Jika CEO muda dan tampan lain nya ketika tengah di terpa masalah maka pelarian nya adalah bersenang-senang di sebuah club malam, maka berbeda dengan Mac.
Mac nampak menerawang jauh menatap hamparan pemandangan hamparan kandang peternakan kuda milik keluarga nya dari balik balkon kamar pribadi miliknya.
Dengan terus menyesap menikmati rokok yang sedikit bisa membuat lelah di kepalanya memudar.
"Haih, Lucia sendiri bahkan tidak pernah terlibat skandal yang membuat ku kecewa. Pernikahan kami bahkan baru menginjak satu tahun. Masih ada tahun-tahun berikutnya untuk kami bisa memiliki anak-anak tanpa harus menyakiti semuanya. Apa semua orang tua rata-rata tidak memiliki kesabaran sama sekali untuk segera menimang cucu nya ya?" gumam Mac seorang diri dengan asap rokok yang terus membumbung.
Di antara lamunan nya tersebut, mendadak dering ponselnya nampak berdering.
Senyum cerah di wajah Mac pun mendadak terpancar begitu melihat siapa yang tengah menghubunginya.
"Hallo sayang?" jawab Mac dengan menatap wajah cantik istrinya tersebut dari layar ponselnya.
"Hai, darling. Waktu break show ku tidak lama seperti biasanya ya sayang. Sudah makan belum?" tanya Lucia di dalam video call tersebut.
"Belum masuk waktunya makan malam, istriku. Sebenarnya kalau bisa sih aku pengen nya makan kamu saat ini juga," jawab Mac dengan segera membuang puntung rokoknya agar tidak terlihat oleh sang istri.
"Hahaha, kamu bisa saja sih. Maaf ya sayang kalau jadwalku akhir-akhir ini jadi lebih padat. Waktu kita bersama menjadi sedikit berkurang," terang Lucia dengan memakan salad buah secara perlahan.
"Maka dari itu kan sebagai gantinya biar aku yang berkunjung kesana. Kamu cuma makan beberapa potong buah itu saja? Jangan terlalu menyiksa diri dan takut gemuk. Apapun yang terjadi I love you, my wife," ucap Mac dengan wajah yang terdengar cukup sendu.
"Kamu rindu dengan istri kecilmu ini ya? Cup cup, jangan sedih gitu dong suamiku. Muach!" balas Lucia dengan memberikan cium jarak jauh nya via video call tersebut.
Mac yang melihat wajah menggemaskan dari istri nya tersebut pun nampak tertawa bersama.
Namun baru beberapa menit mereka bercengkerama, mendadak terdengar bunyi bell apartemen Lucia yang terus saja berbunyi.
"Siapa, sayang? Bukalah aku ingin melihat siapa tamu kamu," ucap Mac dengan penasaran.
Mac sendiri sebenarnya merasa sangat jengkel karena setiap kali sang istri baru saja menghubunginya selalu saja ada saja gangguan nya.
"Iya baiklah, aku tunjukkan melalui kamera monitor pintu apartemen seperti biasa ya sayang?" jawab Lucia dengan segera bergegas menuju ke arah pintu apartemen tanpa mematikan video call nya.
Mac pun hanya mengangguk sembari terus menatap dengan intens layar ponselnya.
"Oh, yang datang Yoora sayang. Aku buka kan lebih dulu ya. Tapi jangan bersuara," tutur Lucia dengan di jawab dengan anggukan kepala Mac di dalam video call tersebut.
Ceklek,
"Iya, Yoora?" tanya Lucia dengan wajah bingung.
"Kita di panggil untuk segera berkumpul kembali dan berlatih," ucap Yoora dengan wajah yang sama lesu nya.
"Haish, bukan kah ini jadwal nya kita untuk bersantai? Kenapa seperti nya pemilik agensi kita sangat tidak ingin bersantai sedikit pun sih. Haih, yasudah aku bersiap dulu. Tunggu aku di lantai bawah saja ya?" pinta Lucia dengan di balas anggukan dari Yoora.
Setelah menutup kembali pintu apartemen nya, Lucia pun menatap sendu ke arah ponselnya.
"Aku ada jadwal latihan tambahan sayang. Maafkan aku jika selalu berakhir seperti ini karena komunikasi kita terjalin cukup singkat. Jika merindukan ku tonton show kami melalui siaran langsung ya saja ya? Sabar dulu, I miss you so much," ucap Lucia yang tak lama kemudian mematikan sambungan ponselnya.
Disisi lain, Mac nampak menghela nafas panjang. Selama ini memang Mac tidak pernah meragukan kesetiaan Lucia karena sedari dulu Lucia selalu terbuka dengan nya tentang apa pun itu.
"Memang sudah konsekuensi ku mencintai dan memiliki istri seorang Idol," gumam Mac dengan menatap lekat poster cantik wajah istrinya tersebut yang sengaja dirinya tempelkan di dinding tempat tidurnya.
"My Idol, My wife," ucap Mac dengan terkekeh perlahan.
Sedangkan di tempat yang berbeda, terlihat Song Hyun sang pemilik agensi yang sangat tampan dan rupawan sedang tersenyum senang menatap layar monitor cctv melihat instruktur handalnya memarahi Lucia beserta tim nya.
"Gerakan kalian kurang kompak! Jika seperti ini terus maka libur yang saya berikan untuk minggu depan akan saya batalkan! Terutama kamu Lucia!" hardik Miss Sabrina.
Lucia yang kena tegur pun hanya mampu mengangguk patuh dan mencoba fokus sesuai instruksi.
"Astaga, apa yang terjadi dengan mu Lucia? Jika terus salah seperti ini lebih baik kamu temui tuan Song Hyun sekarang juga!" hardik Miss Sabrina kembali yang membuat Lucia kembali harus menahan diri.
"Baik, Miss," jawab Lucia dengan berlalu dari tempat berlatih dan menuju ke ruang kerja sang pemilik agensi.
"Arggh! Aku lelah rasanya ingin menyerah saja. Hiks," teriak Lucia di sepanjang lorong menuju ke ruang atasan nya yang menurutnya kelewat kejam tersebut sembari menyeka air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments