Kelelahaan

Nita yang di tnggal sendiri di tempat itu memilih untuk memasuki kamarnya karena ia sendiri sudah sangat kelelahaan dengan kegiatanya seharian ini apa lagi menunggu angkutan yang sangat lama.

Dengan menyimpan tasnya di atas meja belajarnya, Nita merebahkan sejenak tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya dengan sesekali memejamkan matanya.

Belum beberapa menit beristirahat, nama Nita sudah di panggil dan orang itu langsung membuka pintu kamar dan memasuki kamarnya tanpa izin darinya, benar benar hal menjengkelkan namun sangat sering di dapatnya.

"Bu, lain kali kalo masuk permisi dulu!" ucap Nita yang merasa risih dengan orang itu sembari beranjak dari posisinya dan menghampiri wanita yang memasuki kamarnya itu.

"Siapa kamu mengatur saya?" ketus ibu itu dengan melempar tumpukan kain yang di bawanya di atas kasur Nita.

Nita sempat menelan ludahnya melihat jumlah baju yang sangat banyak jumlahnya dan dia sudah dapat menebak kalau orang itu pasti akan menyuruhnya untuk mencuci pakaian pakaian itu.

"Kamu ngertikan!" ucap wanita itu dengan wajah judesnya dan dengan menaikan kedua alisnya.

"Nita ngerti kok Bu!"

"Baguslah!"

Dengan gaya angkuhnya wanita paruh baya itu keluar dari kamar Nita tampa menutup kembali pintunya dan Nita melirikan pandanganya pada jam dinding yang ada di kamarnya dan menunjukan pukul 03.09 dengan segera Nita kembali mengumpulkan tumpukan baju itu dan membawanya kedalam kamar mandi yang ada di kamarnya.

Selesai merendam pakaian pakaian kotor itu, Nita segera menganti pakaian sekolahnya dengan baju harianya. Sebenarnya tubuh gadis itu masih terasa sangat lelah namun ia juga harus menyiapkan seluruh pekerjaan yang ada di rumahnya jika tidak ingin mendapat amuk dari ibunya itu apalagi saat ini pembantunya sedang pulang kampung untuk melihat anaknya yang sedang sakit dan semua tugas rumah di alihkan padanya tampa ada yang membantunya.

Sembari menunggu rendaman pakaian itu, Nita pergi ke dapur untuk mencuci piring dan sudah tidak heran lagi baginya saat melihat kondisi dapurnya yang sangat berantakan, letak piring kotor tidak lagi pada tempatnya.

Nita mulai memunguti setiap gelas, sendok, piring dan peralatan lainya yang berserakan itu dan siap untuk mencucinya.

Nita juga merapikan dapur, ruang tengah, ruang keluarga dan ruang santai di dalam rumahnya.

Selesai dalam merapikan setiap ruangan Nita kembali masuk ke dalam kamarnya untuk melanjutkan cucianya, Nita sengaja tidak membawa cucian itu tempat pencucian pakaian karena tubuhnya yang masih sangat lelah dan fikiranya yang masih belum stabil.

Nita menutup pintu kamarnya dan menguncinya agar tak seorang pun yang bisa memasuki kamarnya tampa izin darinya. Nita memberanikan diri untuk mencuci pakaian itu dengan mesin cuci yang ada di kamarnya karena jika ia mencucinya di tempat pencucian kain pasti ibunya itu dengan keras melarangnya mengunakan mesin cuci sedangkan ia masih sangat lelah.

Sembari menunggu mesin cuci itu bekerja, Nita juga merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya.

Karena rasa lelah yang di alaminya, Nita justru tertidur dengan pulas. hingga ada sesuatu yang terasa gatal di bagian tubuhnya dan ia baru tersadar dengan hal itu dan akhirnya terbangun.

Mata Nita langsung mencari keberadaan jam dan melihat jam menunjukan pukul 18.06, ini sudah sangat sore bahkan ia belum memasak apa pun untuk nanti malam pasti nanti ibunya akan memarahinya habis habisan apalagi jika tahu pakaianya belum selesai di kerjakannya, bagaimana jika ibunya tahu pakaian itu dicuci mengunakan mesin cuci?.

