"Nah nyonya muda silahkan dilihat" ucap dokter wijaya sambil
menyerahkan cermin kepada Meira lalu mendengarkan penjelasannya
wajah sisi kanan terbentur dan tergores panjang,diawal tim dokter
memperkirakan Hanya luka gores dipermukaan kulit tapi ternyata lukanya cukup
dalam dan tulang pipi sedikit retak jadi tim dokter spesialis bedah plastik
memutuskan melakukan beberapa penyesuaian pada tulang rahangmu kanan dan kiri
terbentur ke air dengan keras membuat hidung Meira terkena, hingga agak
susah napas, jadi kami juga laksanakan rekonstruksi hidung juga lalu untuk
penyempurnaan dilakukan sedikit facelift
"cantik" ucap Tina terpukau
"ini bukan aku, kenapa kalian nggak kembalikan ke wajah asliku aja, ini
semua palsu, ini bukan aku" tangis Meira melihat wajahnya yang berubah
"Memey" ucap Eros menenangkannya meira
"maafkan kami,tapi itu tidak bisa kami lakukan, lukanya sedikit
menyulitkan, jadi kami hanya bisa harapkan agar nyonya muda bisa beradaptasi
dengan wajah yang baru" ucap dokter wijaya
"tapi ini bukan aku,aku nggak mau kembalikan wajahku" Meira hanya
bisa menangis
"kata siapa, dengar... " potong Eros menenangkan
"sama aja, dimataku wajah ini ataupun wajah yang lalu adalah milikmu
memey Meira, dan bukan wajah yang membuatmu terlihat baik atau buruk,masih sama
kamu adalah dia,dia adalah kamu" ucap Eros
"tapi keluargaku nggak akan mengenaliku" ucap Meira
"jangan takut,aku yakin mereka mengenalmu bukan hanya karna wajah
cantikmu kan, suatu hari nanti mereka pasti mengenalimu karena sikapmu, dan
kita nggak lakukan oplas pada sifatmu kan" hibur Eros
"sudah jangan nangis,yang sudah terjadi nggak bisa dirubah, kuatkan
hatimu dan yang harus slalu kamu ingat adalah kenapa wajah ini harus
dirubah" ucap Eros tetap menghibur Meira
"apapun itu selama itu kamu,aku akan sangat bersyukur, dan aku akan
slalu menjagamu" ucap Eros dalam hati, menguatkan hatinya berusaha tetap
menutupi rasa sesalnya atas perubahan wajah Meira, wajah yang slalu menemaninya
melalui masa masa terberatnya
"Eros bergeserlah sedikit kami akan membuka perban di badan nyonya muda
" ucap Dokter wijaya sambil mendekati meira
"tunggu, selain tina, dokter wijaya dan orang perawat wanita semua
keluar"ucap Eros tiba tiba
Eros teringat luka memanjang di d*d* dan perut istrinya\, dia hanya seorang
suami yang tradisional yang tidak aku mengijinkan sembarang orang melihat tubuh
istrinya
"astaga Ponakan,mereka ini dokter, kami akan memandangnya sebagai
PASIEN" ucap Dokter wijaya geli
"Tapi tidak berlaku pada istriku" jawab Eros tanpa ditawar
Bandi dengan sigap memandu tim yang lain untuk keluar
“baik sekarang kita buka perbannya" ucap Dokter wijaya diikuti perawat
lain
"tunggu"ucap Meira
"kamu juga keluar" ucap meira gugup
"nggak,aku suamimu dan aku sudah melihat semuanya jadi mulaiah buka
perban itu" ucap Eros dingin
"astaga...."ucap Dokter wijaya
besar kemerahan ada tepat di atas d*d* kanan meira cukup membuatnya kecewa
dan meira Pun langsung menutupinya parut itu dengan sedih
"apa terlihat menjijikkan" tanyanya sedih dan bersiap menerima
kenyataan
"badanmu indah dan nggak ada satupun bagian tubuhmu yang
menjijikkan" ucap Eros membesarkan hati Meira, tapi meira masih tertunduk
sedih
"kita harus melakukan operasi lagi intuk menutupinya" ucap dokter
wijaya tenang
"tidak,aku nggak mau ada operasi lagi" ucap Meira sedih,
"mungkin parut ini memang ditaktirkan untuk slalu bersamaku,untuk slalu
mengingatkanku pada penghianatannya untuk berhati hati" lanjut meira
memantapkan hati
"Memey, kamu tetap sempurna tanpa ataupun dengan parut itu" ucap
Eros sambil mengecup tangan meira yang masih menutupi parutnya
"apa kamu percaya aku,aku bisa membuat parut itu tetap bersamamu dan
terlihat lebih indah, tapi kamu akan merasa sedikit sakit pada proses
pembuatannya" ucap Eros lembut
"apa itu"tanya Meira ingin tau
"aku akan membayar seniman tatto terbaik untukmu,itu pun kalau kamu
mau" ucap Eros
"aku nggak takut sakit, tapi" ucap Meira
"gimana kalo temporary tattoo,saya bisa menggambarnya" ucap Tina
Tiba tiba memberi saran
"baiklah, beli alat alat dan bahan terbaik minta Artur mengantarmu agar
lebih cepat" perintah Eros
"Meira perbanmu sudah dibuka,om akan resepkan benerapa obat untuk jaga
jaga,dan om permisi dulu ya" ucap Dokter wijaya memberi mereka waktu untuk
bicara
"jadi setelah 6 bulan dengan semua perban ini,apa kamu mau mandi"
tanya Eros
"apa aku bau?"tanya Meira malu
"badanmu slalu bersih,hanya ada bau obat" ucap Eros sambil
memerintahkan pegawaimya untuk menyiapkan air hangat untuk mandi
"tina tolong bantu aku ya, eh..." ucap Meira kaget
Eros membopongnya dengan mudah dan membawanya ke kamar mandi. Lalu mendudukkan
meira di toilet dan dengan sangat santai melepaskan paka*an dal*m Meira yang
tersisa. Meira sangat malu dan merasa sedih,wajahnya pasti aneh,kakinya lumpuh
dia sudah tak semenarik dulu
"jangan berpikiran aneh,folus pada penyembuhanmu"ucap Eros dari
seberang,
Eros memang terlihat tenang tapi tangannya gemetaran gugup mengingat
tindakan yang baru dia lakukan
"sudah" tanya Eros sambil mendekati Meira
"sekarang aku akan membawamu berendam" ucapnya sambil menggendong
Meira dengan lembut.
Eros berjalan ke arah bathtub lalu dengan pakaian yang masih lengkap dan
tetap membopong Meira\, Eros masuk ke air.dan mendudukkan Meira yang t*l*nj*ng
di pangkuannya
"kamu...segernya" ucap Meira
setelah 6 bulan hanya berbaring di tempat tidur, Air hangat menyentuh badannya
yang terlihat pucat, meira bergerak dengan gelisah, ini pertama kalinya dia
dipangku seorang pria, ia sangat sadar tubuhnya ada diatas tubuh Eros.
"diamlah,aku masih berusaha menjaga kewarasanku" ucap Eros dengan
nada tersiksa
"ternyata aku nggak sejelek itu" ucap Meira pelan kepercayaan
dirinya yang sempat hilang muncul kembali
"aku bisa kok berendem sendiri,nanti kalau sudah selesai aku bisa
memanggil tina" ucap Meira salah tingkah, dia memang anak nakal tapi dia
belum pernah sedekat ini dengan lawan jenisnya
"nikmati saja, anggap aku juga butuh berendam,tapi kita nggak boleh lama
lama,kulitmu belum terbiasa" ucap Eros pelan
"kak" panggil meira pelan
"aku bukan kakakmu" kawab Eros tepat di telinga Meira, meira
merasa gelisah hingga tanpa sadar menggerakkan badanna
"tenanglah"ucap Eros dengan suara dalamnya
"jadi gimana aku harus memanggilmu" tanya Meira malu
"kamu bisa memanggilku apa aja asal bukan kakak, suami,sayang atau Eros
juga nggak masalah" ucapnya tenang
"Eros, apa yang harus aku lakukan berikutnya" tanya Meira pelan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments