5. Dokter Rambut Sebahu

Reksa sangat terkejut ketika dia melihat dokter wanita. Dia mengenali perempuan itu. Sedangkan Agha, dia hanya terdiam sesaat ketika melihat dokter berambut sebahu menatapnya. Dia sudah tidak fokus karena rasa sakitnya bukan main.

"Cepat tangani! Jangan bengong!"

Reksa sudah meninggikan suaranya. Bukan tanpa sebab dia berubah menjadi harimau lapar. Tanggung jawabnya menjaga Agha adalah hal yang sangat berat.

Dokter wanita itupun menangani Agha yang sedang kesakitan. Ada rasa takut di hatinya ketika dia melihat Reksa masih menatapnya dengan sangat tajam.

"Lebih baik lu keluar," titah Agha seraya menahan sakit.

"Yang ada nih dokter makin gak bener nanganin gua kalau tatapan lu kayak gitu."

Turunan cenayang mah susah.

Padahal Agha terpejam, tapi dia tahu jikalau Reksa menatap dokter itu dengan sangat tajam. Alhasil, Reksa pun keluar dari sana dan menyisakan perawat dan juga dokter jaga.

"Mbak perawat tolong keluar dulu. Biarin dokter ini yang bertanggung jawab atas tindakannya kepada saya."

Sontak mata dokter itupun melebar. Dadanya berdegup kencang. Kini, dia dan perawat saling pandang.

"Kalau Anda tidak keluar, saya akan menyeret dokter wanita ini ke meja hijau karena sudah melakukan mall praktek kepada saya."

Ancaman Agha tidak main-main. Baik perawat maupun dokter cantik itu kini ketar-ketir. Alhasil, perawat itupun mengalah dan meninggalkan dokter jaga bersama pasien sangarnya.

Suasana mendadak hening, hingga suara bentakan kecil terdengar. "Cepat periksa!"

Dokter cantik itupun mulai memeriksa keadaan Agha kembali. Dia mulai memegang dahi Agha, ringisan pun terdengar.

"Saya buka, ya."

Di tengah rasa takut yang menyelimuti, dokter itu mencoba untuk profesional. Dia mulai membuka perban jahitan di dahi Agha.

"Apa Anda tidak menjaga pola makan?" tanya sang dokter dengan begitu lembut.

Setiap kali dia menyentuh luka jahitan itu, Agha mengerang kesakitan.

"Sakit," erangnya.

Tangan Agha malah menggenggam pergelangan tangan sang dokter hingga ada gemuruh hebat di dada dokter cantik itu. Apalagi, Agha yang mulai menatapnya.

"Ini tidak akan terjadi jika Anda makan makanan yang benar."

Tak ada salting yang Agha lihat dari wajah dokter yang dia kenali itu. Tidak ada rasa GR ketika Agha menggenggam tangan juga menatap dokter berambut sebahu itu. Ya, sepertinya perempuan itu sudah berubah.

"Gua minum star."

"Gak sekalian cap topi miring," sahut sang dokter. Dokter itu tahu jikalau minuman kaleng itu mengandung alkohol.

Agha pun terdiam. Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar. Banyak merubah semuanya, termasuk dirinya.

"Saya akan kasih Anda obat anti nyeri. Juga anti pembengkakan."

Dokter berlalu begitu saja meninggalkan Agha. Mengambil obat untuk sang pasien tampan. Ketika dia membuka gorden, Reksa masih menatapnya dengan tajam.

"Saya akan mengambilkan obat. Jadi, Anda tidak perlu khawatir."

Keluar dari ruang IGD dan berjalan menuju ruang obat-obatan, tubuh dokter itu luruh ke lantai di lorong yang sepi.

"Oh, Tuhan!"

Jantungnya hampir saja terlepas. Detak jantungnya pun nyaris terdengar oleh Agha.

"Kenapa masih berdebar hebat? Padahal--"

Dokter wanita itu membuka ponselnya. Dia menatap wallpaper ponselnya di mana ada dirinya dengan seorang lelaki tampan. Hembusan napas kasar pun keluar. Dia memilih melanjutkan langkahnya mengambil obat untuk Agha.

Agha diberi obat minum oleh dokter berambut sebahu. Dia juga membantu Agha untuk duduk.

"Tunggu dua sampai tiga jam. Kalau ada perubahan, Anda boleh pulang."

Tak ada jawaban apapun dari Agha. Dia memilih untuk memejamkan mata. Sang dokter yang menatap wajah tampan Agha merasakan kesakitan di ulu hatinya terdalam.

"Kenapa aku merasa dia semakin dingin?"

Dokter itupun meninggalkan Agha. Ketika dia membuka gorden penyekat bed satu dengan bed lainnya, dia dikejutkan dengan kehadiran ayah dari Agha. Tubuhnya seketika menegang. Apalagi di samping pria paruh baya yang masih sangat tampan itu berdiri pira jangkung yang tadi menatapnya dengan sangat tajam.

"Kamu harus tanggung jawab kepada putra saya."

Deg.

Dia tahu dari kakaknya jikalau seorang Ghassan Aksara Wiguna adalah jelmaan raja hutan. Kapan saja dia bisa menerkam siapapun.

"Tapi--"

Tatapan tajam nan membunuh Aksa membuat kalimat itu terjeda. Dokter itu menelan ludahnya saking takutnya. Aksa mengajak dokter itu untuk mengikutinya, diikuti oleh Reksa juga Sungguh ini akan menjadi mimpi buruk untuknya.

.

"Aarggh!!"

Sang dokter sudah menjambak rambutnya sendiri. Padahal, itu bukan salahnya, tapi dia yang harus menanggung semuanya.

"Lo punya duit, Lo punya kuasa," ucapnya dengan nada kesal.

Di ruang IGD, perdebatan sengit antara anak dan ayah terjadi.

"Gak usah lebai begitu, Dad. Mas gak apa-apa. Lagian ini bukan salah dokter. Ini salah Mas yang minum minuman si berengsek itu," tunjuknya kepada Reksa.

"Lah? Kok gua?"

"Tak ada bantahan, Mas!"

Hanya satu kalimat, tapi mampu membuat Agha menghela napas begitu kasar. Mau tidak mau dia harus mengikuti perintah sang ayah. Tak lama berselang, dia dipindahkan ke ruang rawat. Sungguh Agha merasa kesal, tapi tak bisa berbuat apa-apa.

"Apa yang dilakukan oleh orang tua adalah yang terbaik untuk anaknya," ujar Reksa sedikit mengejek.

"Berisik!!"

Reksa pun tertawa sangat keras. Walaupun dia ditatap oleh Agha, tapi tidak ada rasa takut di wajahnya.

"Lu yang ngadu?"

Bukannya menjawab, Reksa makan berdecak dengan begitu kesal.

"Lu lupa kalau bapak lu itu cenayang?"

Agha pun terdiam. Dia menghela napas berat di kondisi terbaringnya. Hingga suara pintu terbuka dan membuat dua lelaki jangkung nan tampan itu menoleh. Dokter berambut sebahu berjalan ke arah Agha dengan satu perawat yang mengikutinya dari belakang.

"Selama Anda dirawat di sini, saya yang akan menjadi dokter pribadi Anda."

Agha hanya melirik sekilas. Kemudian, tak mengindahkan apa yang dikatakan oleh dokter cantik tersebut. Ketika dipasang selang infus pun Agha diam saja. Bagai patung bernapas.

"Jika, ada yang Anda butuhkan. Silahkan tekan tombol emergency."

Tak ada jawaban dari Agha. Dia malah memejamkan mata dan itu membuat sang dokter kesal. Ketika dia hendak meninggalkan ruang perawatan Agha, suara Reksa menghentikan langkahnya.

"Titip dia dulu sebentar. Saya mau beli kopi dulu."

Dokter itupun tercengang. Sekarang, dia dan Agha yang ada di ruang perawatan yang begitu besar. Tak ada yang memulai pembicaraan. Suasana terasa dingin dan mencekam.

Dokter itu terkejut ketika Agha mulai duduk dan menurunkan kakinya. Dia dengan sigap mendekat ke arah Agha. Manik mata mereka berdua pun kini bertemu.

"Gua mau ke kamar mandi. Lu mau ikut?"

Tak ada jawaban dari sang dokter. Dia memeriksa selang infusan dan mulai mengatur cairan infusan agar tak ada darah yang naik. Agha sedikit terkejut.

"Sekarang, Anda boleh ke kamar mandi," ucap dokter itu setelah selesai mengatur semuanya.

Agha pun mulai berdiri, dan membawa infusan menuju kamar mandi. Sedangkan dokter yang merawatnya terus menatap punggung Agha yang semakin menjauh.

"Salju."

"Iya--"

...***To Be Continue***...

Komen dong....

Terpopuler

Comments

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

woowww benar saljuuuu...

2023-09-09

2

deassy75

deassy75

Empin ❤️❤️❤️❤️❤️

2023-09-09

0

Ani Sumarni

Ani Sumarni

siapa yang manggil salju jangan2 mas Agha udah tahu kalau dokter itu salju

2023-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali (Jakarta)
2 2. Didikan Keras
3 3. Mengantuk
4 4. Kesakitan Lagi
5 5. Dokter Rambut Sebahu
6 6. Salah Paham
7 7. Dikenalkan Kepada Keluarga
8 8. Antara Percaya Dan Tidak Percaya
9 9. Baru Percaya
10 10. Malaikat Penolong
11 11. Memutar Fakta
12 12. Hari Terakhir
13 13. Gosip Beredar
14 14. Anak Singa Dan Peranakan Buaya
15 15. Dokter Pribadi
16 16. Asisten Pribadi
17 17. Ke Lapangan
18 18. Seperti Obat
19 19. Ijin
20 20. Penasaran
21 21. Bujuk
22 22. Paksaan Bukan Pernyataan
23 23. Tiga Hari
24 24. Tak Membalas
25 25. Tantrum
26 26. Basket
27 27. Lintah Sawah
28 28. Berita Menyakitkan
29 29. Memprotect
30 30. Pertama Kali
31 31. Cinta Mati
32 32. Cara Yang Salah
33 33. Khawatir
34 34. Anak Singa Peranakan Buaya Bernyawa Banyak
35 35. Murkanya Raja Singa
36 36. Di Luar Prediksi
37 37. Dibuat Bingung
38 38. Mulai Cerah
39 39. Flashback
40 40. Adu Bisa
41 41. Dingin dan Tidak Suka
42 42. Tidak Bisa Memilih
43 43. Jangan Memaksa
44 44. Mengantarkan Nyawa Ke Hutan Rimba
45 45. Tidak Mau Egois
46 46. Lebay
47 47. Rindu Yang Tak Tertahan
48 48. Ancaman
49 49. Mulai Nakal
50 50. (Masih) Manis
51 51. Cekatan
52 52. Berbeda
53 53. Interogasi
54 54. (Gantian) Bucin
55 55. Nuna Dan Titan
56 56. Patah
57 57. Kesedihan Disela Kebahagiaan
58 58. Menahan
59 59. Menjelang Hari Bahagia
60 60. Setelah Tujuh Tahun
61 61. Rahasia
62 62. Pelukan Erat
63 63. Jangan Khawatirkan
64 64. Meluapkan Semuanya
65 65. Anak Baik
66 66. S A H
67 67. Di Luar Prediksi
68 68. Dendam Pribadi
69 69. Tak Bisa Jauh
70 70. Short Honeymoon
71 71. Merasa Bosan
72 72. Ada Yang Aneh
73 73. Tak Menduga
74 74. Profesional
75 75. Cleaner
76 76. Payah
77 77. Menjenguk
78 78. Mual dan Muntah
79 79. Permintaan Baby
80 80. Resign
81 81. Turun Gunung
82 82. Sudah Sepakat
83 83. Hadir Ke Dunia
84 84. Anak Telur Gulung
85 85. HARI BAHAGIA
86 Bon-Chap
87 Kabar Terbaru
88 Bon-chap Akhir
89 PENGUMUMAN
90 Pengumuman Lagi
91 Announcement (2)
92 Cerita Rivalnya Agha
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Kembali (Jakarta)
2
2. Didikan Keras
3
3. Mengantuk
4
4. Kesakitan Lagi
5
5. Dokter Rambut Sebahu
6
6. Salah Paham
7
7. Dikenalkan Kepada Keluarga
8
8. Antara Percaya Dan Tidak Percaya
9
9. Baru Percaya
10
10. Malaikat Penolong
11
11. Memutar Fakta
12
12. Hari Terakhir
13
13. Gosip Beredar
14
14. Anak Singa Dan Peranakan Buaya
15
15. Dokter Pribadi
16
16. Asisten Pribadi
17
17. Ke Lapangan
18
18. Seperti Obat
19
19. Ijin
20
20. Penasaran
21
21. Bujuk
22
22. Paksaan Bukan Pernyataan
23
23. Tiga Hari
24
24. Tak Membalas
25
25. Tantrum
26
26. Basket
27
27. Lintah Sawah
28
28. Berita Menyakitkan
29
29. Memprotect
30
30. Pertama Kali
31
31. Cinta Mati
32
32. Cara Yang Salah
33
33. Khawatir
34
34. Anak Singa Peranakan Buaya Bernyawa Banyak
35
35. Murkanya Raja Singa
36
36. Di Luar Prediksi
37
37. Dibuat Bingung
38
38. Mulai Cerah
39
39. Flashback
40
40. Adu Bisa
41
41. Dingin dan Tidak Suka
42
42. Tidak Bisa Memilih
43
43. Jangan Memaksa
44
44. Mengantarkan Nyawa Ke Hutan Rimba
45
45. Tidak Mau Egois
46
46. Lebay
47
47. Rindu Yang Tak Tertahan
48
48. Ancaman
49
49. Mulai Nakal
50
50. (Masih) Manis
51
51. Cekatan
52
52. Berbeda
53
53. Interogasi
54
54. (Gantian) Bucin
55
55. Nuna Dan Titan
56
56. Patah
57
57. Kesedihan Disela Kebahagiaan
58
58. Menahan
59
59. Menjelang Hari Bahagia
60
60. Setelah Tujuh Tahun
61
61. Rahasia
62
62. Pelukan Erat
63
63. Jangan Khawatirkan
64
64. Meluapkan Semuanya
65
65. Anak Baik
66
66. S A H
67
67. Di Luar Prediksi
68
68. Dendam Pribadi
69
69. Tak Bisa Jauh
70
70. Short Honeymoon
71
71. Merasa Bosan
72
72. Ada Yang Aneh
73
73. Tak Menduga
74
74. Profesional
75
75. Cleaner
76
76. Payah
77
77. Menjenguk
78
78. Mual dan Muntah
79
79. Permintaan Baby
80
80. Resign
81
81. Turun Gunung
82
82. Sudah Sepakat
83
83. Hadir Ke Dunia
84
84. Anak Telur Gulung
85
85. HARI BAHAGIA
86
Bon-Chap
87
Kabar Terbaru
88
Bon-chap Akhir
89
PENGUMUMAN
90
Pengumuman Lagi
91
Announcement (2)
92
Cerita Rivalnya Agha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!