"apa yang kalian lakukakan" ucap Meira lemah
Tubuhnya tersentak dan langsung teraadar saat dia merasakan sebuah tus*kan di nadinya, lepaskan aku baj*ngan" ucap Meira meronta minta dilepaskan
Sebuah j*rum berisi cairan di suntikkan ke pembuluh darahnya, pikirannya mulai melayang dengan menimbulkan kebahagiaan yang entah datang dari mana membuat meira pun mulai tertawa dengan bahagia
"lihatlah jala*n ini, dia mulai mabuk" ucap Pamela jijik
"Kamu membuatnua mabuk di hari pertama kami" Ucap Dion pura pura sedih
"oh...jadi dia buat kamu tertarik ya" rajuk Pamela
"kalo kamu mau sama dia ya sana, kalian sah kok,dia nggak bakal nolak kamu kan, jal*ng ini pasti udah mimpi bakal mesra mesraan sama kamu kan,suaminya" ucap Pamela
Dengan santainya pamela berjalan ke arah Meira yang terikat di lantai kamar, Pamela berencana menamparnya Meira.
Meira yang masih tertawa bahagia malah bisa mengelak bahkan mendorong Pamela hingga tersungkur
"jal*ng si*lan, yank tambahin aja dosis biar dia sekalian mat*" ucap Pamela nggak terima.
Dengan Cepat Pamela menangkap Meira dan mulai menjambak rambutnya dengan keras,bukannya sakit meira yang tidak sadar tetap tertawa dengan senangnya meski beberapa helai rambutnya bahkan terlepas dari kepalanya.
"sayang, jngan buat dia luka, aku harus buat konten buat nunjuin kami bahagia kan,jadi kalo ada luka,semua bakal curiga kan" ucap Dion.
Dion menggapai dan mengajak Meira ke balkon kamar mereka untuk mendapat view yang lebih bagus
"jangan lama lama ya yang,aku nggak suka kamu nyentuh dia" ucap Pamela kesal
"sabar sayang,kalo bukn demi masa depan kita,aku juga nggak bakalan mau deket deket dia,perempuan li*r yang nggak tau siap aja yang pernah menyentuhnya"ucap Dion dengan nada jijik.
Dion tersenyum lembut pada Meira mereka melakonkan adegan sedang berpelukan mesra dengan meira yang merebahkan kepalanya di pundak Dion tanpa lupa mengambil foto Selfi, merekam lalu mengupdate di medsos mereka, sungguh pasangan yang terlihat bahagia
"achh...sayang cepetan, acchhh"
Suara des*han sayup sayup membangunkan Meira dari pingsannya
"Astaga kalian gila, kalian..."
Meira harus melihat dengan matanya sendiri orang yang berstatus suaminya sedang asik bermesraan dengan wanita lain di atas ranjang mereka sementara dia, istrinya duduk dan terikat di kursi
"isshh....loe ganggu aja,kenapa sih loe nggak nikmati aja pemandaangan ini, jarang jarang kan loe bisa nonton live kamu, sekalian belajar, biar loe tau gimana caranya mu*sin suami kita,eh nggak juga sih suami aku,loe kan bentar lagi mat*"ucap Pamela tetap melanjutkan aktivitas mereka tanpa rasa malu
"kalian Psiko, pasangan gila" ucap Meira
Meira dengan rasa sesak dan tangis yang masih bisa ditahannya, hatinya memang sakit tapi harga dirinya jauh lebih terluka lagi
"yang dikir lagi..." ucap Dion sambil mengerang
"ahh.....ras*mu memang slalu memabukkan" ucap Dion lalu mengecup kening Pamela, yang tak kalah membuat Meira sakit hati
"kamu jahat" ucap Meira lalu menangis
"astaga bocah jal*ng li*r kayak loe masih punya perasaan juga ya" ejek Meira masih dalam keadaan tel*njang berjalan melewati Meira lalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya
"Dion..kenapa kamu kayak gini,aku tau kamu sayang aku,ini pasti hasutannya pamela kan,sayang jangan buat kriminal kayak gini, sadarlah sebelum terlambat, lepasin aku ya, aku janji nggak bakal nuntut kamu atas semua kejahatan ini, kamu mau apa aku janji keluargaku pasti bakalan ngasi semua yang kamu mau, please" ucap Meira berusaha menyadarkan Dion
"hahahahaha, aku nggak nyangka kamu sebodoh itu, jujur ya selama ini aku tu nggak pernah ada rasa sama kamu,jangankan ngebandingin diri sama pamela, seujung kukunya aja nggak nggak bisa kamu samain,cuih" ucap Dion sambil mel*dah saking jijiknya
"dapet masalah dikit langsung bawa bawa nama besar yarrow, kalo nggak ada mereka loe bisa apa,dasar anak manja" ucap Pamela tiba tiba
"jangan sok ngerayu laki gue ya" ucap Pamela langsung menamp*r wajah Meira dengan keras sampai Meira merasa pusing
"kalian pasangan gila" ucap Meira
"memang,dan kamu adalah pasangan yang bahagia, suamiku slalu menuruti apapun yang aku mau, termasuk membun*hmu "ucap Pamela bangga.
