"Andra, terima kasih ya atas makan siangnya. Tadi Mami kamu nelpon aku, katanya aku disuruh datang ke rumah. Kamu mau balik sekarang atau nanti?"
Andra dan Denada terlihat keluar dari sebuah restoran ternama. Keduanya baru saja makan siang setelah tadi Denada mendatangi Andra ke kantornya.
"Aku nggak bisa pulang sekarang, ada meeting sama klien. Aku antar kamu ke rumah aja gimana?" sahut Andra.
"Oh nggak perlu. Aku bisa naik taksi kok, pekerjaan kamu pasti lebih penting," ujar Denada cukup mengerti jika calon suaminya ini sibuk.
"Nggak apa-apa, aku antar aja sampai rumah. Habis itu aku langsung ke tempat meeting, Tom juga udah ada disana," kata Andra, tidak mau lepas tanggung jawab meninggalkan wanita begitu saja.
Denada tersenyum tipis, ia tidak membatah jika Andra sudah memutuskan seperti itu. Sikap Andra inilah yang membuat ia sangat suka kepada pria itu, pria yang sangat bertanggung jawab dan sangat menjaga perempuan. Tapi sayang sekali, Denada masih belum bisa memiliki hatinya sampai saat ini.
"Ehm Andra, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Denada ketika keduanya sudah di mobil dan dalam perjalanan.
"Bertanya apa?" Andra menyahut tanpa menoleh.
"Bagaimana wanita itu?" tanya Denada cukup ragu.
"Ha?" Andra mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Aku bertanya, bagaimana wajah wanita masa lalumu itu?" ujar Denada, sangat penasaran bagaimana rupa wanita yang membuat seorang Andra tidak bisa menerima wanita manapun lagi.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Andra melirik Denada dengan raut wajah tak nyaman.
"Aku hanya penasaran, kau bilang dia tiba-tiba pergi. Apa kau yakin dia tidak akan kembali?" kata Denada.
Andra terdiam, ia bahkan tidak punya jawaban atas pertanyaan itu. Karena sejujurnya dirinya masih sangat berharap kalau bisa bertemu kembali dengan Rexha entah itu kapan. Tapi dimana keberadaan wanita itu sekarang, ia pun tidak tahu.
"Dia sepertinya sangat penting bagimu ya, dia pasti sangat cantik sekali," ujar Denada dengan senyum kecutnya. Hanya dari matanya saja ia tahu kalau Andra menyimpan rasa cinta yang besar untuk wanita itu.
"Dia wanita yang ceroboh, selalu berkata baik-baik saja meksipun hatinya penuh luka. Dia menganggap seolah bisa menyelesaikan masalahnya, tapi sebenarnya dia tidak sehebat itu," kata Andra berbicara tanpa diminta.
Andra mengingat jelas semuanya. Bagaimana wajah Rexha yang sangat cantik meskipun dengan tampilan sederhana. Wanita apa adanya yang terkadang sangat polos.
Jika mengingat wajah wanita itu, membuat dada Andra sangat sesak sekali. Ia rindu, sangat merindukan wanita itu.
"Dia wanita yang beruntung karena bisa mendapatkan cintamu, Andra." Lirih Denada.
Andra tidak menjawab, ia hanya fokus dengan jalanan didepannya. Dengan ingatan saat ia dan Rexha masih menggunakan seragam abu-abunya.
Namun, lamunan Andra itu tidak berlangsung lama, karena ponselnya berdering sangat keras, membuat lamunannya hancur seketika. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya.
"Siapa?" tanya Denada.
"Kakakku," sahut Andra seraya mengangkat panggilan itu.
"Halo, Kak?"
"Andra, kamu lagi dimana?" tanya Kakak Andra diseberang sana.
"Lagi dijalan, kenapa?"
"Kamu tolong jemput Clayton di sekolah. Hari ini aku lagi ada event, nggak bisa keluar dulu karena acara belum selesai. Nanti kamu antar ke rumah Mami ya," tutur Kakak Andra.
"Baiklah." Andra menyetujui tanpa protes, ia sudah terbiasa untuk menjemput keponakannya itu disekolah.
"Ya, kamu tahu 'kan sekolah dimana?"
"Di TK PETA itu 'kan?"
"Bukan, aku udah pindahin Clayton ke TK Bhayangkari."
"TK Bhayangkari?"
____****____
Andara duduk sendirian di kursi taman sembari memainkan rubik untuk mengisi kebosanan. Padahal teman-temannya banyak, tapi Andara enggan untuk berinteraksi dengan mereka. Karena Andara selalu diejek dan dikucilkan.
Saat Andara sedang sangat sibuk, tiba-tiba ada bola yang menggelinding kearahnya membuat ia mengangkat wajahnya.
"Bola," ucap anak kecil laki-laki dengan badan yang gempal itu, mengulurkan tangannya pada Andara.
Andara mengangkat dagunya seraya melipat tangan diatas perut. "Kamu bisa mengambilnya sendiri, kamu 'kan punya tangan," kata Andara.
"Aku minta tolong padamu, ayo berikan," ucapnya.
"Tidak, aku sedang sibuk," tolak Andara.
"Kamu ini, kenapa sih jahat sekali. Pantaslah anak-anak tidak mau bermain denganmu," tukas anak itu.
"Sudah tahu aku jahat, kenapa kamu datang kesini? Sana pergi," usir Andara dengan gayanya yang menyebalkan.
"Ish." Anak laki-laki itu berdecak kesal, ia mau tidak mau akhirnya mengambil bolanya sendiri yang jatuh dikaki Andara. Dan disaat bersamaan, ia mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya.
"Clayton!"
"Om Andra!" teriaknya begitu girang, ia langsung membuang bolanya begitu saja untuk menyambut kedatangan Om-nya.
Andra tersenyum manis, ia berjalan mendekati keponakannya itu. Tampilannya yang siang itu menggunakan jas hitam, membuat Andra terlihat sangat gagah. Membuat para ibu-ibu disana berdecak kagum.
Bahkan Andara sampai bengong melihat Andra yang menurutnya sangat tampan sekali. Ia terus menatap Andra sampai posisi pria itu sangat dekat dengannya.
"Om, Om datang menjemputku?" kata Clayton dengan sangat riang.
"Ya, Mami-mu mengatakan sedang sibuk. Om yang jemput," sahut Andra mengulas senyum manisnya.
"Yes, nanti ajakin aku makan di McD dong, Om. Aku mau main perosotan," kata Clayton lagi.
"Baiklah, sekarang belum pulang 'kan? Nanti Om tunggu," kata Andra, ia mengalihkan ke sekelilingnya hingga ia melihat sosok Andara.
"Hai Om," sapa Andara memberikan senyum terbaiknya untuk menarik perhatian Andra. Baru sekali melihat saja, ia sudah sangat terpesona dengan Om yang menurutnya sangat tampan.
"Hai, siapa namamu?" tanya Andra balas tersenyum.
Saat pertama kali melihat wajah Andara, ia seperti melihat wajahnya sendiri dalam diri gadis kecil itu. Ia memperhatikan gadis kecil didepannya lekat-lekat, dari yang pertama mata Andara, entah kenapa jantungnya berdetak kencang saat melihat mata indah itu.
"Namaku Andara, Om. Salam kenal ya," kata Andara dengan bersemangat mengulurkan tangannya pada Andra.
Lagi-lagi Andra terkejut, selain wajah yang mirip, nama mereka juga mirip. Apakah itu semua sebuah kebetulan?
"Salam kenal Andara, kamu anak yang manis," tutur Andra menyambut uluran tangan itu. Ia mengikuti kata hatinya yang secara reflek menyentuh pipi bulat Andara, hingga ia merasakan getaran yang semakin aneh.
"Cih, jangan percaya dengan sikap manisnya, Om. Dia itu anak payah dan tidak punya teman," celetuk Clayton melirik sebal pada Andara, padahal baru tadi gadis kecil itu marah-marah padanya.
"Clayton ih, aku bersikap tergantung bagaimana orang bersikap padaku. Om ini baik, nggak kayak kamu," kata Andara merengut kesal, ia memukul pelan lengan Clayton. Wajahnya yang sangat kesal itu justru membuat Andra tertawa.
"Hahaha, astaga kalian ini. Teman itu nggak boleh berantem. Lihatlah, dia sangat manis sekali bukan?" ucap Andra kembali menyentuh pipi Andara, benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis kecil itu.
Andara semakin senang, baru pertama kali ini juga ada pria yang mau menyentuhnya sangat dekat seperti itu. Biasanya teman Ibunya yang datang, hanya sekedar menyapa basa-basi. Tapi saat merasakan sentuhan dari Andra, Andara merasa ada yang berbeda.
'Om baik dan sangat tampan. Aku harus bercerita pada Ibu. Aku mau Ayah seperti dia.'
Happy Reading.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Afternoon Honey
dia ayah mu, Andara sayang 💕
2023-09-19
1
Rahma Inayah
lah bocah gk tau aja klu dia adalah ayah mu yg km rindukan slm ni andara
2023-09-02
1
Thv😍
Masih penasaran, kenapa Andra sama Rexha pisah. Kayaknya Andra juga nggak tahu kalau Rexha hamil Andara
2023-09-01
2