Sore hari saat Aru membawa Sasa pergi.tiba-tiba ponsel warna hitamnya bergetar dan berbunyi.
"Halo." jawab Aru setelah memakai headset di telinganya.
"Halo,Kak Aru ke rumah sakit sekarang." ucap seseorang dari ujung telepon.
"Papi kambuh lagi." tanya Aru khawatir.
"Iya kak, cepetan yah." lanjut si Penelepon.
Didalam mobil....
"Sasa maaf kali ini aku gak bisa traktir kamu... aku harus buru-buru ke rumah sakit." kata Aru.
"Ada apa Aru?" tanya Sasa penasaran.
"Papi aku kambuh lagi jantung nya. Oh iya, apa kamu mau ikut aku. Soalnya maaf aku gak bisa anter kamu pulang, ini sangat buru-buru." lanjut Aru.
"Oh, ya udah kita bareng-bareng aja kesana." ajak Sasa.
"Maaf ya, nanti setelah dari rumah sakit aku anter kamu."
"Iya gak apa-apa kok." jawab Sasa sambil senyum.
****
Setelah sampai dirumah sakit, Aru berjalan cepat melewati koridor rumah sakit.
Menggandeng tangan Sasa dengan erat.
"Gimana papi, Mih?" tanya Aru saat sampai didepan ruang ICU.
"Masih didalam sayang," jawab mami nya memandangi Sasa dengan teliti.
"Kita tunggu dokter aja,kalian duduk aja dulu." suruh mami masih memperhatikan Sasa.
"Ini siapa sayang?" lanjut mami bertanya pada Aru.
"Pacar Aru mih...." jawab Aru tanpa ragu-ragu.
Sasa hanya terdiam dan mengiyakan ucapan Aru.
Dia tidak mau membuat masalah saat keluarganya sedang sedih.
"Sore tante, Sasa." Sasa mengulurkan tangan menyalami mami dari Aru.
"Sasa, ini mami aku dan ini Ayumi adik aku." Aru memperkenalkan keluarganya.
Sambil menunggu dokter keluar dari ruangan ICU.Mami, Ayumi dan juga Sasa duduk bersebelahan.
Lain dengan Aru,raut muka nya kelihatan kacau.
Sudah hampir satu jam papinya didalam, tapi belum juga keluar.
Dan,,, dokter pun membuka pintu ruangan.
"Bagaimana papi saya dok." tanya Aru.
"Sudah tidak apa-apa.setelah ini saya akan memindahkan ke bangsal." jawab dokter yang menangani papi nya.
"Terima kasih banyak dokter." ucap Aru dan keluarganya.
Perawat pun memindahkan papi ke bangsal VIP.
Dilihatnya Sasa yang sudah kelelahan.
"Mih, Aru anter Sasa pulang dulu ya." ucap Aru pamit pada mami nya.
"Iya sayang,kelihatannya Sasa sudah sangat capek." kata mami Aru senyum menawan kepada Sasa.
"Sasa pamit tante." pamit Sasa memeluk erat mami Aru.
"Setelah om siuman,kamu bisa kan datang menjenguk nya." tanya mami nya.
"Sasa usahakan tante." jawab Sasa.
"Ayo,kita jalan dulu mih.Ayumi jaga mami sama papi ya." suruh Aru pada adik kesayangannya.
***
Sesampainya didepan pagar rumah Sasa.Aru menghentikan mobil nya.
Turun dan membukakan pintu untuk Sasa.
"Kok cowok itu malam-malam begini masih dirumah Sasa." batin Aru melihat ke arah jendela rumah Sasa.
"Sebaiknya kamu langsung ke rumah sakit aja." kata Sasa.
"Kenapa gak menyuruh aku mampir? " tanya Aru.
"Sudah malam gak enak sama tetangga."
"Terus kenapa didalam rumah kamu ada cowok." Aru menunjuk ke arah Jo.
Spontan Sasa ketawa terbahak-bahak.
"Kamu cemburu Aru,memangnya kita pacaran beneran." kata Sasa masih ketawa.
"Semua orang udah tahu kan kalau kamu pacar aku." balas Aru.
"Oke, kalau begitu ayo masuk.Aku kenalin sama keluarga aku." ajak Sasa, masih menahan tawanya.
Dan mereka berdua masuk kedalam rumah.
"Mah.... mah... " panggil Sasa saat membuka pintu warna coklat.
"Eh.Sa.... Sa.... " mama kaget melihat Aru.
"Mah, kenalin ini.... Aru." Sasa mengenalkan Aru pada mama.
"Aku mesti bilang kamu siapa nya aku?" tanya Sasa berbisik lembut ditelinga Aru.
"Selamat malam tante," Aru menyalami mama Sasa.
"Ini.... siapa.? " tanya mama masih tidak percaya Sasa membawa seorang cowok.
Karena yang datang kerumah hanya Dimas tidak ada yang lain.
"Siapa yah mah.... boleh lah mama sebut pacar Sasa." kata Sasa mencubit pinggang mama.
"Jo.... Jo... " teriak Sasa memanggil adiknya.
Oh Tuhan... betapa terkejutnya Aru melihat siapa yang keluar dari kamar.
"Aru kenalin ini adik kembar aku, namanya Jo. " Sasa mengenalkan adiknya.
"Ternyata adiknya." batin Aru sembari mengelus dada bidangnya.
Malam semakin larut, Aru berpamitan pulang pada Sasa dan keluarga nya.
Begitu juga dengan Sasa dan keluarganya. Masing-masing masuk kedalam kamarnya.
"Sepertinya aku terjebak, kenapa tiba-tiba aku punya pacar. Apa yang harus aku lakuin selanjutnya." Pikiran Sasa masih melayang-layang.
Matanya masih terjaga gak bisa tidur. Kehidupannya semakin rumit.
****
Dirumah sakit...
"Aru, papi dengar kemarin kamu bawa cewek kamu." tanya papi setelah tiga jam baru siuman.
"Siapa yang bilang,Aru belum punya cewek pih." jawab Aru.
"Lho yang kemarin kamu bawa, terus kamu bilang itu pacar kamu.Kemana?" tanya mami dengan suara yang meninggi.
"Iya, iya... namanya Sasa pih.Nanti Aru ajak kesini.Tapi kalau dia mau ya.." ucap Aru masih ragu kalau Sasa mau diajak kesini.
"Pasti mau lah, kak." timpal Ayumi dari balik pintu.
"Nyamber aja kamu." kata Aru menjitak dahi Ayumi.
"Kamu telepon aja sayang." saran mami.
"Mati aku, kenapa aku gak punya nomer dia." Aru berkata dalam hati.
"Ntar Aru jemput aja mih, takut ganggu. dia lagi kuliah." jawab Aru.Padahal dia gak punya nomer ponsel Sasa.
"Jemput sekarang aja sana." perintah papi nya.
"Papi sama mami kenapa sih, memangnya gak kangen sama Aru." jawab Aru merajuk.
"Oke, Oke. Sekarang Aru jemput Sasa biar papi sama mami seneng." Aru meninggalkan kamar yang bertuliskan VIP.
Setelah satu jam lebih Aru sampai dirumah Sasa.
Ragu-ragu apakah akan turun dari mobil apa tidak.
Secara mereka tidak sengaja berpacaran.Bisa dibilang keadaan lah yang saling menguntungkan.
Tok... tok... tok...
Setelah lama berpikir, akhirnya Aru memberanikan diri.
"Siang tante... Sasa ada." tanya Aru sopan.
"Sasa belum pulang kuliah Aru.Biasanya sih jam segini sudah dirumah." jawab mamanya.
"Apa mungkin dia langsung bekerja tante." kata Aru mengira-ira.
"Gak lah nak Aru,tiga hari kedepan Sasa cuti." jelas mama nya.
"Sebentar tante telepon Nana atau temennya yang lain." mama Sasa mencari nama Nana dikontak ponselnya.
"Halo, Nana.ini tante apa Sasa sama kamu." tanya mamanya.
"Ada tante, kita lagi ngumpul nih dirumah Rei." jawab Nana dari ujung telepon.
"Oh... ya sudah kalau begitu." mama Sasa menutup ponselnya.
"Nak Aru langsung aja kerumah Rei. ini alamatnya." Mama Sasa memberikan secarik kertas bertuliskan alamat rumah.
"Terima kasih tante.Mari Aru jalan dulu." pamit Aru.
Dalam perjalanan,Aru masih ragu.Bagaimana kalau Sasa marah.
Akhirnya sampai juga setelah menempuh jarak kira-kira 5km.
Ting.... tong....
Aru menekan bel didepan pagar rumah besar berwarna hijau.
Seseorang dari dalam membukakan pintu pagar.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang perempuan tua.
"Saya mau bertemu Rei." jawab Aru.
"Mari masuk." kata perempuan tadi mempersilahkan Aru kedalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Tutun Imam
kayaknya seru nih
2022-02-02
0
Ted Tuakora
thor, ,,apa papi n maminya aru mau terima keadaan sasa
2021-04-21
0
Yhu Nitha
intip crita q Naklee Shaadi ya 🙏✌
2020-07-24
0