Pagi hari....
Pak Mahmud perlahan membuka matanya. cahaya matahari menyeruka di indera penglihatannya.
"Ayah..., ayah sudah sadar..".
"Ayah.. ini zahra sudah datang, yah," panggil Zahra sambil memegang tangan ayahnya.
Pak Mahmud menepis tangan Zahra.
" lepaskan tanganmu, jangan sentuh aku...., pergi dari sini.,...., kau telah membuat malu keluarga kita. Ayah malu punya anak seperti mu.
pergi,...... " Pak Mahmud berteriak menyuruh Zahra segera pergi dari hadapannya.
Zahra diam dan tetap berusaha memegang tangan ayahnya.
"Ayah dengarkan penjelasan Zahra dulu,
Ayah itu semua nggak benar, itu semua bohong ayah, Zahra nggak hamil.
Percaya sama Zahra, yah..., Zahra nggak bohong, "ucap Zahra sambil terisak. DIa nggak sanggup menahan airmatanya.
"lalu apa maksud pesan mu itu?"
"Seseorang telah memfitnah Zahra yah..., kemaren handpone Zahra dipegang orang lain,yah... Dan dia yang mengirimkan pesan tersebut." ucap Zahra menyakinkan pak Mahmud.
"yah......." panggil Zahra lagi
"Zahra berani bersumpah, Zahra nggak hamil, kalau ayah masih nggak percaya kita bisa memeriksa kannya ke dokter, yah, "
Zahra terus membujuk ayahnya.
Pak Mahmud masih terdiam, dia mencerna kata kata zahra. ya dia tau siapa anaknya. Jujur didalam hatinya dia tidak mau mempercayai ini, tapi pesan itu...., dia masih bingung...
Ditengah perbincangan mereka ibu Mahmud ibunya Zahra datang membawa sarapan yang dia beli di kantin rumah sakit.
Dia menghampiri anak dan suaminya pak Mahmud.
"ayah sudah bangun," tanyanya sambil tersenyum.
"lho kok pada diam, kenapa zahra menangis ucap Bu Mahmud, dia berjalan mendekati ranjang pak Mahmud.
"Yah, Zahra benar dia nggak hamil.
pesan itu bohong yah...." ucap ibu
"Percaya sama anak kita,yah.
Zahra sudah menceritakan semua nya tadi malam," tambah ibu.
pak Mahmud nampak bernapas lega, dia sangat bersyukur kepada Allah. Dia langsung memeluk Zahra.
"Sekarang ayah percaya Zahra kan, yah!!" ucap Zahra masih menangis diperlukan ayahnya.
Pak Mahmud mengangguk dan masih memeluk Zahra, airmatanya juga menetes
dia merasa lega sekali, sesak didadanya langsung hilang.
"sudah pelukannya ayo sarapan dulu" ucap ibu menepuk punggung Zahra.
"Bu.... sini , biar Zahra aja yang suapin ayah." Ucap Zahra mengambil bubur yang dipegang ibu dan mulai menyuapi ayahnya.
sambil menyuapi ayahnya Zahra menceritakan kejadian yang menimpanya, tapi dia tidak mengatakan jumlah uang denda yang harus ia bayar. Dia nggak mau membebani ayah dan ibunya. Dia hanya mengatakan handponenya akan dikembalikan hari ini setelah mereka bertemu di bengkel dan memperbaiki mobil yang dia tabrak.
Dokter masuk dan memeriksa pak Mahmud.
"Bagaimana keadaan ayah saya, dok?" Tanya Zahra.
"Alhamdulillah sudah lebih baik, siang ini juga sudah bisa pulang. Tapi ingat, jangan memberikan berita yang mengejutkan dan akan membahayakan jantungnya". ucap dokter
"Alhamdulillah.... terimakasih dok", ucap Zahra.
"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap dokter .
Dokter berlalu dari ruangan mereka.
"Zahra ....." panggil ibu
" Ya... Bu". jawab zahra
"Sebaiknya kamu kembali saja, nak , kamu kan harusnya bekerja hari ini, lagipula ayah sudah ngak apa apa, dan akan kembali nanti siang." ucap ayah.
"Nanti siang aja, yah, Zahra masih mau disini masih kangen ma ayah," ucapnya manja.
ibu tersenyum bahagia melihatnya.
Siangnya ayah sudah kembali lagi kerumah, diantar oleh Zahra.
kemudian dia pamit untuk kembali ke kota.
"Bu.. ayah.... Zahra pamit ya, hari sudah semakin sore."
" ayah jaga kesehatan ayah ya..." ucap zahra memeluk ayah dan ibunya.
"hati hati di jalan ya, nak, jaga diri baik baik, "Pesan ibu.
"Ya....bu, Zahra berangkat dulu, assalamualaikum...." ucap Zahra
dia mencium tangan kedua orangtuanya.
"waalaikum salam....." jawab ayah dan ibu
Zahra masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya, dia kembali ke Jakarta. Tujuannya kali ini adalah langsung menemui sultan Iskandar Zein, dia ingin membuat perhitungan dengannya. gara gara dia ayah Zahra harus di rawat di rumah sakit.
Zahra melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh,4 jam kemudian dia sampai di Jakarta.
Saat ini hari sudah jam 6 sore. Zahra memasuki halaman parkir sultan holding. Dia turun dan memandang ke arah gedung.
Wah besar sekali perusahaan ini bathinnya.
Zahra berjalan cepat menuju lobi, "aku harus menemuinya dan memberi dia pelajaran... *bathin zahra.
Begitu sampai di dalam dia mendatangi meja resepsionis.
" Permisi, apakah tuan Sultan Iskandar Zein ada ditempat, dilantai berapa ruangannya", tanya Zahra.
" Ada nona, dilantai 16
"Kalau boleh tau apakah nona sudah buat janji" tanya resepsionis. Dia memperhatikan penampilan Zahra yang memakai hijab, berbeda dengan gadis gadis yang biasa mencari tuan Zein.
Ya Zahra memang selalu menggunakan jilbab kemana pun dia pergi.
"tidak...," jawab Zahra
"Maaf anda harus buat janji dulu jika ingin bertemu dengan CEO kami", ucap resepsionis.
Tanpa mengindahkan ucapan resepsionis,
Zahra berjalan masuk, dan berlari menuju lift, dan menekan tombol 16.
Resepsionis berusaha mencegahnya dengan mengejarnya tapi Zahra telah lebih dulu masuk.
"nona ....
"nona..... tidak boleh masuk!!!
Resepsionis bergegas menelpon sekretaris Zein memberitahu kan bahwa Zahra menuju kesana. Dia takut terkena amukan Zein.
Tiba dilantai 16 Zahra bergegas menuju ruangan Zein,
Sekretaris Zein berusaha mencegahnya tapi Zahra terus saja berlari dan memaksa masuk. Dia berjalan sambil berteriak memanggil Zein, dan membuka pintu ruangan Zein dengan keras..
"Tuan, maafkan saya , saya sudah mencegahnya tapi nona ini memaksa masuk," ucap sekretaris Zein sambil menunduk takut,
"Tidak apa apa, kamu kembalilah bekerja." jawab Zein
sekretaris itupun langsung keluar.
"kau...!!!!!"
menunjuk wajah Zahra...
"Berani sekali kau menemuiku... ucap zein
"Apa kamu sudah membawa uang yang aku minta, tanya Zein dengan sombong dan masih duduk di kursi kebanggaannya.
"Apa yang telah kau katakan kepada orangtuaku, hah!!!!
Dasar kamu bajingan nggak tau malu, kamu memfitnah aku, brengsek," ucap Zahra penuh emosi....
"hahaha ".... Zein tertawa
berjalan mendekati Zahra.
" ya.... memang aku yang mengirimkan pesan itu,
terus kamu mau apa??? marah!!!! "tanya Zein dengan nada mengejek.
plakk....
tiba tiba Zahra menampar Zein,
"kau pikir ini lelucon tuan, kau tau ayahku sampai masuk rumah sakit gara gara ini. kau sungguh keterlaluan. Aku akan buat perhitungan denganmu." ucap zahra
Zein tidak terima dia ditampar, seumur umur dia belum pernah di tampar apalagi ini seorang wanita. Emosinya pun tersulut. Dia maju mendekati Zahra,
Zahra mundur terus hingga ke tembok, posisi mereka sangat dekat sekarang.
"Lalu,. kau mau apa??? " tanya Zein penuh penekanan
Zahra gugup, jarak antara dia dengan Zein hanya beberapa senti saja. Hingga dia dapat merasakan hembusan nafas Zein.
"apa yang mau kamu lakukan, hah!!" bentak zein
"kau mau mengancam ku, aku tidak takut, cepat bayar 200 juta dan masalah ini aku anggap selesai," ucapnya lagi.
"aku belum ada uang sebanyak itu, beri aku waktu," ucap Zahra pelan dan menunduk.
"Aku beri kamu waktu dua hari kalau dalam dua hari kamu belum mengembalikan uangku, kamu akan tahu akibatnya.
Aku akan buat yang lebih menarik dari ini karena aku bisa saja melakukan hal yang lebih menyeramkan," bisiknya di telinga Zahra.
Zahra ketakutan dan tanpa sadar airmatanya jatuh berderai.
Dia mendorong Zein dan berlari keluar ruangan,
Didepan pintu Zein kembali berteriak, "ingat aku hanya memberi mu waktu dua hari jika tidak tunggu saja apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Zein.
Zahra terus berlari dan menangis...
karena berlari Zahra tidak fokus dan tak sengaja dia menabrak seorang pria tua yang seumuran dengan ayahnya.
"M aaf pak, maaf saya tidak sengaja. Anda tidak apa apakan, sekali lagi maaf.., "ucap Zahra penuh penyesalan sambil membantu membereskan barang bawaan bapak tersebut.
"Tidak apa apa nak," Jawab Pak Ahmad
"kamu menangis???" tanya pak Ahmad Setelah melihat wajah Zahra yang berlinang airmata.
"Oh saya tidak apa apa pak", ucap Zahra cepat.
Kamu baru menemui CEO Perusahaan ini?", kembali pak Ahmad Zein ayah Sultan Iskandar Zein bertanya.
"apakah dia menyakitimu???"
" saya nggak apa apa, sekali lagi maaf", ucap Zahra sambil membungkuk,
"Permisi pak, assalamualaikum..."
"waalaikum salam" jawab pak Ahmad
Pak Ahmad sangat terkesan dengan Zahra. Gadis yang baik, sopan dan cantik, aku suka melihatnya. bathin pak Ahmad.
Pak Ahmad kembali berjalan dan masuk keruangan Zein.
"Assalamualaikum..."
"waalaikum salam papa, kenapa papa kesini". tanya Zein
"Tidak ada apa apa, Tadi papa kebetulan lewat sini jadi papa singgah. Papa mau tanya siapa wanita yang baru keluar dari ruangan ini." tanya pak Ahmad.
"Wanita yang mana pa??" tanya Zein
'Wanita yang memakai kerudung berwarna pink yang baru saja keluar sambil menangis.' tanya pak Ahmad.
"Oh bukan siapa siapa, pa!" jawab zein
"Papa rasa kau telah menyakiti hatinya hingga dia menangis. Jangan terlalu keras Zein,'' ucap pak Ahmad.
Zein diam saja.
"Zein ibumu ingin kamu segera menikah, jadi papa mau kau menikah dengan gadis tadi, papa menyukainya Zein."
"papa yang benar saja , Zein saja tidak mengenalnya pa." jawab zein cepat.
"atau kau mau menikah dengan Bela???"
"tidak pa, aku tidak suka padanya, aku hanya menganggapnya teman."
"Bagus, papa kasih kamu waktu 1 bulan, terserah kau mau menikah dengan siapa, tapi papa berharap kamu menikah dengan wanita baik dan sopan seperti gadis tadi.
Papa pergi dulu, assalamualaikum.."
Pak Ahmad keluar dari ruangan Zein.
"waalaikum salam, pa".
Setelah Pak Ahmad pergi, Zein duduk kembali dikursinya. Dia kembali memikirkan ucapan papanya.
"Menikah yang benar saja" ucapnya dalam hati.
Zein kembali teringat wajah sedih dan menangis dari Zahra.
Dia merasa bersalah karena memfitnah Zahra dan membuat ayah Zahra sampai masuk rumah sakit.
"Apa aku keterlaluan ya!" ucapnya dalam hati
"Bodo ah, sebaiknya aku pulang saja."
Zein keluar dari ruangannya menuju parkiran dan memasuki mobilnya. Dia pun pulang ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Tegar Ryez
sy pernah liat senitron malaysia, kisahnya sama judulnya Mr. Arogant
2022-07-26
0
meilanyokey
200 jg sich kata yg cowok klu yg cewek 20 JT.... thorrr tlg penjelasan nya mana yg bener
2022-05-14
0
Rasyid Mubarok
perasaan aku baca dari awal 200 juta deh
2022-02-26
0