Liona Cassandra
Disebuah ruangan dengan cahaya yang temaran, tampak beberapa orang pria bertubuh besar berdiri tegap disekitar ruangan. Seorang wanita, dan seorang pria yang bersimpuh dikaki sang wanita.
" Maafkan saya Nona, saya tidak akan mengulanginya lagi," Ucap pria yang bersimpuh dikaki Liona dengan memohon.
Ya, wanita itu adalah Liona. Dan pria yang sedang memohon dan bersimpuh dikakinya adalah salah satu karyawannya yang telah melakukan korupsi.
" Anda sudah tau jika saya tidak menerima sebuah pengkhianatan. Tapi kenapa Anda tetap melakukannya?" Ucap Liona dan bertanya dengan aura membunuh.
" Maafkan saya nona, tolong jangan pecat saya." Ucap pria itu memohon hendak menyentuh kaki Liona.
Liona mundur beberapa langkah, " katakan. Kau apakan uang yang kau ambil?" Tanya Liona dingin.
" Sa-saya gunakan untuk biaya sekolah anak saya." Sahut pria itu ketakutan.
" Maaf nona, anda harus kerumah sakit sekarang." Ucap Dio asisten sekaligus orang kepercayaan Liona.
" Kau urus dia Dio, kurung dia ditempat ini selama tiga hari. Jangan berikan makan ataupun minum. Itu hukuman karena dia sudah berbohong." Ucap Liona dengan aura membunuh.
Liona sebenarnya sudah tau, uang yang telah diambil dari perusahaannya itu untuk berjudi. Tapi dia ingin mengetes kejujuran pria itu.
*
*
Sesampainya dirumah sakit, Liona berjalan cepat menuju ruangan khusus yang ia siapkan untuk sang Mama.
Liona membuka pintu, nampak Mamanya sedang memberontak saat dua orang suster hendak menyuntiknya.
" Lepaskan!" Tegas Liona berjalan mendekat kearah sang Mama.
Kedua suster itupun melepaskan Mama Karin dan melangkah menjauh. Membiarkan Liona yang menenangkan Mamanya.
" Apa yang terjadi Ma?" Tanya Liona memeluk Mama Karin.
Mama Karin memberontak, tapi Liona mempererat pelukannya. Mengusap punggung sang Mama agar Mamanya tenang.
Setelah Mamanya kembali tenang, Liona mengisyaratkan suster yang sejak tadi berdiri agak jauh darinya untuk mendekat.
" Berikan obat penenangnya," Perintah Liona
Dengan segera suster itu menyuntikkan obatnya.
" Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Liona datar sambil terus menatap sang Mama yang telah tertidur.
" Ma-maafkan saya Nona, ini salah saya. Tadi ada orang yang datang kesini, dia bilang kalau dia disuruh oleh Nona dan saya percaya. Lalu saya meninggalkan Nyonya dan perempuan itu, pada saat saya kembali Nyonya sudah histeris." Jelas suster yang merawat Mama Karin.
" Saya sudah sering katakan kalau saya tidak menerima orang yang ceroboh un tuk bekerja bersama saya. Kemasi semua barang- barang kamu dan kamu di pecat!" Tegas Liona
" Tolong jangan pecat saya Nona," Ucap suster hendak menyentuh tangan Liona tapi segera ditepisnya.
Liona berlalu pergi tanpa menghiraukan suster yang sejak tadi memohon padanya.
" Halo Dio, perketat penjagaan di sekitar Mama saya!" Ucap Liona memberi perintah pada asistennya
" Berani- beraninya dia menemui mama, sudah bosan hidup dia!" Geram Liona lalu melajukan mobil sportnya dengan kecepatan tinggi.
Liona tau siapa yang datang menemui Mamanya, dia adalah istri dari adik mendiang Papanya. Yang tidak lain adalah Tantenya.
Om dan Tantenya itu adalah orang yang gila harta, mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Bahkan mereka menghasut kakek Rafi, mengatakan kalau Liona bukanlah anak kandung dari mendiang Papa Arya agar Liona tidak mendapatkan bagian warisan.
Liona juga curiga, jika om dan tantenya terlibat dalam pembunuhan papa dan juga kakaknya. Tapi Liona masih belum punya bukti yang cukup untuk membuktikannya.
" TANTE SARAH KELUAR KAMU!" Teriak Liona saat memasuki kediaman sang Kakek.
" kenapa kau berteriak- teriak dirumah orang , tidak pernahkah Karin mengajarimu sopan santun hah!" Ucap Kakek Rafi datang dari arah samping Liona.
Mendengar nama Mamanya disebut Liona jadi semakin emosi, tapi dia berusaha untuk tidak melawan sang Kakek.
"Ada apa ini ribut-ribut?!" Ucap Sarah menuruni tangga.
" Apa yang anda katakan pada Mama saya?!" Tanya Liona tegas.
" Tenang Liona, mari kita duduk dulu." Ucap Sarah pura-pura baik pada Liona.
" Tidak perlu berpura-pura baik di hadapan saya, Apa yang anda katakan tadi pada Mama saya!" Ucap Liona penuh penekanan.
" Bicaralah yang sopan pada orang yang lebih tua, Dasar anak haram!" Bentak kakek Rafi.
Jika tidak mengingat pesan dari sang Papa untuk selalu menghormati kakeknya, Liona mungkin sudah akan melawan kakeknya.
" Sudah Pa, biarkan saja. Liona adalah gadis yang baik, hanya saja dia kekurangan kasih sayang orang tuanya." Ucap Sarah menyindir Liona.
Liona memutar bola matanya malas, " jangan banyak drama, cepat katakan!" Bentak Liona
" Berani-beraninya kau membentak menantuku! Dia datang kesana hanya ingin menjenguknya. Ibumu saja yang dasarnya memang gila, dan itu adalah karma karena dia sudah berani mengkhianati putraku." Ucap kakek Rafi menghina Mama Karin.
Mendengar hal itu tentu membuat Sarah tersenyum senang, dia tidak perlu bersusah payah menghadapi Liona yang kejam itu. Karena Sarah tau, jika Liona tidak akan pernah melawan kakeknya. Maka dari itu, dia akan terus menghasut kakek Rafi agar berpihak padanya.
" Aku pamit kakek," Ucap Liona beranjak dari tempatnya.
" Ya, lebih baik kau pergi dan temani ibumu yang gila itu." Ucap Kakek Rafi.
Liona memilih pergi dari sana, karena jika dia tetap berada disana maka akan semakin banyak kata penghinaan untuk sang Mama yang ia dengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments