Hufh. Terdengar helaan nafas keluar dari mulut Miura. Menatap sekeliling ruang milik CEO nya tersebut.
"Akhirnya selesai juga aku membereskan ruangan Tuan Mac yang hobi sekali menyuruhku tanpa henti seperti pelayan pribadi," keluh Miura dengan menyeka kening nya.
"Tinggal semprot parfum kesukaan nya, beres deh. Kenapa sih Mac hobi sekali menyuruhku ini dan itu. Sampai ruangan nya pun harus aku yang membersihkan serta menatanya. Kayak kekurangan office boy saja," gerutu Miura dengan menyemprotkan pengharum ruangan.
Tak sadar jika Tuan yang tengah di omeli nya sudah sedari tadi berada di belakang Miura dengan menaikkan satu alis nya.
"Oh, jadi kamu keberatan ku suruh seperti ini? Jadi untuk apa kamu ku gaji puluhan ribu euro perbulan kalau di belakang ku masih terus mengeluh?" ucap Mac tiba-tiba yang membuat Miura terlonjak kaget.
"Astaga, Tuan Mac yang terhormat tujuh turunan sangat mengejutkan ku! Sekertaris pribadi mu yang memiliki gaji puluhan ribu euro ini sangat terkejut tuan," jawab Miura spontan.
"Aku menyuruhmu itu berarti aku cuma memepercayakan ini semua sama kamu, bodoh. Lagian yang cukup memahami selera ku kan hanya kamu saja. Cepat buatkan kopi hitam untukku," titah Mac dengan segera duduk di singgasana kursi kebesaran nya tersebut.
"Hish! Dasar dari dulu sama sekali tidak berubah! Tuan Mac yang terhormat paham tidak sih kalau pekerjaan sekertaris itu tidak termasuk membersihkan ruangan anda serta membuatkan kopi?" tanya Miura dengan setengah berkacak pinggang.
"Bukan kah kamu sudah terbiasa sedari jaman sekolah, kuliah, hingga saat ini tugasmu selalu menuruti perintahku? Sudah sana jangan banyak protes. Ingat ya jika nanti kita akan lembur lagi sampai malam. Jangan mangkir dari tugas dan kewajiban kamu," jawab Mac dengan santai sembari membuka komputer nya tanpa menoleh ke arah Miura yang tengah berwajah masam tersebut.
"Huh! Jika lembur terus setiap hari, kapan aku bisa dapat jodoh kalau punya atasan seperti Mac yang gila kerja!" umpat Miura dengan nada rendah dan kemudian keluar dari ruang atasan nya tersebut.
Rasa kesal Miura terhadap Mac sudah berada di puncak nya. Setiap kali Miura ada janji kencan buta dengan lelaki yang dikenal nya melalui sosmed selalu saja di ganggu oleh atasan sekaligus sahabat nya tersebut.
Ada saja alasan Mac untuk membatalkan kencan buta Miura dengan calon kekasihnya.
Entah karena disuruh lembur dadakan lah. Di minta untuk membersihkan apartemen pribadinya lah.
Puncak terparahnya adalah hari kemarin karena dengan seenak jidatnya Mac tiba-tiba meminta Miura lembur seorang diri hingga hampir tengah malam hanya karena luapan emosi yang menerpa biduk rumah tangga nya.
Hampir saja Miura mati ketakutan melewati lorong perusahaan yang sangat sepi dan minim pencahayaan ketika hendak pulang.
Jika bukan karena Mac adalah sahabat nya serta gaji yang di dapat begitu besar maka sudah pasti Miura lebih memilih resign dari awal.
"Ini Tuan kopinya. Saya permisi lebih dulu," ucap Miura dengan menaruh secangkir kopi di atas meja atasan nya tersebut dan kemudian berlalu tanpa menoleh lagi ke arah Tuan nya tersebut.
Melihat raut wajah cemberut Miura pun membuat Mac tertawa di dalam hati.
"Pasti Miu kesal sekali terhadapku karena lembur seorang diri semalam. Huh, siapa suruh dirinya enak-enakan mau kencan buta di saat aku sendirian meratapi nasib. Tunggu aku menyelesaikan misi ku mendapatkan Lucia seutuhnya lebih dulu baru akan ku ijinkan Miu berkencan buta. Itulah yang dinamakan sahabat sejati. Hahaha," seloroh Mac seorang diri dengan tiba-tiba tertawa dengan kerasnya.
Sedangkan Miura yang tiba-tiba mendengar Tuan nya tertawa terbahak-bahak seorang diri di dalam ruangan nya pun menjadi bergidik ngeri.
"Tuan Mac seperti nya sudah hampir gila. Hiiii ..." gumam Miura dengan bergidik ngeri sembari menuju ke ruang kerjanya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments