Pacar Kontrak?

"Si*lan!" umpat Satya tatkala melihat akun media sosial mantan tunangannya, "ternyata ini alasan yang membuat dia meninggalkanku!" ujarnya saat terhenyak dari tempat duduknya.

Tentu hal ini membuat Kanaya dan Prayoga merasa heran. Tidak biasanya Satya meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Sang manager pun segeraberanjak dari tempatnya untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Untung saja pertemuan penting dengan salah satu manager brand pakaian telah selesai.

"Ada apa?" tanya Prayoga setelah duduk di samping Satya.

Tanpa menjawab pertanyaan Prayoga, Satya memberikan ponsel pribadinya. Video mesra Megan bersama bule terlihat jelas di sana. Kini, Prayoga tahu penyebab kemarahan sang aktor. Sebagai manager yang sudah lama bekerja dengan aktor berusia tiga puluh tahun itu, tentu Prayoga tahu apa yang dirasakan Satya saat ini. Apalagi, Satya sendiri sangat mencintai Megan. Lebih dari enam tahun mereka berpacaran hingga memutuskan ke jenjang yang lebih serius.

"Terus kamu maunya bagaimana? Jelas berita ini akan cepat tersebar. Media massa pasti akan meliput berita ini. Apalagi, jika Megan klarifikasi tentang penyebab kandasnya hubungan kalian." Prayoga menatap Satya penuh arti.

"Biarkan saja. Aku ingin tahu sejauh mana Megan membuka fakta. Saat ini aku hanya ingin balas dendam atas rasa sakit ini," ujar Satya dengan suara lirih.

"Misalnya?" Prayoga mengernyitkan keningnya.

"Carikan aku gadis biasa yang bersedia menjadi pacar settingan. Kontrak dia untuk satu tahun ke depan. Megan harus tahu mengenai hal ini karena dia pasti sakit hati jika tahu aku memiliki pasangan di bawah levelnya." Urat leher aktor tampan itu terlihat mengeras. Sepertinya dia benar-benar emosi karena penghianatan Megan.

"Kamu yakin?" Prayoga memastikan perihal yang tidak pernah dilakukan oleh Satya sebelumnya.

Satya bukanlah pria yang suka bermain drama kehidupan meski dia seorang aktor. Kebersamaan bersama Megan pun jarang sekali di posting di akun media sosialnya. Dia tidak suka kehidupan asmaranya disorot publik. Akan tetapi karena masalah ini dia mengubah semuanya.

"Lakukan saja. Cari gadis dari kalangan biasa," jawab Satya dengan tegas.

"Lalu gadis mana yang bisa melakukan peran ini?" Prayoga bergumam lirih seraya mengalihkan pandangan ke arah lain.

Kedua pria itu termenung saat mencari solusi atas rencana yang baru saja diungkapkan oleh Satya. Cukup lama mereka berpikir hingga tak sengaja pandangan keduanya tertuju kepada Kanaya. Lantas, mereka berdua saling pandang untuk sesaat, seakan memiliki ide yang sama.Tak lama setelah itu mereka berdua kembali menatap Kanaya penuh arti.

"Ada apa nih?" tanya gadis cantik itu setelah tahu jika menjadi pusat perhatian Satya dan Prayoga. Dia meletakkan ponsel di atas meja. "Jangan bilang kalau kalian menyuruhku melakukan ide gila itu?" tebak Kanaya sambil memicingkan mata. Meski tak bersuara sedikitpun, dia mendengar dengan jelas rencana Satya.

"Sebaiknya kita pulang sekarang. Kita bahas masalah ini di rumah," ajak Satya seraya beranjak dari tempatnya.

Kanaya menghela napas panjang sebelum beranjak dari tempat duduknya. Dia harus membayar ke kasir semua tagihan sebelum pergi. Sudah menjadi tugasnya sebagai seorang asisten pribadi, melakukan transaksi dan mengurus semua keperluan Satya.

"Gara-gara cinta, si bos jadi oleng begitu. Gila kali kalau sampai dia beneran nyari pacar settingan. Aish!" batin Kanaya setelah menyerahkan kartu debit ke kasir.

...🌼🌼🌼🌼🌼🌼...

Langkah kaki Kanaya harus terhenti saat mendengar ponselnya berdering. Dia menghentikan langkah di depan teras rumah Satya. Dia mengernyitkan kening tatkala melihat nama ibunya di layar ponsel, "tumben ibu telfon jam segini?" gumam Kanaya sebelum menggeser icon hijau.

"Ya, Bu, ada apa?" tanya Kanaya setelah panggilan terhubung.

"Halo adikku sayang. Kirimkan uang sekarang juga." Kanaya terbelalak setelah tahu jika Firdi lah yang menghubunginya.

"Aa? Di mana ibu?" Perasaan Kanaya mulai tidak enak karena khawatir dengan keselamatan ibunya.

"Jangan, Naya! Jangan mengirim uang sepeserpun!" Terdengar suara teriakan Lasmi di seberang sana.

"Diam! Pegang tangannya, Pak!"

"Sebaiknya kamu diam saja, Lasmi. Semua ini demi keselamatan kita bersama! Kamu tidak lihat tadi Gugun datang ke sini menagih hutang!"

Kanaya memijat keningnya setelah tahu permasalahan yang sedang dihadapi ibunya saat ini. Jelas rentenir kampung datang menagih hutang Firdi dan bapak tirinya. Keselamatan ibunya pun sedang terancam saat ini. Jika tidak mengirim uang, pasti Lasmi akan menerima pukulan dari Rustam. Ayah tiri Kanaya.

"Katakan berapa yang harus aku kirim?" tanya Kanaya.

"Tiga puluh juta," jawab Firdi dengan entengnya.

Tanpa banyak bicara lagi, Kanaya memutuskan sambungan telfonnya. Dia segera membuka M-banking untuk mengirim uang seperti yang diminta Firdi. Rasanya, Kanaya ingin menjerit karena hasil jerih payahnya hanya dimanfaatkan oleh ayah dan saudara tirinya. Masalah dalam keluarga seakan tidak ada habisnya. Lasmi sendiri tidak mau pergi meninggalkan rumah peninggalan orangtuanya di kampung. Apalagi, kebun dan sawah peninggalan pun cukup luas. Entah, sampai kapan situasi seperti ini terus terjadi dalam hidup Kanaya. Dia dijadikan ATM berjalan oleh Firdi dan ayahnya. Jika tidak mengikuti perintah, maka keselamatan ibunya menjadi taruhannya.

"Ya tuhan. Kenapa aku harus mengalami semua ini?" gumamnya seraya menyimpan ponsel ke dalam tas. Lantas, dia menarik koper memasuki kediaman megah milik Satya.

"Semoga saja ibu segera sadar dari cinta buta kepada bapaknya si Firdi itu! Apa jangan-jangan ibu kena guna-guna ya? Kok ya nurut amat sama pria tua itu! Haish!" Gerutu Kanaya saat berjalan menuju ruang keluarga.

"Kenapa, Nay? Ada masalah lagi?" tanya Prayoga saat mendengar Kanaya menggerutu. Manager Satya itu tahu bagaimana peliknya masalah yang dihadapi Kanaya.

Kedatangan Kanaya di ruang keluarga mendapat sambutan senyum manis dari Satya dan Prayoga. Sepertinya mereka ingin menambah kerumitan hidup gadis asal Bandung itu. Sang empu sampai bergidik ngeri setelah menatap satu persatu pria yang sedang duduk di sofa.

"Saya mau ke atas dulu, Bos. Saya harus menyiapkan outfit untuk acara pak Bos nanti malam. Permisi," pamit Kanaya sebelum melangkahkan kaki. Sepertinya kabur dari kedua pria tersebut adalah solusi terbaik saat ini.

"Eits! Stop!" ujar Satya dengan tegas, "siapa yang menyuruhmu untuk menyiapkan outfit? Acara nanti malam sudah dibatalkan Yoga! Duduk!" titah Satya sambil menunjuk sofa tunggal yang tak jauh darinya.

"Naya! Duduk!" Sekali lagi Satya mengintruksi asisten pribadinya itu dengan tegas.

Helaan napas berat terdengar di sana. Gadis cantik itu akhirnya mengikuti perintah atasannya sebelum mendapat masalah untuk yang kedua kalinya. Dia duduk di sofa empuk itu dengan ekspresi wajah murung. "Ada apa sih, Bos?" tanya Kanaya seraya menatap Satya.

"Kamu harus membantuku balas dendam, Nay," ucap Satya tanpa basa-basi lagi.

"Caranya?" tanya Kanaya.

Satya tak segera menjawab pertanyaan Kanaya. Dia termenung selama beberapa detik untuk memastikan jika rencana ini berhasil. "Kamu eharus menjadi pacarku!" Akhirnya Satya mengungkapkan rencananya kepada Kanaya.

"Kita akan menjalin kerja sama, Nay. Kamu akan menjadi kekasih kontrakku. Kamu harus mau dan gak boleh menolak!" tegas Satya tanpa melepas pandangannya dari Kanaya.

...🌹🌹🌹🌹🌹...

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

salam kenal dari muara cinta kita thor, like dan fav mendarat

2023-09-22

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

kenapa gak laporkan saja ke polisi, nay, ini sudah tindakan kriminal loh

2023-09-04

1

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

gpp kamu yg dijadikan setingan, mulanya ada rasa nyaman selanjutnya terserah anda 😃😃🤭

2023-09-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!