BAB 5. Kembali Bertemu

...Berharap lah hanya kepada Nya, Sebab Dia Lah sebaik-baik pemberi harapan...

...🌿...

Mendadak wajah Maira memucat, menyadari sesuatu yang salah.

"Astaghfirullah" batin Maira sembari merogoh isi tothbag yang dia bawa, dan sadar jika dia lupa membawa dompet serta handphone miliknya.

Sejenak Maira berfikir.

"Maaf apakah belanjaan ini bisa di simpan terlebih dahulu ??, dan sebentar lagi saya akan kesini" ujar Maira dengan terbata, menyadari keteledorannya.

"Maaf ibu, tapi tidak bisa" ucap pelayan kasir.

Dengan menundukkan wajahnya, terdengar helaan nafas berat Maira, jelas tampak kebingungan diwajahnya, jujur Maira sangat malu, namun Maira tidak bisa melakukan apapun, selain kembali menata barang yang telah dia ambil sebelumnya.

"Tiiit"

Terdengar scan pembayaran melalui card, yang entah milik siapa, yang seketika membuat Maira mendongakkan wajahnya.

"Ba.. Bapak" ucap Maira terbata menyadari sosok tegap berdiri di belakangnya.

'Elrumi Bagaskara'. Ya sosok CEO di tempatnya bekerja, entah sudah sejak kapan Elrumi berdiri di belakang Maira.

"Terima kasih" ucap Maira seraya bergeser dari meja kasir, sebab tampaknya Elrumi juga akan membayar sesuatu.

Dengan Menenteng belanjaan sebelumnya, Maira menunggu Elrumi yang masih sibuk di meja kasir, sekedar untuk kembali mengucapkan terima kasih dengan baik.

Meski seorang CEO namun Elrumi terbiasa melakukan semua sendiri, meski dia memiliki asisten dan sekertaris yang siap melayaninya.

"Pak Rumi, Terima kasih sudah membantu saya, saya akan mengembalikan uang bapak, besok setibanya di kantor" ucap Maira menjelaskan.

"Tidak perlu" jawab Elrumi dingin. Dan Maira pun hanya menganggukkan kepalanya, sebab dia merasa bingung harus mengatakan apa. Hingga maira kembali mengucapkan 'terima kasih' dan kembali berlalu dari hadapan bos besarnya.

Dari kejauhan tampak Elrumi menatap beberapa orang yang tengah berbincang disana, orang-orang yang Elrumi tahu adalah berandalan di kota tersebut.

Menyadari Maira berjalan sendiri, Elrumi memelankan laju mobilnya. Memastikan jika karyawan nya aman tanpa gangguan orang-orang di sana.

Benar saja, dalam jarak 50 meter, Elrumi melihat beberapa pria menggoda Maira. Menanyakan temat tinggalnya dan berusaha merebut belanjaan Maira. Sementara itu dengan ketakutan, Maira berusaha mempercepat langkahnya, namun sial pria tersebut terus mengikutinya.

'Bughhh !!! Bughh !!! Bughh !!!'

Lagi-lagi Maira di kejutkan dengan gerakan cepat Elrumi menghajar pria hidung belang yang sebelumnya mengikuti dan menggodanya.

Dengan tubuh bergetar Maira tertunduk lemas di trotoar. Melihat aksi heroik seorang Elrumi Bagaskara, menghajar satu persatu pereman di sana.

"Apa kau terluka?" tanya Elrumi setelah membereskan kekacauan sebelumnya.

Jelas terlihat kecemasan di wajah Elrumi melihat Maira tertunduk dengan buliran bening merembes di sudut matanya. Namun pertanyaan tersebut hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Maira.

"Aku akan mengantarmu pulang!" ucap Elrumi yang seketika menyadarkan Maira dari rasa takutnya.

"Ti...tidak usah pak, saya tinggal di apartemen dekat sini" lirih Maira terbata.

Meski masih merasa takut, namun Maira sungkan jika harus merepotkan bos nya lagi, sementara sebelumnya dia telah mendapatkan bantuan darinya.

"Masuk!!!" titah Elrumi tak terbantahkan, dengan membuka pintu mobil.

Meski ragu namun Maira, mengikuti ucapan bos nya yang dia anggap sebagai perintah.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, suasana tampak sepi dan sunyi, sebab diantara Maira maupun Elrumi tidak ada yang bersuara, hingga tiba disebuah tower apartemen yang di tempati Maira.

"Sekali lagi terima kasih, bapak telah banyak membantu saya hari ini" ucap Maira sungkan.

"Emm"

Mendengar jawaban singkat dari Elrumi, Maira memilih tidak berlama-lama dan bergegas keluar dari mobil bos besarnya.

Mobil kembali melaju, dan Maira pun bergegas menuju unit apartment nya.

***

Tanpa meletakkan belanjaannya, Maira menghempaskan bobot tubuhnya begitu saja di sofa tepat disamping Catalia duduk sebelumnya.

Terlihat guratan kecemasan, dan sisa rasa takut sebelumnya , yang seketika mengundang tanya dari sahabatnya.

"Are you ok??"

Maira tidak langsung menjawab, namun sesaat kemudian Maira menghadap sahabatnya dan menceritakan semua yang baru saja dialaminya, termasuk aksi bos besar mereka yang tengah menyelamatkan Maira hingga mengantarkannya pulang.

Catalia terlihat takjub mendengar cerita dari sahabatnya, sebab yang dia tahu CEO baru mereka itu adalah orang yang sangat dingin, dan terkenal garang.

***

Pagi hingga siang suasana kantor tampak lebih ramai dari biasanya, lalu lalang orang di akhir bulan membuat kepala Nayla menjadi pusing melihatnya.

"Sayang. Nayla lelah ya,??? Tanya Maira dengan lembut.

Dengan bibir manyun Nayla menggelengkan kepalanya. Meski bosan namun Nayla adalah anak yang cukup cerdas, dengan selalu patuh dan berusaha untuk tidak menyusahkan ibu nya.

"Nayla mau main di taman ??, ditemani paman Said??" mendengar pertanyaan ibunya, tentu saja wajah lesu Nayla berubah ceria.

"Nayla mau Bunda !!!" jawabnya cepat.

"Baiklah, kita cari paman said ??"

"Okay bunda" jawab Nyala dengan riang.

Keduanya berjalan bergandengan menyusuri koridor kantor untuk mencari Paman Said.

Paman said merupakan office boy di kantor tempat Maira bekerja, dan juga merupakan orang yang sudah sangat Maira kenal sejak dirinya bekerja di sana. Begitu juga dengan Nyala yang juga sudah sangat dekat dan akrab dengan paman Said.

Maira merasa aman ketika menitipkan Nayla pada paman Said, meski sebentar namun hal itu cukup menghilangkan kebosanan dan kejenuhan Nayla tatkala menunggu ibunya bekerja.

Setelah menitipkan putrinya, Nayla kembali berkutat dengan rutinitasnya.

***

Taman di area samping lobby kantor merupakan bagian terbaik bagi Nayla, sebab disana dirinya bisa bermain dan berlari sesuka hati tanpa di batasi. Berbeda dengan di ruangan ibunya, dimana Nayla harus menjaga sikapnya.

"Ayooo paman, kejar Nay.." ujar Nayla dengan berlari kesana kemarin, sembari menikmati lolipop yang sebelumnya dibelikan oleh paman said.

"Nay... Pelan-pelan, paman lelah" ujar paman said memohon. Namun Nayla tetap saja berlari sesuka hati.

Meski kuwalahan, namun pria paruh baya itu terus saja mengejar Nayla. Hingga gelak tawa terdengar di sana.

"Bughh..!!"

Begitu asyiknya berlari, hingga Nayla tidak menyadari jika dirinya menabrak seseorang, Lolypop yang sebelumnya dia bawa, tanpa sengaja mengotori baju seseorang dihadapannya.

Wajah takut terlihat jelas dimata Nayla, tatkala melihat noda menempel di bajunya.

"Bu Syakira ??" ucap paman said dengan meraih tubuh kecil Nayla.

"Maafkan saya Bu"

"Saya mengaku salah, lain kali tidak akan saya ulangi" ucap paman said dengan khawatir, takut jika gadis kecil di sampingnya akan mendapatkan kemarahan.

Sementara itu, Nayla hanya menunduk dengan mata yang mulai sembab. Nayla paham jika dirinya berbuat kesalahan maka paman said bahkan ibunya juga akan terkena masalah.

"Sekali lagi saya mohon maaf Bu Syakira" kembali paman said memohon maaf pada wanita paruh baya dihadapannya.

Namun bukan menjawab permohonan maaf office boy di hadapannya, Bu Syakira justru berjongkok, dan mensejajarkan wajahnya dengan wajah gadis kecil yang berada di samping office boy tersebut, yang tidak lain adalah Nayla. menatap lekat wajah mungil di hadapnya. Hingga senyum kecil terbit dari bibir wanita paru baya tersebut.

"It's ok" ucapnya dengan lembut, seraya memberikan usapan lembut di pipi Nayla.

Mendengar ucapan tersebut Nayla tampak lega , begitu juga paman said yang seketika mengucapkan terima kasih. Dan setelah itu Bu Syakira berlalu meninggalkan keduanya.

***

Terpopuler

Comments

Dahlina sari

Dahlina sari

anak nya syp si Nayla kok blm di jlasin di critanya

2025-08-06

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

paling nanti balas budinya yah dengan meningkatkan kinerja kamu di perusahaan sih yah agar apa yang bos kamu juga melihat, kalo sang anak buah bisa diandalkan,,,

2025-09-11

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

jangankan Nayla yang anak kecil yang mudah bosan dengan apa saja kalo dilakukan di tempat terbatas, orang dewasa juga sama

2025-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!