Deon menepati janjinya, dalam 2 x 24 jam semua beres.
Ia janjian dengan Zella di sebuah kafe.
Zella datang dengan wajah datar seperti biasa.
"Gimana Yon?"
"Beres." Deon memberikan HP. "Nih semua yang lo mau ada di sini."
Zella menerima dan mengeluarkan amplop tebal. "25 juta rupiah sesuai perjanjian."
"Thank you."
"Buruan cabut lo."
"Malem ini juga gue mau balik ke Batam, di Jakarta mulai nggak aman. Suami-suami klien gue udah pada ngincar pengen pukulin gue."
"Dihh malah curhat. Lo kira gue peduli. Buruan pergi sana." Zella sibuk memeriksa isi HP.
Begitu Deon pergi, Zella tersenyum puas.
"Bagus banget kerjanya. Gila! Si Deon kasih obat perangsang segimana kuat dosisnya? Tante Rindu sampe kesetanan gini."
Zella membayangkan ekspresi wajah Rindu jika video ini sampai ke tangan Gunadi. Video panas Rindu dengan Deon di hotel.
Pasti Rindu shock kayak ngeliat setan. Yang pasti bakal ada adegan memohon-mohon.
Tanpa sabar Zella pulang ke rumah.
Tiba di rumah, ada mobil diparkir di halaman. Jelas Rindu sedang berkunjung.
Senyum Zella tersungging.
"Oke. Kita liat gimana reaksi Papa."
Baru masuk rumah, seperti biasa pemandangan jijik yang dilihatnya. Gunadi dan Rindu sedang bermesraan di ruang tengah.
"Sayang, aku pengen konsep pesta pertunangan kita mewah. Aku juga bakal ngundang semua teman arisanku. Biar mereka lihat segimana gantengnya calon suamiku." Rindu memeluk mesra Gunadi yang tersenyum sambil mengelus-elus rambut Rindu.
"Iya sayang. Aku juga akan undang para petinggi perusahaan, teman-teman bisnisku. Pokoknya, pesta pertunangan kita dijamin berkesan."
Mendengar percakapan mereka, mendadak Zella dapat ide cemerlang lalu mendekati mereka.
"Eh ada Tante Rindu..." Sapanya membuat mereka kaget dan berdiri.
Zella tersenyum manis maju cium pipi kanan kiri Rindu membuat Gunadi terkejut. Rindu apalagi sampai bengong.
"Papa sama Tante Rindu mau adain pesta ya? Kok nggak bilang-bilang sama aku?"
"Ngg ..."
Gunadi surprise juga dengan reaksi putrinya. Kemarin-kemarin Zella seperti tidak setuju dan begitu tidak suka dengan Rindu.
"Ih Papa sama Tante Rindu kok malah diem? Pada salting nih ketahuan sama aku." Zella memandang keduanya. Dalam hati ia enek banget harus akting sok manis di depan mereka.
"Nggak gitu, Nak. Papa pikir, kamu nggak..."
"Aku berubah pikiran, Pa. Kalau Papa bahagia sama Tante Rindu, aku dukung kok." Perkataan Zella bagai angin segar menerpa.
Gunadi menatapnya bingung. "Serius kamu setuju Papa menikah dengan Rindu?"
Zella mengangguk. "Asal Papa bahagia. Dan Tante Rindu bisa jadi istri yang baik buat Papa."
Gunadi begitu bahagia dan memeluk Zella. "Terima kasih sayang. Kamu memang putri kebanggaan Papa."
Sementara Rindu masih belum yakin Zella segitu cepat berubah.
"Oh ya Pa, aku laper nih. Ada makanan apa?"
"Kita makan sama-sama. Kebetulan Rindu sudah memesankan makanan untuk kita."
"Iya, tadinya Tante mau masak. Tapi udah nggak sempat belanja dan persiapan masaknya. Jadi Tante pesan dari restoran." Rindu beralasan padahal memang tidak bisa masak.
"Iya nggak apa-apa, Tante. Yang penting makan. Aku ke kamar dulu ya, Pa. Mau mandi."
"Iya sayang."
Zella menuju kamarnya dengan senyuman sinis.
***
"Gimana? Enak makanannya?"
Zella mengunyah makanannya dan terdiam.
"Kenapa? Kamu nggak suka? Kata Papa kamu, kamu suka banget makan nasi goreng seafood. Makanya Tante pesenin."
Ternyata dia pesen nasi goreng seafood ini dari restorannya Kak Ezz. Jadi inget kan gue sama dia, batinnya.
"Nggak mungkin Zella nggak suka. Ini makanan kesukaannya. Ya kan Nak?" Gunadi melirik putrinya sambil menikmati makanan.
Zella tersenyum. "Suka kok, Pa. Ini aku malah kepengen nambah."
"Oh tenang aja. Tante pesennya banyak kok. Kamu makan yang kenyang ya." Rindu menyendokkan nasi goreng seafood ke piring Zella.
"Makasih Tante. " Zella lanjut makan. Sementara Gunadi dan Rindu terlibat obrolan ringan tentang makanan yang dihidangkan untuk acara pertunangan.
Zella mengunyah makanan sambil membayangkan wajah Ezz.
Jelas ia tidak bisa lupa rasa makanan, nyaris setiap hari Ezz mengirim makanan ini untuknya. Rasanya selalu sama membuat nafsu makan Zella meningkat.
Ia jadi kangen mantan pacarnya itu.
Kalau aja Kak Ezz nggak buru-buru ngajak gue nikah, gue nggak bakal tega nyakitin dia begini. Ngebayangin harus jadi ibu rumah tangga aja gue merinding duluan, batinnya.
Selesai makan, Zella ke dapur membuka kulkas mencari buah segar.
"Kamu serius setujui hubungan kami?" Muncul Rindu membuat Zella tersenyum sinis sambil mengambil buah apel.
Ia berbalik dengan menyunggingkan senyum super manis. "Ya serius lah, Tante. Tante juga serius kan sama Papa?"
Rindu masih merasa aneh dengan perubahan Zella. "Ya pasti serius."
"Kalo gitu, aku harap Tante nggak ngecewain Papa."
"Pasti."
"Ya udah aku ke kamar dulu ya Tante. Tante lanjutin ngobrol sama Papa. Pasti banyak yang harus dikerjakan buat pesta nanti."
Zella ngeloyor ke kamarnya membuat Rindu makin heran.
"Kenapa sekarang dia jadi manis gitu? Dari awal kenal sama Mas Gunadi aja dia judes banget sama aku. Hmm.. tapi nggak usah aku pikirin lah. Mending sekarang aku urus baju buat pesta pertunanganku."
Rindu begitu ceria beranggapan hubungan dengan Gunadi Hendrawan akan berjalan mulus.
***
Di restoran, pria tampan berlesung pipi yang tak lain adalah Arezzlar pemilik restoran, sedang berkutat di ruangannya memeriksa laporan pemasukan.
"Kayaknya gue perlu tambah menu. Pelanggan gue makin banyak ini."
Restoran milik Ezz sudah berkembang. Bahkan order online tidak pernah sepi. Terutama ketika jam makan siang, tak ada pegawainya yang bisa bersantai karena pengunjung berdatangan, pesanan online pun berjibun.
Dengan kemampuannya mengelola, ia bisa memperbesar restorannya.
Bahkan di aplikasi online, restorannya termasuk 5 terbaik yang berada di pencarian atas. Dengan menu yang beragam, restorannya dapat bintang 5 dari pembeli online.
Ia memeriksa pesanan dari online.
"Sepertinya nasi goreng seafood masih jadi best seller. Itu kan makanan kesukaan Zella. Dulu kalau dia belum makan gue bawain makanan ini lahap banget makannya." Gumamnya sambil menatap layar laptopnya.
Matanya membulat melihat alamat Zella memesan nasi goreng seafood.
"Lho? Zella pesen makanan dari sini? Eh tapi pemesannya namanya Rindu. Mungkin sodaranya. Ah udah deh ngapain gue pikirin."
Tak ayal Ezz kepikiran juga karena kangen sama Zella.
"Kalau aja lo minta maaf dan ngakuin kesalahan lo, mungkin gue nggak akan sesakit ini, La. Tapi lo bener-bener udah hancurin perasaan gue. Dan gue pastikan suatu saat lo bakal nyesel."
HP-nya berbunyi ada chat masuk dari ibunya.
Ibunya mengirim foto.
Yang membuat mata Ezz membulat sempurna.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments