...Doa adalah bahasa rindu yang halal sepanjang masa...
...🌿...
Suasana sejenak hening.
"Jika kamu masih mau jadi anak Papa, pulang sekarang !!, Batalkan pertunangan mu dengan dia" , tunjuk pak Ganjar pada Maira.
Maira terhenyak mendengar ucapan pak Ganjar.
Dari ucapan orang tua Arjuna , Maira menyadari jika kedatangan Arjuna saat ini adalah untuk menagih janji suci yang dulu sempat keduanya utarakan.
Tidak ingin semakin berdebat dengan orang tua nya, Arjuna memilih untuk mengikuti kemauan orang tua nya.
Pak Ganjar beserta istri disusul Arjuna dan beberapa orang lainya beranjak pergi meninggalkan kediaman Abah Abdullah, rasa kecewa jelas terpancar di wajah mereka.
Rencana awal yang sebelumnya ingin melamar Maira, justru berakhir sia-sia, cinta yang Arjuna pupuk untuk Maira harus dia relakan begitu saja.
Sejujurnya Arjuna masih ingin mendengar penjelasan dari Maira, mungkinkah Maira mengalami pelecehan atau dia memang telah menikah sebelumnya. Namun hal itu urung dia lakukan, sebab ada sedikit kekecewaan di hati nya, ditambah sikap orang tuanya yang tegas menolak Maira.
Melihat kenyataan dan situasi yang baru saja terjadi, Abah Abdullah hanya bisa tertunduk lemas. Tidak hanya Umi Masyitah, namun kedua kakak perempuan Maira pun menghambur pada Abah Abdullah.
Sofia dan Syifa merupakan kakak Maira keduanya telah menikah, hari ini keduanya datang untuk menyaksikan acara lamaran Humaira dan Arjuna. Namun yang ada justru mereka menyaksikan kegagalan adiknya.
Sementara Maira masih sibuk menenangkan Nayla yang kini gemetar karena rasa takut. Sofia Kakak pertama Maira mendekati nya.
Melihat gadis kecil di pangkuan Maira, membuat Sofia tidak tega melihatnya, Sofia memilih membawa Maira dan Nayla ke kamar untuk beristirahat dan menenangkan pikirannya. Meski ada rasa kecewa namun Sofia memilih untuk mencari kebenaran dari adik nya.
"Tunggu"
Serak suara Abah Abdullah menghentikan langkah Maira dan Sofia. Keduanya berbalik dan sadar perubahan di wajah Abah Abdullah.
"Pergi"
"Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali !!" Lirih Abah Abdullah tanpa melihat wajah putrinya, kemarahan jelas tergambar di wajah tua nya.
"Abah !!" suara Umi Masyitah menghentikan suaminya.
"Pergi !!!"
Tegas mengisyaratkan kekecewaan di hati orang tuanya, seketika membuat Maira kembali menjatuhkan airmata nya.
"Abah.." lirih Maira bersimpuh dihadapan orang tuanya.
Maira berusaha menjelaskan semuanya, namun naas Abah Abdullah menyeret begitu saja Maira keluar dari rumah.
"Bawa dia pergi dari rumah ini" dengan berlinang air mata Abah memberi titah pada Sofia dan Syifa. Sejujurnya Abah merasakan sakit di dadanya, mengusir putri yang dulu sangat di banggakannya, namun rasa kecewa di hatinya lebih besar hingga membuat Abah memilih untuk lebih baik Maira pergi dari hadapannya.
"Tapi bah, kita bisa dengarkan penjelasan Maira dulu" ucap Sofia menenangkan abahnya.
"Tidak ada tapi !!!" terdengar suara Abah yang lebih meninggi di iringi nafas yang tersengal. Hal itu tentu membuat Sofia dan Syifa memilih membawa sang adik segera keluar dari rumah tersebut.
Meski berat , Maira memilih untuk mengikuti kakak nya dan menuruti permintaan orang tua nya, hingga kembali ke Turki menjadi pilihan satu-satunya.
***
Senja di kota Ankara.
Tidak ada pilihan lain selain kembali ke negara tersebut.
Kejadian dua minggu yang lalu masih saja terus membayangi hati dan pikiran Maira.
Bukan tentang pandangan buruk orang-orang tentang dirinya, namun pada kekecewaan orang tua nya yang hingga saat ini masih menjadi beban di hati Maria.
"Bunda"
Suara kecil yang seketika membuyarkan lamunan Maira.
"Iya sayang" jawab Maira dengan suara lembut. Nampaknya gadis kecil berusia 5 tahun itu sudah tidak lagi memikirkan kejadian dua Minggu lalu, sebab setibanya di negara ini, Nayla sudah terlihat kembali ceria.
Seperti biasa Maira menjadi ibu tunggal di sela-sela kesibukannya bekerja, dengan telaten Maira mengasuh dan merawat Nyala. Tidak pernah terpikirkan di hati Maira sebelumnya, diusianya yang ke 28 tahun ini, dia telah menjadi ibu tunggal untuk Nayla.
***
Pagi hari menyapa, seperti biasa Maira telah siap dengan sarapan pagi di meja untuk dirinya dan Nayla.
Pagi ini sedikit lebih sibuk dari biasanya, sebab Maria harus membawa serta Nayla ke kantor, karena liburan musim panas seperti saat ini tidak mungkin bagi Maira untuk meninggalkan putrinya sendiri di Apartemen.
Sejujurnya membawa Nayla ke kantor, juga bukan merupakan pilihan yang tepat, hanya saja Maira tidak memiliki cukup uang untuk menyewa pengasuh.
"Hellowwww "
Nyaring suara terdengar dari pintu Apartemen Maira yang tiba-tiba saja terbuka.
'Catalia' wanita berusia sama dengan Maira yang juga merupakan rekan kerjanya.
"Aunty Caty...." seru Nayla menghambur pada sahabat ibunya.
Keduanya berpelukan dengan begitu erat, saling melupakan kerinduan, sebab sejak beberapa minggu sebelumnya mereka harus berpisah, karena Maira dan Nayla harus bertolak ke Indonesia.
Catalia merupakan wanita asli Indonesia yang beruntung di nikahi laki-laki turki, namun hubungan dengan suaminya kurang baik, sebab Catalia tidak kunjung hamil dan memiliki anak, dan oleh itu, Catalia begitu menyayangi putri dari sahabatnya.
Beruntung Maira memiliki sahabat seperti Catalia, sebab Catalia selalu bisa memahami situasi dan kondisi Maira, seperti saat ini, dimana dia harus membawa Nayla ke kantor dan tentu Maira membutuhkan bantuan Catalia untuk menjaga Nayla.
"Kita berangkat ???" ujar Catalia saat ketiganya telah duduk di dalam mobil.
"Siappp " ujar Maira dan Nayla bersamaan.
Ketiganya melaju, memecah keramaian kota, hingga beberapa saat ketiganya tiba di sebuah gedung tinggi, perusahaan yang sudah sejak 3 tahun terakhir menjadi tempat Maira mengais rejeki.
Ini bukan kali pertama Maira membawa Nayla ke kantor , sehingga Maira tidak begitu merasa sungkan ketika bertemu dengan rekan kerjanya.
Seperti sudah paham dengan kesibukan ibunya, Nayla selalu anteng dan tidak pernah merepotkan ibunya. Selalu patuh dengan apa yang Maira katakan.
"Maira ...?" panggil Catalia dari balik sekat pemisah antar meja kerja keduanya.
"Emmm" jawab Maira singkat
"Siang ini semua karyawan diminta berkumpul, denger-denger mau ada perkenalan dari atasan baru" ujar Catalia dengan serius.
"Ohya ??" jawab Maira kaget
"Hemmm.. Kamu gak baca grub kantor ???"
Maira menggelengkan kepalanya, jujur dia memang baru mengetahui hal itu sebab hari-hari sebelumnya Maira selalu sibuk dengan kegiatannya mengurus Nayla, dan memikirkan keluarganya, hingga dia tidak sempat membuka informasi dari grub di kantor nya.
Sejenak Maira tampak bingung, sebab didalam acara tersebut tidak mungkin Maira membawa Nayla, namun juga tidak mungkin dia meninggalkan Nayla sendirian.
"Bunda tenang saja , Nayla akan di sini menunggu bunda sampai selesai acaranya" ujar gadis kecil yang seolah memahami kegundahan hati Maira.
Mendengar hal itu Maira lantas memeluk sang putri seraya menghujani puncak kepala Nayla dengan ciuman.
"Terima kasih sayang" ucap Maira penuh kelegaan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
lanjut, bagus cerita nya
2025-08-06
0