Pagi telah tiba dimana divya bangun terlebih dahulu
"Eummmm"
Divya melirik arah sofyan yang masih terbangun
"Sebenarnya aku tidak sabar melihat kejutannya"
"Heh bangun lah"
Divya berusaha membangun kan sofyan namun tetap saja sofyan tertidur
"Ternyata seorang sofyan susah untuk dibangun kan"
Divya lalu duduk dan
"Heh nona selamat pagii" Ucap sofyan
"Oh astaga sofyan kamu sudah terbangun"
"Tentu saja aku sudah mendengar ocehan mu tadi"
"Heh!"
"Sudahlah diam"
Sofyan mencium bibir divya dipagi hari
"Ayo kita mandi bersama" Ucap sofyan
"Heh sekarang kamu jadi nakal" Ucap divya
"Ya sudah aku kekamar mandi terlebih dahulu"
Sofyan menuju kamar mandi lalu divya merasa bahagia didekat sofyan, rasanya divya ingin mengatakan sesuatu
"Aku akan menerima sofyan"
"Ya tentu saja!" Ucap divya
Seteleh selesai mandi sofyan memanggil divya
"Divya silahkan kamu mandi"
"Ya sudah kamu keluar"
"Masuk saja, lagi pula aku tidak akan mengintipmu"
Divya masuk ke dalam kamar mandi, Divya melihat sofyan sedang memakai skincare
"Kenapa kau menatap wajah ku?" Tanya sofyan
"A_aku baru melihat mu memakai skincare"
"Haha aku mencobanya"
"Ternyata seorang sofyan perawatan juga haha"
"Heh kau jangan bicara seperti itu"
"Okelah silakan keluar"
"Iya nona divya floziara"
Sofyan keluar kamar mandi lalu menganti baju nya
"Ayo nona divya kita harus berangkat sekolah"
"Iya sebentar lagi"
Setelah selesai mandi lalu divya berdandan cantik untuk pergi kesekolah
"Astaga lama sekali ini anak" Ocehan sofyan
"Yuk"
"Duh divya lama banget sih"
"Hehe maaf"
Divya dan sofyan pergi kesekolah tanpa sarapan, karena divya meka-up terlalu lama
"Jangan marah pliss" Ucap divya sambil memegang telinganya
"Iya gapapa ko"
Setelah sampai di sekolah, divya dan sofyan berjalan menuju sekolah
"Apa kamu masih marah?" Tanya divya
"Mana mungkin aku bisa marah sama orang yang aku suka" Ucap sofyan
Divya dan sofyan bercanda saat menuju kelas, lalu tidak sengaja ada laras didepan nya
"Hei laras" Ucap divya
"Ya" Jawaban laras
"Laras seperti nya kamu sedang sakit?" Tanya divya
"A_aku baik-baik saja"
"Ya sudah kita ke kelas duluan yah" Ucap sofyan
"Iya silahkan" Jawaban laras
Sofyan menarik tangan divya lalu
"Sofyan kamu tidak seharusnya mengabaikan laras"
"Mau gimana lagi, aku udah pokus sama kecantikan kamu"
"Iss gombal"
Setelah masuk kelas, mereka tidak ada pembelajaran karena mereka harus mempersiapkan ujian kerja lapang
"Jadi aku mau sama kamu buat minuman yang kemarin aku bilang"
"Iya"
"Baca buku ini"
Divya sedang menjelaskan rencananya itu, lalu sofyan menatap wajah Divya
"Ayolah sofyan pokus"
"Iya ini aku pokus ko"
"Pokus ngeliatin kamu" berbisik
"Isss!"
"Pagi anak-anak" Ucap pak dion
"Pagi pak"
"Baik apa kalian sudah tau dimana tempat pkl kalian"
"Sudah pak"
"Baik, silahkan tulis tempat pkl kalian"
Mereka menulis tempat pkl yang terkenal, lalu giliran divya dan sofyan memilih tempat cafe yang disebrang kantor baru di buka usahanya
"Divya kamu yakin mau di tempat seperti ini?" Tanya pak dion
"Iya ini kemauan saya, saya ingin berjualan minuman khas saya sendiri, saya tidak akan mengecewakan bapak"
"Baik, semoga kamu sukses"
"Yes kita pasti bisa"
"Nora banget deh" Ucap saskia
"Emang nya kenapa" Tanya divya
"Yah lo itu anak juara pertama di sekolahan ini, masa jualan gituan"
"Hahahah" Triakan semua orang
"Gw bakal buktiin"
Divya keluar kelas karena kesel, lalu sofyan membuntuti divya
"Divya jangan marah karena ocehan mereka, seharusnya kita yakin kalo kita bisa" Ucap sofyan
"Iya aku tau, tapi ga seharusnya mereka bawa-bawa nama aku"
"Udahlah divya, mereka mengejekmu karena kamu selalu berhasil"
"Kamu tuh paling bisa buat aku terus tersenyum"
"Yaudah nih kita makan"
Divya dan sofyan makan bersama lalu laras melihat nya
"Laras lihatlah mereka, mereka bahagia" Ucap randika
"Aku bahagia juga ran"
"Kamu yakin?" Tanya randika
"Iya aku yakin"
"Dengarkan aku baik-baik, jika kamu menyukai sofyan, katakanlah setelah pulang sekolah"
"A_aku takut"
"Jangan takut, aku ada disini untuk mendukung mu"
"Terimakasih" Laras memeluk randika, walaupun itu sakit untuk randika
Setelah selesai untuk memilih tempat, kini kelas kosong lalu
"Divya aku akan menunjukkan tempat itu sekarang" Ucap sofyan
"Besok saja"
"Tidak, aku mau nya sekarang"
Divya duduk di meja kelas lalu
"Apa kamu yakin?" Ucap divya
"Iya aku yakin" Sambil mencium nya
"Laras ayo kamu pasti bisa" Ucap randika
"Iya"
Laras memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hati nya, namun setelah melihat divya dan sofyan sedang bercumbu rasanya sesak hati laras
"Laras tunggu!"
Randika mengejar laras yang sedang belari kencang dengan penuh duka, lalu tiba-tiba laras jatuh dari tangga
"Laras!"
Laras pingsan lalu randika membawa laras kerumah sakit
"Divya aku akan menunggu mu di atap"
"Oke baiklah, aku akan kekamar mandi"
"Iya jangan lama"
Sofyan ke atap sekolah terlebih dahulu sambil mempercantik ruangan nya, setelah laras dirumah sakit, laras terus menyebut nama
"Sofyan"
"Sofyan jangan tinggalkan aku"
"Sofyan"
"Aku ada disini laras" Ucap randika
"Tuan bisa tunggu diluar" Ucap dokter
Randika bingung harus bagaimana lalu randika terpaksa menghubungi divya, karena divya anak tepelajar maka semua orang mengenal nya, apalagi divya tidak pernah judes ke anak-anak yang juara nya tidak sama seperti divya
Teng
teng
Suara telepon
"Nomor siapa ini"
Divya menjawab nya
"Hallo ini siapa ya"
"Aku randika dari SPB 5,apa kamu sudah mengenal laras pindahan dari SPB 7?"
"Iya tentu saja aku sudah mengenal nya, laras teman sofyan"
"Ya itu kamu tau, aku harap kamu bisa menemui ku dirumah sakit"
"Untuk apa?" Tanya divya
"Ada yang aku ingin bicarakan, kamu bisa datang ke lokasi rumah sakit ini"
Tanpa memikirkan sofyan, kini Divya langsung menuju rumah sakit
Divya sudah sampai kerumah sakit lalu randika lamgsung menemukan divya
"Divya!"
"I_iya?"
"Kamu divya kan?"
"Iya ini aku"
"Aku randika teman dekat laras"
Randika membawa divya keruangan laras
"Astaga laras kenapa?"
"Laras terjatuh dari tangga karena melihat mu bercumbu bersama sofyan" Tanpa basabasi
"A_apa?"
"Iya Divya, laras menyukai sofyan tak laras takut untuk melukai hati mu"
"Aku sama sofyan tidak ada hubungan apa-apa, kita hanya teman"
"Lalu mengapa kamu mau melakukan itu bersama sofyan?"
"Entahlah, perasaan apa yang ada dihatiku, sampai aku mau"
"Permisi" Ucap dokter
"Iya dok"
"Apa kalian teman laras?"
"Iya dok, bagaimana kondisi laras"
"Laras sedikit cedera karena jatuh dari tangga, tapi untung kamu membawa laras dengan cepat sofyan" Ucap dokter itu
"Dia bukan sofyan" Jawab Divya
"Apa? oh maaf saya kira dia sofyan, soalnya tadi laras terus memanggil nama sofyan" Ucap dokter
"Saya randika dok"
"Baik randika kamu bisa ikut saya untuk pembayaran nya"
"Divya kamu bisa menunggu laras disini?" Tanya randika
"Tentu saja"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments