Esok hari setelah malam yang menegangkan membuat alika terbangun dengan mata yang masih sangat mengantuk. Tajudin membangunkan alika dengan kasar.
"Heh! Alika! Woy bangun sudah pagi! Cepat mandi lalu sarapan!" Titah tajudin dengan nada yang kasar pada alika.
"Adduh bisa pelan-pelan tidak jika membangunkan seseorang. Badanku sampai gemetaran semua karena terkejut kamu bangunkan seperti itu!" Keluh alika pada tajudin yang tidak berperasaan.
"Hmm. Disini kamu tidak bisa bermalas-malasan! Cepat bangun! Lalu bantu ibuku memasak di dapur!" Titah tajudin yang masih kesal dengan alika.
"Apah! Memasak?" Alika terkejut mendengar perintah tajudin untuk membantu ibunya memasak. Karena alika tidak bisa memasak.
"Iya masak! Jangan bilang kamu tidak bisa masak?" Curiga tajudin dengan istrinya yang wajahnya tiba-tiba sangat panik.
"Jika kamu menyuruhku untuk bekerja mencari uang maka dengan senang hati aku melakukan nya. Jangan kan memasak. Menyentuh bawang pun aku tidak pernah!" Ujar alika dengan nada memelas agar tajudin tidak memaksa nya untuk memasak.
"Lalu apa yang kamu bisa hah! Aku menikahimu bukan hanya untuk tidur diatas kasur dan hanya tinggal makan tanpa memasaknya lebih dulu! Aku menikahimu dengan biaya yang sangat besar! Lalu kamu sekarang bilang kamu tidak bisa memasak! Untuk apa aku menikahimu jika kamu hanya bisa makan tidur saja!" Kesal tajudin pada alika dengan nada tinggi.
Alika yang dibentak hanya bisa menunduk dan menangis. Karena alika paling takut dan tidak berdaya jika dia dibentak dengan begitu kerasnya. Alika selalu teringat bentakan ayahnya saat kecil dulu jika ada seseorang yang membentak atau memarahinya dengan nada tinggi. Tubuh alika gemetaran dan jantungnya berdetak kencang tak beraturan. Alika selalu memanggil mamanya jika sedang dalam situasi seperti ini. Karena hanya ema lah yang menjadi tumpuan dirinya. Tajudin yang kesal akhirnya keluar dari kamarnya dengan menggebrak pintu dengan kerasnya. Sehingga membuat alika menjadi semakin takut dengan sikap tajudin yang tiba-tiba menjadi seperti macan kelaparan.
"Ada apa tajudin! Kenapa kamu marah-marah seperti itu?" Tanya Dariyah sang ibu yang mendengar tajudin menggebrak pintunya dengan keras.
"Dasar wanita tidak berguna! Aku satu-satu nya pria bodoh yang mau menikahinya!" Umpat tajudin yang sekarang sudah duduk dimeja makan dengan meneguk air putih yang sudah dituangnya.
"Ada apa kamu begitu din? Jangan kasari istrimu. Kasihan dia anak orang!" Ujar wardiyo kakak tajudin yang diam-diam mengagumi alika.
"Kakak kalau tidak tahu diam saja! Jangan banyak bicara!" Kesal tajudin dengan nafas yang naik turun.
"Makanya cerita dong agar aku tahu masalahnya! Siapa tahu aku punya solusinya." Ujar wardiyo yang ingin menarik informasi masalah tajudin dengan alika.
"Masa dia tidak bisa memasak! Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk menikahinya. Lalu apa yang dia bisa? Bisanya hanya makan tidur saja!" Kesal tajudin mengeluarkan segala isi hatinya pada sang kakak.
"Tapi dia selalu memuaskan mu di atas ranjang kan?" Tanya wardiyo dengan nada menyelidiki.
"Kata siapa? Dia tidak pernah mau melayaniku sebagai suami. Alasan nya hanya karena belum siap! Lalu untuk apa aku menikahinya!" Kesal tajudin semakin mengeluarkan rahasia pribadinya yang seharusnya hanya dia dan alika yang tahu.
"Appaahh! Jadi dia masih perawan maksud mu?" Tanya wardiyo yang memastikan apa yang dia dengar dari tajudin.
"Yaa!" Sahut tajudin dengan singkat.
"Sayang sekali wanita secantik dia masih di anggurin begitu saja! Gumam wardiyo namun masih bisa didengar oleh tajudin."Yaa sudah jika dia tidak bisa memasak. Ajari dia agar bisa memasak! Aku yakin jika dia diperintah dengan lembut pasti akan menuruti semua perintahmu! Pada dasarnya wanita hanya butuh kelembutan!" Nasehat wardiyo yang sudah tahu bahwa tajudin adalah pria tempramen sejak kecil.
"Semua wanita akan semakin manja jika kita memperlakukan nya dengan lembut!" Ujar tajudin yang salah dengan pemikiran nya.
"Kamu salah! Lihat istriku! Apa dia pernah berontak jika aku menyuruhnya melakukan sesuatu?" Ujar wardiyo ingin agar tajudin sedikit bersikap lembut dengan wanita.
"Hmm sudahlah! Aku akan pergi ke kebun mencari kayu bakar! Tolong suruh dia makan jika sudah waktunya makan!" Titah tajudin yang tetap mengkhawatirkan alika.
"Iyaa. Nanti aku suruh ibu membangunkan nya!" Sahut wardiyo sambil menatap tajudin pergi yang sudah membawa arit untuk mencari kayu bakar dikebun.
Alika yang masih didalam kamar tak berani keluar selangkahpun. Alika takut dirinya akan semakin kena sasaran keluarganya jika dirinya keluar. Alika sudah tidak tahan ingin membuang air kecilnya. Alika mondar mandir gelisah menahan nya sedari dia bangun tidur. Tak berselang lama ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Tok! Tok! Tok!
"Alika!" Panggil seorang pria dari luar kamarnya.
"Yaa tunggu sebentar!" Alika melangkah membuka pintu kamarnya dan ternyata wardiyo yang sudah mengetuk pintu kamar alika."Yaa ada apa kak?" Tanya alika pada wardiyo setelah membuka pintunya.
"Disuruh sarapan sama ibu!" Titah wardiyo dengan lembut dan terkagum-kagum saat melihat alika tak memakai hijabnya dengan kaos oblong dan celana kolor longgar kebiasaan alika berpakaian.
"Iyaa nanti aku kesana! Trimakasih kak!" Sahut alika kemudian menutup kembali pintu kamarnya.
Alika gelisah melihat wardiyo yang wajahnya tampan mirip seperti yudi sang mantan kekasih. Alika bersandar di dinding pintu dengan kepala yang terangkat keatas tangan yang dilipat ke belakang pinggangnya.
"Kenapa aku seperti melihat yudi jika aku melihatnya!" gumam alika menahan tangisnya." Dia begitu lembut dan ramah. Tidak seperti tajudin yang kasar! Akh kenapa aku jadi mengingat dia! Buang-buang waktu saja! Sudah ah aku sudah kebelet banget!" Gumam alika pada dirinya sendiri.
Saat alika membalikkan tubuhnya dia membuka pintu kamarnya. Dan akhirnya.
BRUGHK
"Aauuww"
Alika menabrak tubuh kekar tinggi dan gagah yang berkulit hitam manis dengan rambut panjangnya siapa lagi kalau bukan wardiyo sang kakak dari tajudin yang ternyata masih didepan pintu kamar alika. Wardiyo hanya ingin memastikan bahwa alika akan benar-benar keluar dari kamarnya. Namun alika yang menabrak tubuh wardiyo dirinya akan terjengkang ke belakang lalu dengan sigap wardiyo menangkap tubuh alika yang hampir terjatuh. Sungguh adegan yang tidak biasa bagi yang melihatnya. Dan alhasil.
"Mas!! Sedang apa kamu disini!?" Tanya Sureni istri dari wardiyo yang sudah mempunyai dua anak dari penikahannya dengan wardiyo.
Wardiyo yang terkejut mendengar suara istrinya langsung saja melepaskan alika begitu saja.
"Aauuww! Adduuh! Kamu bisa pelan-pelan tidak! Sakit taauu! Jika tulang ekorku patah dan aku lumpuh apa kamu akan tanggung jawab!" Teriak alika kesal yang dijatuhkan begitu saja oleh wardiyo tanpa melihat posisi alika sudah berdiri atau masih dalam pelukan nya.
"Ahh maaf alika. Aku tidak tahu kamu belum berdiri." Ujar wardiyo merasa bersalah pada alika.
"Kamu yah dasar suami mata keranjang! Mau apa kamu didepan kamar alika! Kamu akan menggoda nya hah!" Kesal sureni sambil menarik telinga wardiyo dan menggiring nya dengan tangan kiri yang menggendong anaknya.
"Aduh! duh! duh! Lepasin sakit telingaku!" Ujar wardiyo yang berusaha menarik tangan istrinya agar terlepas dari telinganya.
"Apa! Sakit kamu bilang? Apa dengan melihatmu menggoda adik ipar sendiri hatiku tidak sakit hah!" Kesal sureni teriak hingga membuat ibu mertua menghampirinya.
"Aku tidak menggodanya. Yang kamu lihat tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku disuruh ibu untuk menyuruh alika sarapan. Jika tidak percaya tanyakan saja pada ibu!" Jelas wardiyo agar istrinya tidak salah faham.
"Lalu untuk apa kamu berpelukan dengan nya jika tidak ingin menggoda?" Tanya sureni kesal dan cemburu.
"Dia itu keluar dengan tiba-tiba. Lalu menabrakku hingga dirinya akan jatuh terjengkang. Jadi aku menangkap tubuhnya agar tidak jatuh. Saat itu kamu melihatnya aku sudah memeluk alika. Jadi kamu kira aku menggodanya." Jelas wardiyo agar sureni menegerti.
"Awas yah jika kamu berani menggoda adik iparmu sendiri! Jika sampai itu terjadi maka akan aku potong pisang mu itu menjadi gorengan!" Ancam sureni sambil meninggalkan wardiyo ke dapur.
Alika yang mendengar ancaman sureni membulatkan matanya dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan nya. Alika tidak tahu berada dikeluarga yang sangat kejam. Bahkan istrinya berani mengancam suaminya seperti yang alika dengar. Wardiyo yang melihat alika ketakutan merasa bersalah. Dirinya ingin menjelaskan namun takut istrinya akan kembali memergoki dirinya berduaan dengan alika. Posisi wadiyo saat ini serba salah. Maju salah mudurpun salah.
...****************...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Miss Ra
up
2023-09-01
1