Akhir nya aku menemani nya keliling kampus. Anggap aja ucapan terima kasih ku karena dia sudah memberi ku pencerahan. Maklum lah, maba. Masih b*go. Walaupun tidak semua fakultas kami kelilingi. Mau sampai jam berapa selesai nya. Kampus ini luas banget guys. Bisa gempor kaki ku kalau mengajak nya menyusuri seluruh fakultas.
"Btw, nama kamu siapa?" Dia bertanya sambil sesekali menatap bangunan bangunan di depan kami. Aku sampai lupa mengenalkan namaku saking galau nya aku tadi.
Aku mengulurkan tangan ku" Jo"
Dia tampak mengerutkan alisnya. Aku tertawa. Mungkin dia mengira nama ku nama seorang pria. Tapi dia tetap membalas uluran tangan ku. "Joannya Hannela" kata ku sambil melepaskan uluran tangan kami. Siapa nama nya tadi? Aku lupa. Atau mungkin aku tidak dengar ketika dia menyebutkan nama nya dikursi taman tadi.
Seolah mengerti apa yang sedang aku pikirkan dia tersenyum.
"Adam. Adam Refandra. Sebenar nya kita beda fakultas. Tapi tadi kebetulan aku ngeliat ada cewek lagi nangis di tengah taman, maka nya sampai samperin" Ho.. ho.. Malu nya aku
Sejak pertemuan itu kami jadi dekat dan sering chattingan. Adam pria yang asyik diajak ngobrol. Dia juga banyak memberi ku pengetahuan baru seputar perkampusan. Ternyata Adam juga berasal dari kota ini. Dia kuliah di seberang pulau sana karena mendapat beasiswa prestasi. Woww.. keren
Selama 17 tahun usia ku, baru kali ini aku merasa sangat nyaman dekat dengan seorang pria, selain para sepupu ku. Aku termasuk anak yang manja bila berada di tengah tengah keluarga, apalagi para sepupu ku. Maklum lah, mama dan papa memutuskan berpisah ketika aku masih berusia 3 tahun. Aku tidak pernah bertanya apa penyebab nya. Aku tidak mau membuat luka lama mama berdarah kembali. Mungkin itu lah salah satu alasan para sepupu, abang abangku sangat memanjakan ku. Karena aku sudah kehilangan sosok papa di usia ku yang masih sangat kecil. Aku anak tunggal, tidak punya kakak maupun adik. Duhh sedihnya. Gak ada teman berbagi dan berkelahi. Hanya ada aku dan mama.
Jadi ketika Adam sering memberikan perhatian kecil dengan sikap dan perlakuan nya, aku mulai merasa kan perasaan yang berbeda dengan nya. Perasaan seorang wanita kepada pria. Aku mulai suka, atau bahkan aku mulai jatuh cinta pada nya.
Adam pria yang baik, pintar dan tampan. Selama dia menjadi mahasiswa di kampus ku, kami sering makan berdua di kantin fakultas ku. Kami juga beberapa kali pergi ke mall hanya untuk main timezone dan mengumpulkan koleksi komik kesukaan kami. Adam suka komik Conan dan aku suka komik Donal Bebek. Kami juga sering menghabiskan waktu di taman fakultas ku, membaca komik kesukaan kami masing masing.
Pernah di suatu Sabtu sore Adam tiba tiba datang ke kost ku ketika aku sedang mandi. Inez lah yang akhir nya membuka kan pintu waktu itu
"Nyak, ada tamu lo noh di teras" Inez sedikit berteriak.
Aku segera menyelesaikan mandi ku dan memakai pakaian ku.
"Saposeh?" kata ku sambil membuka pintu kamar mandi
"Meneketehek. Gebetan lo kali" Inez mengangkat bahu nya.
Aku segera keluar dari kost ku, ternyata Adam. Kami pun menghabiskan waktu kami di teras kost ku, menceritakan banyak hal tentang diri kami masing masing. Sedangkan Inez, dia sudah pergi entah kemana bersama kekasih nya, kencan mungkin.
Dan disitulah pertemuan Adam dan Inez pertama kali nya, seingatku .Ketika Inez membukakan pintu kost untuk Adam
Adam tidak pernah menanyakan maupun membahas tentang Inez sejak pertemuan mereka itu.
Inez pun tak pernah bertanya tentang Adam, walau pun hampir setiap detik aku menceritakan tentang Adam pada nya.
...----------------...
Tak terasa 6 bulan berlalu. Dan Adam pun harus kembali ke kampus nya, kembali ke pulau seberang untuk melanjutkan tugas nya menimba ilmu. Aku sedih, sangat sedih. Aku sudah terlanjur nyaman bersama nya.
Hari itu aku mengantarkan Adam ke bandara ditemani Inez. Adam sudah berdiri di hadapan ku di depan departure dalam negeri. Sedangkan Inez, terakhir aku melihat nya sedang duduk di kursi tunggu sambil video call dengan kekasih nya.
Adam menangkup kedua pipi ku "Maaf belum bisa ngasih kamu kepastian buat hubungan kita. Aku gak bisa LDR-an" Adam menghembuskan nafas nya panjang.
Aku hanya bisa diam sambil menunduk. Air mata menetes di pipi ku. Kenapa aku menangis? Sesedih ini kah rasa nya di tinggal seseorang yang membuat hari hari ku beberapa bulan terakhir ini terasa lebih berwarna? Atau aku mengharapkan kalimat yang lebih dari ini dari seorang Adam? Entahlah
Adam kembali bersuara.
"Aku janji, setiap libur semesteran aku bakalan kembali ke kota ini, menemui kamu?
Benarkah?
Aku mengangkat wajah ku, memandang sosok pria tampan dihadapan ku. Benarkah yang Adam ucapkan barusan? Dia pasti aku kembali ke kota ini setiap kali liburan karena dia juga berasal dari kota ini, orangtua nya berada di kota ini. Tapi benarkah dia akan menemui ku setiap kali dia sedang berada di kota? Apa dia juga sudah memiliki perasaan pada ku?
"Benarkah?" aku berusaha berbicara senormal mungkin.
"Aku janji" kata nya sambil mengulurkan jari kelingking nya. Aku menyatukan jari kelingking kami sambil tersenyum.
"Tolong jaga diri. Jaga pergaulan."
"Iya"
"Yang rajin kuliah nya. Biar bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang bagus"
"Iya"
"Yang terpenting, tolong jaga hati" Adam berhenti sejenak, aku kembali menatap mata nya.
"Untuk ku. Tolong tunggu aku" kata nya melanjutkan kalimat nya.
Aku tersenyum, tapi air mata ku kembali menetes. Apakah Adam sedang memberiku sebuah harapan? Ada hening yang cukup lama.
"Boleh aku berharap dan nungguin kamu? kata ku dengan suara bergetar. Adam segera menghapus air mata ku dengan kedua tangan nya. Dia tersenyum, manis sekali.
"Maaf kalau aku gak bisa ngasi kejelasan buat hubungan kita saat ini. Karena aku benar benar gak bisa menjalani hubungan jarak jauh. Aku takut ngecewain kamu karena jarang ngasi kabar, terlalu sibuk dengan dunia ku sendiri disana. Tapi aku janji, disaat yang tepat nanti aku akan membawa sebuah kepastian buat kamu. Tolong bersabar ya"
Aku terisak. Aku benar benar tidak bisa membendung air mata ku. Adam segera melangkah dan memeluk ku. Oh.. pelukan ini hangat sekali. Begini kah rasa nya berada dipelukan orang yang kita sayang?
Aku membalas pelukan Adam. Tuhan, ijinkan aku berharap pada orang ini. Tolong jangan kecewa kan aku.
Adam melepaskan pelukan nya dan melirik jam di pergelangan tangan nya. "Sudah waktu nya aku check in. Gih temuin teman kamu tadi." kata nya sambil mengacak rambut ku. Aku mencebik. Ihh apa apaan sih. Jadi berantakan kan rambut ku.
"Kamu duluan gih yang masuk, baru aku temuin teman aku" aku mencoba negosiasi.
"No! kamu samperin dulu teman kamu, baru aku masak" Adam tetap pada kehendak nya. Dasar pria ini. Gak mau ngalah. Aku memanyunkan bibirku. Adam tertawa. Oh God aku pasti aku sangat merindukan tawa ini, sosok ini. Aku pasti akan sangat merindukan Adam ku. Boleh kah aku melabeli nya milik ku? Adam ku?
Tidak sabar, Adam segera memutar tubuh ku dan sedikit mendorong ku. Aku segera melangkah, menjauh. Setelah beberapa langkah, aku kembali memutar tubuh ke arah Adam, kulihat dia tersenyum sambil melambaikan sebelah tangan nya. Kubalas lambaian tangan nya.
"Bye Han, see you"
Han? aku bingung, siapa Han. Namun aku tetap mengangguk dan melanjutkan langkah ku.
See you Adam. Semoga disaat yang tepat nanti, takdir kembali mempertemukan dan menyatukan kita
Like, koment dan subscribe cerita ini ya.
Salam hangat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments