3. Mengantuk

Gavin Agha Wiguna sangat totalitas dalam bekerja. Dia selalu memberikan yang terbaik untuk tempat di mana dia bekerja. Sebulan menjadi direktur utama sudah banyak perubahan di Wiguna Grup. Aksa pun tersenyum bangga kepada putranya.

"Mas, jangan pulang malam terus. Jaga juga kesehatan kamu."

Sang ibu sudah menasihati Agha yang sedang fokus menatap layar segiempat di depannya. Agha menoleh sebentar kepada sang ibu. Lalu, menyunggingkan senyum.

"Iya, My."

Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Agha. Sudah sebulan ini dia selalu pulang tengah malam karena sedang banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Sang ayah sudah menegurnya, tapi tetap saja Agha tak mendengar. Selain pekerja keras, Agha pun keras kepala.

.

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Agha ketika sedang mengecek berkas-berkas yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Pada bisa kerja gak sih?"

Dia pun mengomel di malam hari di ruangannya. Ya, dia masih berada di kantor Wiguna Grup.

Terbuai dengan pekerjaan yang menumpuk dan meminta untuk diselesaikan membuat Agha lupa waktu. Dia meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat kaku. Ketika dia melihat jam dinding, sudah menunjukkan pukul satu dini hari.

"Semakin besar perusahaan dan jabatan, semakin besar juga pressure yang diterima," gumamnya.

Selelah apapun Agha, dia tidak pernah mengeluh. Dia tetap enjoy menjalani semuanya. Hingga dia rela tak memiliki waktu istirahat karena tanggung jawab yang dia emban sangat besar. Meskipun sudah satu bulan berada di Jakarta, dia belum bertemu dengan keluarga besarnya. Dia masih fokus pada pekerjaan dan belum mau bertemu dengan orang-orang. Dia memang sangat merindukan mereka (keluarga), tapi ini belum saatnya untuk Agha menunjukkan wajahnya kepada mereka semua.

Agha sudah keluar dari kantor Wiguna Grup. Dia berjalan menuju mobilnya. Baru saja duduk di balik kemudi, mulutnya sudah menguap dengan begitu lebar.

"Puas-puasin deh besok tidur," ujarnya.

Akhir pekan kali ini akan dia gunakan untuk beristirahat. Itulah kenapa dia ingin menyelesaikan semua pekerjaannya. Selama satu bulan ini, setiap akhir pekan selalu dia gunakan untuk bekerja dan bekerja. .

Jalanan yang begitu sepi membuat Agha menginjak pedal gas cukup kencang. Dia ingin cepat sampai. Pandangannya terus menatap ke arah jalanan dengan sesekali menguap. Agha terus melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi. Tanpa dia sadari dia terpejam beberapa detik sampai pada akhirnya dia berteriak.

"Aarggh!!"

Darah pun mengucur di dahinya. Agha sangat terkejut dan masih mengatur napasnya. Sakit di dahinya tak dia rasakan. Padahal bau amis darah segar sudah dapat Agha cium.

Kaca mobilnya ada yang mengetuk. Agha menoleh dan ada seorang polisi di sana. Agha membuka pintu mobil dan polisi itu melakukan hormat kepada Agha.

"Apa Anda baik-baik saja?"

"Saya hanya mengantuk, Pak." Kalimat itu begitu lemah dan akhirnya Agha tak sadarkan diri.

.

Perlahan Agha membuka mata dan dia sudah berada di rumah sakit. Sudah ada perawat yang ada di sampingnya juga polisi yang tadi menyapanya.

"Syukurlah, Anda sudah sadar."

"Terima kasih, sudah membawa saya." Polisi itupun mengangguk.

Agha merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel. Dia menghubungi seseorang dan menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit.

"Apa luka saya ini parah?" tanya Agha kepada pihak kesehatan yang menanganinya.

"Kami harus menjahit dahi Bapak karena luka robeknya cukup lebar," jelas pihak medis.

"Untuk memastikan kondisi bagian dalam kepala, kami akan melakukan CT scan besok pagi. Kami menduga ada benturan cukup keras."

Setengah jam berselang, seorang pria datang dengan wajah cemas. Dia menggelengkan kepala ketika melihat sang sahabat terbaring dengan perban di kepala.

"Kalau mau bunuh diri bilang. Biar gua videoin."

"Emang si alan!"

Perawat yang ada di sanapun menggelengkan kepala. Wajah tampan tak lantas membuat ucapannya sopan, tetap saja keluar kata kasar.

"Urus biaya rumah sakit."

Perintah Agha membuat Reksa berdecak kesal, tapi tetap saja Reksa menjalankan tugas dari sahabatnya itu. Dia pun menengadahkan tangan. Agha memberikan dompetnya kepada Reksa. Reksa sudah hendak mengambil kartu hitam nan ajaib.

"Pake debit aja."

Dahi Reksa mengkerut ketika mendengarnya. Dia menatap dalam wajah sang sahabat.

"Itu kartu buat bekel nikah."

Etdah!

Reksa menatap kesal ke arah Agha yang malah memejamkan mata. Pacar saja tidak ada sudah menyebut kata nikah. Namun, dia menuruti saja apa yang diperintah sang baginda. Setelah sampai resepsionis, dia berdecak kesal karena lupa menanyakan pin. Baru saja hendak menghubungi Agha, sudah ada pesan dari anak Aksara.

"Gunain keahlian lu!"

"Bang sat!"

Reksa mengumpat di dalam hati. Terkadang sahabatnya itu di luar prediksi BMKG otaknya. Kini, Reksa yang malah harus berusaha meretas pin kartu milik sahabatnya sendiri.

"Padahal tinggal bilang aja berapa PIN-nya. Malah ngasih PR pan. Bukannya gua gak mampu ngeretas pin ini, tapi asli gua lagi males."

Reksa terus mendumal di dalam hati sambil meretas pin milik sahabatnya itu. Tak memakan waktu lama dia pun berhasil. Pembayaran biaya rumah sakit pun sudah selesai.

Dia kembali lagi ke ruang IGD di mana Agha masih terbaring. Dia masih harus berada di sana sampai besok pagi.

"Lu udah bilang keluarga lu?" Agha menggeleng.

Lelaki yang terbaring di ranjang pesakitan itu mengirim pesan kepada ibunya dan menunjukkan pesan tersebut kepada Reksa.

My, Mas nginep di rumah Reksa ya. Besoknya mau langsung ke Bandung, liburan sedetik.

"Gila emang!" Reksa sangat tidak mengerti jalan pikiran lelaki tampan sahabatnya itu.

"Gua gak mau buat nyokap dan Adek gua khawatir."

"Tapi, lu yakin bokap lu gak tahu akan hal ini?" Reksa sudah menatap dalam Agha.

"Bokap gua pasti tahu semuanya tentang gua, tapi gua gak takut walaupun bokap gua galak. Air mata nyokap gua yang lebih gua takutin."

Hati Reksa mencelos mendengar penuturan Agha. Di balik sikap Agha yang keras dan songong, ada kelembutan hati yang sampai saat ini tak berubah dari seorang Gavin Agha Wiguna. Seorang anak yang selalu menjunjung tinggi dua perempuan yang dia sayangi.

.

Dada seorang perempuan masih berdegup sangat kencang sampai saat ini. Dia masih bersandar di lorong sepi sendirian. Memandang tangannya yang baru saja menyentuh dahi yang begitu bersih dan putih. Menatap wajah lelaki tampan yang begitu mulus bak jalan tol dalam jarak dekat.

Dia teringat ketika dia melakukan pertolongan kepada lelaki itu. Dia terus memastikan jika lelaki itu tak membuka mata di setiap tusukan jarum dan tarikan benang yang dia lakukan. Dia ingin memandang wajah tampan lebih lama dan lebih dekat. Wajah yang dulu hanya bisa dia pandang dari jauh, kini bisa dia lihat dari jarak beberapa sentimeter saja.

"Masih tetap sama. Masih sangat tampan."

...***To Be Continue****...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

pasti salju ,dokternya

2023-09-25

1

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

woohhh salju sdh jadi dokter...???
klu di novel cepet sekolah dokter yaa...
lanjuuuutttt....

2023-09-09

0

Medy Jmb

Medy Jmb

Dokter Salju

2023-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali (Jakarta)
2 2. Didikan Keras
3 3. Mengantuk
4 4. Kesakitan Lagi
5 5. Dokter Rambut Sebahu
6 6. Salah Paham
7 7. Dikenalkan Kepada Keluarga
8 8. Antara Percaya Dan Tidak Percaya
9 9. Baru Percaya
10 10. Malaikat Penolong
11 11. Memutar Fakta
12 12. Hari Terakhir
13 13. Gosip Beredar
14 14. Anak Singa Dan Peranakan Buaya
15 15. Dokter Pribadi
16 16. Asisten Pribadi
17 17. Ke Lapangan
18 18. Seperti Obat
19 19. Ijin
20 20. Penasaran
21 21. Bujuk
22 22. Paksaan Bukan Pernyataan
23 23. Tiga Hari
24 24. Tak Membalas
25 25. Tantrum
26 26. Basket
27 27. Lintah Sawah
28 28. Berita Menyakitkan
29 29. Memprotect
30 30. Pertama Kali
31 31. Cinta Mati
32 32. Cara Yang Salah
33 33. Khawatir
34 34. Anak Singa Peranakan Buaya Bernyawa Banyak
35 35. Murkanya Raja Singa
36 36. Di Luar Prediksi
37 37. Dibuat Bingung
38 38. Mulai Cerah
39 39. Flashback
40 40. Adu Bisa
41 41. Dingin dan Tidak Suka
42 42. Tidak Bisa Memilih
43 43. Jangan Memaksa
44 44. Mengantarkan Nyawa Ke Hutan Rimba
45 45. Tidak Mau Egois
46 46. Lebay
47 47. Rindu Yang Tak Tertahan
48 48. Ancaman
49 49. Mulai Nakal
50 50. (Masih) Manis
51 51. Cekatan
52 52. Berbeda
53 53. Interogasi
54 54. (Gantian) Bucin
55 55. Nuna Dan Titan
56 56. Patah
57 57. Kesedihan Disela Kebahagiaan
58 58. Menahan
59 59. Menjelang Hari Bahagia
60 60. Setelah Tujuh Tahun
61 61. Rahasia
62 62. Pelukan Erat
63 63. Jangan Khawatirkan
64 64. Meluapkan Semuanya
65 65. Anak Baik
66 66. S A H
67 67. Di Luar Prediksi
68 68. Dendam Pribadi
69 69. Tak Bisa Jauh
70 70. Short Honeymoon
71 71. Merasa Bosan
72 72. Ada Yang Aneh
73 73. Tak Menduga
74 74. Profesional
75 75. Cleaner
76 76. Payah
77 77. Menjenguk
78 78. Mual dan Muntah
79 79. Permintaan Baby
80 80. Resign
81 81. Turun Gunung
82 82. Sudah Sepakat
83 83. Hadir Ke Dunia
84 84. Anak Telur Gulung
85 85. HARI BAHAGIA
86 Bon-Chap
87 Kabar Terbaru
88 Bon-chap Akhir
89 PENGUMUMAN
90 Pengumuman Lagi
91 Announcement (2)
92 Cerita Rivalnya Agha
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Kembali (Jakarta)
2
2. Didikan Keras
3
3. Mengantuk
4
4. Kesakitan Lagi
5
5. Dokter Rambut Sebahu
6
6. Salah Paham
7
7. Dikenalkan Kepada Keluarga
8
8. Antara Percaya Dan Tidak Percaya
9
9. Baru Percaya
10
10. Malaikat Penolong
11
11. Memutar Fakta
12
12. Hari Terakhir
13
13. Gosip Beredar
14
14. Anak Singa Dan Peranakan Buaya
15
15. Dokter Pribadi
16
16. Asisten Pribadi
17
17. Ke Lapangan
18
18. Seperti Obat
19
19. Ijin
20
20. Penasaran
21
21. Bujuk
22
22. Paksaan Bukan Pernyataan
23
23. Tiga Hari
24
24. Tak Membalas
25
25. Tantrum
26
26. Basket
27
27. Lintah Sawah
28
28. Berita Menyakitkan
29
29. Memprotect
30
30. Pertama Kali
31
31. Cinta Mati
32
32. Cara Yang Salah
33
33. Khawatir
34
34. Anak Singa Peranakan Buaya Bernyawa Banyak
35
35. Murkanya Raja Singa
36
36. Di Luar Prediksi
37
37. Dibuat Bingung
38
38. Mulai Cerah
39
39. Flashback
40
40. Adu Bisa
41
41. Dingin dan Tidak Suka
42
42. Tidak Bisa Memilih
43
43. Jangan Memaksa
44
44. Mengantarkan Nyawa Ke Hutan Rimba
45
45. Tidak Mau Egois
46
46. Lebay
47
47. Rindu Yang Tak Tertahan
48
48. Ancaman
49
49. Mulai Nakal
50
50. (Masih) Manis
51
51. Cekatan
52
52. Berbeda
53
53. Interogasi
54
54. (Gantian) Bucin
55
55. Nuna Dan Titan
56
56. Patah
57
57. Kesedihan Disela Kebahagiaan
58
58. Menahan
59
59. Menjelang Hari Bahagia
60
60. Setelah Tujuh Tahun
61
61. Rahasia
62
62. Pelukan Erat
63
63. Jangan Khawatirkan
64
64. Meluapkan Semuanya
65
65. Anak Baik
66
66. S A H
67
67. Di Luar Prediksi
68
68. Dendam Pribadi
69
69. Tak Bisa Jauh
70
70. Short Honeymoon
71
71. Merasa Bosan
72
72. Ada Yang Aneh
73
73. Tak Menduga
74
74. Profesional
75
75. Cleaner
76
76. Payah
77
77. Menjenguk
78
78. Mual dan Muntah
79
79. Permintaan Baby
80
80. Resign
81
81. Turun Gunung
82
82. Sudah Sepakat
83
83. Hadir Ke Dunia
84
84. Anak Telur Gulung
85
85. HARI BAHAGIA
86
Bon-Chap
87
Kabar Terbaru
88
Bon-chap Akhir
89
PENGUMUMAN
90
Pengumuman Lagi
91
Announcement (2)
92
Cerita Rivalnya Agha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!