Tawaran Menarik

"What? Jadi Kekasih kontrak?" Kanaya terkesiap setelah mendengar perintah Satya, "Pak Bos ngaco nih!" Kanaya menggelengkan kepala beberapa kali karena tidak percaya dengan semua ini.

Satya beranjak dari tempatnya. Dia pindah tempat di samping Kanaya. Helaan napas berat terdengar dari aktor tampan itu. Kedua bola matanya mengamati Kanaya dari jarak yang sangat dekat, seakan dia sedang meneliti kesempurnaan dari sebuah barang.

"Aku rasa kamu sangat cocok menjalani pekerjaan ini, Nay! Aku percaya jika kamu bisa melakukannya," gumam Satya seraya mengamati Kanaya.

"Tidak, tidak, tidak! Pak Bos salah orang. Saya tidak bisa akting seperti itu. Kalau publik tahu saya jadi pacar pak bos menggantikan posisi mbak Megan, mereka bakal menghujat saya! Masa lalu dan kehidupan saya pun akan dikuliti mereka. Nama saya pasti banyak disebut di media massa. Belum lagi kalau nanti saya dihujat netizen dengan tuduhan menggoda majikan. Wah! Pasti bakal rumit hidup saya. Masalah keluarga pun semakin besar nantinya. Jangan deh pak Bos! Cari cewek lain aja ya," cerocos Kanaya tanpa henti.

Rentetan jawaban Kanaya berhasil membuat Prayoga dan Satya tertawa lepas. Entah mengapa, justru merek terhibur melihat kepolosan dari gadis asal Bandung itu. Wajahnya terlihat frustasi atas permintaan Satya itu.

"Nanti kita bikin skenario dulu. Gak mungkin dong kita langsung go publik tanpa isu-isu miring yang akan kita buat," jawab Satya seraya mengembangkan senyum tipis.

"Sepertinya Pak Bos butuh diruqyah deh! Ini bukan Pak Bos yang saya kenal," gumam Kanaya seraya memicingkan mata, "Pak Yoga sebaiknya cari kyai deh, kasian bos kita jadi begini." Kanaya mengalihkan pandangan ke arah manager Satya.

"Naya! Jangan mengalihkan pembicaraan!" ujar Satya dengan tegas.

Kanaya menghela napas yang berat setelah mendengar interupsi dari Satya. "Pak Bos gak perlu melakukan semua ini? Karena yang saya tahu Satya Ganendra bukan tipe artis yang suka settingan. Bagaimana kalau semuanya terbongkar dan pak Bos jadi bahan gosip netizen?" Kanaya terlihat serius dengan ucapannya.

"Sudahlah, itu dipikirkan nanti. Sekarang yang terpenting kamu setuju dengan rencana ini. Setuju 'kan?" bujuk Satya.

"Tidak!" jawab Kanaya dengan tegas.

"Kalau kamu menolak gajimu aku potong tujuh puluh persen!" ancam Satya.

"Gak masalah."

"Kamu bakal aku pecat!"

"Yakin? Siapa coba yang akan menggantikan saya? Pak Bos gak akan mendapatkan asisten serba bisa seperti saya loh!" Kanaya tersenyum smirk saat mengatakan hal ini.

"Ck. Si*l!" Satya berdecak kesal saat mendengar jawaban Kanaya.

Ya, memang benar. Sebelum ada Kanaya, Satya seringkali gonta-ganti asisten karena kurang cocok. Kinerja Kanaya tidak diragukan lagi karena dia bisa dipercaya dan tentunya bisa menghandle segala yang dibutuhkan Satya. Selain itu, gadis cantik itu pun cukup sabar menghadapi sikap Satya saat suka memerintah seenak sendiri. Gajinya yang diterima Kanaya pun cukup besar setiap bulannya. Sebanding dengan waktu dan tenaga yang dia berikan untuk aktor tampan itu.

"Kamu akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dengan menerima pekerjaan ini, Nay," ucap Satya setelah berpikir beberapa menit.

"Contohnya?" Kanaya menatap Satya dengan lekat.

"Aku akan membelikan kamu rumah dan bonus uang jika misi ini berhasil." Tanpa berpikir panjang, Satya memutuskan semua itu.

"Terima aja lah, Nay. Lumayan kan dapat tanah dan rumah di ibukota. Kalau berhasil, dapat bonus duit lagi. Belum lagi kalau nanti akun instegrem kamu diikuti banyak fans, pasti nanti kamu bisa jadi selebgram," sahut Prayoga saat membantu Satya membujuk Kanaya.

"Ah tidak, tidak! Rumah dan tanah saya di kampung masih luas. Saya tidak butuh semua itu, karena hidup saya bisa kacau. Apalagi kalau keluarga di kampung tahu, yang ada saya semakin terancam," jelas Kanaya.

Keputusan gadis cantik itu sudah bulat saat menolak semua keuntungan yang ditawarkan Satya. Dia berpamitan pergi ke lantai dua untuk membereskan semua barang-barang Satya yang ada di dalam koper.

"Bagaimana kalau aku membantu ibumu kabur dari Bandung. Aku pun bisa membantumu untuk menjebloskan ayah dan kakak tirimu. Hidup Ibumu pasti bisa tenang setelah kamu menyetujui pekerjaan ini."

Langkah kaki Kanaya langsung terhenti ketika mendengar penawaran menarik dari Satya. Dia mundur beberapa langkah hingga kembali ke tempat asal. "Coba Pak Bos katakan sekali lagi? Apa saya tidak salah dengar?" pinta Kanaya setelah duduk di sofa.

"Aku akan membebaskan ibumu dari kejahatan ayah dan kakak tirimu," ujar Satya lagi.

"Kamu yakin, Nay, gak mau menerima tawaran ini?" Sekali lagi Prayoga ikut memprovokasi Kanaya.

Kanaya termenung saat memikirkan penawaran menarik dari Satya. Apalagi, penawaran tersebut menyangkut tentang keselamatan ibunya. Mungkin inilah kelemahan yang membuat Kanaya menerima pekerjaan yang dianggapnya gila. Dia menatap Prayoga dan Satya bergantian.

"Berikan saya kepastian dulu, kapan pak Bos akan menyelamatkan ibu saya?" tanya Kanaya setelah memikirkan semua ini.

"Aku tidak bisa menjanjikan kapan waktu yang tepat, karena aku pun harus mencari informasi dan menyusun rencana untuk melakukan hal yang cukup ekstrim bagiku. Akan tetapi, jangan khawatir, aku tidak akan mengingkarinya karena pekerjaan ini akan tertulis dalam surat kontrak," jelas Satya sambil menatap Kanaya, setelah itu dia beralih menatap Prayoga, "buatkan surat kontraknya!" ujar Satya kepada Prayoga.

Prayoga membuka tas untuk mengambil ipad yang tersimpan di sana. Sebelum membuat surat kontrak, Prayoga harus menyusun poin apa saja yang akan disepakati dalam surat tersebut. Dia mencatat semua ketentuan dan permintaan yang diucapkan oleh Satya.

"Eits! Saya tidak setuju dengan point itu!" ujar Kanaya, "saya tidak mau ada kemesraan dalam bentuk sentuhan. Enak saja, nanti pak bos bisa menyentuh dan mencium saya demi akting ini." Kanaya menolak keras point mengenai sentuhan fisik.

"Kamu ini bagaimana? Mana bisa kita tidak berpegangan tangan ataupun bermesraan, Naya! Ya, kita melakukan hal yang sewajarnya saja. Lagipula aku juga gak bakal menyentuh lebih dari itu. Ck. Percaya diri banget sih kamu ini!" Satya tidak terima dengan penolakan Kanaya.

"Nay, kamu harus profesional dong. Ya, namanya juga settingan. Ya, harus akting meyakinkan dong. Kalau nanti kamu kaku, yang ada publik pun jadi curiga," jelas Prayoga.

Kanaya berpikir sejenak mengenai penjelasan dari Prayoga. Pada akhirnya meski berat, Kanaya pun menyetujui point tersebut dengan syarat, Satya tidak boleh melakukan lebih dari yang dituliskan dalam surat kontrak. Perdebatan pun sempat terjadi di sana karena ada beberapa poin yang kurang cocok di antara keduanya.

"Pokoknya kamu harus mengubah penampilanmu sebelum kita go publik, Nay! Setelah ini kamu harus mempercantik diri!" ujar Satya setelah selesai menyepakati poin penting dalam surat kontrak bersama Kanaya. "Jangan lupa ingat satu hal, jangan sampai kamu baper atau sampai jatuh cinta kepadaku!" Satya teringat satu hal penting yang mungkin dirasakan oleh Kanaya.

...🌹🌹🌹🌹🌹...

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mampir daratkan like di karya keren ini 😍👍

2023-09-11

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

yakin gak bakal terbalik nih, satya 🙄

2023-09-04

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

tawaran menarik tuh, nay, iyain aja kapan lagi dapet kesempatan seperti ini, kamu dan ibumu bakalan terlepas dari kedua orang yg menjadikan kamu ATM berjalan

2023-09-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!