BAB 4

Perempuan yang agak tua tadi menaiki tangga dirumah Rei.

Sebelumnya sudah menyuruh Aru duduk.

Tok... tok... tok...

"Ada apa Bi Umi." Rei membuka pintu kamarnya.

"Ada yang mencari non." jawab Bi Umi.

"Siapa Bi...?" tanya Rei.

"Aduh!!! Bibi lupa nanya namanya.Cowok ganteng non." ucap Bi Umi senyum-senyum.

"Oh, sebentar lagi Rei turun.Bibi kasih minum aja dulu."

"Baik non."

Tak lama kemudian, Rei turun dan menemui Aru.

Sungguh kaget dan tidak percaya.Seorang Aru datang ke rumahnya.

"Hai... maaf ganggu.Aku mau jemput Sasa." sapa Aru pada Rei.

"Sasa!!oh... sebentar aku panggilkan.Sasa... Sasa.... Sasa!!! " teriak Rei kencang sekali.

Sasa pun turun dan kaget juga. Hatinya bertanya-tanya, kenapa nih cowok bisa nyasar kemari.

"Sasa, papi udah siuman.Dia mau ketemu sama kamu." kata Aru.

"Ketemu aku Aru?" Sasa balik nanya tidak percaya.

"Iya, jadi bisakah aku membawamu kesana." tanya Aru lagi.

"Aku baru aja sampai Aru,masa pergi lagi." jawab Sasa penuh dengan sesal.

"Gak apa-apa Sasa... mending kamu tengok in dulu calon mertua mu." Rei ketawa meledek nya.

Dengan lemas Sasa menuruti permintaan Aru untuk pergi ke rumah sakit.

****

Di rumah sakit,Papi, mami, dan juga Ayumi sudah menunggu kedatangan Sasa.

Kreeeit... Pintu bangsal dibuka Aru.

"Pih.... Ini yang Aru mau kenalin sama papi." kata Aru menggandeng tangan Sasa.

.

"Siang om, tante." sapa Sasa manis suaranya didengar.

"Siang juga menantu om... " papi Aru senang melihat Sasa.

"Bagaimana kabar om,apa sudah membaik semuanya om." tanya Sasa. Berhati-hati dalam berbicara.

"Ya beginilah, mungkin karna om sudah tua jadi gampang sakit." jawab papi Aru.

"Pih, sudah makan belum?" tanya Aru perhatian.

"Aru,papi mu ini sudah tua.kapan kamu mau menikah dan meneruskan perusahaan papi." tanya Papi.

"Papi ngomong apaan sih." jawab Aru

"Lho, sekarang kamu sudah bawa menantu papi. Mau nunggu apa lagi, kelamaan pacaran nanti bisa bosan." keluh Papi.

Uhuk... uhuk...

Tiba-tiba Sasa tersedak ketika papi Aru menyuruh nya cepat menikah.

"Oh Tuhan.... apa yang mereka pikirkan.Bagaimana jika mereka tahu kalau aku ini bukan pacar beneran." kata hati Sasa berbicara sendiri.

"Papi sabar aja,nanti juga kalau sudah waktunya Aru menikah.Benar gak Sa?" Aru bertanya pada Sasa.

"Em... iya bener om, karna menikah itu seumur hidup om jadi menurut Sasa kita mesti merencanakan nya dengan matang." jelas Sasa asal bicara.

"Apa kamu gak percaya sama anak om?" tanya nya lagi.

"Bukan begitu om... maksud Sasa adalah... " belum selesai berbicara,Aru menghentikannya.

"Sudah-sudah gak usah dibahas lagi.Aru yang mau menikah kenapa Papi yang repot sih." kata Aru.

"kenapa gak ngomong dari tadi sih nih cowok." gerutu Sasa dalam hati.

Hari sudah sore,cukup lama juga Sasa berada di rumah sakit.

Mengobrol dengan keluarga Aru.Seperti benar-benar pacar sungguhan.

"Sasa,sudah sore ayok aku anter pulang." ajak Aru.

Sasa beranjak dari duduknya.Dan berpamitan pada keluarga Aru.

"Kak Sasa,Ayumi boleh minta nomer handphone kakak gak?" tanya Ayumi.

"Boleh dong.." jawab Sasa sembari memberikan nomernya.

"Makasih kak,lain waktu Ayumi ajak jalan mau ya?" lanjut Ayumi.

Sasa hanya memberikan kode tangannya yang berarti Oke.

Sesampainya dirumah.

"Makasih Sasa, sudah jenguk papi." ucap Aru.

"Gak apa-apa,lagian aku juga senang kok." jawab Sasa.

"Sasa, boleh aku minta nomer kamu juga." tanya Aru lagi.

Tanpa menolaknya, Sasa memberikan nomernya. Mereka bertukar nomer ponsel.

"Ya sudah kalau begitu,aku pulang dulu ya.Mau lanjut ke rumah sakit." pamit Aru.

Sasa menganggukkan kepalanya.

Melanjutkan....

Masuk kamar merebahkan tubuhnya diatas ranjang nya.Lelah, kata pertama yang terucap dari mulutnya.

"Keluarga nya sangat baik sama aku.Gimana perasaan mereka kalau semua terbongkar.pasti sangat kecewa." Sasa masih melamun.

"Huft... biarlah berjalan apa adanya.kalau pun harus tahu,gak apa-apa." Sasa bermonolog sendiri.

***

Hari sudah pagi,Sasa bangun dari tidurnya.Mengambil handuk menuju kamar mandi.

Setelah selesai mandi, Sasa keluar dari kamar dan sarapan.

"Dari mana kamu kemaren?" tanya mama nya.

"Rumah sakit mah...Papinya Aru dirawat disana." jawab Sasa.

"Sakit apa sayang.Apa perlu mama kesana menjenguknya." ujar mama.

"Gak perlu mah!" kata Sasa menekan suaranya.

"Kenapa memangnya." tanya mam lagi.

"Gak pa-pa mah,takut mengganggu aja." ucap Sasa.

"Pokoknya mama tetap mau jenguk papinya Aru.Gak enak dong Sa,masa orang tua pacar kamu sakit mama diam aja dirumah." Ujar mama.

"Sasa bilang gak usah mah." Sasa meninggalkan mama nya.berangkat kuliah.

****

Setibanya dikampus,Sasa mencari ketiga sahabatnya.

Pengen bercanda gurau.

"Pada kemana mereka,dikantin gak ada, perpustakaan gak ada juga." Sasa membatin.

Dari kejauhan terlihat sosok yang tak asing bagi Sasa.Yup,Dimas berjalan kearah Sasa.

"Hei Dim,kamu lihat anak-anak gak?" tanya Sasa.

"Sasa,aku mau nanya sama kamu." Dimas malah balik nanya.

"Apa kamu benar-benar menjalin hubungan dengan Aru?" tanyanya.

"Kenapa memangnya Dim," jawab Sasa.

"Kamu tahu kan dari dulu aku cuma menyukai kamu.kenapa kamu lebih memilih dia." ucap Dimas penuh makna.

"Dimas,kamu itu pacar dari sahabat aku.Dan gak mungkin buat aku menyakiti Nana." jelas Sasa.

"Aku bisa memutuskan hubunganku dengan Nana, kamu tahu itu kan."

"Gak semudah itu Dim." kata Sasa.

Dan saat itu juga Nana, Rei dan Amy mendengar pembicaraan mereka.

Sungguh sakit hati Nana mendengarnya.

"Kenapa kamu jadiin aku pacar kamu, Dim?" Tiba-tiba Nana menimpali mereka.

"Nana,dari kapan kamu disini." tanya Dimas yang kebingungan.

"Dari tadi,saat kamu bilang bisa memutuskan aku." ucap Nana marah.

"Nana,jangan salah paham dulu.kamu tahu kan kalau aku sudah punya Aru." Sasa mencoba menjelaskan permasalahannya.

"Nana, kamu tahu kan kalau aku cuma mau bikin Sasa cemburu." ujar Dimas.

"Maaf Dim,setahu aku kamu gak pernah bilang begitu.Kalau kamu suka sama Sasa, aku memang tahu.Tapi gak sangka kamu begitu..." kata Nana panjang lebar meninggalkan Sasa, dan yang lainnya.

"Nana!!! Nana!!!" teriak Rei berkali-kali tapi Nana tetap berlari.

"Kamu kenapa sih Sa,kenapa jadi begini." tanya Rei kesal.

"Maksud kamu apa Rei,aku gak ngapa-ngapain sama Dimas." jelas Sasa.

"Aku kejar Nana dulu." ucap Amy berlalu dari hadapan Sasa.

"Dan kamu Dimas,kamu sungguh tega." ujar Rei marah besar.

"Kamu lihat kan Dimas,ini semua gara-gara kamu tahu.!!" Sasa menekankan perkataannya.

Sasa sangat marah,diambilnya ponsel warna biru dari dalam tasnya.

Sasa:Jemput aku diseberang aula kampus sekarang.

Sasa mengirim sebuah pesan kepada Aru.

Terpopuler

Comments

Na Gi Rah

Na Gi Rah

salfok sama cover bebeb Jirayu🤗🤗🤗

2022-02-04

0

Siti Ashari

Siti Ashari

menarik

2020-08-16

0

Yhu Nitha

Yhu Nitha

aq hdir lagi

2020-08-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!