Dan saat ini ratu yang dikenal ramah itu tengah memandang wajahnya dicermin.
"Umurku sudah dua puluh enam tahun dan wajahku akan semakin terlihat tua," dia menyentuh wajahnya dan meraba-raba.
"Dan kecantikanku akan hilang,"
"Itu tidak boleh terjadi." Ia beranjak pergi melangkah keluar dari kamar, dan menuju ke sebuah ruangan yang biasanya digunakan Gardapati untuk beristirahat.
Tanpa mengetuk, dia langsung masuk membuat Gardapati terkejut.
"Nyonya," kata Gardapati.
Karena mereka semakin akrab Gardapati ikut memanggil nyonya seperti yang Manika lakukan.
"Aku ingin bertemu Wizard," pinta Haritala.
Wizard adalah ahli sihir di kota Aeternitas dan kota itu adalah wilayah raja keabadian.
Setelah beberapa tahun terlewati Haritala telah memberitahu Gardapati jika dirinya mempunyai ilmu sihir, yang dipelajari semenjak dia berusia 18 tahun. Saat itu Gardapati cukup terkejut namun dia berpikir jika sihir itu juga mungkin bisa melindungi kerajaan ini nantinya.
"Nyonya, bagaimana jika semua orang akan tahu kau memiliki ilmu sihir?" Gardapati hanya takut jika ratunya akan dibenci orang-orang.
"Aku hanya ingin tahu ramuan untuk hidup abadi dan terlihat muda," tegas Haritala.
"Biar aku saja yang menemui Wizard,"
"Secepatnya," tuntut Haritala.
Gardapati pun langsung menemui Wizard. Kedatangannya tidak disambut dengan baik, dia diperlakukan layaknya dia adalah musuh raja keabadian.
"Apa yang membawamu kesini?" Tanya salah satu pengawal, ia menodongkan pedangnya.
"Bisa aku bertemu Wizard?" Tanya Gardapati dengan ramah.
"Apa alasanmu ingin menemui ahli sihir raja?"
"Atas perintah yang mulia ratu."
Pengawal itu saling menatap, lalu mereka membuka jalan untuk Gardapati masuk.
Gardapati melangkah masuk. Namun sekarang dia bingung, bagaimana dia tahu di mana Wizard berada. Istana ini lebih luas dari istana milik ratu. Dan dia berjalan tanpa di tuntun oleh pengawal.
"Siapa kau?" Tanya seseorang yang jika dilihat dari pakaiannya dia seperti prajurit.
"Aku pengawal ratu, dan ratu memintaku untuk menemui Wizard."
Prajurit itu menuntun Gardapati untuk menunjukkan jalan. Sangat jauh mereka berjalan, akhirnya sampai di sebuah rumah tua, mereka memasuki hutan untuk kerumah ini. Hutan yang berada di belakang istana raja.
"Terimakas—" ucapannya belum selesai prajurit itu sudah menghilang.
"Aku merasa seperti uji nyali." Ucap Gadapati. Melihat rumah tua yang seperti tidak dihuni.
Gardapati sudah berada di depan pintu dan dengan ragu-ragu dia mengetuk pintu.
Tak lama menunggu, seorang pria tua membuka pintu, badannya yang lebih pendek membuat Gardapati menunduk menatapnya dengan senyum ramah. Dia adalah Wizard. Pria yang kira-kira sudah berusia 60 tahun lebih, badannya cukup pendek mungkin hanya 140cm .
"Maaf jika mengganggu," ucap Gardapati.
"Silahkan masuk." Wizard membukakan pintu untuk Gardapati.
"Jadi apa yang membawamu kemari?" Tanya Wizard.
Mereka duduk disatu ruangan yang bernuasa gelap. Jika saat ini gardapati tidak menjabat sebagai pengawal ratu, mungkin dia akan meminta untuk mengobrol di luar saja.
"Ratu yang memintaku ke sini," mata Gardapati tak henti-henti menatap isi rumah.
"Apa yg ratu inginkan?"
Gardapati menatap Wizard, lalu ia kembali melihat sekitar memastikan tidak ada orang lain di sini.
"Ratu ingin ramuan awet muda," ucap Gardapati dengan berbisik.
Wizard berpikir, ia menimang-nimang ingin memberitahu atau tidak. Sebenarnya ramuan itu juga lumayan sulit dibuat, tapi karna ini permintaan dari ratu mungkin dia akan berusaha keras untuk ramuan itu.
"Beritahu ratu aku akan menyelesaikan ramuan itu, setelah mendapatkan manusia yang memiliki darah phoenix."
Sesuai perkataan Wizard, gardapati memberitahu tanpa melupakan satu katapun.
"Bantu Wizard mencari darah itu," perintah Haritala.
"Baik, nyonya."
...___...
Haritala berjalan ditengah ramainya kota Aurelius. Ia menggunakan jubah hitam dengan penutup kepala sehingga tidak satu pun yang mengenalinya.
"Bibi, bacalah korannya." Ucap anak laki-laki kecil.
Haritala menerima koran itu dan melanjutkan perjalanannya.
Di tengah jalan yang sepi dia berhenti sejenak dan membaca isi koran itu. Dan ternyata itu tentang raja kedamaian ketiga yang mengungkapkan jika beberapa hari yang lalu dia ternyata terkena ramuan sihir dan dia menuntut tidak akan mengizinkan penyihir memasuki wilayahnya bahkan sekedar berkunjung sebentar.
Tentu Haritala terkejut, dengan langkah lebar dia berjalan kembali menuju istana sambil memegang penutup kepala agar tidak terbuka.
Ia melangkah dengan cepat membuka isi lemarinya, itu adalah ruangan rahasia miliknya. Di sana sudah ada Gardapati dan Manika yang menunggu.
"Kami sudah mencari berita lengkapnya, ternyata raja memiliki kemampuan yang bisa melihat jenis air. Dan Raja sejak kecil sdh tidak menyukai sesuatu yang berhubungan sihir." Jelas Gardapati.
"Kenapa dia baru mengatakan sekarang?" Tanya Haritala.
"Raja takut nyonya tersinggung," sahut Gardapati.
"Jadi dia tahu aku yang melakukan itu semua?"
"Tidak nyonya, raja sama sekali tidak mencurigai nyonya," kata Manika.
Wajah Haritala yang semulai terlihat cemas kini tersenyum lega.
"Syukurlah." ucap Haritala benar-benar merasa lega.
Haritala keluar dari tempat rahasia itu diiringi manika dan gardapati di belakangnya.
Dengan senyum yang tercetak jelas dibibir, ia berdiri di depan cermin.
"Aku ingin ramuan itu secepatnya selesai,"
"Agar raja bisa membalas cintaku," dia menyisir rambutnya, sambil memandang wajahnya di cermin.
"Tetapi nyonya, raja tidak menyukai sihir." kata Manika.
"Diam." Sentak ratu. Manika terjatuh karna kekuatan sihir angin dari ratu, Gardapati tentu langsung membantu Manika berdiri.
"Apa kau berhak mengatakan itu padaku?" Tanya ratu dengan wajah marahnya, matanya kembali memerah.
Matanya akan memerah disaat dia benar-benar marah dan disaat itu terjadi kekuatan sihirnya tidak bisa dikendalikan dengan baik.
"Maaf, nyonya." Manika menunduk takut.
"Tidak ada yang bisa melarangku untuk mendapatkan raja." Ucap Haritala dengan nyaring.
...___...
Ratu yang dikenal ramah kini menjadi ratu yang keras kepala. Sekarang dia berubah menjadi seorang yang tidak mempedulikan orang lain lagi. Dia selalu mementingkan dirinya. Entah itu karna kesabarannya selama 6 tahun itu telah habis, atau mungkin dirinya yang asli kini telah ia perkenalkan pada dunia.
Gardapati menunduk sopan di depan singgasana.
"Katakan." Ucap haritala tak ingin bertele-tele.
"Mohon maaf yang mulia, saya ingin berbicara secara empat mata." Pinta gardalati.
Haritala paham maksud gardapati. Ini tentang sihir, tentu tidak boleh orang lain tahu.
Mereka mengobrol di kamar Haritala, yang tentu itu tidak akan seorang pun bisa menguping.
"Aku mendapat kabar jika salah satu kerabat raja kedamaian memiliki darah phoenix,"
"Itu situasi yang sulit, tapi aku ingin kau bawa orang itu tanpa diketahui raja,"
"Baik, nyonya." Gardapati keluar meninggalkan Haritala.
Ini semakin jauh, aku tidak yakin akan bisa menutupi ini semakin lama. Batin Haritala.
Melihat keadaan semakin menuju ke arah yang akan membuat orang-orang perlahan mengetahui dirinya mempunyai ilmu sihir. Haritala jadi berpikiran untung memberitahu lebih dulu sebelum orang-orang mengetahui dari mulut orang lain atau bahkan musuhnya, itu akan membuat namanya buruk dimata rakyat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments