Wanita paruh baya yang bernama Tari itu terkejut karna ternyata William berada di sana sepagi itu. Dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata lelaki itu terlihat melindungi Viona.
Dengan mulut menganga Tari tak bisa mengatakan apa apa pada Viona. Ia fikir setelah William mendaptkan mahkota anak tirinya akan dibuang begitu saja . Namun nyatanya tidak.
William menyeret Viona keluar dari toko menuju tempat dimana mobilnya terparkir.
"Tuan mau bawa aku kemana? Aku sedang bekerja tuan," tanya Viona bingung.
"Pulang, tempatmu itu di rumahku dan melayani aku! Bukan melayani orang di toko itu!" sahut William tanpa melepaskan cekalan lengan pada Viona.
"Tapi, bagaimana dengan pekerjaanku tuan?"
"Apa kau tuli, aku sudah bilang tempatmu itu dirumahku bukan disini!" sentak William lagi.
"Maaf tuan, tapi aku sedang bekerja saat ini dan saya merasa punya tanggung jawab dalam pekerjaanku!"
Dengan penuh keberanian Viona menghempaskan tangan lelaki itu dan setelah berhasil lepas wanita itu kembali masuk ke dalam toko tersebut.
Sementara William dengan penuh rasa amarah tatapannya terus tertuju pada wanita yang sudah berani terang - terangan menolaknya.
"Sepertinya aku terlalu memanjakanmu sehingga kau berani berbuat seperti ini kepadaku!" gumamnya lalu tangannya merogoh kantong celananya meraih sebuah benda pipih kesayangan sejuta umat.
Lalu lelaki itu menghubungi seseorang, "Cari tahu siapa pemilik toko kue yang berada di jalan Pahlawan!" Titahnya pada seseorang.
Setelah mengatakan hal itu Dia memutuskan sambungan telponnya, mencengkeram erat benda pipih yang berada di dalam genggamannya.
Gila ganteng banget ternyata suami si Vio kuper itu! Tahu gitu mending aku aja yang jadi penebus hutang untuknya, gak masalah deh walau jadi istri yang ke 5 sekalipun kalo potongan bak artis begini mah. Ucap Risya dalam hati menatap penuh kagum pada seorang William.
Kulitnya yang seputih kapas, hidungnya yang mancung serta netra kebiru - biruan yang menambah kesan sempurna makhluk ciptaan Tuhan yang satu ini. Sungguh membuat siapapun yang melihatnya pasti akan terpana dan jatuh hati pada sosok pria yang merupakan keturunan indo - Jerman itu.
Begitu pula dengan Risya wanita cantik dengan penampilan modis juga modern yang sedang merintis karirnya dalam dunia acting itu sungguh begitu mendamba sosok pria di hadapannya itu.
Dengan jalannya yang sengaja ddibuat melenggak lenggok Risya mencoba mendekati sosok lelaki sempurna dihadapannya.
"Hai, aku Risya," ucapnya dan dengan tanpa rasa malu ia mengulurkan tangannya berharap mendapat balasan uluran tangan dan bisa saling mengenal.
Namun semua itu diacuhkan begitu saja oleh seorang William yang saat ini hatinya sedang benar benar kesal oleh sikap Viona.
Tanpa mengatakan apapun lelaki itu melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam mobil miliknya, membuat seorang Rasti merasa kesal karna baru kali ini ia diabaikan oleh seorang lelaki.
Selama ini ia selalu berhasil menaklukan para kelaki kaya karna kecantikannya.
"Bu, lihat lelaki itu bahkan berani mengabaikanku begitu saja, dia gak tahu apa kalo aku ini adalah seorang artis dan sebentar lagi namaku akan melambung tinggi di dunia intertaimen!" adunya pada sang ibu.
"Tidak perlu memikirkan lelaki sepertinya, kau tidak dengar apa rumor yang beredar jika di adalah lelaki yang tidak bertanggung jawab pada anak dan istrinya, bahkan setiap hari selalu bergonta ganti wanita!" jawab sang ibu geram.
"Hei nyonya! Jaga mulut anda jika bicara, apa anda ingin tuanku itu menagih kembali hutang - hutang anda dan suami anda itu!" ucap seorang lelaki yang entah muncul dari mana dan kini sudah berada didekat kedua wanita itu.
"Bagaimana bisa seperti itu, Viona sudah menjadi alat penebus hutang - hutang kami dan di dalam perjanjian juga sudah dinyatakan lunas!" sahut wanita paruh baya itu dengan kekhawatirannya.
"Tidak ada yang tidak mungkin bagi seorang William. Jadi jangan pernah coba - coba mengganggunya termasuk mengusik kehidupan Nona Viona!" Seseorang itu mengingatkan.
"Bagaimana, apa sudah kau dapatkan data - datanya?" tanya William yang kini kembali keluar dari mobilnya.
"Tentu saja, itu hal yang sangat mudah bagiku," dengan bangganya.
"Bagus, sekarang juga kita temui dia!"
Kedua lelaki itu pun pergi meninggalkan pelataran toko kue tersebut.
"Risya hentikan!" cegah sang ibu saat melihat anak gadisnya kembali berjalan menuju ke dalam toko.
"Haish, aku hanya mau beli beberapa kue bu, aku sangat lapar!" jawab gadis itu.
"Jangan sampai kau membuat masalah untuk saat ini, ibu tak mau hutang hutang itu kembali menjadi beban kita!"
"Aku tahu bu!" dengan ketusnya.
Risya berjalan menuju toko kue dan mengambil beberapa macam kue kesukaannya dan tak lupa melakukan pembayaran membuat seorang Viona terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Risya sang adik.
Tidak biasanya sikapnya semanis itu kepadanya. Biasanya selalu penuh dengan amarah dan tak pernah mau membayar dengan apa yang mereka ambil jika datang ke toko kue tempat Viona bekerja.
Ada apa, kenapa sikapnya tiba tiba berubah manis. Apa lelaki itu melakukan sesuatu pada ibu dan Risya? Tidak biasanya mau bayar kue yang mereka ambil. Tapi bagus lah jadi aku tidak perlu menambahkan kerugian ini kedalam catatan hutang - hutangku pada Devan. Ucap Viona dalam hati.
Karna selama ini ibu dan adiknya itu selalu saja seenaknya jika datang dan mengambil beberapa macam kue di tokonya itu selalu saja tidak pernah melakukan pembayaran, dan semua itu membuat catatan hutang Viona semakin bertambah karna perbuatan ibu dan juga adiknya itu.
* * *
"Hai bro, lama tak jumpa, bagaimana kabarmu?" sapa seorang lelaki yang ditangi William dan Kevin.
"Kau, jadi kau ini pemilik toko kue yang ada dijalan Garuda itu?" tanya William. Pada lelaki yang ternyata adalah teman masa kecil mereka yang telah sekian lama tidak pernah bertemu kembali.
"Oh toko itu, itu hanya toko kecil yang sengaja aku buat untuk seorang wanita yang sangat berarti dalam hidupku. Apa kalian sering datang ke toko itu?" tanya Devan pada William dan Kevin.
"Ya, kita tadi mampir dan pegawaimu itu telah membuat masalah denganku! Bisakah kau memecatnya saat ini juga?" dusta William yang membuat Devan mengernyit heran.
Baru kali ini ada seorang pelanggan yang protes akan sikap pegawainya.
"Maksudmu pegawaiku yang mana bro?"
"Memangnya ada berapa orang pegawai di toko kecilmu itu? Bukankah hanya ada satu pegawai disana?"
"Tidak semudah itu memecat pekerja tanpa alasan bro. Apalagi dia adalah tulang punggung keluarganya. Dia pasti akan sangat kesulitan jika tiba tiba saja aku memecatnya," tutur Devan.
"Dan kau pikir aku peduli, aku hanya memintamu untuk memecat pegawaimu yang telah membuat masalah denganku pagi ini! Jika tidak aku akan menutup toko kecilmu itu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Dòng sông/suối đen
Keren banget nih cerita, semoga thor terus lanjut menulis!
2023-09-01
0