Mentari mulailah bersinar supaya burung-burung mulai terbang dan meramaikan pagi indah di salah satu daratan tinggi di negri ini yang berjulukan kota buah yang asam, manis, segar menjadi satu di buah itu. Tapi tidak dengan pikiran Raya yang dari Kemarin siang sudah berkeliling ke seluruh semesta, memikirkan hal yang tidak-tidak ketika ia pindah ke ibukota. Suasana rumah yang biasanya tidak bisa selow berubah 180° Drajat menjadi melow.
Raya pun bangun dari tidurnya walaupun tadi malam ia tidak bisa tidur. Lalu mandi sambil melamun, dan akhirnya sarapan terakhir bersama keluarganya sebelum ia pergi.
" Aku sudah mendaftarkan mu ke sekolah insan cendekia, kau tahu kan sekolah SMA itu ? Dan juga ini tempat kontrakanya, Ayah harap kamu betah di sana" lalu Johan pun berdiri dan pergi ke belakang Setelah memberikan secarik kertas.
" Ma, aku sudah selesai sarapan aku persiapan ya, oh ya apakah kalian tidak mau mengantarkan aku" kata Raya.
" Kamu sendiri aja, mamamu sibuk hari ini " kata Johan di belakang.
" Oh ya itu barang-barangmu sudah ada di depan nanti sepedanya ayah kirim ke sana besok nunggu kereta kargonya" lanjut Johan yang masih di belakang.
" Ok ma saya pamit " kata Raya iya pun di cium pipinya oleh ibunya. Basah, Raya pun langsung melihat ibunya, kini ibunya mulai menangis.
" Kamu anak yang kuat, mama yakin kamu akan menjadi anak yang sukses" kata ibunya yang tersudu-sedu. Raya pun mulai pergi keluar, ibunya pun hanya bisa terduduk menangis.
" Ayo tuan mobil sudah menunggu !" Kata kepala pelayan. Raya pun mengangguk dan membalikkan badannya dengan sangat tanah. Langkah demi langkah sangat berat untuknya sekarang. Mobil Alphard tipe 3.5Q Terbaru. Raya pun masuk dan duduk gelisah di kursi yang sudah di custom sebaik mungkin demi kenyamanan. Ia melihat ibunya yang menangis, matanya mulai berkaca-kaca dan teringat ayahnya. Oh..., Ya dialah penyebab semua ini. Wajah sedih langsung berganti menjadi dendam. Mobil mulai membelai halaman hijau yang sangat luas menuju ke hamparan tembok setinggi rumah tingkat 3 tapi itu benar itu adalah tembok dari rumah tingkat 3 yang mengelilingi rumah mewah milik Jordan, perumahan elit itu menyembunyikan rumah itu dari publik dan hanya menampakkan zona pemukiman elit. Mobil itu mulai memasuki garasi yang menjadi gerbang keluar.
Sementara di ruang belakang Johan sedang menangis dengan keras, ia dari tadi tidak mau memperlihatkan emosinya dihadapan anaknya, sebenarnya ia tidak tega melakukan itu, tapi untuk kebaikannya sendiri ia harus melepaskan anaknya.
Mobil pun
Mobil pun melaju dengan kecepatan yang sama seperti detak jantung Raya, berdebar kencang dan tak terkendali. Pikirannya seperti angin kencang yang memporak-porandakan segala yang ada. Pemandangan yang indah tapi menggambarkan kekacauan dalam benaknya, seperti tsunami emosi yang melanda batinnya. Setiap detik terasa seperti berabad-abad, setiap kilometer terasa seperti perjalanan menuju lubang hitam tanpa akhir.
Saat mobil mendekati stasiun kereta, hujan mulai turun dengan lebat. Hujan itu seolah adalah pelipur lara bagi Raya, menghapus jejak air matanya yang tertumpah. Kaca mobil berembun, mencerminkan keraguan dan ketidakpastian dalam hatinya.
Ketika tiba di stasiun, Raya turun dari mobil dengan langkah yang terasa begitu berat, bukan hanya fisik, tetapi juga beban mental yang ia bawa. Dia melihat sekeliling stasiun yang ramai dengan penumpang yang sibuk. Semua orang terlihat begitu bahagia, berbicara dengan gembira, sementara hati Raya masih dipenuhi dengan kebingungan.
Raya pun sampai di stasiun semua kopernya diturunkan oleh salah satu pembantunya yang mengikutinya dari belakang menggunakan mobil lain.
" Ini HP anda dan ini uangnya dari tuan" sambil memberikan sebuah dompet kulit besar.
"Dan ini untuk jaga-jaga" lanjut pelayanan tadi sambil memberikan sebuah kotak berukuran sedang. Raya pun mengintipnya Sebua pistol Smith & Wesson 500 Magnum beserta sekotak peluru berisi 100 biji tertata rapi di dalamnya.
" Ini juga mungkin akan berguna nanti ini dipesan khusus dari timur Tengah oleh tuan untuk diberikan waktu ulang tahunmu yang ke 17 tapi peristiwa ini terjadi terlebih dahulu" sambil menyerahkan sebuah kotak panjang dari kayu. Itu adalah sebuah belati indah dengan alur-alur yang bergelombang sepanjang 50 cm dengan panjang ganggang 20 cm.
"Ok, aku akan berangkat, terimakasih semuanya sampaikan salamku kepada seluruh orang yang ada di rumah ya!" Kata Raya.
Majalah yang dibawanya tadi masih terbungkus rapi di dalam tas yang ia gendong. Raya membacanya sekilas, mencari pelarian dari realitas yang menghimpitnya. Ia menemukan artikel tentang kesuksesan lulusan sekolah insan cendekia, tentang bagaimana mereka menjadi pemimpin masa depan. Namun, semua itu terasa begitu jauh dan tak tercapai baginya saat ini.
Raya melangkah menuju peron kereta, mencari tiketnya. Tiba-tiba, sebuah suara gemuruh menggema di langit. Kilat menyambar dengan begitu kuatnya, seolah mengingatkan Raya akan kekuatan alam yang begitu besar dan tak terduga. Air hujan semakin deras, mencuci wajah Raya yang dipenuhi rasa bimbang.
Dia menaiki kereta dengan hati yang terombang-ambing antara harapan dan ketakutan. Tujuannya adalah ibukota , tempat di mana ia diharapkan akan meraih kesuksesan. Namun, dalam hatinya, Raya masih merasa seperti anak yang tersesat di tengah badai kehidupan yang tak terduga.
Selama di perjalanan ia hanya melihat keluar jendela menatap hujan deras yang mulai mengguyur dan di percantik dengan kilatan petir yang menyambar-yambar seolah-olah sedih.
" Apakah tuan lapar ?, Kami ada beberapa menu " kata seorang pelayan ramah bintang 5, bagaimana tidak Raya sekarang duduk di gerbong VVIP.
"Apa yang recommend di sini ?" Tanya balik Raya.
" SOP iga pak Sono asli di buat oleh orangnya sendiri di belakang, itu adalah salah satu menu di rumah makan legend di Jawa Tengah" jawabnya lembut.
" Oh ya itu aja tapi yang panas ya dan minumannya susu murni hangat kuku"
" Ok akan segera datang tuan " kata pelayan itu pergi. Raya pun memandang HP barunya, Hem perasaan hp ini belum ada yang dijual di negri ini. Kalau tidak salah ini masih dijual tahun depan, batinnya.
Tak lama makanan dan minuman yang di pesan Raya pun jadi, Raya pun tadi hanya sarapan sedikit tapi karena hujan ia kembali lapar lagi. Ia pun segera makan dengan lahap untuk melupakan kejadian hari ini dan menyambut hari esok dengan lebih baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Agatha cute🤍
semangat kak.... mencoba mampir
2024-03-14
0
Beerus
Dari awal sampe akhir bikin baper, love it ❤️!
2023-09-04
1