Pertemuan kedua

Pagi hari....

Pak Mahmud perlahan membuka matanya. cahaya matahari menyeruka di indera penglihatannya.

"Ayah..., ayah sudah sadar..".

"Ayah.. ini zahra sudah datang, yah," panggil Zahra sambil memegang tangan ayahnya.

Pak Mahmud menepis tangan Zahra.

" lepaskan tanganmu, jangan sentuh aku...., pergi dari sini.,...., kau telah membuat malu keluarga kita. Ayah malu punya anak seperti mu.

pergi,...... " Pak Mahmud berteriak menyuruh Zahra segera pergi dari hadapannya.

Zahra diam dan tetap berusaha memegang tangan ayahnya.

"Ayah dengarkan penjelasan Zahra dulu,

Ayah itu semua nggak benar, itu semua bohong ayah, Zahra nggak hamil.

Percaya sama Zahra, yah..., Zahra nggak bohong, "ucap Zahra sambil terisak. DIa nggak sanggup menahan airmatanya.

"lalu apa maksud pesan mu itu?"

"Seseorang telah memfitnah Zahra yah..., kemaren handpone Zahra dipegang orang lain,yah... Dan dia yang mengirimkan pesan tersebut." ucap Zahra menyakinkan pak Mahmud.

"yah......." panggil Zahra lagi

"Zahra berani bersumpah, Zahra nggak hamil, kalau ayah masih nggak percaya kita bisa memeriksa kannya ke dokter, yah, "

Zahra terus membujuk ayahnya.

Pak Mahmud masih terdiam, dia mencerna kata kata zahra. ya dia tau siapa anaknya. Jujur didalam hatinya dia tidak mau mempercayai ini, tapi pesan itu...., dia masih bingung...

Ditengah perbincangan mereka ibu Mahmud ibunya Zahra datang membawa sarapan yang dia beli di kantin rumah sakit.

Dia menghampiri anak dan suaminya pak Mahmud.

"ayah sudah bangun," tanyanya sambil tersenyum.

"lho kok pada diam, kenapa zahra menangis ucap Bu Mahmud, dia berjalan mendekati ranjang pak Mahmud.

"Yah, Zahra benar dia nggak hamil.

pesan itu bohong yah...." ucap ibu

"Percaya sama anak kita,yah.

Zahra sudah menceritakan semua nya tadi malam," tambah ibu.

pak Mahmud nampak bernapas lega, dia sangat bersyukur kepada Allah. Dia langsung memeluk Zahra.

"Sekarang ayah percaya Zahra kan, yah!!" ucap Zahra masih menangis diperlukan ayahnya.

Pak Mahmud mengangguk dan masih memeluk Zahra, airmatanya juga menetes

dia merasa lega sekali, sesak didadanya langsung hilang.

"sudah pelukannya ayo sarapan dulu" ucap ibu menepuk punggung Zahra.

"Bu.... sini , biar Zahra aja yang suapin ayah." Ucap Zahra mengambil bubur yang dipegang ibu dan mulai menyuapi ayahnya.

sambil menyuapi ayahnya Zahra menceritakan kejadian yang menimpanya, tapi dia tidak mengatakan jumlah uang denda yang harus ia bayar. Dia nggak mau membebani ayah dan ibunya. Dia hanya mengatakan handponenya akan dikembalikan hari ini setelah mereka bertemu di bengkel dan memperbaiki mobil yang dia tabrak.

Dokter masuk dan memeriksa pak Mahmud.

"Bagaimana keadaan ayah saya, dok?" Tanya Zahra.

"Alhamdulillah sudah lebih baik, siang ini juga sudah bisa pulang. Tapi ingat, jangan memberikan berita yang mengejutkan dan akan membahayakan jantungnya". ucap dokter

"Alhamdulillah.... terimakasih dok", ucap Zahra.

"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter .

Dokter berlalu dari ruangan mereka.

"Zahra ....." panggil ibu

" Ya... Bu". jawab zahra

"Sebaiknya kamu kembali saja, nak , kamu kan harusnya bekerja hari ini, lagipula ayah sudah ngak apa apa, dan akan kembali nanti siang." ucap ayah.

"Nanti siang aja, yah, Zahra masih mau disini masih kangen ma ayah," ucapnya manja.

ibu tersenyum bahagia melihatnya.

Siangnya ayah sudah kembali lagi kerumah, diantar oleh Zahra.

kemudian dia pamit untuk kembali ke kota.

"Bu.. ayah.... Zahra pamit ya, hari sudah semakin sore."

" ayah jaga kesehatan ayah ya..." ucap zahra memeluk ayah dan ibunya.

