Seperangkat komputer terlihat tertata rapi didalam kamar kecil. Didepannya terlihat seorang anak kecil yang tak lain adalah Andara.
Gadis kecil itu terlihat sangat serius memperhatikan layar monitor didepannya seolah sedang mengamati sesuatu. Wajahnya sangat serius sekali, pertanda jika tidak ingin diganggu.
Sebuah email masuk langsung ia baca, tertulis dari sebuah perusahaan yang cukup terkenal di kota itu dan sedang menawarkan pekerjaan pada Andara.
"Sangat menarik, here we go. Apa yang akan kita dapatkan kali ini?" kata Andara menarik sudut bibirnya menjadi seulas senyum tipis.
Andara lalu masuk kedalam sebuah situs ilegal dan mendaftarkan akunnya dengan nama samaran yang sering ia gunakan.
Goddess Of War.
Andara mulai menggerakkan jari jemari kecilnya untuk mengetik keyboard. Membuka sebuah kode khusus yang sangat-sangat rumit. Ia harus berpikir keras agar bisa membobol kode itu dengan cara yang cantik. Sebuah pekerjaan yang mustahil bisa dikerjakan oleh anak umur lima tahun, tapi semua itu tidak berlaku bagi Andara. Karena ia sudah terbiasa meretas data-data penting perusahaan besar.
Meretas sendiri bukan pekerjaan yang mudah. Kita harus senantiasa berhati-hati agar identitas kita kita diketahui oleh siapapun. Selain itu ia harus menebak dengan tepat kode rahasia itu agar ia bisa masuk kedalam akun tersebut dan mengambil data-data pentingnya.
Andara sudah hampir selesai dengan pekerjaannya, tapi saat ia ingin menebak angka terakhirnya, tiba-tiba komputernya error dan membuat situs itu langsung keluar.
"Ada apa ini?" Andara mendengus kesal karena pekerjaannya terganggu.
Namun, itu belum sebuah akhir. Karena ia juga langsung mendapatkan sebuah email dari akun yang tidak dikenal.
'Mau coba main-main denganku? Sampai sejauh mana kau bisa melakukannya?'
Andara menarik sudut bibirnya, ternyata ia sudah diketahui oleh pemilik perusahaan yang akan dibobolnya itu. Ia segera mengetik pesan balasan.
'Tidak ada waktu untuk bermain, Tuan. Aku juga tidak sedang berlari, jadi jangan mengejarku."
Klik!
Andara langsung mengirimkan pesan balasan itu, setelah itu ia mengirimkan sebuah virus yang bisa membuat komputer lemot seketika. Jangan ditanya bagaimana cerdiknya Andara jika harus melakukan hal seperti ini. Ia bahkan pernah membuat komputer lawannya terbakar hanya karena sebuah virus yang ia kirimkan.
"Hahaha, kasihan sekali Om itu. Pasti sekarang dia sangat panik," ucap Andara tertawa begitu senang dengan jari jemari yang terus saja bekerja mengirimkan sebuah virus ke lawannya.
_______
Sementara itu disebuah perusahaan, seorang pria muda terlihat cukup kesal saat menatap layar laptopnya. Pria itu merupakan seorang CEO perusahaan ZDX yang saat ini sedang melambung tinggi namanya. Semua orang sudah tahu bagaimana unggulnya perusahaan itu, membuat siapapun ingin sekali menjatuhkannya.
Andra Dewanata, pria berumur 25 tahun itu sangat kesal karena ada yang ingin membobol kode rahasia perusahaannya. Dan ia bertambah kesal karena musuh yang kali ini lebih cerdik dari yang ia kira.
'Dia sangat-sangat hebat, aku yakin dia bukan orang sembarangan.'
Andra membatin seraya balas mengirim virus-virus untuk menyerang balik. Tapi kali ini Andra harus mengakui keunggulan lawannya karena laptopnya tiba-tiba mati begitu saja setelah banyaknya virus yang masuk.
"Oh shittttt!" Andra mengumpat pelan, baru kali ini ada yang mengalahkannya. Ia bukan merasa kesal, tapi ia penasaran siapa orang yang berada dibalik itu semua.
"Goddess of war?" Andra mengerutkan dahinya saat ingat nama akun orang misterius tersebut. Itu artinya seseorang yang sedang melawannya itu adalah seorang perempuan.
Ia bisa menebak jika orang juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi karena berani menggunakan nama Dewi perang.
Andra lalu segera mengambil ponselnya untuk mengubungi asistennya.
"Halo Tom? Aku mau kau menyelidiki sebuah akun yang akan aku segera kirimkan. Dan aku minta kau mendapatkannya segera," ujar Andra langsung saja.
Andra merupakan pria yang baru saja memimpin perusahaan selama satu tahun. Setelah menyelesaikan studinya diluar negeri, ia langsung diberi kepercayaan khusus untuk memegang tampuk perusahan. Setiap pekerjaannya dilalui tanpa hambatan. Tapi kali ini ada yang terang-terangan mengibarkan bendera perang padanya, membuat Andra tidak akan tinggal diam.
Beberapa saat kemudian, pintu ruangan diketuk. Membuat ia mengangkat wajahnya, terlihat seorang wanita cantik datang dengan seulas senyum manis dibibirnya.
"Denada? Ada apa kemari?" Andra langsung memasang raut wajah tidak nyaman begitu melihat wanita itu.
"Kamu terlihat kaget, Andra? Bukannya kita sudah bertunangan? Tidak masalah 'kan kalau aku datang ke kantor calon suami aku sendiri?" sahut Denada.
"Ya, maksudku kenapa tidak mengabari dulu?" Andra semakin tidak nyaman saat Denada menyebut ia merupakan calon suami wanita itu.
Memang itu semua benar, tapi Andra masih belum bisa menerimanya. Ia bahkan tidak punya perasaan apapun kepada Denada meski wanita itu sudah sangat dekat dengannya selama 2 tuhan. Hatinya masih terkunci rapat pada sosok wanita masa lalunya yang kini entah dimana rimbanya.
"Sengaja mau bikin surprise, aku kangen banget," ujar Denada, tanpa ragu langsung memeluk Andra lalu mencium pipinya.
Andra tersentak, ia melepaskan dirinya dengan gerakan halus. "Jangan gini, ini di kantor," tutur Andra.
"Kenapa sih? Kamu kayaknya nggak seneng banget ya aku dateng?" protes Denada yang merasa sikap Andra terlalu dingin sekali padanya.
"Bukan gitu, Nada. Kamu tahu sendiri 'kan ini di kantor? Aku seorang atasan, dan semua tingkah laku aku itu jadi perbincangan. Kamu ngerti maksud aku 'kan?" kata Andra mencoba membuat Denada mengerti.
"Ndra, kita tuh kenal nggak sehari dua hari. Aku tahu banget kamu lagi ngehindarin aku. Kenapa sih, Ndra? Kamu kepikiran wanita masa lalu kamu lagi? Mau sampai kapan, Andra?" Denada langsung mengeluarkan segala emosi yang terpendam selama ini. Ia sudah lelah karena harus mengerti jika Andra tidak bisa melupakan masa lalunya.
'Tapi, mau sampai kapan?'
"Aku nggak tahu, kamu sebelumnya udah tahu 'kan bagaimana perasaanku? Aku tidak keberatan kalau kamu memang mau membatalkan pertunangan ini," ujar Andra menghembuskan nafas kasar, tidak mau semakin menambah luka Denada karena ia yang belum bisa melupakan wanita masa lalunya.
"Nggak, nggak, kamu ini ngomong apa? Bukannya kita udah janji bakal nyoba ini bersama? Aku nggak akan nyerah, Ndra. Mungkin sekarang kamu masih butuh waktu, okey aku ngerti. Aku bakalan kasih kamu waktu, aku akan selalu cinta sama kamu, Andra."
Denada langsung menolak mentah-mentah permintaan Andra itu. Ia bahkan tidak perduli apakah Andra bisa mencintainya atau tidak. Ia hanya ingin Andra menjadi bagian hidupnya, itu sudah lebih cukup dari apapun didunia ini.
"Denada, aku minta maaf," kata Andra merasa sangat bersalah karena harus menyakiti wanita yang selama ini selalu menemani dirinya.
"I'ts oke Andra. Semua itu emang butuh waktu dan proses. Aku akan selalu menunggu sampai waktu itu datang dan menikmati setiap prosesnya. Love you ...." Denada membalas ucapan Andra dengan seulas senyum tulus, ia bahkan langsung memeluk pria itu sangat erat seolah tidak ingin terlepas.
Andra menghela nafas panjang seraya memejamkan matanya sekilas. Entah kenapa ia selalu merasa bersalah jika sedang berdekatan dengan wanita lain. Ia merasa sedang berkhianat pada seseorang. Padahal sudah jelas kalau wanita itu yang lebih dulu pergi meninggalkannya.
'Rexha, apa kamu benar-benar sudah melupakan aku?'
Happy Reading.
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
tris tanto
bc 2 bb sicow kurang tegas
2024-02-20
1
Yati Rosmiyati
ayah vs anak nih
2023-09-19
1
Sarah Harona
baru mulai udah muncul pihak ketiga gregetan aq Thor
2023-09-01
2