eps 5

Mobil yang ditumpangi Liona pergi menjauh dari kawasan rumah Vivi. " Pergi kemarkas Dio," Titah Liona sedang sibuk memeriksa file di tab nya.

" Baik Nona," Ucap Dio melirik Liona lewat spion depan.

Mobil mewah Liona membelah jalan memasuki area perhutanan. Dan berhenti tepat di tengah-tengah hutan. Disebuah bangunan berlantai satu, dan dijaga ketat oleh beberapa penjaga disekitarnya.

Melihat kedatangan majikannya , salah satu dari penjaga tersebut menghampiri mobil Liona dan membukakan pintu.

" Selamat datang kembali di markas Nona," Ucap pemimpin dari penjaga disana.

" Hem, bagaimana keaadan disini?" Tanya Liona keluar dari mobil sembari memakai kaca mata hitamnya.

" Aman Nona," Jawab Galang berdiri di sebelah Liona.

Liona melangkah memasuki area markas diikuti oleh Dio dan Galang. Ia berjalan dengan angkuhnya, setiap orang yang dilewati oleh Liona menunduk hormat padanya.

Walaupun Liona adalah seorang perempuan, bahkan terbilang masih cukup muda. Tapi dia sudah sukses dalam karirnya, dan Liona juga sangat ahli dalam beladiri. Dia dulu juga juara taekwondo, jadi orang yang mengenalnya akan takut jika membuat masalah dengan Liona. Dan semua orang menyebutnya dengan Gadis tak berperasaan.

Galang membuka sebuah pintu, yang dimana pintu itu menuju keruang bawah tanah. Dan mereka bertiga berhenti tepat didepan sebuah sel.

Didalam sel tampak seorang pria paruh baya duduk dipojokan, dengan tangan dan kakinya dirantai.

" Buka selnya!" Perintah Liona menatap penuh dendam pada orang yang ada didalam sel.

Galang membuka pintu sel, Liona berjalan masuk dan duduk di sebuah kursi yang ada tepat di depan pria itu. Dio dan Galang berdiri di belakang Liona

" Apa kabar Tuan Robert yang terhormat!" Ucap Liona dingin sembari menghidupkan sebatang rokok yang ia bawa disaku jasnya.

Robert mengangkat kepalanya menatap Liona, menatap seorang gadis yang telah mengurungnya ditempat ini.

"Kenapa anda menatap saya seperti itu Robert ?" Tanya Liona dingin. " Apa anda melihat sosok orang yang telah anda lenyapkan di wajah saya?," Tanya Liona lagi ,menatap penuh dendam pada Robert.

Ya, wajah Liona sangat mirip dengan Papanya. Sedang Leonard lebih mirip dengan Mamanya.

" Lenyapkan saja saya Nona," Ucap Robert lirih.

" Apa, melenyapkan anda?" Tanya Liona tertawa sinis.

" Lenyapkan saya sebelum anak saya datang dan menghancurkan anda terlebih dulu." Ujar Robert

" Saya tidak akan melenyapkan anda dengan mudahnya, saya akan tetap mengurung dan menyiksa Anda. Sampai tubuh anda membusuk didalam sel ini!" Ucap Liona penuh dendam

" Dan akan saya tunggu kedatangan anak anda," Ucap Liona datar lalu menyesap rokoknya.

Liona berdiri, lalu melangkah mendekat kearah Robert dan berjongkok dihadapannya. " Anda harus membayar mahal atas apa yang terjadi pada keluarga saya!" Geram Liona lalu berdiri.

" Tidak ada ampun untuk pengkhianat!" Ucap Liona penuh penekanan. Menginjak salah sati tangan Robert dengan heels nya.

Arrghh.

Teriak Robert merasakan ujung heels Liona menancap di punggung tangannya.

" Tangan ini! Tangan yang telah menghabisi dua pria yang sangat berarti dalam hidup saya!" Ucap Liona penuh amarah semakin menekan heels nya.

Liona keluar dari sel, dan melangkah keluar dari ruang bawah tanah. Dengan Dio yang mengekor dibelakangnya. Sedangkan Galang mengunci pintu sel.

" Kau akan hancur anak Arya! Dan kau akan segera menyusul Papa dan Kakakmu!" Teriak Robert menatap miris punggung tangannya yang mengeluarkan darah.

*

*

" Nona, saya akan pergi sekarang." Ucap Dio pamit. Dio akan mengunjungi kediaman orang tuanya yang ada diluar kota.

" Hem, ingat! Hanya tiga hari, setelahnya segera kembali." Ucap Liona menegak winenya.

" Baik Nona, sebaiknya anda jangan terlalu banyak mengonsumsi minuman berakohol. Itu tidak baik untuk kesehatan anda," Ucap Dio mengingatkan. Melihat Liona hampir menghabiskan satu botol wine.

" Hem," Liona berdehem. Melirik sekilas pada Dio dan kembali menegak winenya.

Dio menghela napas, melihat apa yang dilakukan Liona. Dio sudah menganggap Liona seperti adikknya sendiri. Jadi dia ingin yang terbaik untuk Liona.

" Sepertinya aku harus melakukan sesuatu ," Gumam Dio setelah masuk kedalam mobil.

Liona mengijinkan Dio untuk membawa salah satu mobilnya. Dio menghidupkan mesin mobil, dan melaju meninggalkan kediaman Liona.

Setelah kepergian Dio, Liona menatap nanar pada botol wine didepannya.

" Jika Mama atau Papa tau apa yang sudah aku lakukan mereka pasti akan sangat marah." Gumam Liona sendu.

" Apalagi kalau kak Leon tau, pasti uang jajanku akan dipotong." Gumam Liona mengingat mendiang sang Kakak.

Arrgghh!! Prangg!!

Liona berteriak dan melempar botol wine kesembarang arah. Lalu beranjak menuju kamarnya.

Saat Papa, Mama dan Kakaknya masih ada. Dikeluarganya tidak boleh ada yang mengonsumsi minuman berakohol. Tapi sekarang semuanya berubah, setelah kepergian Papa dan Kakaknya. Serta sang Mama yang mengalami depresi.

Dikamar, Liona baru saja selesai mandi. Dan dia bergegas untuk segera tidur. Karena di hari esok, dia harus mengerjakan semua pekerjaan kantor sendiri. Tanpa bantuan Dio.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!