"hati hati di jalan ya, nak, jaga diri baik baik, "Pesan ibu.

"Ya....bu, Zahra berangkat dulu, assalamualaikum...." ucap Zahra

dia mencium tangan kedua orangtuanya.

"waalaikum salam....." jawab ayah dan ibu

Zahra masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya, dia kembali ke Jakarta. Tujuannya kali ini adalah langsung menemui sultan Iskandar Zein, dia ingin membuat perhitungan dengannya. gara gara dia ayah Zahra harus di rawat di rumah sakit.

Zahra melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh,4 jam kemudian dia sampai di Jakarta.

Saat ini hari sudah jam 6 sore. Zahra memasuki halaman parkir sultan holding. Dia turun dan memandang ke arah gedung.

Wah besar sekali perusahaan ini bathinnya.

Zahra berjalan cepat menuju lobi, "aku harus menemuinya dan memberi dia pelajaran... *bathin zahra.

Begitu sampai di dalam dia mendatangi meja resepsionis.

" Permisi, apakah tuan Sultan Iskandar Zein ada ditempat, dilantai berapa ruangannya", tanya Zahra.

" Ada nona, dilantai 16

"Kalau boleh tau apakah nona sudah buat janji" tanya resepsionis. Dia memperhatikan penampilan Zahra yang memakai hijab, berbeda dengan gadis gadis yang biasa mencari tuan Zein.

Ya Zahra memang selalu menggunakan jilbab kemana pun dia pergi.

"tidak...," jawab Zahra

"Maaf anda harus buat janji dulu jika ingin bertemu dengan CEO kami", ucap resepsionis.

Tanpa mengindahkan ucapan resepsionis,

Zahra berjalan masuk, dan berlari menuju lift, dan menekan tombol 16.

Resepsionis berusaha mencegahnya dengan mengejarnya tapi Zahra telah lebih dulu masuk.

"nona ....

"nona..... tidak boleh masuk!!!

Resepsionis bergegas menelpon sekretaris Zein memberitahu kan bahwa Zahra menuju kesana. Dia takut terkena amukan Zein.

Tiba dilantai 16 Zahra bergegas menuju ruangan Zein,

Sekretaris Zein berusaha mencegahnya tapi Zahra terus saja berlari dan memaksa masuk. Dia berjalan sambil berteriak memanggil Zein, dan membuka pintu ruangan Zein dengan keras..

"Tuan, maafkan saya , saya sudah mencegahnya tapi nona ini memaksa masuk," ucap sekretaris Zein sambil menunduk takut,

"Tidak apa apa, kamu kembalilah bekerja." jawab Zein

sekretaris itupun langsung keluar.

"kau...!!!!!"

menunjuk wajah Zahra...

"Berani sekali kau menemuiku... ucap zein

"Apa kamu sudah membawa uang yang aku minta, tanya Zein dengan sombong dan masih duduk di kursi kebanggaannya.

"Apa yang telah kau katakan kepada orangtuaku, hah!!!!

Dasar kamu bajingan nggak tau malu, kamu memfitnah aku, brengsek," ucap Zahra penuh emosi....

"hahaha ".... Zein tertawa

berjalan mendekati Zahra.

" ya.... memang aku yang mengirimkan pesan itu,

terus kamu mau apa??? marah!!!! "tanya Zein dengan nada mengejek.

plakk....

tiba tiba Zahra menampar Zein,

"kau pikir ini lelucon tuan, kau tau ayahku sampai masuk rumah sakit gara gara ini. kau sungguh keterlaluan. Aku akan buat perhitungan denganmu." ucap zahra

Zein tidak terima dia ditampar, seumur umur dia belum pernah di tampar apalagi ini seorang wanita. Emosinya pun tersulut. Dia maju mendekati Zahra,

Zahra mundur terus hingga ke tembok, posisi mereka sangat dekat sekarang.

"Lalu,. kau mau apa??? " tanya Zein penuh penekanan

Zahra gugup, jarak antara dia dengan Zein hanya beberapa senti saja. Hingga dia dapat merasakan hembusan nafas Zein.

"apa yang mau kamu lakukan, hah!!" bentak zein

"kau mau mengancam ku, aku tidak takut, cepat bayar 200 juta dan masalah ini aku anggap selesai," ucapnya lagi.

"aku belum ada uang sebanyak itu, beri aku waktu," ucap Zahra pelan dan menunduk.

"Aku beri kamu waktu dua hari kalau dalam dua hari kamu belum mengembalikan uangku, kamu akan tahu akibatnya.

Aku akan buat yang lebih menarik dari ini karena aku bisa saja melakukan hal yang lebih menyeramkan," bisiknya di telinga Zahra.

Zahra ketakutan dan tanpa sadar airmatanya jatuh berderai.

Dia mendorong Zein dan berlari keluar ruangan,

Didepan pintu Zein kembali berteriak, "ingat aku hanya memberi mu waktu dua hari jika tidak tunggu saja apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Zein.

Zahra terus berlari dan menangis...

karena berlari Zahra tidak fokus dan tak sengaja dia menabrak seorang pria tua yang seumuran dengan ayahnya.

"M aaf pak, maaf saya tidak sengaja. Anda tidak apa apakan, sekali lagi maaf.., "ucap Zahra penuh penyesalan sambil membantu membereskan barang bawaan bapak tersebut.

"Tidak apa apa nak," Jawab Pak Ahmad

"kamu menangis???" tanya pak Ahmad Setelah melihat wajah Zahra yang berlinang airmata.

"Oh saya tidak apa apa pak", ucap Zahra cepat.

Kamu baru menemui CEO Perusahaan ini?", kembali pak Ahmad Zein ayah Sultan Iskandar Zein bertanya.

"apakah dia menyakitimu???"

" saya nggak apa apa, sekali lagi maaf", ucap Zahra sambil membungkuk,

"Permisi pak, assalamualaikum..."

"waalaikum salam" jawab pak Ahmad

Pak Ahmad sangat terkesan dengan Zahra. Gadis yang baik, sopan dan cantik, aku suka melihatnya. bathin pak Ahmad.

Pak Ahmad kembali berjalan dan masuk keruangan Zein.

"Assalamualaikum..."

"waalaikum salam papa, kenapa papa kesini". tanya Zein

"Tidak ada apa apa, Tadi papa kebetulan lewat sini jadi papa singgah. Papa mau tanya siapa wanita yang baru keluar dari ruangan ini." tanya pak Ahmad.

"Wanita yang mana pa??" tanya Zein

'Wanita yang memakai kerudung berwarna pink yang baru saja keluar sambil menangis.' tanya pak Ahmad.

"Oh bukan siapa siapa, pa!" jawab zein

"Papa rasa kau telah menyakiti hatinya hingga dia menangis. Jangan terlalu keras Zein,'' ucap pak Ahmad.

Zein diam saja.

"Zein ibumu ingin kamu segera menikah, jadi papa mau kau menikah dengan gadis tadi, papa menyukainya Zein."

"papa yang benar saja , Zein saja tidak mengenalnya pa." jawab zein cepat.

"atau kau mau menikah dengan Bela???"

"tidak pa, aku tidak suka padanya, aku hanya menganggapnya teman."

"Bagus, papa kasih kamu waktu 1 bulan, terserah kau mau menikah dengan siapa, tapi papa berharap kamu menikah dengan wanita baik dan sopan seperti gadis tadi.

Papa pergi dulu, assalamualaikum.."

Pak Ahmad keluar dari ruangan Zein.

"waalaikum salam, pa".

Setelah Pak Ahmad pergi, Zein duduk kembali dikursinya. Dia kembali memikirkan ucapan papanya.

"Menikah yang benar saja" ucapnya dalam hati.

Zein kembali teringat wajah sedih dan menangis dari Zahra.

Dia merasa bersalah karena memfitnah Zahra dan membuat ayah Zahra sampai masuk rumah sakit.

"Apa aku keterlaluan ya!" ucapnya dalam hati

"Bodo ah, sebaiknya aku pulang saja."

Zein keluar dari ruangannya menuju parkiran dan memasuki mobilnya. Dia pun pulang ke rumahnya.

Terpopuler

Comments

Tegar Ryez

Tegar Ryez

sy pernah liat senitron malaysia, kisahnya sama judulnya Mr. Arogant

2022-07-26

0

meilanyokey

meilanyokey

200 jg sich kata yg cowok klu yg cewek 20 JT.... thorrr tlg penjelasan nya mana yg bener

2022-05-14

0

Rasyid Mubarok

Rasyid Mubarok

perasaan aku baca dari awal 200 juta deh

2022-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 awal bertemu
2 Serangan jantung
3 Pertemuan kedua
4 Perjanjian
5 Memaksa zahra
6 Lamaran
7 fitting baju pengantin
8 pernikahan
9 tinggal bersama
10 Bertemu henry
11 Kembali bekerja
12 Zein..... tolong!!!
13 Jamaah yuk
14 Kedatangan Bella
15 kerumah ibu.
16 Amarah bella
17 Mengobati luka zahra
18 Ditinggal
19 Merasa bersalah
20 Menyusul zahra
21 Rencana mama
22 Jalan jalan
23 Kesedihan zahra
24 Rencana Jahat Mama
25 Zein Sakit
26 Merawat Zein
27 Pergi....
28 Mengungkap Kebenaran
29 Kemarahan Zein
30 Mencari Zahra
31 Akhirnya
32 Maaf....
33 Berbaikan
34 Kembali Kerumah Mama
35 Berpamitan
36 Rumah Baru
37 Penculikan Zahra
38 Panik
39 Penyelamatan
40 Sedih
41 Menunggu
42 Pulang
43 Resign
44 Kecewa
45 Mudik
46 Mengintai
47 Mengawasi
48 Visual
49 Hilang
50 Mencari
51 Pesan
52 Menemukan
53 Tertangkap
54 Kangen
55 Cek
56 Senyum
57 Sayang
58 Bahagia
59 Cerewet
60 ngidam
61 Mancing
62 Pulang
63 cek up
64 Mencari tahu
65 Semangat
66 Membujuk Mama
67 Kesedihan
68 Pingsan
69 Merawat Mama
70 Pengakuan
71 Ketemu Mama
72 Persalinan
73 Baby Al
74 Nyebelin ( Henry)
75 Mama kembali
76 Curahan hati
77 Menemui Mama
78 Kepergianmu
79 Amarah Zein
80 Surat
81 Merindumu
82 Rindu Berat
83 Kemarahan papa
84 Spesial zahra
85 Spesial zein
86 Menyesal
87 Bangunlah...
88 Sayang Bangun
89 Pengumuman
90 Janji
91 Mama pov
92 Penyesalan
93 Pergi
94 Terlambat
95 kehidupan baru
96 Keluarga bahagia
97 Mama sakit
98 Galau
99 Kembali
100 Papa
101 Pulanglah Nak
102 Pengumuman
103 Berangkat
104 Bertemu
105 Maafkan Mama
106 Bahagiaku bersamamu
107 Ekstra part 1
108 Ekstra part 2
109 Pengumuman
Episodes

Updated 109 Episodes

1
awal bertemu
2
Serangan jantung
3
Pertemuan kedua
4
Perjanjian
5
Memaksa zahra
6
Lamaran
7
fitting baju pengantin
8
pernikahan
9
tinggal bersama
10
Bertemu henry
11
Kembali bekerja
12
Zein..... tolong!!!
13
Jamaah yuk
14
Kedatangan Bella
15
kerumah ibu.
16
Amarah bella
17
Mengobati luka zahra
18
Ditinggal
19
Merasa bersalah
20
Menyusul zahra
21
Rencana mama
22
Jalan jalan
23
Kesedihan zahra
24
Rencana Jahat Mama
25
Zein Sakit
26
Merawat Zein
27
Pergi....
28
Mengungkap Kebenaran
29
Kemarahan Zein
30
Mencari Zahra
31
Akhirnya
32
Maaf....
33
Berbaikan
34
Kembali Kerumah Mama
35
Berpamitan
36
Rumah Baru
37
Penculikan Zahra
38
Panik
39
Penyelamatan
40
Sedih
41
Menunggu
42
Pulang
43
Resign
44
Kecewa
45
Mudik
46
Mengintai
47
Mengawasi
48
Visual
49
Hilang
50
Mencari
51
Pesan
52
Menemukan
53
Tertangkap
54
Kangen
55
Cek
56
Senyum
57
Sayang
58
Bahagia
59
Cerewet
60
ngidam
61
Mancing
62
Pulang
63
cek up
64
Mencari tahu
65
Semangat
66
Membujuk Mama
67
Kesedihan
68
Pingsan
69
Merawat Mama
70
Pengakuan
71
Ketemu Mama
72
Persalinan
73
Baby Al
74
Nyebelin ( Henry)
75
Mama kembali
76
Curahan hati
77
Menemui Mama
78
Kepergianmu
79
Amarah Zein
80
Surat
81
Merindumu
82
Rindu Berat
83
Kemarahan papa
84
Spesial zahra
85
Spesial zein
86
Menyesal
87
Bangunlah...
88
Sayang Bangun
89
Pengumuman
90
Janji
91
Mama pov
92
Penyesalan
93
Pergi
94
Terlambat
95
kehidupan baru
96
Keluarga bahagia
97
Mama sakit
98
Galau
99
Kembali
100
Papa
101
Pulanglah Nak
102
Pengumuman
103
Berangkat
104
Bertemu
105
Maafkan Mama
106
Bahagiaku bersamamu
107
Ekstra part 1
108
Ekstra part 2
109
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!