4. Perasaan tak jelas.

Cckkllkk..

De*ah lelah masuk ke dalam rumah. Secepatnya ia membuka pakaian dan membuangnya asal.

"Aahh lelahnya."

Di saat yang sama Bang Noven kembali dan melihat sandal yang begitu familiar. "Astagaaa.. aku lupa bilang sama Jaya kalau Irene tinggal disini." Secepatnya Bang Noven masuk ke dalam rumah.

~

Bang Jaya masih terpaku melihat baju wanita di atas ranjang dan tak lupa dengan atribut dalamnya. "Punya siapa nih??? Apa Noven bawa perempuan??" Gumamnya.

Bang Jaya tak melihat Bang Noven yang panik mencari Irene kesana kemari. "Irene..!!!!" Panggilnya mencari Irene. "Deekk.."

Merasa ada yang memanggilnya, Irene pun melongok dari arah kamar mandi. "Irene mandi Om." Katanya dengan tubuh masih penuh sabun.

"Woow.. ladies..!! Cewek baru Nov???"

"Ya Gustii.. masuk Irene..!!!!!!" Bang Noven panik sambil menyembunyikan sebagian tubuh Irene yang masih berlumuran sabun dari pandangan kurang ajar si Jaya Perkasa. "Cepat selesaikan mandimu..!!! Pakai baju panjang..!!!!"

Bang Jaya masih melongok mencuri lihat ke arah Irene.

"Lebih baik kau ke ruang tamu dan jaga matamu baik-baik atau kucolok pakai gagang sapu..!!" Ancam Bang Noven benar-benar tidak suka dengan kelakuan Bang Jaya saat itu.

"Iyaaaa.. aahh.. ada rejeki bukannya berbagi lu pot."

"Untuk kali ini jangan harap lu dapat bagian. Bagi hantam mau????" Ucap geram Bang Noven.

"Ireeeneee.. Bang Jay tunggu di ruang tamu ya...!!!!!!" Kata Bang Jaya menggoda littingnya yang tiba-tiba saja kali ini lebih waspada.

"Iya Bang." Jawab Irene menyahut dari kamar mandi.

"Diam Irene...!!!!!" Secepatnya Bang Noven mengambil sapu dan mengayunkan ke arah Bang Jaya.

"Hahahaha..." Tawa Bang Jaya melihat kemarahan sahabatnya.

:

Bang Noven duduk gelisah dan tidak nyaman melihat rambut Irene yang basah. Duduk di seberangnya Bang Jay yang tersenyum yang jelas sudah di mengerti oleh Bang Noven.

"Kamu nggak bawa hair dryer?" Tanya Bang Noven pada Irene.

"Irene sudah bilang jangan terburu-buru. Sekarang hair dryer Irene tertinggal." Jawab Irene.

"Irene mau pinjam hair dryer Bang Jay nggak?" Sambar Bang Jaya.

Lirikan tajam Bang Noven mengarah pada littingnya. "Untuk apa kau punya barang begitu?"

"Untuk mengeringkan jerohan ku." Jawab Bang Jaya.

"Gilaa.. jorok amat lu. Daripada lu beli hair dryer lebih baik lu beli jerohan." Tegur Bang Noven tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya.

"Buat apa? Punya lu masih banyak."

Bang Noven terdiam sejenak menerka arah pembicaraan Bang Jaya. "Ya Tuhan, stress lu ya. Jadi selama ini kita join???? Terbuat dari apa sih lu pot, jorok keterlaluan." Omel Bang Noven kemudian masuk ke dalam kamar dan mengeluarkan seluruh isi barang pribadinya di lemari. "Ambil nih. Nggak akan pernah gue pakai barang bekas lu lagi." Katanya dari dalam kamar.

Bang Jaya mencibir dan merendahkan suaranya di dekat Irene. "Noven itu selalu berlebihan menanggapi hal sepele. Biasa.. laki panikan."

Irene mengangguk dan hanya bisa nyengir kuda mendengar ucap Bang Jaya padanya.

"Eehh Ren.. ngomong-ngomong Abang penasaran nih. Sebenarnya kamu ini siapanya Noven? Maaf lho ya, setau Abang pacarnya Noven itu Vindy." Jiwa kepo Bang Jaya tidak bisa di cegah.

"Hmm.. calon tunangan Om Noven. Irene juga punya pacar kok Bang. Dia Tentara." Jawab Irene.

"Ooohh.. jadi perkara di jodohkan itu benar ya?? Noven sempat cerita tadi pagi. Abang kira dia bohong."

Beberapa saat kemudian Bang Noven sudah kembali dengan membawa barang pribadi miliknya. "Simpan semua..!! Aku mau beli lagi..!!" Bang Noven menyambar kunci motornya lalu melangkah ke arah pintu namun ia teringat bahwa sekarang sedang ada Irene disana. "Ayo ikut..!!" Ajaknya.

"Laah.. nasi bungkus mu piye??" Tanya Bang Jaya.

"Makan saja.. aku mau keluar sama Irene." Jawab Bang Noven.

...

Di dalam mall besar itu tidak banyak kata yang mereka ucapkan, semua serasa canggung juga karena tak ada bahan pembicaraan di antara mereka.

Bang Noven sibuk dengan ponselnya dan Irene juga sibuk dengan hobby nya membidik gambar diri.

Baru beberapa menit Bang Noven sibuk dengan ponselnya, ia sudah tidak tau dimana Irene berada. Bang Noven segera mencari gadis itu kesana kemari.

"Kemana Irene pergi??? Cepat sekali jalannya." Gumam Bang Noven sembari mengedarkan pandangan mata ke seluruh sudut mall.

:

"Astagfirullah.. disini rupanya." Bang Noven menghampiri Irene yang sedang memicingkan mata mengarahkan senapan ke arah boneka beruang yang ada di pusat permainan mall tersebut. "Kenapa tiba-tiba menghilang??? Merepotkan saja."

"Om sedang sibuk pacaran, Irene juga punya kesibukan donk." Jawabnya kemudian meletuskan peluru pada senapan tersebut.

cctts..

"Yaaaaa.. nggak kena. Om sih, ribut saja." Irene memonyongkan bibirnya menyalahkan Bang Noven.

"Koe sing ora enthos." Bang Noven menyambar senapan di tangan Irene. "Mau yang mana?" Tanya Bang Noven menawari.

"Sombong..!!! Semua kalau bisa." Jawab Irene meremehkan.

Bang Noven mengarahkan senapannya. Tak butuh waktu lama seluruh bidikannya tepat mengenai sasaran. Penjaga tempat permainan itu sampai panik karena seluruh boneka yang ada berhasil di dapatkan Bang Noven.

"Selamat ya Pak. Tapi tolong besok jangan kembali lagi..!!" Pesan penjaga tempat permainan itu.

"Terserah saya." Jawab Bang Noven santai.

Irene merasa kasihan dengan penjaga tersebut. Ia menepuk bahu Pak penjaga. "Maaf ya pak. Om-om itu tadi pemenang karnaval jadi tentara. Pakaiannya saja mirip." Kata Laras kemudian berlari kecil mengikuti langkah lebar Bang Noven namun kemudian langkahnya terhenti dan ia berbalik badan. "Oya Pak, nanti tolong bapak kirim boneka saya ke Batalyon J. Katakan barang anaknya Pak Girish..!!"

"Baik Mbak."

Irene berlari sampai akhirnya bisa menyusul Bang Noven yang sudah masuk toko khusus pembungkus 'perabot' tubuh.

"Sini Ren..!!" Bang Noven memanggil Irene agar gadis itu tidak lagi hilang dari pandangan matanya.

Irene mengikuti kemana pun Bang Noven melangkah. Ia pun diam saja saat Bang Noven memilih barang yang tersimpan di dalam kotak, untuk size L. Ukuran yang lumayan untuk seorang bujangan.

"Kamu nggak beli? Saya nggak tau barang yang kamu suka untuk seserahan." Tanya Bang Noven.

"Besar Om?" Celetuk Irene yang entah kemana arah pertanyaan itu.

"Apanyaa?"

"Nggak.. hmm maksudnya.. banyak.. apa mau beli banyak barang?" Jawab Irene berkilah gugup.

"Ya sudah sana, cari barangmu sendiri..!! Terserah beli banyak atau sedikit." Bang Noven memberi jalan untuk Irene.

~

Pandangan mata Bang Noven terasa kosong mengarah pada sebuah manekin. Tak ada yang bisa menebak apa yang tengah di pikirnya saat ini. Hanya saja pipinya tiba-tiba memerah, ia tersenyum kecil penuh arti.

Bang Noven kemudian mendekati seorang SPG. "Mbak, saya minta tolong di bungkuskan li*****e motif yang ada di menekin ya. Nanti di gabung dengan pakaian yang di pilih... Di pilih istri saya." Kata Bang Noven.

"Baik Pak. Warnanya sudah cocok?"

"Baby pink sama hitam mbak." Pinta Bang Noven.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Sri Hayani Bahri

Sri Hayani Bahri

ciehh bg noven pilih" lingeri utk unboxing

2023-12-10

0

Sri Hayani Bahri

Sri Hayani Bahri

wkwkwk

2023-12-10

0

Surabaya Honda

Surabaya Honda

mampir' Thor,,, 👍

2023-12-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!