Setelah pertemuan singkatnya dengan Alina dan Talita, Rafi bicara serius dengan Bu Janeeta.
"Maaf Bu, Rafi baru sekarang bisa mengunjungi Ibu." Rafi duduk di samping Bu Janeeta.
"Ibu paham situasimu Nak. Ngomong-ngomong bagaimana pendapatmu tentang Alina?" tanya Bu Janeeta.
"Alina di mata Rafi gadis cantik, hatinya begitu lembut dengan usia yang masih muda dan keterbatasan ekonomi dia mau mengasuh seorang bayi yang tidak tahu asal usulnya."
"Kalo dengan Talita, apa yang kamu rasakan Nak?"
"Entah mengapa Rafi merasa senang dekat Talita dan dia juga merasa tenang dengan Rafi." Mata Rafi berbinar.
"Semoga apa yang Ibu rasakan sama seperti perasaanmu Nak. Ibu tidak mau ikut campur dalam kisah cintamu. Karena kamu sudah punya pengalaman sebelumnya. Semua Ibu serahkan kepadamu." Bu Janeeta mengusap punggung anak satu-satunya.
"Bu, jika Rafi ingin melamar Alina apakah Ibu merestui? Dan apakah ini tidak terlalu cepat untuk Alina karena ini pertemuan pertama kami." Rafi harap-harap cemas.
"Bicaralah dengan Alina, ceritakan semuanya. Kita serahkan semua kepada takdir." Ujar Bu Janeeta.
Keesokan harinya, seperti biasa Alina menitipkan Talita kepada Bu Janeeta. Alina pergi belanja untuk keperluan dapur ke pasar.
Di depan sebuah toko bahan bangunan yang cukup besar di pasar itu, Alina dihadang oleh seorang pria berbadan kekar.
"Maaf, Tuan kami ingin bertemu." Pria itu mempersilakan Alina memasuki Toko.
Alina takut menolak, dengan berat hati dia memasuki toko bahan bangunan itu.
"Silakan duduk." Pria paruh baya yang dikenal dengan panggilan Bos Kardun kini duduk berhadapan dengan Alina.
"Ada apa Bos?" tanya Alina.
"Saya dengar kamu mempunyai seorang anak, pasti kamu kerepotan mengurusnya. Bagaimana kalo kamu menikah dengan saya. Segala keperluanmu akan terpenuhi, dan Anakmu akan terjamin masa depannya." Bos Kardun menatap dengan tatapan menggoda.
"Maaf Bos, nanti saya pikirkan." Alina berdiri ingin pulang.
"Mau kemana kamu?" Bos Kardun berdiri mendekati Alina.
"Saya mau pulang Bos, saya masih harus bekerja." Kata Alina menundukkan wajahnya.
"Makanya jadi istri saya saja, Kamu tidak perlu bekerja, hanya melayani saja kamu akan kaya." Bos Kardun semakin berani mendekatkan diri ke Alina. Tangannya ingin menyentuh dagu Alina.
"Maaf Bos, anak saya menunggu di rumah." Alina berusaha menghindar.
"Jika kamu tidak mau menikah dengan saya, serahkan saja anakmu, berapa uang yang kamu mau saya berikan. Asalkan anakmu untuk saya. Dia bisa membuat saya kaya raya." Bos Kardun semakin suka melihat Alina yang ketakutan.
"Permisi. Saya mencari calon istri saya." Terdengar suara Rafi.
Alina yang mendengar suara Rafi bergegas berlari sembunyi di belakang Rafi.
"Siapa calon istri kamu?" Bos Kardun melototkan mata.
"Dia, oh iya nanti saya kirim undangan pernikahan kami. Permisi." Rafi meraih tangan Alina dan meninggalkan toko itu.
Setelah jauh meninggalkan pasar Rafi melepaskan pegangannya.
"Maaf Alina, aku hanya ingin menyelamatkanmu." Kata Rafi.
"Iya, makasih. Kenapa Bang Rafi bisa menemukanku di sana?" tanya Alina.
"Talita menangis dan memanggil Mama Mama. Ibu menyuruhku menyusulmu, dan kebetulan aku melihatmu di toko itu." Jawab Rafi.
"Mari Bang kita pulang, kasian Talita."
"Alina, ada yang ingin aku omongin." Rafi menahan degup di dadanya.
"Apa Bang?" Alina menatap Rafi.
"Aku ingin melamar kamu? Maaf jika ini mengejutkanmu."
Alina terkejut tangannya lemas tak terasa belanjaannya terjatuh. Rafi segera memungut belanjaan Alina yang berhamburan di tanah.
"Maaf Bang Rafi, maaf." Alina tersadar kembali.
"Tidak apa, ini pasti mengagetkanmu. Aku ingin melindungimu dan juga Talita. Kalian berdua sangat lah istimewa."
