra Part 2. Life Must Go On
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Part 1. Pernikahan Kedua
2
Part 2. Masak Makan Malam
3
Part 3. Dipermainkan
4
Part 4. Dengan Satu Syarat
5
Part 5. Turuti Kemauannya
6
Part 6. In Vitro Vertilization
7
Part 7. Tetaplah Tinggal
8
Part 8. Harapan yang Sama
9
Part 9. Efek Samping Pasca IVF
10
Part 10. Sikap Berbeda
11
Part 11. Sedikit Perhatian
12
Part 12. Banyak Perhatian
13
Part 13. Berterima Kasih
14
Part 14. Mengalah
15
Part 15. Tentang Imbalan
16
Part 16. Sampingan
17
Part 17. Berbohong
18
Part 18. Agenda Esok Hari
19
Part 19. Tertangkap Basah
20
Part 20. Bukan Siapa
21
Part 21. Berdua
22
Part 22. Bersikap Baik
23
Part 23. Kedatangan Mertua
24
Part 24. Berbohong
25
Part 25. Pesan Mertua
26
Part 26. Jangan Berharap
27
Part 27. Dua Tipe Istri
28
Part 28. Perlakuan Mertua
29
Part 29. Tersisihkan
30
Part 30. Mengikis Jarak
31
Part 31. Pengidap Bipolar
32
Part 32. Kilas Balik
33
Part 33. Terancam
34
Part 34. Bunda Nabilah
35
Part 35. Kejutan
36
Part 36. Dual Mertua
37
Part 37. Kebenaran
38
Part 38. Semua Tahu
39
Part 39. Hilang
40
Part 40. Mencoba Mengakhiri
41
Part 41. Salah Sangka
42
Bab 42. Pengobat Luka
43
Part 43. Menunda Perpisahan
44
Part 44. Pisah Rumah
45
Part 45. Jauh Berbeda
46
Part 46. Ingkar
47
Part 47. Berkabung
48
Part 48. Sisi Lain Kehidupan Jihan
49
Part 49. Dua Belah Pihak
50
Part 50. Penggerebekan
51
Part 51. Tersinggung
52
Part 52. Kehilangan
53
Part 53. Pengorbanan
54
Part 54. Dipisahkan
55
Part 55. Dua Keadaan
56
Part 56. Keputusan
57
Part 57. Tergantikan
58
Part 58. Terbakar
59
Part 59. Jarak
60
Part 60. Batal
61
Part 61. Runtuh
62
Part 62. Pilih Satu
63
Part 63. Menolak
64
Part 64. Kacau
65
Part 65. Hampir Menyerah
66
Part 66. Perlahan Terbiasa
67
Part 67. Pertemuan untuk Perpisahan
68
Part 68. Sebuah Strategi
69
Part 69. Akhir dari Kisah (END)
70
Extra Part 1. Akibat Kedengkian
71
Extra Part 2. Life Must Go On

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!