4. Kesakitan Lagi

Agha yang memang tidak tidur menoleh ketika gorden rumah IGD dibuka oleh seorang wanita memakai jas putih, dan memakai masker.

"Saya cek lagi, ya."

Suaranya begitu lembut. Juga kulitnya sangat putih. Rambut sebahunya yang dia gerai begitu saja terlihat sangat manis.

Deg. Deg. Deg.

Bukan jantung Agha yang bergemuruh. Melainkan jantung dokter yang tengah memeriksa lelaki tampan tersebut bergemuruh sangat hebat.

"Jam berapa jadwal CT scan saya? Apa setelah CT scan saya boleh pulang?"

Dokter wanita itu mulai memberanikan diri untuk menatap ke arah Agha. Manik mata mereka berdua kini bertemu. Agha menukikkan kedua alisnya ketika dia merasa tidak asing dengan bola mata cantik itu. Hanya keheningan yang tercipta di sana. Mereka saling pandang tanpa mengeluarkan suara.

"Dok."

Suara salah seorang perawat membangunkan lamunan dokter wanita tersebut. Begitu juga dengan Agha yang mulai memutus pandangannya.

"Setelah dilakukan CT scan, Bapak boleh pulang. Tiga hari kemudian, kembali ke sini lagi untuk mengambil hasilnya."

Perawatlah yang menjelaskan. Agha pun mengangguk mengerti. Sedangkan dokter wanita itu hanya terdiam. Dia merasa terciduk oleh perawat yang berjaga.

"Kalau begitu, saya permisi."

Perawat sudah dulu meninggalkan Agha, diikuti oleh dokter wanita itu dari belakang. Namun, Agha malah mencekal tangannya. Sontak jantung dokter itu terasa hendak meledak.

"Anda memeriksa saya, tapi Anda tak menjelaskan apapun kepada saya. Anda dokter sungguhan atau bukan?"

Ternyata dugaan dokter wanita itu salah. Awalnya dia menduga akan ada kalimat manis yang keluar dari mulut sang pasien. Ternyata dia sangat salah. Ekspektasinya hancur sudah.

"Kondisi jantung Anda baik, darah pun normal."

Dokter menjelaskan dengan nada yang sangat ketus. Ada rasa marah dan tidak suka di hatinya. Sedangkan Agha hanya diam saja.

"Apa sudah cukup?"

"Hem."

Oh, Tuhan!!

Begitulah yang dikatakan oleh dokter jaga ketika mendengar jawaban keramat yang sangat mengganggu telinga. Dokter itupun pergi meninggalkan Agha yang malah memejamkan mata seperti manusia yang tak berdosa.

.

Reksa menemani Agha untuk CT scan bagian kepala. Itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada dampak tidak baik dari benturan keras ketika kecelakaan tunggal semalam. Setelah CT scan selesai, Agha pun boleh pulang.

"Cepetan! Gua ngantuk banget."

Sifat menyebalkan Agha keluar lagi. Untung saja kesabaran Reksa setebal dompet Agha. Sepanjang perjalanan suasana mendadak hening. Reksa melihat ke arah sampingnya di mana Agha sudah terlelap.

"Lu itu kecapekan. Terlalu keras dalam bekerja," ujar Reksa dengan pelan.

Ada rasa iba di hati Reksa ketika melihat sahabatnya itu masih memikul beban yang teramat berat. Walaupun Agha tidak pernah mengeluh, tetapi Reksa sangat tahu bagaimana Agha sesungguhnya. Banyak yang dia korbankan termasuk perasaannya.

Reksa tidak membawa Agha ke rumahnya. Melainkan ke apartment miliknya. Dia tidak mau jika sang ibu mengadu kepada ibunda Agha perihal anaknya yang celaka. Itu akan lebih bahaya.

Agha benar-benar istirahat hari ini. Reksa yang malah kewalahan membalas pesan dari ibunda Agha. Namun, ada pesan yang dia tunggu, yakni pesan dari adik Agha. Sayangnya, perempuan cerewet itu tak mengirim pesan kepadanya.

Baru saja hendak memejamkan mata, suara bel terdengar. Reksa terdiam sejenak. Tidak ada yang tahu apartment-nya ini.

"Siapa?"

Suara bel semakin bising dan membuat Reksa harus membukakan pintu. Tenyata ayah Agha yang datang. Reksa menunduk hormat.

"Di mana Agha?"

"Sedang tidur, Om."

Reksa mengantar Aksara ke kamar yang Agha tempati. Dia hendak meninggalkan ayah dan anak itu, tapi Aksara melarangnya.

"Apa dia mengantuk?" Suara Aksa sudah keluar.

"Iya, Om. Agha bilang sih begitu."

"Apa tidak ada aroma alkohol?"

"Tidak ada, Om. Murni itu karena mengantuk."

Aksa memperhatikan sang putra untuk beberapa menit ke depan. Hingga terdengar helaan napas kasar dari mulutnya.

"Mulai Senin, kamu jadi sopir sekaligus asisten pribadi Agha."

Reksa sangat terkejut mendengar ucapan dari Aksara. Perintah itu tidak main-main.

