Pagi ini kebahagiaan datang menghampiri Azka, karena Joanna yang sudah hampir dua bulan ini terbaring di rumah sakit tidak sadar kan diri. Kini sudah sadar dan bisa di ajak bicara.
Azka yang bersiap ke kampus harus memutar balik mobilnya menuju rumah sakit. Perasaannya kini dipenuhi dengan bunga-bunga yang bermekaran, kala akan menemui kekasih hatinya yang sudah sadar. Kemungkinan terbesarnya pernikahan mereka pun akan segera terlaksana.
Azka bisa menerima keadaan Joanna yang sekarang tanpa berniat meninggalkannya sedikit pun, karena semua atas nama cinta.
"Sayang..." Dengan manjanya Joanna memanggil Azka yang berdiri di depan pintu ruangan.
Air mata Joanna berhamburan seraya merentangkan kedua tangannya kearah Azka.
"Sayang..." Azka berlari berhamburan ke dalam pelukan Joanna. "Semuanya akan baik-baik saja, kamu tetap Joanna ku yang dulu." Lanjut Azka kemudian mengecup pucuk kepala Joanna dengan begitu sayang.
"Terima kasih, Azka. Kamu sudah mau menerima kekurangan Joanna." Eva ikut buka suara.
"Iya, padahal di luar sana masih banyak wanita yang masih utuh yang rela mengantre untuk mu. Tapi kamu malah tetap memilih berada di sisi Joanna." Sambung Darwin.
"Iya, Om, Tante. Tidak ada yang bisa merubah perasaan ku pada Joanna walau apa pun yang terjadi." Dengan bangganya Azka mengakui perasaannya pada Eva dan Darwin setelah melepaskan diri dari pelukan Joanna.
Eva dan Darwin keluar dari ruangan Joanna, karena sepertinya yang Joanna butuhkan saat ini adalah pelukan dari Azka.
Sementara itu di rumah, setelah gagal membujuk Rania untuk untuk bercerita. Kini Dania berusaha meminta pada Radit untuk menjelaskan ada hubungan apa antara dirinya dan Joanna.
"Kak Radit tahu, kalau kejadian di toko bunga kita itu karena ulah Azka Narendra. Jadi aku mohon bicara lah tentang Joanna Marcella pada ku, supaya aku bisa membantu keluarga kita keluar dari masalah besar ini." Mohon Dania sambil menangis, mengiba pada Radit yang lebih sedikit memiliki hati yang baik padanya. Bila dibandingkan dengan Rania yang selalu bersikap masa bodoh terhadap Dania.
Radit melihat kesungguhan di mata Dania, sehingga dia mau membuka apa yang menjadi rahasia dirinya dan Joanna.
"Tapi kamu harus janji, ini hanya kita berdua saja yang tahu. Rania pun tidak mengetahuinya. Tapi kamu harus membantu Mama Papa, ya?."
"Aku janji, Kak Radit."
"Aku..." Radit sedikit ragu untuk bercerita pada Dania. Karena ini akan sangat berpengaruh buruk baginya dan juga Joanna. Tapi di sisi lain, Radit juga tidak bisa mengabaikan keluarga mereka yang sedang kesusahan karena Azka Narendra.
Dania sudah panas dingin melihat Radit yang sepertinya masih berat untuk bercerita, semoga saja Radit memikirkan tentang kedua orang tua mereka. Sehingga tidak ada keraguan untuk bercerita padanya.
"Aku dan Joanna sepasang kekasih di belakang Azka. Sekarang Joanna sedang terbaring di rumah sakit karena perbuatan kami berdua. Kami sama-sama mabuk hingga aku dan Joanna tidur bersama. Tapi Joanna mengakui pada Azka kalau aku yang telah melecehkannya. Joanna meminta ku untuk terbang ke Bali supaya Azka lebih fokus pada joanna dan itu terbukti. Joanna juga menjamin tidak akan terjadi apa-apa pada ku dan aku masih menjadi kekasihnya."
Dania menutup mulut dengan kedua tangannya karena sangat kaget dengan pengakuan kakak laki-lakinya itu. Pantas saja dirinya kena imbas sampai harus kehilangan kesuciannya, ternyata ceritanya sudah di atur sedemikian rupa oleh kekasih Azka sendiri.
