Berlatih Akting

Surat kontrak sudah selesai dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sejak satu minggu yang lalu. Rancangan skenario pun telah selesai dibuat oleh Satya dan Prayoga. Hampir setiap malam selama satu minggu ini, mereka mengajarkan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Kanaya. Gadis cantik itu cukup kaku dalam memperagakan sosok yang sedang jatuh cinta.

"Yaampun, Naya! Kenapa susah banget sih!" Satya rasanya frustasi menghadapi Kanaya, "aku ini capek. Pulang syuting belum istirahat dan sekarang harus menghadapi kamu!" keluh Satya sebelum menghempaskan diri di atas sofa.

"Ya, harap maklum, Pak Bos. Saya kan sudah lama tidak PDKT sama cowok," jawab Kanaya dengan entengnya.

"Apa selama ini kamu belum pernah pacaran sekalipun?" tanya Satya sambil memijat keningnya.

"Pernah sekali. Waktu SMA dulu. Itupun cuma satu minggu. Jadi, maklum kalau sekarang lupa," jelas Kanaya.

"Terus kenapa putus?" sahut Prayoga tanpa mengalihkan pandangan dari layar ipad.

"Karena dia ngajak ci*man di kebun."

Tentu jawaban Kanaya berhasil membuat Satya dan Prayoga menjadi heran. Mereka menertawakan Kanaya karena dianggap aneh bila di jaman sekarang belum merasakan indahnya berpacaran. "Terus kenapa sekarang kamu gak nyari pacar di Jakarta?" tanya Prayoga setelah menghentikan gelak tawanya.

"Mana sempat saya pacaran. Tiap hari juga ngurusin si Bos. Tidur aja gak sempat, apalagi merajut hubungan asmara," jawab Kanaya tanpa berpikir panjang.

"Hei! Itu memang resikonya!" Sepertinya Satya tidak terima dengan jawaban Kanaya, "udahlah. Sekarang lebih baik kamu belajar bagaimana ekspresi saat sedang jatuh cinta," ujar Satya.

"Pak Yog," gumam Kanaya seraya menatap manager Satya penuh arti, "bagaimana?" Kanaya Berharap ada bantuan dari Prayoga.

"Kamu ini serius, Nay? Gak pernah dekat dengan pria manapun?" Sekali lagi Prayoga meyakinkan Kanaya.

"Enggak, Pak Yog. Saya tuh trauma dekat sama cowok karena kejadian di rumah dulu. Saya kan sudah pernah cerita kalau dulu kakak tiri saya mau melakukan hal tak senonoh. Dari situ saya takut, Pak. Orang yang dekat dengan sejak kecil saja tega melakukan, apalagi, orang yang baru kenal. Udahlah, pokoknya jangan tanya lagi, saya tidak pernah dekat dengan pria manapun sejak lulus SMA!" pungkas Kanaya.

Ruang kerja yang ada di lantai dua itu mendadak sunyi sepi karena ketiganya terhanyut dalam pikiran masing-masing. Prayoga mengamati Satya dan Kanaya untuk menemukan ide yang tepat untuk mereka berdua. Pria berusia tiga puluh lima tahun itupun ikut pusing memikirkan keinginan Satya.

"Gini aja deh. Mulai sekarang coba gaya bicaramu dengan Satya biasa aja. Pakai aku-kamu saja lah, biar gak kelihatan kaku. Kalian harus mendapatkan chemistry sebelum memutuskan go publik. Nanti bisa lah aku atur postingan untuk mempengaruhi publik."

"Oh ya, nanti untuk postingan media sosialmu, kita atur lagi setelah aku menyebarkan isu-isu kedekatan kalian," jelas Prayoga.

"Apa kita tidak menunggu Megan sampai klarifikasi ke publik tentang pasangan barunya?" sahut Satya seraya menatap Prayoga.

"Oke, kita tunggu perkembangannya. Sebaiknya mulai sekarang, kalian lebih dekat deh. Entah saat di lokasi atau di tempat umum. Tunjukkan perhatianmu kepada Naya, Sat." Prayoga menjelaskan perihal yang harus dilakukan oleh Satya, "kalau kamu sebaiknya bersikap malu-malu saja, Nay, saat diperhatikan Satya. Bayangkan saja kamu sedang dekat cowok idamanmu, pasti kamu bisa menunjukkan ekspresi itu," jelas Prayoga seraya menatap Kanaya.

"Nanti akan saya coba deh, tetapi lebih baik sekarang kita istirahat yuk, Pak. Besok Pak Bos kan ada syuting pagi. Takutnya nanti saya terlambat bangun," pinta Kanaya setelah menguap beberapa kali. Penunjuk waktu pun sudah berada di angka dua dini hari.

"Eh, kapan-kapan kita bikin konten ngevlog bareng saat jalan kemana gitu. Mungkin dari situ kita bisa menjalankan misi. Ya, anggap saja permulaan," cetus Prayoga sebelum meeting selesai.

Pada akhirnya mereka bertiga memutuskan istirahat ke kamar masing-masing, karena tubuh terasa remuk redam. Kanaya mengayun langkah menuju paviliun yang ada di belakang. Tempat tersebut adalah tempat tinggal beberapa pekerja wanita di rumah Satya.

"Akhirnya ketemu kasur! Capek banget ini badan," gumam Kanaya setelah menghempaskan diri di atas tempat tidur.

Kanaya menatap langit-langit kamar sambil membayangkan bagaimana kehidupannya setelah publik mengetahui semua ini. Tentu dia harus siap dengan komentar-komentar pedas dari fans Satya yang tidak terima dengan hubungan ini. Setelah ini sepertinya Kanaya harus mengurangi membuka sosial media untuk menjaga mental.

"Eh, tetapi kalau Aa Firdi dan Bapak tahu bagaimana ya? Mereka pasti akan memanfaatkan semua ini," gumam Kanaya setelah teringat dua benalu yang ada dalam kehidupannya.

"Kalau begitu aku harus mendesak pak bos agar menyusun rencana untuk membebaskan ibu sebelum hubungan settingan ini go publik," lanjut Kanaya.

Gadis cantik itu segera membuka ponselnya untuk mengirim pesan kepada Satya. Kedua ibu jarinya menari dengan lincah di atas layar ponsel. Banyak hal yang dia sampaikan kepada aktor tampan itu. Dia menghela napas lega setelah pesannya dibaca oleh Satya.

"Tidur, Nay! Tidur! Ingat besok pagi jangan sampai terlambat bangun! Awas saja kalau sampai kamu terlambat! Potong gaji lima puluh persen!"

"Jangan lupa besok bawakan aku pakaian casual! Setelah take, kita akan pergi ke salon!"

Kanaya mengerucutkan bibirnya setelah mendengarkan balasan pesan suara dari Satya. Tak lupa dia membalas pesan tersebut sebelum meletakkan ponsel di atas nakas. Gadis cantik itu kembali mengatur posisi nyaman sebelum menutup mata.

"Duh, kenapa aku nervous sih!" gumam Kanaya saat membayangkan jalan bersama Satya, "padahal, setiap hari juga nemenin pak bos kemanapun dia pergi, terus kenapa aku harus dag dig dug?" Kanaya memijat keningnya karena hal ini.

Rasa kantuk yang sempat hadir dalam diri, kini hilang sudah entah kemana. Kanaya terus membayangkan bagaimana sikap yang harus ditunjukkan saat berpura-pura dekat dengan Satya. Dia takut tidak bisa melakukan pekerjaan ini sesuai dengan harapan Satya. Setelah ini Kanaya pun harus menemui ibunya, untuk membahas masalah ini agar tidak terkejut setelah publik membicarakan masalah asmara palsu itu.

"Semoga ibu tidak keberatan dengan pekerjaan ini. Sebaiknya aku tidak membahas keuntungan yang sudah disepakati, karena ibu pasti tidak setuju dengan hal itu," gumam Kanaya dengan lirih.

Hampir tiga puluh menit Kanaya memikirkan segala resiko yang akan dihadapi setelah ini. Dia meraih guling kesayangannya agar segera terlelap. Dia mencoba mengabaikan bayang-bayang kebersamaan bersama Satya karena tidak baik untuk hatinya.

"Ingat, Naya! Ingat! Semua ini hanya pura-pura! Jangan sampai kamu melibatkan perasaan ataupun hatimu! Bisa gila sendiri kalau sampai kamu terbawa perasaan karena akting majikanmu. Jangan sampai jatuh cinta!" Kanaya terus mensugesti pikirannya agar tidak terbawa arus perasaan.

...🌹🌹🌹🌹🌹...

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

muara cinta kita hadir thor

2023-09-23

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top 👍

2023-09-11

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

semangat, nay 💪

2023-09-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!