Naomi menikmati makan siang gratisannya di salah satu meja kantin, dan tanpa disadari ada banyak sekali mata yang mengamatinya dari tadi.
Tapi memang Naomi yang cuek, dia merasa bodo amat dengan sekitarnya.
" Naomi, apa kabar? Akhirnya nongol lagi di sini" salah satu rekan kerja Naomi ikut duduk di depannya.
"Baik" jawab Naomi singkat.
Naomi memang membatasi interaksi antara rekan-rekan kerjanya agar tidak ada celah bagi Naomi untuk tergoda dengan salah satu pria menantang di perusahaan.
Dia memang agak gila, tapi bukan berarti Naomi bodoh, dia masih waras untuk setidaknya memisahkan antara urusan pribadi dan pekerjaan, Naomi tidak mungkin mengambil resiko kalau reputasinya hancur hanya karena nafsu liarnya.
Diantara banyaknya pemicu sumbu emosi marah Naomi, entah kenapa harus para karyawan magang yang makan pas di meja belakang Naomi yang memicunya sekarang.
Mereka dengan terang-terangan membicarakan Naomi yang kata mereka terlalu lusuh untuk di panggil manajer. Bahkan ada yang bilang kalau Naomi lebih pantas jadi kuli proyek dengan setelannya hari ini.
"NGOMONG LANGSUNG KALO BERANI!!!"
Prang..!
Pecahlah bom waktu bernama Naomi, dan waktu makan siang jadi lebih menegangkan.
"Loe semua kalo punya banyak waktu buat ngurusin baju orang lain, lebih baik dipake buat kerja sana!! Masih magang aja tingkahnya udah kayak anj*ng! Anak koruptor loe semua, HAH?! Anak koruptor loe sampe yakin bisa kerja disini?! Gue ulti loe satu-satu gue jamin jadi gelandangan loe besok!!"
Banyak pasang mata yang mengamatinya, tapi Naomi memang singa betina, tidak ada yang berani menghentikannya.
Ada banyak dari karyawan magang yang si sembur oleh singa betina itu yang gemetar ketakutan, mereka tak menyadari bahwa hanya karena bergosip saat jam istirahat membuat mereka bisa kehilangan pekerjaan.
"Apaan sih GeEr banget, emang kita lagi ngomongin tentang ibu?"
Entah dari mana datangnya keberanian itu, seorang gadis berusia 20an melawan Naomi dengan santainya.
"Apaan loe bilang, GR?"
Naomi dengan amarah yang memuncak refleks mencengkram erat leher gadis itu dan mendekatkan wajahnya sambil berbisik, " loe pikir kuping gue, gue jual ke bandar organ hah?! Gue tau loe yang mulai menghina gue di obrolan tadi, dan loe pikir gue sebegitu bodohnya sampe gue gak tau mana mulut busuk yang ngehina gue, HAH!!"
Cengkraman tangan Naomi makin kencang dan membuat gadis malang itu kesulitan bernapas hingga tangannya menggapai-gapai.
"UDAH NAOMI LEPAS!"
"NAOMI UDAH CUKUP!!"
"NAOMI ANAK ORANG MATI NANTI!!"
Banyak orang yang melerai, tapi siapa sangka tubuh mungil itu memiliki tenaga yang besar, dan cukup untuk membuat 3 pria dewasa kewalahan.
Dan setelah beberapa detik, akhirnya Naomi melepaskannya. Dan gadis malang itu menghirup udara segar dengan rakus.
" Ajuin pengunduran diri ke HRD sekarang juga, atau gue jamin loe gak bisa bernafas lagi besok!"
Dan setelah keributan besar yang dia buat, Naomi melenggang pergi ke luar kantor.
Jika kalian pikir itu hal yang besar di dalam kehidupan pekerjaan Naomi, kalian salah. Naomi memang wanita yang berjiwa liar dan seluruh kantor tau sifat itu sejak lama; Naomi adalah tipe orang yang ketika melihat kesalahan sedikit saja dalam pekerjaan, atau ada yang mengganggu produktivitas kerja di perusahaannya, maka Naomi akan bertindak tegas.
Dan kejadian di kantin itu sudah termasuk mengganggu produktivitas kerja versinya, entah orang akan berfikir apa tentang itu.
Dia bisa di bilang kebal hukum jika berada dalam teritorinya, yaitu tempat kerjanya.
****
" Terimakasih atas kerjasamanya nona Naomi."
Setelah perkelahian di kantin tadi, Naomi mendapatkan pesan dari salah satu klien, untuk bertemu dengannya di luar, dan Naomi menyarankan untuk bertemu di cafe bakery tempat Sarah bekerja.
" Senang berbisnis dengan anda, di pertemuan selanjutnya saya akan mempertemukan anda dengan atasan saya,"
" Tidak perlu, saya percaya dengan anda nona Naomi, pertemuan selanjutnya kita akan membahas tentang tanda tangan kontrak".
Naomi tertawa lepas di dalam hati, bahkan para klien ini lebih percaya padanya daripada si kumis itu.
"Orangnya udah pergi?" Sarah membawa Zuppa soup yang di pesan Naomi setelah klien itu pergi.
" Bukannya loe cuma kerja shift malam, kenapa sekarang masih disini?" Naomi bertanya sambil mencelupkan pastry kedalam krim sup jamur pesanannya.
"Tukeran sama Dimas, jadi besok dia full time," Sarah dengan telaten mengelap meja sambil mengobrol dengan Naomi.
"Emang dia ada kuliah hari ini?"
"Nggak sih, tapi katanya mau Mabar sama tongkrongannya", jawab Sarah jujur.
"Dasar anak gak tau adab!" Naomi berjanji pada dirinya sendiri bahwa Dia akan memberi pelajaran pada Dimas saat bertemu dengannya nanti.
"Eh, yang tadi itu mas Raihan kan ya?" Tanya Sarah.
"Bukanlah Maemunah! Itu klien gue. Lagian masa iya loe ngebandingin om-om umur 40an sama berondong kaya Raihan".
"Ya maaf, lagian jarang ketemu sih, padahal komunikasi setiap hari".
Mendengar jawaban Sarah membuat Naomi berfikir keras, 'komunikasi'?
"Oh... jadi selama ini loe jangan-jangan jadi informannya Raihan, ya kan?"
Dan dengan santainya Sarah hanya nyengir kuda, "hehe...iya".
Dan dengan kesal, Naomi menarik tangan Sarah dan berbicara dengannya.
"Denger ya Sarah, gue tau kalo loe itu lemot, tapi gue gak tau kalau loe bisa segampang itu di manfaatin. Sekali lagi denger baik-baik, mulai sekarang jangan pernah loe berhubungan dengan si Raihan-rehan itu, kalo sekali aja gue tau loe kasih info tentang gue ke dia, gue pastiin kuping loe gue jual ke bandar organ nantinya, ngerti?!"
Sarah yang hapal betul dengan sikap Naomi menahan sakit di pergelangan tangannya dan menariknya sebelum patah.
" Iya deh maaf.."
Lalu kembali tersenyum sumringah dan berkata, " tapi aku tetap mendukung hubungan kalian berdua, aku jamin kalian bakalan jadi couple goals tahun ini, GO NARA couple GO...!!!!"
"NARA couple?"
"Iya, NAomi-RAihan, hehehe...".
Naomi menghembuskan nafasnya pelan, heran dengan sikap Sarah yang 'maksa' banget untuk menjodohkan Naomi dengan this 'Raihan' guy.
"Huft..loe maksa banget sih, kalo gue nya gak mau gimana?"
"Kenapa nggak, ada banyak perempuan yang ngiler pengen jadi istrinya mas Raihan, secara dia itu pengusaha muda sukses no 1 di Indonesia sekarang, belum lagi dia juga gantengnya gak ada obat!"
"FYI, Raihan itu adalah pemimpin perusahaan pemasaran yang terkenal akhir-akhir ini, banyak produk keluaran dari perusahaannya yang sukses bahkan udah sampai tingkat internasional. Kamu tau kan mie instan yang belakangan viral? Itu salah satu produk keluaran dari perusahaannya. Kamu gak bakal nyesel deh nikah sama Raihan".
Setelah mendengar penjelasan detail dari Sarah, Naomi berfikir sejenak.
" tadi nama perusahaannya apa?"
Serius nih? Diantara banyaknya pertanyaan, bisa-bisanya dia malah lebih tertarik ngebahas nama perusahaannya.
" Emang kalo udah tau nama perusahaannya kamu mau apa?"
"Gue mau coba invest ke perusahaannya siapa tau untungnya gede!"
Sarah sudah tidak asing lagi dengan sikap Naomi.
"Jangan cuma perusahaannya doang, loe mau invest sampe ke pemiliknya juga welcome, nom. Ini Raihan, dia yang berusaha ngelamar loe duluan".
Mendengar kata 'lamaran' membuat Naomi tertawa sarkas, " posisi gue sekarang ini gak bisa di bilang welcome ngejalanin komitmen untuk jadi bini orang, Sarah"
Jawaban ambigu yang membuat Sarah si lemot berpikir keras.
"Kenapa, sih? Emangnya kamu lagi punya hubungan sama cowok lain?"
Naomi hanya tersenyum dan dan melanjutkan makannya.
Menurut Sarah, entah kenapa senyum Naomi kali ini terasa menyedihkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments