~ Lulus ~

...•••••...

Di Kediaman Keluarga Erik

"Den.. ini ada surat buat Non Anna" Ucap si bibi kepada Nico.

Nico yang baru saja turun tangga pun menerima surat yang di kasih si bibi.

"Surat apa ini bi?" Tanya Nico sambil membalik-balikkan selembar surat yang di bungkus amplop coklat itu.

"Nggak tau juga den, yang pasti tadi kata pak satpam ini buat Non Anna" Jelas bibi.

Nico pun manggut-manggut.

Ketika makan malam datang, semua keluarga Erik sudah lengkap berkumpul di meja makan.

"Ann ini ada surat buat lo" Ucap Nico memberikan surat yang di kasih bibi tadi kepada Anna.

"Udah keluar?" Tanya Anna membuat bingung semua.

"Emang apa yang udah keluar Ann?" Tanya Ela.

Anna pun membuka amplop surat itu.

Anna terkaget dengan isi kertas tersebut.

"WAH LULUS" Teriak Anna bahagia.

"Why?" Tanya Erik kepada Ela dan Ela pun merespon dengan mengangkat kedua bahunya karena dia juga nggak tahu.

"Ada apa sih Ann, dari tadi lo bikin semua orang penasaran tahu nggak" Akhirnya Nico pun angkat suara karena sudah benar-benar penasaran.

"Ini aku loh aku lulus" Ucap Anna masih dengan nada senangnya.

"Lulus apa sayang?" Tanya Ela.

Anna pun memberikan kertas yang dipegangnya kepada Ela biar dilihat sendiri.

Ela pun mengambil dan membaca kertas yang berisikan tulisan bahasa Inggris tersebut.

"Ini beneran sayang?" Tanya Ela yang juga terkaget setelah membaca.

Erik yang sudah dibuat amat penasaran dari tadi pun merampas surat dari itu dari genggaman Ela.

Nico yang juga kepo pun melihat berdua dengan papanya.

"London?" Tanya Nico singkat.

Anna pun manggut-manggut.

"Ini beneran kamu mau kuliah di London?" Tanya Erik kepada Anna.

Lagi-lagi Anna manggut menandakan iya.

"Kok nggak pernah cerita sih sayang?" Tanya Ela masih dengan setengah kagetnya.

"Susah juga jelasinnya mom" Jawab Anna.

"Berarti kemarin kamu rapi-rapi.." Tanpa menyelesaikan kalimatnya pun, Anna paham akan maksud Ela.

Anna pun kembali mengangguk menyatakan iya.

"Mommy nggak tau lo kamu bakalan daftar kuliah di London" Ucap Ela.

"Kenapa nggak bilang sih sayang?" Tanya Erik.

"Iya nih, hal sebesar ini loh pendam sendiri" Tambah Nico tak kalah menginterogasi.

"Aku takut gagal, takut ngecewain nantinya" Jawab Anna mengutarakan isi hatinya.

"Emang kalo kamu gagal gimana? Gagal kan hal biasa sayang" Ucap Ela.

"Tapi Anna nggak siap aja untuk cerita" Jelas Anna.

"Yaudah, yang penting sekarang kamu udah berhasil kan? Gimana buat ngerayain hal bahagia ini kita makan di luar!" Ajak Erik tak kalah senang.

"Makanan yang ini gimana pa?" Tanya Nico sambil melihat para makanan yang sudah tertera rapi di meja.

"Iya juga yaa" Ucap Erik.

"Gimana agar makanannya tetap termakan, besok aja kita makan di resto setelah papa pulang kerja" Usul Ela yang disetujui semua orang.

Kebahagiaan pun bertambah berkali lipat dengan kehangatan yang ada di dalam keluarganya.

Beruntungnya gw lahir di keluarga yang penuh kehangatan ini, apakah aku sanggup bakal jauh dari mereka nanti? Batin Anna.

Aku senang sama keberhasilan Anna, namun kami bakalan LDR nantinya. Aku belum pernah jauh dari Anna sebelumnya.. Ela pun membatin.

Erik yang peka pun mengode Ela bertanya kenapa, Ela hanya menggeleng.

"Kok malah pada bengong sih, yuk makan udah lapar bangat nih rasanya" Ucap Nico memecahkan suasana.

Mereka pun makan dengan penuh canda tawa.

Bibi yang memperhatikan dari kejauhan pun turut terharu melihat keluarga yang satu ini.

Setelah selesai makan malam tadi, Anna ke rooftop rumahnya.

Angin malam yang begitu sejuk membawa ketenangan dan kedamaian di dalam diri Anna.

Ternyata keberuntungan gw nggak di dunia percintaan, gw seharusnya bersyukur punya keluarga yang cemara. Gw janji bakal upgrade diri menjadi yang lebih baik lagi, gw janji nggak bakal se galau dulu lagi. Gw bakalan buktiin, dengan kesendirian ini gw mampu menjadi yang lebih baik.. Batin Anna.

"Serius amat kayaknya" Tiba-tiba Nico datang dari belakang.

"Lo ngikutin gw?" Tanya Anna kepedean.

"Dih pede bangat, gw emang biasanya nongki disini ya" Balas Nico tak terima.

"Galau ya bakal jauh dari mommy papa?" Tebak Nico.

"Apaan sih biasa aja, lagian gw juga udah gede kali" Ucap Anna tak terima.

"Ngaku aja deh, nggak usah pura-pura tegar depan gw. Gw bisa baca pikiran lo, dari kecil kita bareng" Ucap Nico.

Anna pun terdiam, Nico benar. Anna nggak se tegar seperti yang biasa di lihatkannya ke orang-orang.

"Gw harap lo ngambil keputusan ini nggak gara-gara si brengsek itu" Ucap Nico membuat Anna menatap tajam dirinya.

"Maksud lo apa?" Tanya Anna.

"Gw nggak mau lo nyiksa diri hanya gara-gara Arga" Ucap Nico terus terang.

"Kenapa nyebut nama dia sih, ini nggak ada hubungannya ya sama dia. Gw milih London atas keinginan gw sendiri, jadi stop sebut nama dia depan gw" Tegas Anna kesal.

"Iya deh, yang pasti harapan gw lo jangan sampai nyiksa diri cuman karena cowok. Lo cantik, banyak kok cowok baik yang suka sama lo. Salah satunya-" Hampir saja Nico keceplosan, untuk dengan cepat dia tersadar dan menghentikan perkataannya.

"Salah satunya apa?" Tanya Anna penasaran.

"Nggak ada" Balas Nico yang membuat Anna kesal.

"Nggak ada apanya, jelas-jelas lo bilang tadi. Salah satunya apa sih?" Tanya Anna makin kesal.

"Ya salah satunya mommy papa, gw juga" Jawab Nico terbata-bata.

Anna pun memilih untuk tidak terlalu penasaran dan mengiyakan perkataan Nico.

Di tempat yang berbeda, terlihat Ela yang sedang melamun di balkon kamarnya.

"Mama mana sih?" Erik yang barusaja dari luar pun mencari keberadaan istrinya.

"Di balkon ternyata" Ucapnya setelah melihat penampakan Ela di balkon.

"Tumben nih belum tidur" Ucap Erik menghampiri Ela.

"Belum ngantuk aja, kalo kamu mau tidur duluan aja. Atau mau aku bikinin minuman anget?" Tawar Ela dan hendak berdiri.

"Nggak usah, kamu disinj aja" Tolak Erik.

Ela pun kembali dengan posisi duduknya semula.

"Aku tau ini nggak gampang kan bagi kamu, Anna baru kali ini jauh dari kita" Ucap Erik memulai topik pembicaraan.

"Enggak kok, siapa yang mikirin itu sih" Elak Ela.

"Nggak usah bohong, aku bisa lihat kok dari raut wajah kamu. Kamu nggak mau jauh kan dari Anna?" Ucap Erik yang di angguki Ela.

"El, Anna udah besar. Anna punya mimpinya sendiri, aku tau ini nggak gampang. Tapi sebagai orang tua kita harus selalu mendukung impian Anna" Ucap Erik berusaha menguatkan Ela.

"Papa benar, mommy nggak boleh egois. Anna juga punya dunianya sendiri, mama bakalan support selalu anak mommy" Ucap Ela.

Erik pun memeluk Ela dengan penuh kehangatan, begitupun Ela yang juga membalas pelukan suaminya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!