Hari ini adalah hari ke tujuh alika menikah dengan tajudin. Tapi sudah satu minggu status alika sebagai istri namun masih saja perawan. Entah apa yang terjadi setiap malam mereka berdua tidak melakukan hubungan yang layaknya dilakukan oleh pasangan suami istri. Hari ini tajudin akan membawa alika ke desa nya yaitu di kota B daerah jawa tengah. Awalnya alika menolak, tapi karena ema yang selalu menasehatinya akhirnya alika menuruti perintah suaminya. Semua sudah berkumpul dirumah alika untuk mengantar sang pengantin dibawa oleh suaminya. Yang mengantar alika antara lain Om Firhan kakak dari Zhali sepupu ema. Tetangga kanan kiri. Anindia adik dari alika dan fajri suami anindia yang sudah mempunyai mobil juga ikut mengantar alika. Kini mereka semua sudah dalam perjalanan menuju kota B. Ema tidak tahu harus membawa apa untuk oleh-oleh keluarga tajudin disana. Namun karena kepentok biaya yang sedikit menyangkut ema yang seorang janda hanya mengandalkan belas kasih dari saudaranya. Masih bisa makan saja bagi ema sudah sangat bersyukur. Hanya rumah saja yang masih terlihat mewah.
"Nin. Mama harus membeli oleh-oleh apa untuk keluarga tajudin disana? Masa iya kita tidak membawa apa-apa?" Tanya ema yang ikut satu mobil dengan Anindia tidak satu mobil dengan alika.
"Aku juga tidak tahu mah!" Jawab Anindia yang duduk dikursi depan sebelah suaminya.
"Apa kita bawa keperluan sembako saja yah?" Tanya ema yang tidak mempunyai banyak uang.
"Yaa itu juga bagus kok mah. Nanti biaya nya aku tambahin agar semakin komplit." Sahut Anindia yang memahami keuangan ibunya.
"Baiklah nanti kita mampir ke Toko Market yah? Untuk membeli semuanya!" Ujar ema sambil bersandar dikursi penumpang bersama eva teman nya.
Alika tidak tahu rencana ema yang membawa oleh-oleh keperluan sembako untuk keluarga tajudin karena tidak satu mobil dengan ema. Alika hanya diam saja selama perjalanan di dalam mobil. Dia hanya sesekali menyahut pertanyaan dari para tetangga yang ikut satu mobil dengan senyuman simpul saja.
"Mah. Kita sudah sampai ditoko market." Ujar Anindia memberitahu ema untuk segera turun.
"Iyaa nin ayo kita turun!" Titah ema sembari membuka pintu mobilnya.
Kini mereka berdua berbelanja sembako di toko market. Mereka berbelanja antara lain yaitu. Telor satu kilo. Mie instan satu dus. Sabun cuci pakaian dua bungkus besar. Gula pasir tiga kilo. Teh tubruk dan teh celup lima pack dll. Anindia yang membayar semuanya menggunakan uang nya sendiri tanpa sepengetahuan suaminya. Dan memberi sedikit uang sekedar untuk pegangan ema selama tidak ada alika. Kini mereka sudah kembali melajukan mobilnya menyusul mobil yang ditumpangi alika karena takut akan tertinggal lebih jauh. Fajri mengendarai mobil nya dengan kecepatan tinggi mencari mobil yang ditumpangi alika di depan. Selama perjalanan alika tidak bisa memejamkan matanya. Pikiran nya melayang memikirkan bagaimana kehidupan nya tanpa ema. Karena hanya ema yang memahami alika seratus persen. Alika kategori anak yang manja namun mandiri. Pada dasarnya alika hanya ingin dimengerti. Karena sudah kodrat semua wanita hanya ingin dimengerti.
***
Selama perjalanan panjang akhirnya mereka sampai juga di desa A di kota B. Desa A adalah desa yang menanjak dan jalanan yang penuh liku dengan jurang di kanan kiri nya. Jika ingin pergi ke pasar harus menggunakan ojek untuk turun kebawah dan pergi ke pasar pun harus menggunakan angkutan umum. Suasana desa yang sejuk penuh dengan pepohonan dan sawah yang berjejer membuat mata terasa sejuk. Banyak lokasi indah untuk berfoto disana. Mereka disambut oleh keluarga tajudin dengan ramahnya. Mulai dari makanan khas desa jajanan dan buah-buahan sudah tersaji dengan rapi. Ema pun menyerahkan oleh-oleh berupa keperluan sembako pada keluarga tajudin. Saat semuanya berkumpul hanya tajudin dan fajri yang tidak ada ditempat. Ternyata mereka berdua pergi ke sawah dengan lokasi yang tidak jauh dari rumah tajudin.
"Mah! Kemana perginya tajudin?" Tanya alika yang tidak melihat tajudin dari awal ia datang.
"Katanya sih pergi ke sawah sebentar dengan fajri!" Sahut ema yang mendengar dari salah satu keluarga tajudin.
"Oooh ya sudah!" Ujar alika pasrah karena tidak tahu lokasi sekitar.
Alika berbincang-bincang dengan para ipar nya yang tinggal dirumah tajudin. Namun ada pasang mata yang selalu melihatnya dari awal dia datang. Dia adalah Wardiyo kakak tajudin. Dia selalu memandang alika diam-diam mengagumi istri dari adiknya itu yang wajahnya seperti orang india. Alika memang berdarah blasteran India-Arab. India dari nenek Sadiqah ibu dari kakek Zafar. Dan arab dari Kakek Muhamad ayah dari Zafar.
"Tajudin! Kamu jangan terlalu percaya dengan alika. Dia itu gadis licik dan cerdas!" Ujar fajri mencuci otak tajudin yang belum terlalu mengenali alika.
"Memang nya kenapa? Dia istriku! Jelas aku harus percaya padanya!" Sahut tajudin yang tidak percaya ucapan fajri.
"Kamu belum tahu siapa dia! Dia itu bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan ibunya. Alika itu bak sebuah ATM berjalan untuk ibunya. Jangan pernah kau beri dia uang terlalu banyak pada istrimu. Agar dia tidak bisa memberikan uang pada ibunya." Ujar fajri mencuci otak tajudin menjelekan nama alika.
"Masa iya istriku seperti itu? Aku rasa tidak mungkin dia seperti itu! Dan ibunya juga baik tidak terlalu menekan alika!" Jawab tajudin seakan tidak percaya ibu mertuanya yang mengandalkan uang dari alika.
"Buktikan saja ucapanku! Tidak lama ibu mertuamu pasti akan menelfon alika untuk minta uang pada anaknya!" Ujar fajri dengan nada menantang.
Mereka berdua berbincang sangat lama di sawah agar tidak didengar oleh orang lain. Fajri mempunyai dendam pada orangtua istrinya yang tidak merestui hubungannya dengan Anindia. Dan fajri juga tidak terima dengan pernikahan alika yang dirayakan dengan meriah. Namun pernikahan dirinya dan Anindia hanya menggelar syukuran saja. Itu saja biaya fajri sendiri yang dikeluarkan. Tak berselang lama hari pun sudah sore. Keluarga alika berpamitan untuk pulang setelah mengantar alika di desa suaminya. Hanya suasana haru dan tangisan untuk berpisah dengan alika. Ema tak menyangka alika mendapatkan jodoh yang jauh dari kotanya. Kini mereka semua sudah dalam perjalanan pulangnya. Hanya alika yang tetap tinggal dirumah tajudin. Alika yang sudah diberitahu kamar yang akan dia tempati bersama tajudin langsung saja beranjak masuk ke kamarnya dan berdiam diri didalam kamarnya. Saat alika di dalam kamar ada keributan diluar.
"Apa-Apaan ini! Kita sudah mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk menikahi gadis kota itu! Bahkan tabungan kita juga sudah terkuras habis hanya untuk menikahi gadis kota itu! Lalu apa yang mereka bawa? Mereka hanya membawa keperluan sembako saja! Ini kan tidak sebanding dengan biaya yang sudah kita keluarkan! Untuk apa sembako ini! Kalau hanya begini saja kita juga masih bisa membelinya lebih dari yang mereka berikan!" Teriak ayah tajudin yang bernama Darun. Suaranya menggema di seluruh ruangan rumah nya dan didengar oleh alika.
"Pak! Sudahlah jangan mempermasalahkan ini! Ibunya alika itu seorang janda! Bahkan biaya pernikahan kita itu semua saudara yang menyumbangkan. Karena alika anak kesayangan dikeluarga itu.!" Ujar tajudin membela istrinya agar tidak dibenci keluarganya.
"Tidak bisa begitu dong! Kamu tahu kan berapa banyak yang bapak keluarkan untuk mendapatkan gadis yang kamu sukai itu!" Teriak darun dengan nafas yang naik turun.
"Ini sudah terjadi. Mereka hanya bisa memberikan semampu mereka! Bapak tidak bisa menekan mereka seenaknya begini dong pak!" Sahut tajudin membela istrinya yang dia cintai.
Keributan terus terjadi. Alika yang sedang membereskan pakaian nya ke dalam lemari tak terasa meneteskan air matanya. Alika tidak menyangka hanya perkara itu keluarga tajudin bisa semarah ini. Alika tidak tahu harus berbuat apa. Dirinya tak berani keluar dari kamar takut terkena sasaran. Suasana dirumah tajudin masih sangat ramai karena kakak tajudin semuanya berkumpul dirumah itu. Mereka berusaha menenangkan ayah nya yang tak terima dengan pemberian dari keluarga alika. Sejak saat itu Darun sang ayah mertua tak pernah lagi mau menganggap alika sebagai menantunya.
...****************...
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Shinta Ohi (ig: @shinta ohi)
ya ampun, jadi alika itu tertekan banget tahu nggak sih. kalau keberatan seharusnya ya jangan dinikahkan dong. kasihan anak orang
2024-03-22
1
Jejak~
2023-10-08
4
Miss Ra
up
2023-09-01
1