...Hanya karena ingin mengakhiri sebuah rasa, Mengapa harus berhenti saling menyapa...
...🌿...
Hari ini merupakan hari yang paling dinanti oleh orang tua Maira, dimana merupakan hari kedatangan Maira setelah sekian lama tidak kembali ke tanah kelahiran nya.
Enam tahun tentu bukan waktu yang singkat bagi Maira. Umi dan Abah Abdullah tentu sudah sangat menantikan kedatangan putrinya.
Setibanya di Jakarta, Maira memilih untuk tidak memberi tahu orang tau nya, jika dia telah tiba, selain tidak ingin merepotkan. Juga karena Maira tahu bagaimana sibuk dan repot kedua orang tuanya.
Maira memilih menggunakan jasa travel untuk mengantarkan dirinya dan sang putri ke Kota Bandung.
Nayla yang terlihat lelah setelah kurang lebih 9 jam perjalanan, hanya bisa terlelap dalam pangkuan ibunya.
Kurang lebih dua jam perjalanan, Maira telah sampai di tempat tujuan.
Sekilas dalam pandangan Maira , tidak banyak yang berubah dari rumah orang tua nya, hanya saja kali ini tampak berbeda sebab banyak kendaraan terparkir di halaman rumah Abah nya.
'Ada apa ?' batin Maira bertanya.
'Mungkinkah mereka mengadakan penyambutan ?' pikir Maira.
Maira pun tersenyum menyadari jika memang benar dugaanya.
Kedatangan Maira yang baru saja masuk di halaman rumah masa kecilnya, sontak membuat semua orang begitu bahagia, hingga Abah dan Umi menghambur begitu saja pada Maira.
Meninggalkan beberapa orang di dalam sana yang lebih dulu bertamu kerumah Abah Abdullah sebelum nya.
Pelukan dan ciuman Umi dan Abah Abdullah berikan pada putri tercintanya, hingga mengabaikan Nayla yang sedari tadi Maira gandeng di sebelahnya.
Maira lantas dibawa masuk ke dalam rumah oleh Abah dan Uminya, kesan pertama tatkala Maira masuk ke dalam rumah adalah suasana tampak berbeda, banyak tamu yang tengah duduk di rumah Abahnya.
'Siapa ?' batin maira bertanya.
"Duduklah nak, Abah perlu membicarakan sesuatu denganmu" ucap Abah Abdullah
Masih cukup bingung dengan situasi yang ada, Maira pun menurut dan duduk di samping Umi sesuai titah dari Abahnya.
Maira duduk dengan tenang bersiap mendengarkan apa yang akan Abah Abdullah katakan padanya. Terlihat beberapa orang dihadapan Maira adalah orang-orang asing yang sepertinya belum pernah dia lihat sebelumnya, namun tidak ingin fokus pada tamu-tamu Abahnya, Maira memilih untuk kembali fokus pada ucapan Abah Abdullah saja.
Netra Maira tertuju pada sosok seorang pria yang sebelumnya begitu dia kenal. Seorang pria yang sejak bangku sekolah menengah pertama menjadi teman sekelasnya.
'Arjuna'
Laki-laki yang sempat membuat hati Maira merasakan berbunga-bunga, namun Maira memilih untuk tetap menjaga hati nya dari cinta yang tidak halal bagi nya.
Segar di ingatan Maira saat Arjuna atau yang kerap di sapa Juna, menyatakan cinta nya ada Maira, namun dengan tegas Maira menolak sebab alasan ingin menjaga hati nya.
Sempat keduanya berucap akan kembali saat waktunya tiba, Juna akan kembali mendatangi Maira dengan segala rasa yang masih ada, dan begitu pula dengan Maira yang berjanji untuk menerima nya.
Namun sudah sejak enam tahun terakhir Maira melupakan janji nya bersama Arjuna.
'Mungkinkah ini saat nya' pikir Maira menatap lekat wajah Arjuna.
Hal yang sama Arjuna lakukan pada Maira, terlihat kebahagiaan di wajah tampan nya, senyum di wajah Arjuna tak pernah lekang tatkala menatap Maira.
Dalam benak Arjuna , Maira masih gadis yang sama dengan yang dia kenal dulu, gadis dengan sejuta pesona dan kecantikan wajahnya. Namun meski begitu Maira hanya bisa menatap sekilas dan kembali menundukkan wajah nya.
Cukup lama Maira berkutat dengan pikirannya, hingga tanpa sadar, suara lirih membuyarkan lamunannya.
"Bunda..."
Suara kecil yang tiba-tiba menyadarkan Maira. Namun tidak hanya Maira saja, sontak panggilan "Bunda" yang tertuju pada Maira tersebut, juga mengagetkan semua orang yang ada di sana, termasuk umi Masyitah dan Abah Abdullah tentu nya.
Semua orang tampak mengarahkan pandangannya pada sosok kecil yang tengah duduk di samping Maira. Semua tampak bertanya-tanya, Siapakah gadis kecil yang ada di sana, sebab tamu Abah Abdullah tidak ada satupun diantara mereka yang membawa anaknya.
Senyum kecil dan usapan lembut tangan Maira di puncak kepala Nayla. Semakin mengisyaratkan kebingungan di mata orang-orang di sana.
Tatapan penuh tanya dari orang-orang di sana cukup mampu membuat Nayla takut melihatnya, hingga beringsut memeluk sang Bunda dengan begitu eratnya.
"Humaira ???. Siapa ini nak???
Tanya Abah Abdullah dengan suara serak nya, Abah tentu begitu terkejut dengan gadis kecil yang tiba-tiba saja memanggil putrinya dengan sebutan 'Bunda'. Sementara seingat Abah, dia belum pernah menikahkan Maira sebelum nya.
