Seperti biasa kini Nita berada di halte bis untuk menunggu angkutan umum yang akan mengantarnya pulang. Siang ini udara terasa begitu panas yang menusuk kedalam ubun ubunya di tambah ia juga harus menunggunya seorang diri.
"Lama banget!" keluh Nita sembari mengusap keningnya yang sudah dibasahi oleh keringat.
Setelah beberapa lama menunggu Nita akhirnya memutuskan untuk mendudukan bokongnya di kursi yang ada di tempat itu dan memainkan ponselnya untuk membuang rasa jenuh yang tengah melandanya karena terlalu lama menunggu.
Beberapa notfikasi mulai bermasukan kedalam handphonenya karena sejak tadi ia baru membuka hondphonenya dan salah satunya ia juga harus membaca pesan singkat yang dikirimkan ayahnya padanya.
"Bawa Refan kerumah!"
Singkat namun penuh makna yang mampu menyayat hati Nita, bagaimana caranya untuk mengajak Refan kerumahnya sedangkan ia sendiri tidak akrab dengan pria itu. Apa yang akan lelaki itu katakan padanya.
Nita menghembuskan nafasnya gusar. Perasaanya benar benar sudah tidak karuan, ayahnya ini benar benar menambah pekerjaanya. Apa yang harus di lakukanya untuk mengajak Refan berkunjung kerumahnya dan apa yang harus di katakanya nanti saat ayahnya sudah mengatakan kalau Refan harus menikahi dirinya.
Tampak dengan jelas raut wajah panik dari gadis itu, berulang kali ia mondar mandir kesana kemari hanya untuk menemukan sebuah ide. Hingga pada akhirnya Nita berusaha untuk memberanikan diri mengambil kontak Refan dari grup kelas dan menghubungi Refan saat itu juga.
Karena menurutnya chat akan membutuhkan waktu yag cukup lama maka Nita memilih untuk menelpon lelaki itu dan meminta pria itu secepat mungkin datang menghampiri ayahnya.
"Ini siapa?" tanya Refan.
Posisi Refan saat ini sudah berada di dalam rumah dan tengah berada di dalam ruang keluarga yang biasa di jadikan tempat berkumpul oleh anggota keluarga lainya dengan di temanin makanan ringan yang ada di tanganya dan sebuah tayangan televisi yang menambah kenikmatan anak muda itu.
"Nih aku Nita!" ucap Nita sedikit gugup.
"Apa tuh?" tanya Refan dengan santai.
"Sasa ingin bicara denganmu,"
"Apa?"
Dengan spontan pria itu langsung berdiri dari sofa yang di dudukinya dan dengan semangat ia mendengarkan setiap ucapan Nita.
Refan memanglah lelaki bandal bahkan yang di kenal banyak orang adalah pria bej*t, Namun ia tetaplah seorang manusia yang membutuhkan cinta dari lawan jenisnya tetapi meski pun begitu Refan adalah tipe lelaki yang sangat sulit untuk membuka hati kepada siapa pun dan ketika ia sudah menemukan pujaan hatinya maka ia akan terus memperjuangkan wanita itu sekali pun wanita itu sudah memiliki kekasih.
Namun Refan juga tidak pernah merebut siapa pun dari lelaki mana pun karena ketika ia menyukai seseorang apa pun ia lakukan untuk membahagiaan orang itu meski pun luka yang akan di gendongnya.
Dan gilanya Refan ketika menyukai wanita yang sudah memiliki pasangan ia tidak akan merebut wanita itu dari lelakinya namun ia akan selalu ada untuk gadis yang di cintainya itu dan untuk memberikan saran pada hubungan wanita itu karena baginya cinta bukanlah perihal memiliki tetapi cinta adalah ketika kita mampu membuat orang yang kita sayangi bahagia walau pun duka baginya.
"Baiklah jika kamu menolaknya!" ujar Nita yang sempat berfikir kalau rencananya akan sia sia belaka.
"Tentu dengan senang hati aku menerimanya!" ujar Refan dengan sangat bahagia.
"Jika memang betul ucapanmu, datanglah kerumah dan temui ayahku, di sana juga sudah ada Sasa yang menunggumu!" bohong Nita.
"Ayah mu?"
"Iya,"
"Bukanya ayahmu sangat membenci papaku?"
"Sudahlah datang dan temui ia hanya ingin melihat keseriusan mu!"
"Benarkah ucapan mu ini?"
"Apakah aku pernah berbohong?"
"Baiklah aku akan segera datang kerumah mu dan menemui mertua ku!"
Dengan penuh antusias dan semangat yang penuh. Refan segera menganti pakaianya dengan pakaian yang lebih rapi dan menyemprotkan tubuhnya dengan parfum, selesai itu Refan segera berjalan menuju garasi motornya dan mengenderainya menuju rumah Nita.
Sedangkan Nita ia masih binggung harus pulang naik kendaraan apa karena sejak tadi tidak ada satu angkutan umum yang lewat.
Dan betul saja ucapan Nita tadi sesampainya Refan di dalam rumah besar milik keluarga Nita, ia sudah mendapati Sasa yang masih terduduk di teras rumah dengan celana pendek sepaha, lengan yang hanya menutup separuh dari tanganya itu dan tangan yang di sibukan memainkan ponselnya.
"Hai Sa!" sapa Refan pada Sasa. Sasa justru menatapnya dengan jijik padahal jarang sekali Refan bersikap sopan dan manis pada orang lain kecuali kepada orang tuanya.
"Kamu ingin bicara dengan ku?" tanya Refan dengan lembut.
Sasa menghembus nafasnya pelan dan menatap Refan dengan malas, Ia memperhatikan seluruh penampilan lelaki itu mulai dari atas hingga bawah, terlihat perfect dan sangat rapi, jika saja ada wanita yang baru mengenalnya dan tidak mengetahui sifat asli lelaki ini tentu akan langsung menaruh hati pada Refan, tapi tidak halnya dengan Sasa.
Sasa menatapnya dengan ketidaktertarikan sedikit pun, ia bangkit dari kursi santai yang di dudukinya dan hendak meninggalkan Refan tanpa meninggalkan sepenggal kata.
"Sa, aku kesini disuruh Nita katanya ada yang ingin ayah bicarakan padaku?" ucap Refan sebelum Sasa meninggalkan lebih jauh lagi. Mendengar ucapan Refan, Sasa segera menghentikan langkahnya dan kembali menghampiri pria itu.
"Ternyata Nita juga cerdik, ia melibatkan ku di permasalahanya dengan ayah tapi tidak masalah aku akan membantu masalahmu Nit!" gumam Sasa dengan senyum licik dibibirnya.
"Apakah kamu mencintaiku?" tanya Sasa berusaha bersikap manis pada Refan.
"Tentu dan aku yakin kamu sudah tau itu sejak lama namun kamu selalu saja menolak ku!"
"Kamu ingin aku menerimamu?" tanya Sasa dengan nada mengoda.
"Tentu, Apa itu pasti akan ku lakukan?"
"Yakin kamu akan melakukanya untuk ku?" tanya Sasa lagi yang kini sudah melipat kedua tanganya dan di letakanya di bagian dadanya.
"Yakin dan aku akan melakukan apa pun untukmu!"
"Aku ingin kamu menikahi Nita, kakak ku!"
"Hah? gila kamu mana mungkin aku menikahi kakak dari gadis yang aku sayangi!"
"Apa kamu tidak ingin aku di cemoh dan dihina orang lain?" tanya Sasa yang kini memasang eajah sendunya.
"Apa hubunganya jika aku menikah dengan kakak mu dan kamu akan di cemoh?" binggung Refan.
"Kak Nita sudah mengandung sejak empat minggu yang lalu bagaimana jika orang orang mengetahui hal itu tentu ayah dan aku akan sangat di pojokan, bukan? Apakah kamu tega melihat hal itu terjadi padaku?"
"Tetapi setahuku Nita itu anak baik, mana mungkin dia melakukan hal menjijikan itu!"
"Zaman sekarang wajah adalah topeng untuk memanipulasi orang lain"
"Ayah belum mengetahui hal ini dan aku harap kamu mengaku pada ayah bahwa kamu adalah palaku dari kejadian ini!"
"Bagaimana aku akan mengakui sesuatu yang bukan karena aku?" ujar Refan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments