BAB 5

"Ada apa Sasa, kenapa menangis." tanya Aru penuh perhatian.

"Gak pa-pa, makasih sudah datang tepat waktu." jawab Sasa masih menangis.

"Gunakan ini." Aru memberikan tissue pada Sasa.

Dalam perjalanan, Aru membiarkan Sasa menangis.Mungkin masalahnya cukup berat, jadi membuatnya tidak tahan lagi.

Dan sesampainya dirumah....

"Kamu mau aku masuk kedalam?" tanya Aru.

"Gak perlu Aru,aku pengen sendirian." jawab Sasa.

"Oke kalau begitu aku jalan dulu ya." pamit Aru melajukan mobilnya.

Sasa masuk kedalam saat mobil yang dikemudikan Aru berlalu.Menghilang tak tampak lagi.

Merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya.

Di taruhlah tas selempangnya di nakas samping ranjang.

Mencari keberadaan ponselnya.

Sasa : Nana maafin aku,aku gak bermaksud

melukai perasaan kamu.

Sasa mengirim sebuah pesan kepada sahabatnya, Nana.

Tapi sudah lima menit sepertinya tidak ada balasan dari Nana.

Sasa : Aku harap kamu bisa percaya sama

aku.Tidak mungkin juga aku dengan

Dimas.

Sasa masih mengiriminya pesan. tapi sayang nihil.

****

Hari minggu ini,Sasa sudah mulai kerja part time lagi. Cuti yang diajukan sudah berakhir.

Dan hari ini juga Papinya Aru pulang dari rumah sakit. Semalam Aru memberitahunya, tapi Sasa tidak bisa ikut menjemputnya.

"Kamu benar tidak bisa ijin sebentar." tanya Aru dari ujung telepon.

"Gak bisa Aru, maaf.Aku udah cuti lama." jawab Sasa terdengar lirih di ponsel Aru.

"Nanti kalau papi aku nanyain kamu gimana?" ujar Aru lagi.

"Bilang aja apa adanya,kalau aku kerja di coffeeshop." kata Sasa berharap keluarga Aru tidak menyukai Sasa yang hidup sederhana.

***

Saat dirumah sakit,benar saja Sasa lah yang pertama ditanyakan pada Aru.

"Sasa mana? kenapa gak jemput papi." tanya papi pada Aru.

"Kerja pih,gak bisa kesini." jawab Aru singkat.

"Kerja?dimana, jangan bohong kamu." ujar Papi lagi.

"Di coffeeshop, dekat dengan kampusnya."

"Bawa papi kesana sekarang." suruh nya.

"Pih,Sasa sedang bekerja pih.Gak enak nanti menganggu." kata Aru.

"Siapa yang mau menggangu Sasa,papi cuma mau lihat wajahnya aja." senyum pada Aru.

"..... " Aru hanya diam dan membawa Papi nya menuju coffeeshop tempat Sasa bekerja.

Sesampainya disana,Aru langsung memesan empat gelas coffee dingin.

Matanya terus mengawasi seisi ruangan.Tapi yang dicari tidak ada.

"Mbak...!!!" panggil Aru pada pelayan yang berada didepan pintu.

"Mbak,saya mau tanya.Kok saya gak melihat Sasa ya?" tanya Aru pada pelayan itu.

"Sasa sedang istirahat pak.Sebentar lagi juga sampai,dia sedang beli makanan." jelas si pelayan.

"Sasa lagi istirahat Pih.kita pulang aja atau gimana." tanya Aru pada Papinya.

"Tunggu aja sebentar."

Dan, Sasa pun pulang dari istirahatnya.

"Sasa, meja nomer 9 itu nyariin kamu." kata si pelayan tadi.Menunjuk meja dipojok ruangan.

Hah....Sasa kaget setengah mati melihat Aru dan keluarganya.

Dengan ragu,Sasa berjalan pelan kearah meja itu.

"Selamat sore om,tante." sapa Sasa.

"Sore Sasa sayang,jadi kamu kerja disini." tanya Papi nya Aru.

"Iya om....Sasa kerja part time disini." jelas Sasa.

"Sini duduk dulu,Om kangen sama kamu." ucap Papi Aru menyuruh Sasa duduk.

"Terima kasih om,Sasa berdiri aja.Gak enak sama yang lain." kata Sasa risih..

"Pulang kerja jam berapa kamu Sa?" tanya Mami Aru.

"Sebentar lagi tante,jam 5 nanti." ucap Sasa menunjuk kearah jam dinding.

"Setengah jam lagi dong,kalau begitu kita tunggu aja Pih." ucap Maminya pada si Papi.

"Bener juga si Mami ini." kata Papi senyum.

"What!!! mereka mau nungguin aku.Haduh kacau ini mah." gerutu Sasa dalam hati.

"Kamu gak ada acara kan pulang dari kerja." tanya Papi sama Sasa.

"Gak ada om." jawab Sasa singkat jelas dan padat.

Benar saja mereka semua menunggu Sasa selesai kerja.

Tidak lama, cuma setengah jam mereka menunggunya.

Dan, Akhirnya Sasa selesai juga.Bergegas Sasa mengganti pakainnya.Sudah merasa gak enak sama karyawan yang lain.

****

Sesampainya didepan rumah Aru.Sasa terkejut melihatnya.Ini bukan rumah melainkan istana.

Sasa merasa minder dan malu.Tidak mungkin keluarganya menerima Sasa kalau tahu keadaan Sasa.

Untung hanya pacaran bohongan, bukan beneran.

Seorang laki-laki dengan badan tegap, tinggi dan besar memakai baju serba hitam.Membukakan pintu gerbang. Mungkin bodyguard kali.

"Masuk sayang." ajak mami nya Aru.

"Terima kasih tante." Sasa sedikit gemetar saat masuk kedalam.

Bagaimana tidak,rumah mewah dengan segala orname maupun furniture yang mahal.

"Aru anter Papi ke kamar." kata Maminya.

"Oke.Titip Sasa mih, jangan gangguin dia kamu Ayumi." tunjuk Aru pada adiknya.

"Tenang aja kak,paling aku interogasi doang." kata adiknya.

Aru memapah lengan Papinya, merebahkan nya diranjang.

"Pih,ada yang mau Aru omongin." ucap Aru serius.

"Ada apa Aru." kata Papinya.

"Jangan berharap terlalu banyak pada Sasa.Nanti Papi kecewa." ucap Aru masih dengan wajahnya yang serius.

"Maksud kamu apa sih, Papi gak ngerti." Papi masih penasaran.

"Sebenarnya Sasa bukan pacar Aru pih,Aru yang minta tolong sama dia buat pura-pura jadi pacar Aru." Aru menjelaskan semuanya.

"Apa kamu bilang,Papi itu sudah senang, sudah menyukai Sasa."

"Apa kamu tidak menyukai Sasa.?" tanya Papinya pada Aru.

"Aru menyukainya pih, tapi Aru tidak yakin dengan perasaan Sasa." jelas Aru.

"Menurut Papi Sasa juga menyukai kamu.Sudah biar berjalan apa adanya.Kamu tinggal mengikuti arusnya saja. Pokoknya Papi mau kamu menikah dengan Sasa." perintah Papinya serius.

"Tapi apa Papi mau Terima kalau Sasa dari keluarga biasa-biasa saja.Bahkan ibunya seorang penjual kue." jelas Aru takut Papinya kecewa.

"Apa menurut kamu Papi orang yang matrelialistis.Selalu memandang rendah orang lain? Ingat Aru, Papi mu ini dulu juga seorang tukang barang loakan." jelas papinya.

"Jadi seandainya Aru benar-benar minta Sasa jadi pendamping Aru.Papi setuju?" tanya Aru senang.

"Jelas setuju dong,Papi bisa lihat ketulusan Sasa.Dan yang papi lihat, dia tidak melihat kamu dari kekayaan mu." ucap papinya.

"Tapi papi bantu Aru mendapatkan Sasa, oke pih." rayu Aru.

"Siap pak bos." ledek papinya gembira.

Sedang asyik ngobrol, Mami datang.Diikuti Ayumi dan Sasa dari belakang punggung mami.

"Hayo... ada apa ini.Kalian ketawa-ketawa berdua." tanya Maminya.

"Ada deh mih,rahasia laki-laki." ucap Aru.

"Eh,Sasa sini duduk disamping Aru." menunjuk Aru yang berada di sofa depan ranjang.

"Jadi kapan nih om dan tante bisa main kerumah Sasa." lanjut papinya.

Sekilas Sasa menelan salivanya.Tidak percaya apa yang barusan didengarnya.

"Maksud om,om mau ketemu keluarga Sasa.Mau melamar Sasa tepatnya." kata Maminya menjelaskan kalimat yang diutarakan suaminya.

Dan.... jleb.!!!! hampir aja jantung Sasa copot mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Tutun Imam

Tutun Imam

yess gitu dong jgn selalu merendahkan orang yg hidup sederhana yg penting tulus jujur baik akhlak nya

2022-02-02

0

Ted Tuakora

Ted Tuakora

suka thor,,,,,,orang tuanya aeu kaya raya tapi tidak memandang status sosial

2021-04-21

0

A.0122

A.0122

hahaha dr drama keterusan sampai nyata

2021-02-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!