"Tapi--"

"Tidak ada penolakan. Saya sudah membicarakan hal ini kepada kedua orang tua kamu. Mereka pun setuju."

Aish!

Sungguh Aksa sangat tahu kelemahan Reksa, yakni orang tuanya. Jika, ayah dan ibunya sudah menyetujui tidak ada alasan untuknya menolak.

"Perihal gaji pun lima kali lipat dari yang kamu dapat di perusahaan kamu yang lama."

"Ya wajarlah gaji segitu, wong yang gua jaga anak singa yang susah diatur."

Menjelang Maghrib, Agha baru terbangun. Sungguh dia tertidur sangat nyenyak. Dia bangkit dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Agha langsung menuju dapur dan mencari makanan di sana. Ketika dia membuka lemari pendingin, dia pun berdecak karena semua isinya adalah minuman beralkohol.

"Makin parah," gumamnya.

Akan tetapi, dia malah mengambil satu kaleng minuman alkohol bermerk star. Dia meneguknya seperti meneguk air mineral. Cukup lama tinggal di negeri orang membuat Agha mengenal alkohol. Dia juga sesekali merokok. Sang ayah pun tahu, tapi tak mempermasalahkan akan hal itu.

Satu kaleng minuman alkohol sudah Agha habiskan. Dia pun menyandarkan tubuhnya di kursi meja makan. Helaan napas kasar keluar dari mulutnya. Bola mata cantik sang dokter masih terngiang di ingatan Agha.

"Salsa," gumamnya.

Ya, dia melihat nama yang tersemat di jas kebesaran wanita tersebut. Agha mulai berpikir sejenak. Dia seperti pernah mengenal bola mata itu. Terlalu keras berpikir, dia pun mengaduh kesakitan.

"Si alan!" omelnya.

.

Seorang dokter wanita baru selesai memeriksa pasien IGD yang akan dipindahkan ke ruang perawatan. Dia dapat bernapas lega karena malam ini tidak ada pasien parah. Pekerjaannya sedikit dipermudah.

Kopi kalengan sudah tersedia di mejanya. Dia pun membukanya dan berniat untuk meneguknya agar matanya bisa on sampai pagi. Baru satu tegukan, pintu IGD terbuka dan perawat yang berjaga segera berlari. Dokter itupun menghela napas berat.

"Tidak ada kata santai."

Dia pun beranjak dari duduknya. Langkahnya menuju pasien yang baru saja datang. Suara seorang pria terdengar begitu jelas. Di mana kelurga pasien meminta pertanggungjawaban. Semalam pasien itu sudah diberikan pertolongan pertama di IGD ini, tapi sekarang pasien mengerang kesakitan lagi. Itulah yang dapat dokter itu dengar.

"Akan saya tuntut rumah sakit ini!"

Hembusan napas kasar keluar dari mulut dokter cantik itu. Ketika dia bergabung ke sana, sudah pasti pria itu akan mengomelinya juga.

"Sabar, sabar."

Sebelum bergabung ke sana dia menghela napas panjang terlebih dahulu.

"Permisi, ada apa ini?"

Pria tinggi dan tampan itupun menoleh. Diikuti para perawat yang memberikan jalan untuk dokter tersebut. Mata besar sang pria itu melebar. Begitu juga dengan sang dokter wanita.

"Kenapa--"

Sontak sang dokter melihat ke atas bed. Sungguh hatinya tak karuhan. Apalagi dia sedang tidak memakai masker sekarang.

"Bagaimana ini?"

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

Terpopuler

Comments

hìķàwäþî

hìķàwäþî

jam brp ct scannya??? suster ngesot y? mikirnya lemot.. 😆

2025-02-20

0

Ma Selly

Ma Selly

sebenarnya siapa bu dokter itu ya

2023-12-24

0

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

bola mata itu salsa atau salju

2023-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kembali (Jakarta)
2 2. Didikan Keras
3 3. Mengantuk
4 4. Kesakitan Lagi
5 5. Dokter Rambut Sebahu
6 6. Salah Paham
7 7. Dikenalkan Kepada Keluarga
8 8. Antara Percaya Dan Tidak Percaya
9 9. Baru Percaya
10 10. Malaikat Penolong
11 11. Memutar Fakta
12 12. Hari Terakhir
13 13. Gosip Beredar
14 14. Anak Singa Dan Peranakan Buaya
15 15. Dokter Pribadi
16 16. Asisten Pribadi
17 17. Ke Lapangan
18 18. Seperti Obat
19 19. Ijin
20 20. Penasaran
21 21. Bujuk
22 22. Paksaan Bukan Pernyataan
23 23. Tiga Hari
24 24. Tak Membalas
25 25. Tantrum
26 26. Basket
27 27. Lintah Sawah
28 28. Berita Menyakitkan
29 29. Memprotect
30 30. Pertama Kali
31 31. Cinta Mati
32 32. Cara Yang Salah
33 33. Khawatir
34 34. Anak Singa Peranakan Buaya Bernyawa Banyak
35 35. Murkanya Raja Singa
36 36. Di Luar Prediksi
37 37. Dibuat Bingung
38 38. Mulai Cerah
39 39. Flashback
40 40. Adu Bisa
41 41. Dingin dan Tidak Suka
42 42. Tidak Bisa Memilih
43 43. Jangan Memaksa
44 44. Mengantarkan Nyawa Ke Hutan Rimba
45 45. Tidak Mau Egois
46 46. Lebay
47 47. Rindu Yang Tak Tertahan
48 48. Ancaman
49 49. Mulai Nakal
50 50. (Masih) Manis
51 51. Cekatan
52 52. Berbeda
53 53. Interogasi
54 54. (Gantian) Bucin
55 55. Nuna Dan Titan
56 56. Patah
57 57. Kesedihan Disela Kebahagiaan
58 58. Menahan
59 59. Menjelang Hari Bahagia
60 60. Setelah Tujuh Tahun
61 61. Rahasia
62 62. Pelukan Erat
63 63. Jangan Khawatirkan
64 64. Meluapkan Semuanya
65 65. Anak Baik
66 66. S A H
67 67. Di Luar Prediksi
68 68. Dendam Pribadi
69 69. Tak Bisa Jauh
70 70. Short Honeymoon
71 71. Merasa Bosan
72 72. Ada Yang Aneh
73 73. Tak Menduga
74 74. Profesional
75 75. Cleaner
76 76. Payah
77 77. Menjenguk
78 78. Mual dan Muntah
79 79. Permintaan Baby
80 80. Resign
81 81. Turun Gunung
82 82. Sudah Sepakat
83 83. Hadir Ke Dunia
84 84. Anak Telur Gulung
85 85. HARI BAHAGIA
86 Bon-Chap
87 Kabar Terbaru
88 Bon-chap Akhir
89 PENGUMUMAN
90 Pengumuman Lagi
91 Announcement (2)
92 Cerita Rivalnya Agha
Episodes

Updated 92 Episodes

1
1. Kembali (Jakarta)
2
2. Didikan Keras
3
3. Mengantuk
4
4. Kesakitan Lagi
5
5. Dokter Rambut Sebahu
6
6. Salah Paham
7
7. Dikenalkan Kepada Keluarga
8
8. Antara Percaya Dan Tidak Percaya
9
9. Baru Percaya
10
10. Malaikat Penolong
11
11. Memutar Fakta
12
12. Hari Terakhir
13
13. Gosip Beredar
14
14. Anak Singa Dan Peranakan Buaya
15
15. Dokter Pribadi
16
16. Asisten Pribadi
17
17. Ke Lapangan
18
18. Seperti Obat
19
19. Ijin
20
20. Penasaran
21
21. Bujuk
22
22. Paksaan Bukan Pernyataan
23
23. Tiga Hari
24
24. Tak Membalas
25
25. Tantrum
26
26. Basket
27
27. Lintah Sawah
28
28. Berita Menyakitkan
29
29. Memprotect
30
30. Pertama Kali
31
31. Cinta Mati
32
32. Cara Yang Salah
33
33. Khawatir
34
34. Anak Singa Peranakan Buaya Bernyawa Banyak
35
35. Murkanya Raja Singa
36
36. Di Luar Prediksi
37
37. Dibuat Bingung
38
38. Mulai Cerah
39
39. Flashback
40
40. Adu Bisa
41
41. Dingin dan Tidak Suka
42
42. Tidak Bisa Memilih
43
43. Jangan Memaksa
44
44. Mengantarkan Nyawa Ke Hutan Rimba
45
45. Tidak Mau Egois
46
46. Lebay
47
47. Rindu Yang Tak Tertahan
48
48. Ancaman
49
49. Mulai Nakal
50
50. (Masih) Manis
51
51. Cekatan
52
52. Berbeda
53
53. Interogasi
54
54. (Gantian) Bucin
55
55. Nuna Dan Titan
56
56. Patah
57
57. Kesedihan Disela Kebahagiaan
58
58. Menahan
59
59. Menjelang Hari Bahagia
60
60. Setelah Tujuh Tahun
61
61. Rahasia
62
62. Pelukan Erat
63
63. Jangan Khawatirkan
64
64. Meluapkan Semuanya
65
65. Anak Baik
66
66. S A H
67
67. Di Luar Prediksi
68
68. Dendam Pribadi
69
69. Tak Bisa Jauh
70
70. Short Honeymoon
71
71. Merasa Bosan
72
72. Ada Yang Aneh
73
73. Tak Menduga
74
74. Profesional
75
75. Cleaner
76
76. Payah
77
77. Menjenguk
78
78. Mual dan Muntah
79
79. Permintaan Baby
80
80. Resign
81
81. Turun Gunung
82
82. Sudah Sepakat
83
83. Hadir Ke Dunia
84
84. Anak Telur Gulung
85
85. HARI BAHAGIA
86
Bon-Chap
87
Kabar Terbaru
88
Bon-chap Akhir
89
PENGUMUMAN
90
Pengumuman Lagi
91
Announcement (2)
92
Cerita Rivalnya Agha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!