"Cepat lepaskan blus kamu!" Naga berteriak kencang dan mendelik menakutkan
Ana dengan tangan gemetar mencoba melepas blusnya. Bayangan ayah tirinya yang sering mencoba membuka kancing bajunya saat Ana lengah, namun Ana selalu berhasil melepaskan diri dari niat busuk ayahnya tirinya itu, membuat Ana memejamkan mata rapat-rapat dan Keringat tampak menetes dari kedua alisnya. Ana kemudian disusul air mata dan terdengar lah isak tangis. Satu kancing berusaha Ana buka dan Ana mengumpat kesal di dalam hatinya karena ia belum juga bisa membuka satu kancing pun.
Naga melihat reaksi, ekspresi, dan tubuh Ana yang bergetar hebat, Naga refleks berteriak, "Hentikan! Jangan diteruskan!"
Namun, dengan tangan gemetar hebat, Ana yang masih memejamkan mata dan terisak, masih mencoba melepaskan kancing blus paling atas.
Naga kemudian melangkah lebar ke Ana lalu menggenggam erat tangan Ana yang masih bergetar hebat di atas kancing blus, "Hentikan! Cukup! Aku lepaskan kamu kali ini. Tapi, mulai besok kamu harus datang ke ruang musik setiap jam enam sore. Untuk membayar ganti rugi biaya perbaikannya Sofie, kamu harus datang ke ruang musik setiap jam enam sore sebanyak yang aku mau. Setiap hari sampai aku bilang jangan datang lagi! Aku tunggu! Kalau kamu tidak datang, maka aku akan suruh polisi menjemput kamu di rumahmu dan kamu akan berakhir di balik jeruji besi"
Naga kemudian melepaskan tangan Ana, lalu ia berjalan melintasi Ana dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali.
Pintu terbuka dan Naga langsung melangkah keluar tanpa menoleh ke belakang
Sementara Ana duduk bersimpuh di atas lantai dengan derai air mata. Ana mencengkeram dadanya dan bergumam di sela Isak tangisnya, "Ayah, Ana pengen nyusul Ayah ke Surga. Kalau Ayah tahu hidup ini kejam kenapa Ayah meninggalkan Ana sendirian, hiks, hiks, hiks, huhuhuhuhuhu"
Sementara itu, Naga langsung berkata ke Bram, "Cari tahu alamat Ana Mariana!"
"Baik, Tuan Muda. Emm, Nona Angel sudah sampai di rumahnya dengan selamat, Tuan Muda" Sahut Bram.
Namun, Naga diam seribu bahasa dan tetap menatap ke arah depan. Naga tidak merespons ucapannya Bram soal Angel.
Bram menoleh sekilas dan saat ia melihat tuan mudanya melamun, Bram hanya bisa diam lalu menghela napas panjang.
Kasihan Tuan Muda. Sejak mamanya pergi meninggalkan dia, dia melampiaskan amarahnya ke semua wanita yang nekat mendekatinya. Hanya untuk ia permainkan lalu dibuang begitu saja setelah ia puas bermain. Namun, salutnya aku sama Tuan Muda, Tuan Muda tidak pernah melakukan hubungan di luar nikah. Tuan Muda hanya sebatas mengajak teman wanitanya berkencan dan berciuman. Aku rasa Tuan Muda kesepian dan butuh pelampiasan atas semua rasa kecewa dan amarah terhadap mamanya. Kasihan, Tuan Muda. Tuan Besar juga jarang pulang karena sibuk bekerja. Kasihan Tuan Muda, dia punya Papa, tapi seperti tidak punya Papa" Batin Bram.
Dan Naga tengah asyik membayangkan Ana dan Naga terus bergumam di dalam hatinya, dia gadis yang sangat menarik. Dia tangguh dan pemberani. Dia berani melawan aku. Kalau itu tadi gadis lain dan bukan Ana pasti sudah melepas blus di depan aku. Angel saja pernah mengajakku bercinta dan t*lanjang di depanku dan tentu saja aku menolaknya karena sebenarnya aku tidak mencintai Angel. Tapi, Ana tidak. Dia beda. Ana bukan gadis murahan dan menjijikan. Dia tangguh, manis, dan imut saat ia tampak lemah dan ketakutan Hmm, menarik. Aku ingin terus melihat dia dan mencari tahu lebih banyak tentang dia.
Setelah membersihkan muka di toilet, Ana diantarkan pulang oleh manajer klub malam itu. Dewi masih bertanya, "Kamu tidak diapa-apain sama Tuan Muda tadi, kan?"
Ana hanya menggelengkan kepala, lalu berkata, "Terima kasih, Kak Dewi. Aku masuk dulu"
"Iya, jangan lupa besok jadwal manggung kamu jam delapan sampai jam sembilan" Sahut Dewi.
"Baik, Kak" Sahut Ana.
Ana kemudian berlari masuk lewat samping dan melompat masuk lewat jendela kamarnya yang dia ganjal biar tampak tertutup dari arah dalam, namun gampang dibuka dari arah luar. Ana kemudian berganti baju lalu memeriksa kunci pintu. Semuanya slot kunci aman, setelah itu Ana duduk di depan meja untuk belajar. Ana ingin tetap bertahan di peringkat tiga besar agar beasiswanya tidak hilang. Kalau hilang dia akan kewalahan mencari tambahan uang untuk membayar kuliahnya karena mamanya dan ayah tirinya tidak menyukai Ana kuliah dan mereka tidak ingin membiayai kuliahnya Ana. Mereka terpaksa mengijinkan Ana kuliah karena Ana mendapatkan beasiswa. Meskipun mendapatkan beasiswa, Ana tetap diharuskan membayar jas almamater, iuran buku kuliah, membeli buku tulis, peralatan tulis, dan uang SKS, sendirian. Itulah kenapa ia bekerja di depot mie ayam yang ada di kantin kampus dan bekerja menjadi penyanyi di klub malam.
Meskipun sangat lelah, Ana masih memiliki tenaga untuk belajar. Dia ingin menjadi jaksa dan ingin membela para wanita di luar sana yang mengalami nasib sama seperti dirinya, terus dibayangi rasa ketakutan karena tinggal bersama ayah tiri yang mesum.
Jam sebelas malam, Ana menguap lebar-lebar dan akhirnya ia merebahkan diri di atas kasur lalu tertidur lelap tanpa mimpi indah. Bukan hanya nasibnya yang buruk, namun di dalam mimpi pun Ana tidak pernah mendapatkan hal yang indah.
Jam tiga pagi jam bekernya Ana berbunyi cukup nyaring dan Ana langsung membeliak kaget lalu bergegas mengambil bajunya dan berlari keluar dari dalam kamarnya. Ana terbiasa mandi jam tiga pagi karena ia menghindari ayah tirinya yang suka ngintip dia mandi.
Meskipun lelah dan masih mengantuk berat, Ana melawan semua rasa lelah dan kantuknya demi keselamatan dirinya. Keinginan yang kuat untuk tetap selamat dari terkaman ayah tirinya, Ana menjadi kebal akan dinginnya air di pagi hari buta.
Setelah mandi dengan cepat, Ana kembali berlari masuk ke dalam kamarnya dan langsung mengunci tiga slot kunci di pintu kamarnya. Setelah itu, Ana kembali belajar dan keluar dari dalam kamarnya setelah ia mendengar suara mamanya. Ana melirik jam bekernya, jam enam pagi. Ana membuka tiga slot kunci di pintu kamarnya lalu melangkah keluar dari dalam kamarmya untuk membantu mamanya memasak.
Saudari tirnya Ana yang bernama Debora, belum bangun. Tuan putri itu bangunnya selalu mepet. Setelah sarapan langsung berangkat ke kampus naik mobil. Sedangkan Ana yang tidak mendapatkan fasilitas mobil harus berangkat lebih awal agar tidak ketinggalan bus dan terlambat datang ke kampus.
Ana berangkat ke kampus setelah semua sarapan matang. Ana bergegas berangkat dan pamit sama mamanya sebelum ayah tiri dan saudari tirinya bangun karena Ana malas bertemu dengan mereka.
Ana yang selalu memilih duduk di dekat jendela dan membuka jendela bus karena dia menyukai tiupan angin segar di pagi hari dan dia suka melihat orang yang lalu lalang di tengah padatnya jalan di pagi hari, tidak menyadari ada sepasang mata yang tengah menatapnya.
Naga tanpa sengaja menemukan wajah Ana saat mobil yang dikemudikan oleh Bram berhenti di lampu merah.
Ana tampak melamun, namun Ana tersenyum saat ia melihat ada orang yang baik hati menyeberangkan seorang nenek tua.
Naga ikutan tersenyum melihat senyuman di wajah manisnya Ana.
Apa yang membuatnya tersenyum semanis itu. Dia seribu persen lebih manis kalau dia tersenyum seperti itu. Eh, dia punya lesung pipi dan gigi gingsul ternyata. Manis banget. Batin Naga sambil terus menyunggingkan senyum.
"Tuan Muda......."
Bram menoleh sambil melajukan mobil saat ia tidak mendengar sahutan dari tuan mudanya. Bram menemukan tuan mudanya tengah menatap jendela dan Bram melihat tuan mudanya tersenyum.
Apa yang membuat Tuan muda tersenyum lepas seperti itu? Baru kali ini aku melihat Tuan Muda bisa tersenyum lepas seperti itu. Batin Bram. Bahkan tanpa Bram sadari ia pun ikut tersenyum.
"Ikuti bus itu, Bram! Usahakan mobil tetap di samping bus itu!" Ucap Naga tanpa menoleh ke Bram.
Bram langsung menjalankan perintah tuan mudanya dan Bram langsung mengetahui alasan kenapa tuan mudanya bisa tersenyum lepas saat ia menemukan wajah Ana Mariana di salah satu jendela bus.
Naga bisa melihat Ana tapi Ana tidak bisa melihat Naga, karena kaca mobilnya Naga kaca reflektif.
Naga terus mengulas senyum di wajah tampannya tanpa ia sadari saat Naga melihat Ana memejamkan mata, tersenyum lebar, dan tampak menikmati angin menerpa wajah Ana.
Dia menyukai angin ternyata. Batin Naga masih dengan senyum di wajah tampannya.
Naga kemudian menghapus senyuman di wajahnya sata ia melihat bus berhenti dan wajah Ana menghilang di depannya.
Bram lalu memarkirkan mobilnya di sisi jalan yang lain dan bertanya, "Apa Anda ingin turun dan menghampiri Non Ana, Tuan Muda?"
Naga menyahut tanpa menoleh ke Bram, "Tidak! Jalankan lagi mobilnya!"
"Baik, Tuan Muda" Bram kembali melajukan mobil sambil berkata, "Non Ana Mariana bekerja di kantin di depot Mie Ayam Sri, Tuan Muda. Kalau pas tidak ada jadwal kuliah, Non Ana bekerja di depot itu"
Naga langung menoleh ke Bram, "Apa dia miskin? Kenapa dia naik bus dan berkerja di depot lalu bekerja jadi penyanyi di klub malam? Kalau dia miskin kenapa dia bisa kuliah di kampus milik Ayahku?"
"Non Ana mendapatkan Beasiswa. Kalau saya lihat rumahnya, dia tidak miskin, Tuan Muda. Ayah tirinya kaya raya. Ayah tirinya Non Ana memiliki mebel yang cukup besar dan terkenal. Mebel ayah tirinya Non Ana adalah mebel langganannya Tuan besar" Sahut Bram.
"Oh, Mamanya menikah lagi ternyata" Sahut Naga.
"Iya. Non Ana punya sadari tiri. Ayah tirinya Non Ana memiliki putri dari pernikahan sebelumnya dan putrinya bernama Debora. Debora juga kuliah di kampus milik Tuan besar" Sahut Bram.
"Gadis itu naik bus juga? Kenapa aku tadi tidak melihat ada seorang gadis yang duduk di sebelahnya Ana"
"Debora naik mobil ke kampus. Mobil sedan keluaran terbaru berwarna merah darah" Sahut Bram.
"Ternyata begitu. Baiklah. Nanti pulang kuliah bawa aku melihat-lihat rumah ayah tirinya Ana Mariana"
"Baik, Tuan Muda" Sahut Bram.
Sepetinya Non Ana Mariana berhasil menarik perhatian Tuan Muda. Buktinya Tuan Muda hapal namanya dan terus bertanya soal Non Ana. Padahal selama ini, Tuan Muda tidak pernah hapal nama gadis yang ia kencani kecuali Non Angel karena mereka tumbuh bersama sejak kecil dan Non Angel adalah tunangannya Tuan Muda sejak mereka berumur tujuh belas tahun. Dan kini ada seorang gadis lagi yang namanya masuk ke dalam benak Tuan Muda dan Tuan Muda selalu mengingat nama itu. Batin Bram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Spyro
Serius deh, kenapa gak kost aja sih? Kan Ana punya uang juga..
2023-10-16
0
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
weh parah nih anacamannya😱
2023-10-04
1
triana 13
semangat kak
2023-10-02
0