Naga meladeni ciumannya Angel, namun ia melirik penyanyi bertopeng di panggung.
Naga menyukai suara penyanyi itu dan menyukai lagu yang dinyanyikan penyanyi itu. Lagu lawas yang bertemakan kerinduan mendalam pada seseorang sangat mengena di hati Naga.
Saat Naga melihat penyanyi bertopeng tersebut membungkukan badan ke penonton dan berkata terima kasih, Naga mendorong pelan kedua bahu Angel lalu berkata ke Angel, "Kamu pulang dulu. Anak buahku akan mengantarmu pulang. Kirim pesan text kalau sudah sampai di rumah"
"Baik. Aku mencintaimu, Naga" Angel tersenyum penuh cinta ke Naga.
Naga hanya menyahut, "Hmm" Lalu, ia bergegas bangkit berdiri dan berlari meninggalkan Angel.
Ana terkesiap kaget, "Ada penggemar yang ingin bertemu denganku, Kak?" Tanya Ana ke manajernya.
Dewi, manajernya di klub tempat Ana bekerja sebagai penyanyi tetap mulai tiga bulan yang lalu itu langsung menganggukkan kepala sambil menyerahkan sebuah amplop ke Ana.
"Apa ini?" Ana hanya menatap amplop itu.
"Terimalah amplop ini dan temui penggemar kamu di ruang private nomer 8" Sahut Dewi sambil terus mengulurkan amplop itu ke Ana.
Ana menerima amplop itu dan mengeluarkan isi amplop itu, "Hah?! Dua juta rupiah? Banyak banget ini? Hanya ingin bertemu denganku dia kasih aku dua juta rupiah?"
"Dia kasih empat juta rupiah. Dua juta buat kamu dan dua juta buat aku" Sahut Dewi dengan senyum lebar.
"Aku ini bukan penyanyi terkenal. Aku hanya bernyanyi di klub malam ini."Kenapa dia bisa ngefans banget sama aku, Kak?"
"Namanya fans di mana saja tetap aja ngefans. Nggak peduli kamu siapa" Sahut Dewi.
"Tapi, apa tidak berbahaya kalau aku menemuinya? Dia nggak akan bertindak aneh-aneh, kan?"
"Nggak akan. Anak buahku akan menemani kamu. Kalau dia macam-macam anak buahku akan langsung menyelamatkan kamu" Sahut Dewi"
"Baiklah" Sahut Ana.
Ana kemudian berjalan ke private room nomer 8.
Saat membuka pintu private room nomer 8, Ana yang masih memakai topeng putih dengan hiasan bulu angsa imitasi itu terkesiap kaget dan langsung mematung di depan pria tampan yang tengah duduk bersila di atas sofa.
Dia? Kenapa dia? Batin Ana.
Ana melihat pria tampan yang duduk tidak jauh dari tempat ia berdiri mematung itu menjentikkan jari dan seketika itu juga suasan sepi, ada suara pintu dikunci dari luar, dan saat Ana tersadar dari kebekuannya, dia berada di private room nomer 8 berdua saja dengan cowok tampan yang sudah di beri label, Si Playboy Tengik.
Semua anak buahnya Naga Antares langsung menahan dada dua pria muda anak buahnya Dewi sambil berkata, "Lebih baik kalian tidak ikut campur kalau kalian tidak ingin berakhir di IGD"
Semua anak buahnya Dewi langsung diam mematung dan salah satu dari anak buahnya Dewi bertanya, "Penyanyi kami tidak akan kenapa-kenapa, kan?"
"Tenang saja! Tuan Muda kami akan bertanggung jawab kalau sampai penyanyi kalian kenapa-kenapa" Sahut Bram.
Sementara itu di dalam private room nomer 8, Ana refleks melangkah mundur saat ia melihat si playboy tengik itu bangkit berdiri dan langsung melangkah pelan mendekatinya.
Ana menghentikan langkah mundurnya saat ia melihat si playboy tengik itu menghentikan langkah.
Ana mendengar si playboy tengik itu bertanya, "Kenapa kamu takut sama aku? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Sial! Dia playboy tengik tapi ternyata dia cerdas. Batin Ana.
"Buka topeng kamu!" Si playboy tengik itu menghujamkan tatapan tajam ke Ana.
Ana refleks menggelengkan kepalanya.
"Berarti kamu ingin aku yang membuka topeng itu" Sahut si playboy tengik sambil melangkah maju.
Ana mencengkeram kedua ujung blusnya dan melangkah mundur dengan debaran jantung tak beraturan.
Keringat dingin mulai menetes di kedua alis dan kedua pelipis Ana.
Punggung Ana membentur daun pintu dan saat Ana membalik badan untuk membuka pintu, barulah ia menyadari kalau pintu beneran terkunci dari luar. Saat Ana memutar badannya ke depan, dia tersentak kaget karena si playboy tengik itu sudah mengungkungnya.
Saat Ana ingin mendorong dada si playboy tengik, si playboy tengik itu menangkap kedua tangan Ana dan menaikan kedua tangan itu ke atas melampaui kepala Ana lalu tangan si playboy tengik yang satunya menarik lepas topeng bulu yang dipakai oleh Ana.
"Kau!" Naga terkesiap kaget saat ia melihat wajah cewek yang tadi siang berani menggigit bibir, ibu jari, dan melarikan diri darinya.
Ana menggeram, "Lepaskan aku!"
Alih-alih merespons ucapannya Ana, Naga justru bergumam, "Pantas wangi parfum murahan kamu terasa sangat familier. Senang bertemu denganmu lagi, kucing liar" Naga mengusap bibir Ana dan berkata, "Bentuk bibir kamu juga terlihat familier"
Ana memalingkan wajahnya dan berkata, "Kau sudah melihatku, kan. Kau sudah bertemu dengan penyanyi klub malam ini. Sekarang biarkan aku keluar dari ruangan ini!"
Naga tersenyum tipis lalu berkata, "Oke, aku akan lepaskan kamu dengan tiga syarat"
"Apa itu?!" Ana menghunus tatapan tajam ke playboy tengik itu.
"Katakan dulu siapa nama asli kamu karena aku sudah tahu nama panggung kamu, Maria" Naga kembali menyunggingkan senyum tipis di wajah tampannya.
"Namaku Ana Mariana"
"Senang berjumpa denganmu Ana Mariana. Namaku Naga Antares"
"Aku tidak ingin tahu nama kamu, cih! Sekarang Lepaskan aku!" Ana mendesis kesal dan mendelik.
"Kau mirip kucing liar dan aku suka itu. Kau berani melawanku. Aku belum berniat melepaskan kamu karena aku masih punya syarat lagi"
"Dasar brengsek! Kenapa kau ajukan syarat lagi,hah?!"
"Suka-suka aku, dong. Sekarang katakan kenapa kamu memilih lagu tadi untuk kau nyanyikan. Kau sedang merindukan siapa, hah?!"
Ana menatap heran wajah tampan si playboy tengik yang mengaku bernama Naga Antares itu, lalu Ana bertanya, "Suka-suka aku, dong, mau nyanyi apa dan kamu......kenapa kamu perlu tahu aku sedang merindukan siapa? Kau gila atau apa, hah?!"
Naga langsung menyusupkan wajahnya ke leher Ana lalu ia menggigit leher Ana.
Ana memekik kaget, "Aduh! Lepaskan aku! Kenapa kau gigit leherku?!"
Naga bertanya, "Jawab pertanyaanku apa kau lebih suka aku menggigit leher kamu lagi?"
"Dasar b*j*Ng*n!!!!!!!!!"
"Jawab!" Geram Naga.
Ana langsung menjawab, "Lagu itu untuk Papaku. Papaku sudah meninggal dunia dan aku sangat merindukan beliau"
Naga melepaskan tangan Ana lalu berjalan mundur selangkah. Fakta bahwa lagu yang sering dinyanyikan oleh mamanya itu dinyanyikan oleh gadis di depannya untuk papanya gadis itu yang sudah meninggal dunia, fakta yang berbeda itu membuat Naga mematung. Mamanya pergi meninggalkan dirinya demi pria lain sedangkan Papa gadis itu sudah meninggal dunia. Naga merasa cemburu dengan nasib gadis di depannya yang menurutnya lebih beruntung dari dirinya.
Naga kembali bertanya, "Mama kamu masih hidup?"
Ana langsung menurunkan kedua tangan dan meremas blusnya lalu ia menyandarkan kepalanya ke daun pintu karena lemas dia memilih tidak menjawab pertanyaan pemuda aneh di depannya.
"Jawab!" Naga berteriak kencang.
Karena kaget, Ana langsung menegakkan kepalanya dan berteriak, "Iya! Mamaku masih hidup"
Karena cemburu dengan keberuntungan gadis itu, maka Naga berkata, "Aku akan lepaskan kamu kalau kamu mau melepas blus kamu di depanku sekarang juga!"
Ana sontak menyemburkan, "Kau gila! Aku nggak mau! Aku bisa melaporkan kamu ke polisi karena telah menggigit leherku dan......."
"Kalau aku bilang kamu pacarku dan tanda merah di leher kamu itu adalah tanda kepemilikan, kau pikir polisi akan memercayai siapa? Aku atau kamu?" Naga menyeringai mengejek.
"Dasar b*j*ng*n!" Anda mendesis dengan tatapan penuh amarah.
Naga menghujamkan tatapan tajam ke Ana dan berkata, "Kalau kamu tidak mau melepaskan blus kamu di depanku, maka aku akan menuntut kamu karena kamu sudah bikin penyok mobilku dan kamu belum memberikan ganti rugi.
"Hei! Sepedaku juga rusak dan kecelakaan itu tidak aku sengaja dan kau........"
"Kamu menganiaya aku" Sahut naga dengan ekspresi dingin.
"Hah?! Menganiaya apa?! Justru kamu yang ........."
"Kamu mengigit bibir dan jempolku. Aku bisa lakukan visum sekarang juga dan dalam waktu lima belas menit kamu sudah ada di balik jeruji besi" Naga menatap Ana tanpa ekspresi.
Ana seketika mematung. Bayangan dirinya masuk penjara karena masalah sepele langung membuat nyalinya ciut dan sontak membuatnya menyentuh kancing blus yang dekat dengan lehernya.
Ana melihat pemuda tampan di depannya menyunggingkan senyum mengejek.
Dia sama seperti wanita di luaran sana. Dia juga sama seperti Mamaku. Murahan! Cih! Menjijikkan! Batin Naga.
Ana masih mencengkeram kancing blusnya yang paling atas dengan wajah bercucuran keringat dan tangan gemetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Spyro
Lah ya kalau diancam gitu, siapa yang gak takut sih bang 😭😥😥
2023-10-16
0
triana 13
setangkai 🌹 penambah semangat
2023-10-02
0
Santai Dyah
Waduuh naga galak banget
2023-09-16
0