"Bang Rafi, apa karena kasian ingin melindungi kami?" tanya Alina.
"Jujur, aku sangat sayang terhadap Talita, dan denganmu aku merasakan kenyamanan. Dan perlu kamu ketahui aku sebelumnya pernah menikah, perkawinan kami hancur karena mantan istriku lebih mementingkan karir dari pada rumah tangga kami. Dan dia lebih memilih pria yang lebih kaya dariku yang bisa memuluskan jalannya untuk menaiki posisi karier yang lebih tinggi. Kami sudah berpisah satu tahun yang lalu. Setelah melihatmu kemarin entah kenapa ada sesuatu dalam hati ini. Pikirkan lah, aku tidak mau memaksakan diri." Rafi berjalan mendahului.
Alina masih tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Setelah bertemu Talita banyak hal-hal yang baik didapatnya.
"Mam ma, Mam ma." Terdengar suara Talita.
Alina mencari beradaan Talita, "Talita, siapa yang membawamu ke sini?" Alina mengangkat Talita dan melihat ke kanan dan ke kiri kok bisa Talita berada di dalam kereta dorong bayi yang belum pernah Alina lihat sebelumnya.
"Pap pa, Pap pa." Panggil Talita
Rafi berbalik dan melihat ke arah Talita.
"Talita, kok kamu ada di sini?" Rafi mendekat.
"Bang, Talita sendirian di sini. Dan kereta bayi ini punya siapa?" tunjuk Alina.
"Mungkin ada yang mengajak Talita jalan-jalan. Sudah letakkan Talita dalam kereta. Kita pulang." Ajak Rafi.
Mereka tiba di rumah Bu Janeeta. Rafi memberikan keranjang belanjaan.
"Bu, siapa tadi yang ngajak Talita jalan-jalan?" tanya Rafi.
"Talita sejak tadi tidur itu di dalam ayunan." Bu Janeeta sambil mengeluarkan keranjang belanjaan.
"Tidur? Di ayunan?" tanya Rafi.
"Iya Nak. Hari ini Talita tidur nyenyak." Bu Janeeta mencuci sayuran.
"Alina, Alina." Panggil Rafi.
"Iya Bang?" Alina masuk dengan kereta bayi.
"Kata Ibu, Talita tidur dalam ayunan, trus yang dalam kereta siapa?"
Alina mengintip kereta, "Ini Talita Bang."
Rafi mendekati kereta dan melihat Talita terlelap dengan nyenyaknya.
Rafi menarik tangan Alina, "Ayo kita lihat yang di dalam ayunan."
Mereka sama-sama menuju ayunan bayi yang sedang mengayun pelan.
"Talita tidur Bang, trus yang di dalam kereta siapa?" tanya Alina menatap heran Rafi.
Rafi yang melihat Talita di dalam ayunan berbalik ke belakang dan kereta bayinya menghilang.
"Kereta bayinya hilang." Rafi shock.
Alina pun sama, mereka terduduk di depan ayunan Talita.
"Kalian kenapa?" Bu Janeeta melihat kepucatan di wajah mereka berdua.
"Talita ada dua Bu." Kata Rafi.
"Iya Bu, Talita ada dua." Ujar Alina.
"Kalian ini membuat Ibu khawatir. Ya sudah, mungkin Talita ingin kalian segera menjadi Mama dan Papanya. Coba kalian pikirkan lagi. Talita ingin kalian menjadi orang tuanya. Talita tidak mau berpisah dengan kalian berdua. Rafi apa kamu serius dengan Alina?" tanya Bu Janeeta.
"Rafi yakin dengan keputusan Rafi Bu, terserah Alina." Rafi penuh harap.
"Alina mungkin ini mengejutkan kamu Nak, coba lihat lagi Anak Ibu Rafi. Mungkin sekarang kamu tidak mempunyai perasaan terhadapnya. Tapi Ibu yakin Rafi tidak akan pernah menyakiti perasaan kamu Nak. Rafi orang yang bertanggung jawab. Ibu berani jamin." Bu Janeeta menepuk dadanya.
"Beri saya waktu Bu, Bang Rafi. menikah itu sekali seumur hidup. Saya ingin meyakinkan hati." Alina meminta pengertian.
"Hati tidak bisa dipaksakan. Cinta juga bisa tumbuh seiring waktu. Semua keputusan di tanganmu Alina. Jangan karena keterpaksaan kamu menerimaku. Aku ingin ketulusan." Rafi tersenyum tulus.
"Baiklah, akan saya pikirkan tawaran Ibu dan Bang Rafi." Ucap Alina.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Queen
Bukan setann kn?
2023-11-21
1
Queen
Thor, cowoknya to the poin semua ya 😄
2023-11-21
1