Hari ini hari yang sangat membahagiakan bagi Bu Janeeta. Harapannya untuk menjadikan Alina sebagai menantunya terwujud dan menjadi Nenek bagi Talita. Setelah proses ijab kabul, acara dilanjutkan dengan akikah dan tasmiah untuk Talita.
Acara berjalan dengan lancar. Setelah menikah, Rafi memutuskan mengajak Alina dan Talita ke kota karena Rafi memang memiliki pekerjaan di sana. Dengan berat hati Bu Janeeta melepas Alina dan Talita untuk pergi bersama Rafi menjalani rumah tangga mereka.
Tak terasa sudah 4 tahun usia Talita dan usia perkawinan Rafi dan Alina. Karier Rafi perlahan tapi pasti naik, dari seorang karyawan kini menjadi admin head di sebuah kantor pembiayaan swasta. Yang dulunya mereka tinggal di rumah kontrakan, sekarang mereka tinggal di rumah sendiri. Hari ini hari pertama mereka menempati rumah baru.
"Sayang ini taruh dimana?" Rafi mengangkat kotak besar.
"Itu taruh di kamar Talita." Alina membersihkan kamar tidur mereka.
"Talita main dulu ya, Papa dan Mama mau beres-beres sebentar. Gak boleh keluar rumah." Rafi masuk ke dalam kamar Talita.
"Baik Papa." Talita membawa boneka barbienya. Dari lantai dua Talita melihat anak perempuan kecil melambaikan tangan padanya. Talita menaiki anak tangga. Anak kecil itu masuk ke dalam kamar di ujung lorong. Talita mengikuti, masuklah Talita ke dalam kamar dimana anak kecil itu bermain rumah-rumahan.
"Hallo, namaku Talita." Talita menyapa.
"Hallo, aku tidak punya nama." Anak perempuan itu berbalik menghadap Talita.
Talita seperti melihat dirinya di cermin, anak itu sangat-sangat mirip dirinya. Matanya, rambutnya, bibirnya semua mirip dengannya.
"Mukamu seperti aku, kamu siapa?" tanya Talita.
"Aku adalah kamu, kamu adalah aku." Anak itu tersenyum.
"Namaku Talita Falisha, boleh ku panggil kamu Falisha?" tanya Talita lagi.
"Kenapa Falisha?" tanya anak itu.
"Karena kamu adalah aku, dan aku adalah kamu." Kata Talita.
"Baiklah." Anak itu tertawa.
Mereka menghabiskan waktu bermain bersama.
"Talita, Talita, kamu dimana Nak?" panggil Rafi.
Tidak ada jawaban, Rafi masuk ke kamar Talita, ke dapur, ke pekarangan rumah, terakhir Rafi menuju lantai dua.
"Talita." Rafi membuka kamar di lantai dua, tenyata juga tidak menemukan Talita. Rafi berhenti di ujung lorong, ternyata tanpa Rafi ketahui sebelumnya ada kamar kecil di sana. Rafi masuk kedalamnya.
"Talita rupanya kamu di sini Nak. Rapi sekali kamar ini. Talita yang bersihin?" tanya Rafi.
"Iya Pa sama Falisha." Talita menunjuk ke arah Falisha.
"Siapa Falisha?" tanya Rafi dan pandangannya mengikuti telunjuk Talita.
"Sssstttttt." Falisha memberi isyarat untuk merahasiakan dirinya.
"Itu Pa boneka Talita." Kata Talita.
"Oh nama boneka ini Falisha ya, ayo Nak kita makan malam. Terus bobo ya. Besok pagi Talita sudah masuk sekolah." Rafi menggendong Talita.
Talita melambaikan tangannya kepada Falisha.
Talita mulai bersekolah di taman kanak-kanak. Hari ini hari pertemuan murid baru dan orang tua. Talita sudah bersiap, begitu juga Mama dan Papa. Mereka pagi-pagi sudah tiba di sekolah.
"Talita hari ini jangan nakal ya di sekolah. Papa yakin Talita hari ini punya banyak teman karena Talita anak yang baik." Rafi mengelus rambut Talita.
"Susu, bekal untuk makan semua Mama taruh di dalam tas ya sayang." Kata Alina.
"Mama Papa juga sekolah?" tanya Talita
"Mama dan Papa hari ini ada pertemuan di sekolah Talita." Jawab Rafi.
"Oh, kirain Mama Papa juga sekolah kayak Talita."
"Ayo sayang kita masuk kelas." Alina mengantar Talita ke kelas.
"Talita sekolah dulu ya, dah Mama dah Papa." Talita masuk kelas bersama teman-teman.
"Tak terasa Talita sudah besar ya sayang, kapan Talita dikasih Dede?" Rafi menggoda Alina.
"Hmmmm secepatnya." Alina malu-malu.
"Mas Rafi." Seorang wanita cantik memanggilnya.
Rafi dan Alina menoleh.
"Oh, Citra apa kabar?" tanya Rafi.
"Baik, ini siapa Mas?" Citra melihat orang di samping Rafi.
"Oh iya kenalin ini Istriku Alina, sayang kenalin ini Citra teman lama."
"Halo Mbak Citra." Alina menyapa.
Citra tidak membalas sapaan Alina. Citra mendekat dan ingin menggandeng tangan Rafi, Rafi yang bisa membaca situasi segera berpindah ke samping Alina.
"Ngomong-ngomong Anak kamu sekolah di sini?" tanya Rafi.
Citra yang merasa dicuekin menjawab seadanya, "iya".
"Ayo Mbak kita sama-sama ke ruang pertemuan." Ajak Alina.
"Tunggu sebentar, Mas Rafi aku ingin bicara." Kata Citra.
"Silakan bicara di sini." Rafi dengan wajah datarnya.
Citra menatap tajam ke arah Alina.
"Bang, aku masuk duluan biar kalian bisa bicara." Alina merasa kehadirannya tidak diharapkan Citra.
"Sayang, kamu tetap di sini bersamaku. Citra adalah mantan Istriku. Aku tidak mau ada gosip tentang diriku jika kau tinggalkan." Rafi menahan tangan Alina.
"Mas Rafi, maafkan aku, aku salah telah meninggalkanmu. Sekarang aku menyesal aku ingin kembali padamu." Tanpa menghiraukan perasaan Alina, Citra mencoba mendapatkan Rafi kembali.
"Maaf Citra, semua sudah berakhir. Biarlah kita menjalani kehidupan kita dengan pasangan kita masing-masing. Aku sudah bahagia dengan Alina dan Anak kami." Rafi semakin erat menggenggam tangan Alina.
"Maaf Alina, aku sangat mengenal Mas Rafi. Pasti di hatinya sekarang masih ada aku. Dan maaf jika kehadiranmu hanya sebagai pelarian." Citra dengan kepercayaan dirinya.
"Citra cukup, hentikan omong kosongmu. Percaya diri sekali kamu. Aku sangat bersyukur berpisah denganmu. Aku tau di matamu hanya ada uang, uang, dan uang. Dimana suamimu yang kaya itu? Apakah sekarang dia meninggalkanmu?" Rafi mulai terpancing emosi.
"Bang, sudah. Malu dilihat orang. Permisi Mbak Citra kami pulang duluan." Alina menarik pergi suaminya.
"Kurang ajar, Mas Rafi tidak mencintaiku lagi. Awas saja aku akan membawa pergi buah hatinya." Citra menuju ruangan kepala sekolah untuk mencari informasi Anak Rafi.
"Pagi Bu Sukma." Citra menyalami Kepala Sekolah.
"Pagi Bu Citra, terima kasih lo atas sumbangannya. Sudah kami belikan untuk keperluan kelas." Bu Sukma penuh semangat.
"Semoga sumbangan saya bermanfaat untuk sekolah ya Bu. Hmmm Ngomong-ngomong tadi saya ketemu Mas Rafi di depan." Citra mencoba mengorek informasi.
"Pak Rafi, kebetulan Anaknya sekolah di sini, satu kelas dengan Anak Bu Citra." Kata Bu Sukma.
"Oh kebetulan sekali. Siapa nama Anaknya Bu?" tanya Citra.
"Sebentar." Bu Sukma mengambil buku informasi murid baru.
"Namanya Talita Falisha, ini foto anaknya, cantik kan Bu."
"Sungguh cantik, Calista pasti senang berteman dengannya." Citra puas mendapatkan informasi.
"Mari saya antar ke kelas Anak Anda." Ajak Bu Sukma.
Mereka berada di kelas kelompok A.
"Selamat pagi Anak-anak." Sapa Bu Sukma.
"Selamat pagi Bu guru."
"Hari ini hari pertama kalian bersekolah, ini ada Bu Citra Mamahnya Calista. Beliau ingin memberikan sesuatu kepada kalian. Silakan Bu."
"Hallo semua, hari ini karena kalian anak yang rajin sekolah semua akan diberi hadiah. Dan ada satu hadiah tambahan. Orang yang Tante pilih akan mendapatkan hadiah main sepuasnya di taman bermain." Citra membagikan hadiah kepada seluruh Anak.
"Horeeee." Teriak Anak-anak.
"Orang yang beruntung adalahhhhhhhhhh...Anak yang pake kuncir Hello Kitty." Tunjuk Citra.
"Horeeeeee, mainnnnnn." Talita lompat-lompat kegirangan.
"Siapa namanya Anak cantik?" tanya Citra.
"Talita." Jawab Talita.
"Bu Sukma, bisa saya ajak sebentar Calista dan Talita." Citra minta ijin ke Kepala Sekolah.
"Baiklah Bu, jangan sampai lebih dari jam 9." Kata Bu Sukma.
"Terima kasih Bu Sukma. Ayo Talita dan Calista kita jalan-jalan." Citra berhasil menjalankan rencana tersembunyinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Queen
apa mungkinn kembarannya?
2023-11-21
1
milkchocho
wawwww
2023-09-09
2