"sudah....ini sudah siang makan sarapanmu dulu,lalu kita akan melanjutkan honeymoon hari ke 2 kita,aku sudah menyewa boat untuk kita mengarungi lautan yang indah" ucap dion sambil memaksa Meira yang bungkam untuk makan
"denger klo kmu nggak mau makan, aku bisa langsung menghabisi keluargamu" ucap Dion dingin
"aku lupa cerita ya"tanya Dion
"aku memasang beberapa bahan peled*k di rumahmu, jadi dengam sekali telpon aku bisa meedakkan mansion yarrow,hahahha" Dion tertawa dengan senang
"kau Bajing*n,keluargaku salah apa sama kamu"ucap Meira sambil menangis
"salah sendiri mereka nggak mau menerima menantunya ini,mereka slalu menatapku dengan hina, kalian yang kaya slalu meremehkn kami yang miskin" terang Dion Kesal
"mereka memandangmu hina bukan karena miskin tapi karna kau memang hina,aku aja. Yang bodoh nggk nyadar kalo kmu hina" ucap Meira Marah dan dihadiahi tamp*ran yang cukup keras
"makan atau keluargamu mat*" ucap Dion sambil melempar makanan ke depan Meira dan meira pun mengambil makann dengan tangannya yang masih terikat
Dion hanya tertawa lalu mengambil jarum yang akan disuntikkan pada Meira
"jangan, jngan kasi obat itu lagi,aku bisa gila, aku masih istrimu,aku akan tiruti semua mau kalian, kasihani aku,aku " ucap meira sambil menangis
"tapi kami butuh kamu yang penurut" ucap Pamela santai
"aku akan jadi penurut,kalo perlu akan akan dandan dan full senyum selama perjalanan," ucap Meira meyakinkan
Meira berusaha tenang dan berusaha mencari jalan untuk lari,aku nggak mau mati konyol
"baik,aku anggap ini permintaan terakhirmu,tapi ingat jangan macam-macam atau aku akan telpon Anak buahku untuk aktifin Bomnya"ucap Dion dingin dan melihat Meira dengan wajah mematungnya
"kamu lupa aku masih pegang kartu asmu ya, jadi cepet rapikan dirimu dan berangkat" ucap Dion lagi
"Dion kenapa kamu sekejam ini,aku juga istrimu" rengek Meira lelah dia harus tenang dan mengikuti semua keinginan Dion
"berisik aku bosan dengan segala rengekanmu itu, ya udah biar kmu nggak bisa pake alasan itu, mulai hari ini Aku Menceraikanmu" ucapan santai Dion
Meira hanya terbengong tidak ada sedikitpun rasa sedih dan sesal dihatinya saat diceraikan di hari pertamanya menjadi Istri, yang tertinggal hanya rasa muak dan Sesal,kenapa dia sebodoh ini dalam menilai orang.
Dion perlahan pergi dan Meminta pamela membuka Ikatan Meira dan membantunya mempersiapkan diri.
"Eros kali ini bantu aku dan aku akan membalasmu" ucap Meira pelan lalu memencet anting anting pemberian Eros
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments