Hola pak kumis!

"Naomi, apa kabar?"........

****

Sarah, teman kuliah Dimas yang kebetulan seumuran dengan Naomi bekerja paruh waktu di toko roti itu.

Naomi akhirnya merasa nyaman, karena menemukan tempat untuk berbagi cerita.

"Gimana kabarnya?"

Sarah membawa custard mocca toast pesanan Naomi, lalu ikut duduk di bangku, kebetulan toko roti itu sepi pelanggan dan hanya ada Naomi disana.

"Baik"

Naomi menjawab asal dan lebih fokus pada toast yang membuatnya meneguk ludah dari tadi.

"Bukan itu yang aku maksud"

"Thrush apha?"

"Gimana kabar lamaran kamu sama Raihan?"

Mendengar itu Naomi berhenti mengunyah, menatap wajah Sarah dengan kesal.

" Jadi elo yang nge rekomendasiin laki aneh itu ke orang tua gue?!"

Dan dengan polosnya Sarah mengangguk.

"Sial, gue lagi makan jadi gak napsu!"

"Emang kenapa Raihan? Dia ganteng, baik, kaya, orangnya husband material banget lah... Ya, walaupun kekurangannya dia masih polos sih...."

"Apa maksudnya masih polos?"

Walaupun kesal juga dengan sarah, tapi akhirnya Naomi merasa tertarik dengan Raihan dari penjelasan detailnya, jiwa petualang nya merasa tertantang.( Petualang cinta tentunya)

"Pokoknya Raihan itu laki-laki yang paling cocok buat Naomi menurut aku, makanya aku coba rekomendasi ke orang tua kamu," akhir dari promosi ekslusif Sarah.

" Oh gitu"

Dasar Naomi gak punya akhlak, orang jelasin panjang lebar, dia cuma bilang 'oh gitu '.

"Loe kenal Raihan dari mana?"

"Ehm.. dari acara reuni kuliah di universitas kita, acaranya baru aja bulan kemarin, dia nanya ke orang-orang ada gak mantan alumni yang masih single, yaudah aku kenalin aja kamu"

" BODOH!! "

"Harusnya tanya dulu ke gue kalo mau ngenalin ke orang tua, dasar Sarah geblek!"

"Ya maaf...hehe"

*****

Pagi harinya, Naomi bersiap untuk bekerja, dia sedang bercermin di kamar Dimas karena kebetulan kaca lemari pakaiannya pecah akibat pergelutan duo bocah kematian(Dimas dan Nawa) saat Naomi berada di LA.

" Lama di LA makin liar aja nih singa betina"

Dimas mengeluh sarkas pada Naomi yang memang memaksa masuk ke dalam kamar Dimas walaupun si pemiliknya tidak Sudi.

" Yoi... Jiwa liarku tersalurkan dengan baik di sana, puas banget gue 7 bulan ngilang".

Dimas yang masih berbaring di ranjang mencibir sambil menunggu Naomi keluar.

"Eh gue liat ya!"

Naomi menangkap basah Dimas dari pantulan cermin.

"Dasar Buto ijo!"

" Apa loe bilang?!"

Brak!

Bruk!

Gedebak!

Gedebuk!

Aaaaaa...

Dan terjadilah peristiwa pertarungan antara kakak-adik yang sangat harmonis.....

Selesai mencari masalah dengan Naomi, Dimas akhirnya mengaku kalah dan pertarungan di menangkan oleh singa betina a.k.a Naomi.

Dan keduanya turun ke lantai bawah untuk sarapan pagi bersama.

" Selamat pagi Naomi"

Baru saja dunia Naomi tenang, datang lagi masalah baru yang lebih besar: Raihan.

" Loe ngapain pagi-pagi kesini?"

" Aku mau jemput kamu"

Masih dengan senyum manisnya yang bisa mengalahkan selai srikaya, Raihan menyapa Naomi dengan baik walau Naomi nya datar.

" Yaudah ayo!"

Asik tumpangan gratis....

" Kamu gak sarapan dulu?" Perhatian Raihan yang bisa bikin gunung Everest meleleh...

" Gak, mual liat muka loe" di balas dengan kejujuran Naomi yang bisa bikin kristal terbelah dua.

" Hati-hati di jalan, Naomi"

" Iya, Bu."

Naomi mengheran karena dia yang di sebut, Raihan yang menyahut.

*****

Saat dalam perjalanan menuju perusahaannya, Naomi menjadi risih pada Raihan yang selalu tersenyum sambil mengemudi.

"Ehem..."Naomi mencoba memulai percakapan.

"Kenapa loe mau nikah sama gue?"

Raihan melirik sekilas dan menjelaskan sambil tersenyum sumringah, " Kenapa enggak? kamu itu wanita independen yang cantik dan mandiri, aku juga sering denger kalau banyak pria yang mau menjalin hubungan sama kamu, tapi gak ada yang pernah kamu terima".

Bukannya gak mau, tapi Naomi itu paling anti yang namanya 'komitmen', dan para pria yang mencoba mendekatinya pasti selalu memaksanya menjalani hubungan yang serius.

Daripada pusing memikirkan hari ini 'dia sedang apa', ' dia sudah makan atau belum ', 'apa dia selingkuh di luar sana', dan hal-hal sepele lainnya, lebih baik dia mencari pria yang bisa di ajak one night stand, lalu tidak pernah berhubungan lagi setelahnya, praktis, dan tak perlu melibatkan komitmen.

" Udah nyampe", Naomi menunjuk ke seberang jalan di mana perusahaan GD.tech.co berada.

" Oh iya," Naomi memegang pintu mobil sebelum keluar dari sana.

" Lebih baik loe jauh-jauh dari gue sebelum loe nyesel nantinya. Loe tahu, gue gak sebaik yang loe kira".

Baam!

Raihan yang mendengaaar itu tetap tersenyum dan berkata dari dalam mobilnya, " semoga hari ini hari keberuntungan kamu, Naomi!"

Orang gila...

                               *****

"Kemana aja kamu selama tujuh bulan ini, Naomi! Saya suruh kamu untuk urus klien di LA, kamu malah liburan?!"

Pak Hendra Gunawan, selaku CEO perusahaan GD.tech yang selalu di sebut 'pak kumis' oleh Naomi, langsung berceramah panjang lebar saat Naomi datang ke ruangannya.

" Enak aja, liburan! Saya yang menyelamatkan perusahaan ini dari kebangkrutan. Kalau bukan karena saya yang menemukan perusahaan yang profit nya lebih menjanjikan, bapak pasti sekarang gantung diri karena utang yang gak abis-abis!".

Naomi bertingkah angkuh di depan pak Hendra dengan duduk selonjoran di sofa malas milik atasannya itu.

" Iya, tapi kamu menghabiskan 30 milyar dana perusahaan hanya dalam waktu tujuh bulan!"

Pak Hendra sudah menahan diri untuk tidak melempar tubuh mungil Naomi keluar jendela dari lantai 20.

" Saya, akan potong gaji kamu dan mengambil uang pesangon untuk membayar 30 milyar itu, saya tidak menerima protes kamu untuk kali ini! Sekarang keluar dan bekerja dengan baik!!"

Naomi memang tak berencana untuk protes, itu strategi kunonya yang sudah bisa di baca oleh pak kumis ini, itu sebabnya dia santai saja.

" Tapi kalau proyek kerjasama selanjutnya sukses, pesangon saya turun lagi, kan?"

"MANA ADA!" Itu sudah di luar batas kesabaran pak Hendra, dirinya sudah Semerah kepiting rebus sekarang.

" Oh... Jadi bapak mau saya jual setengah proyek ke klien lain yang lebih besar keuntungannya? Bapak juga tau kan kalau proyek itu atas nama saya?"

Strategi mengancam Naomi keluar, dan sudah pasti tak bisa di kalahkan.

" Arrgh...tekor saya!!"

" Hehe.. terimakasih pak kumis yang baik......"

Naomi buru-buru melenggang keluar ruangan sebelum pak Hendra berubah pikiran.

Aneh tapi nyata, Naomi yang sebenarnya tak pernah butuh uang pesangon untuk membiayai kehidupannya itu, tetap mengambil resiko untuk uang yang tak seberapa.

Entah dia memang pelit atau kita yang terlalu boros dalam hal materi, tapi sungguh Naomi akan berjuang mati-matian hanya untuk uang yang tak seberapa, dia juga tidak pernah terlalu banyak menghabiskan uang untuk barang-barang yang tidak terlalu penting seperti orang kaya kebanyakan. Mobil? Rumah? Tas bermerek? Gaun sutra mewah? Perhiasan elegan dan intan permata? Jangan ditanya, Naomi paling banyak menghabiskan uang hanya untuk check in di hotel bintang tiga, itupun hanya untuk sehari.

Dia bisa menjadi sangat elegan dan berkelas di acara mewah hanya bermodalkan baju lama yang dimodifikasi menjadi gaun, dia bahkan sering melewatkan sarapan dan lebih memilih brunch untuk menghemat pengeluaran hariannya, bayangkan seberapa banyak uang yang dia pendam jika hidupnya sehemat itu.

" Ah, jam makan siang, kebetulan hari ini di kantin ada 'free Friday'! Waktunya makan gratis...."

Naomi... Naomi...

Terpopuler

Comments

dzaky

dzaky

Ceritanya sangat kreatif dan menantang imajinasi. Semangat terus, thor!

2023-09-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!