"Abah... Maira bisa jelaskan semua" ucap maira dengan suara lirih namun mengisyaratkan kekhawatiran di wajah cantiknya.
Dengan perasaan tak karuan, Maira bersiap untuk memberi penjelasan pada Abah, Umi dan orang-orang yang saat ini masih berada di sana.
"Abdullah !!!, berani nya kau mempermainkan ku !!!"
Suara menggelegar terdengar begitu menggema di seluruh ruangan, tidak hanya Abah Abdullah, nyatanya Maira dan juga semua orang yang ada di sana terkejut mendengarnya.
Semua orang tampak mengarahkan pandangan nya pada Pak Ganjar, yang berdiri tidak jauh dari tempat Abah Abdullah.
Mendengar ucapan pak Ganjar, Abah Abdullah pun tertunduk lemas di kursinya. Dan tidak hanya itu saja pikiran Abah semakin kalut dengan panggilan 'Bunda' yang disematkan gadis kecil yang saat ini berada di pangkuan putrinya.
Sementara itu Umi Masyitah terus menguatkan hati suami nya, menyadari jika baru beberapa hari yang lalu Abah Abdullah keluar dari rumah sakit, sebab gejala penyakit jantung yang tiba-tiba saja menyerangnya, hingga Abah perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit.
"Ganjar, Aku tidak pernah mempermainkan mu !!" terdengar suara serak Abah.
"Lalu apa bukti nya, Putrimu bahkan telah memiliki anak diluar sana" Tunjuk pak Ganjar pada Nayla.
Kekesalan di wajah pak Ganjar tidak lagi dapat di tutupi, Sementara Abah abdulah terlihat begitu pasrah, sebab hal ini diluar dugaan dan kendali nya.
Begitu juga Arjuna, yang terlihat hanya terdiam dengan sorot mata tidak lepas dari Maira. 'Kecewa ?', tentu saja pastinya hanya saja Arjuna memilih diam dan menunggu penjelasan dari Maira.
"Aku tidak terima !!,
Arjuna !! Kita pulang sekarang !!"
"Dia bukan wanita yang tepat untuk mu !!"
Lantang Pak Ganjar berteriak dan menunjuk wajah Maira. Maira baru akan membuka mulutnya untuk memberi penjelasan pada orang-orang di sana, namun pak Ganjar lebih dulu menyela dan membungkam mulutnya dengan kalimat buruk yang keluar begitu saja.
"Tapi Pa !. Kita dengarkan dulu penjelasan dari Maira !" ujar Arjuna.
"Tidak ada yang perlu di jelaskan, kamu sudah lihat sendiri bukan ?" ketus pak Ganjar dengan bersungut marah.
Sadar dengan situasi yang mulai tidak terkendali, "Saya bisa menjelaskan semua pak" Ujar Maira
"Penjelasan apa !!!"
"Anak haram yang kamu bawa sudah cukup menjelaskan bagaimana perilakumu diluar sana !!!" cecar pak Ganjar dengan begitu murka.
Maira pun hanya dapat diam dengan menundukkan wajahnya, jujur sakit sekali hati nya, direndahkan dan di anggap buruk, terlebih dihadapan orang tuanya.
Sakit ?, tentu saja, namun kenyataan tidak bisa berkata lain selain memang Maira telah bersama Nayla. menyadari ketakutan di wajah putrinya membuat dia tidak tega untuk banyak bicara.
"Bunda.. " Nayla memeluk erat Maira dengan menyembunyikan wajahnya di dada Maira.
Sekuat tenaga Maira berusaha kuat demi Nayla, namun nyatanya buliran bening tetap saja merembes dari sudut mata indahnya.
***
...🍁Assalamualaikum🍁...
Selamat Datang di Novel terbaru Author Semoga terhibur dengan tulisan saya.
Semoga selalu dalam lindungan dan Rahmat Allah SWT.
Sebelumnya Author ucapkan Banyak terima kasih yang sudah bersedia membaca Tulisan saya, Masih jauh dari kata sempurna jika dibandingkan dengan Jutaan Novel bagus lainya.
Semoga sedikit yang bisa saya torehkan dapat menjadikan hiburan dan inspirasi yang baik untuk para Readers semuanya.
Namun disini saya juga ingin menyampaikan sepatah dua patah kata berkaitan dengan isi hati saya.
Mohon untuk kakak kakak semua yang merasa novel saya ini tidak layak, tidak menarik Silahkan tinggalkan saja, Tidak perlu memberikan like , Komen ataupun penilaian bintang berapapun.
Penilaian kakak yang mungkin berupa bintang 1, 2 , 3 atau 4 sejujurnya cukup meresahkan di hati dan karya saya.
Karena disini saya tidak hanya mengisi waktu luang semata, tidak hanya mengembangkan imajinasi saya, Tidak hanya menghalu semata. Karena setiap kata yang saya tuliskan di sana melalui pemikiran panjang yang tentu tidak mudah tentu nya.
Jujur saya sangat Down, di beberapa tulisan mungkin ada yang dengan sengaja membuat penilaian buruk 🙏. Entah karena tujuan apa, tentu hanya Allah semata yang mengetahuinya.
Jujur Sedih.
Saya tidak meminta Kakak kakak Readers semua untuk membaca buku saya, kalau suka silahkan di baca, kalau tidak suka mohon tinggalkan saja.
Mohon Bijaklah dalam menggunakan jari jempol anda 🥰🥰🥰🙏🙏🙏
...Selamat Membaca Dan Semoga Terhibur...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Nabila.id
Pangkuan
2025-08-06
0
Mustarika
sehat kah..kk athornya
2024-07-20
1
Mustarika
lama kli kk cutinya..
2024-07-20
1