Sudah, Nita tidak mau memikirkan itu. Nita segera berlari menuju dapurnya dan memakai celemek masaknya, memotong sayur sayur dengan begitu cepat dan bumbu yang sedang disiapkaanya.

Auhhhhhhh.

Nita meringis kesakitan tiba tiba saja dari arah belakang ada seseorang yang menjambak rambutnya dengan kuat saat ia sedang memotong ayam, hampir saja pisau yang di pegangnya mengenai tanganya.

Nita mengarah pada orang itu dan betul saja sudah ada Sasa dan ibunya yang berdiri di belakangnya dan orang yang menjambaknya adalah ibunya.

"Sudah jam berapa ini kamu baru mau masak?" tanya Ratna dengan kedua mata melotot mengarah pada anak perempuan yang ada di hadapanya.

"Ma..maaaf Bu tadi Nita kelupaan!" ucap Nita penuh ketakutan dengan menundukan kepalanya dengan ucapan terbata bata.

"Sudah kamu cuci pakaian ibu tadi?" tanyanya lagi.

"Sudah bu, tinggal besok mengeringkanya!"

Terpaksa Nita berbohong jika tidak, maka ia sendiri yang akan terkena amuk wanita yang berstatus ibu tirinya itu.

"Sekali lagi kamu seperti ini maka siap siap kamu akan menerima hukuman dari ibu" ucap Ratna dengan berjalan di depan Nita dan menginjak kaki anaknya dengan sengaja mengunakan hils yang di gunakanya.

Air mata Nita menetes begitu saja, perlakuan ibunya, padanya sungguh keterlaluan bahkan sikap adil padanya sudah tidak ada, semua tertuju pada Sasa begitu pula pada ayahnya, semua hanya memperlakukan dan mempercayai Sasa dari pada dirinya.

"Makanya kalo kerja itu yang bener!" ucap Sasa dengan sinis dan mengikuti langkah ibunya yang berjalan menuju kulkas untuk mengambil beberapa buah buahan kemudian pergi meninggalkan Nita tanpa membantunya.

"Aku harus kuat!" ucap Nita pada dirinya sembari mengusap air mata yang sempat membasahi wajahnya.

Setelah semua masakanya selesai, Nita segera menghidangkanya di meja makan setelah itu ia juga kembali berlari menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.

Nita mandi dengan terburu buru dan memberi seusap bedak di wajahnya dan sedikit lipbalm untuk memberi warna segar pada bibirnya. Ia takut jika terlewat momen makan malam bersama keluarganya, ayahnya bisa marah besar padanya.

Dengan mengunakan kaos berwarna biru dan celana selutut berwarna hitam, Nita berlari menuju meja makan namun betapa terkejutnya ia saat melihat seluruh anggota keluarga telah selesai dengan kegiatan makanya tanpa menunggu atau mencarinya dahulu.

"Anak itu benar benar keterlaluan selalu saja mencari masalah di rumah ini!" ucap Hendra dengan geram.

"Maklumlah Yah, dia mungkin lelah dari sekolah dan mungkin tadi ketiduran!" ucap Ratna seolah olah membenarkan Nita pada ayahnya, wanita itu bersikap seperti itu bukan karena agar ayahnya tidak memarahi Nita tetapi justru agar di cap baik oleh suaminya.

"Iya Yah, Lagian ngkpp kok aku yang ngerjain semua pekerjaan rumah tadikan kak Nita pulangnya agak telat jadi wajarlah Yah!" bela Sasa pula yang memasang wajah duanya.

"Jadi tadi kamu yang beresin seluruh isi rumah ini dan masak makanan ini? ngapain saja Nita?" ucap Ayah yang semakin geram.

"Nita tadi kelelahaan Yah!" ucap Ratna lagi.

"Anak itu sudah benar benar keterlaluan!"

Nita yang sudah berada di pengujung anak tangga yang ada di dalam rumahnya mengaksikan dengan jelas drama yang di buat oleh Ibu dan adiknya itu. perih rasanya di perlakukan tidak baik oleh anggota keluarganya sendiri namun, ia masih tidak bisa berbuat apa apa selain diam dan menerima hukuman yang di berikan padanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!