"Aku sudah cerita pada mu semuanya tanpa ada yang aku tutupi lagi, aku juga bisa memberikan buktinya pada mu. Sekarang aku serahkan Mama Papa dan toko bunga itu pada mu. Karena mungkin aku akan sering bepergian." Radit memperlihatkan beberapa adegan mesra dirinya dan Joanna.
Dania menatap tidak percaya tapi itu yang dilihatnya.
"Iya, aku tahu. Aku juga akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk Mama Papa."
Setelah obrolan penting itu selesai, Radit pergi ke kamus menyusul Rania yang sudah berangkat lebih dulu dengan mobil kesayangannya. Sementara Dania lebih memilih tidak pergi sekolah karena akan mencoba pergi ke bank seperti yang di minta Mama Ningrum.
Berbekal dengan arahan dari sang Mama, Dania memberanikan diri untuk masuk ke dalam bank yang telah di sebut Mama Ningrum.
Semuanya terasa sangat mudah, hingga kini Dania sudah duduk berhadapan dengan Pak Handoko yang menjabat sebagai Sales Officer. Dania menceritakannya maksud dan tujuannya datang ke bank tersebut.
"Jadi semua ini adalah hutang atas nama toko bunga Dania?."
"Iya, betul. Total hutang dan bunga yang harus dibayarkan dalam waktu 3 bulan sesuai dengan perjanjian."
"Kalau misalkan toko bunga Dania tidak sanggup melunasinya, bagaimana?. Apa ada kebijakan lain?."
"Tidak ada, dengan sangat terpaksa rumah atas nama Bapak Hamzah akan kami sita karena rumah itu sebagai jaminan pinjamannya."
Dengan mata berkaca-kaca Dania melihat deretan angka yang sangat fantastis, yang harus dibayarkan dalam kurun waktu 3 bulan. Supaya rumah yang mereka tinggali tidak sampai harus di sita pihak bank.
"Baik, Pak Handoko. Terima kasih untuk informasinya, semuanya sudah sangat jelas. Saya akan kembali ke sini lagi untuk melunasi semua hutang yang di pinjam oleh toko bunga Dania."
"Baik, kami akan menunggu kedatangan anda berikutnya."
Dania dan Pak Handoko bersalaman sebelum Dania pergi dari bank tersebut.
Sedangkan di rumah sakit, saat ini Joanna sedang melepas rindu bersama Azka. Joanna tidak membiarkan pria itu pergi dari sisinya, meski Azka sudah menjelaskan ada keperluan yang sangat mendesak di kampus.
"Aku enggak mau di tinggal oleh mu, nanti kamu enggak kembali lagi ke sini." Rajuk Joanna sambil bergelayut manja pada leher Azka.
"Enggak, aku tidak jadi pergi ke kampus."
Joanna bersorak senang sambil memeluk Azka.
"Sayang..."
"Ada apa, sayang?."
"Kejadian malam itu ----"
"Hiks...Hiks...Hiks...Tolong jangan tanya kejadian itu. Aku ingin melupakannya, sayang. Tolong bantu aku, aku tidak ingin mengingatnya lagi."
"Iya, sayang." Untuk saat ini Azka pun harus mengiyakan apa yang menjadi permintaan Joanna.
Azka menemani Joanna sampai tertidur, karena anjuran dari dokter Nabila untuk memastikan kondisi Joanna dalam keadaan baik sebelum diperbolehkan pulang esok hari.
Azka yang masih memiliki urusan di kampus, dirinya segera berpamitan pada kedua orang tua Joanna. Azka berjanji akan kembali lagi sebelum Joanna bangun dari tidurnya.
Tatapan Azka begitu tajam pada sosok wanita yang ada didepannya, saat mobil berhenti karena lampu merah. Entah apa yang ada di dalam kepala Azka hingga tanpa pikir panjang lagi, Azka turun dari mobil dan langsung menarik tangan Dania dengan kuat sampai Dania masuk dan duduk di dalam mobilnya.
"Apa kurang yang aku lalukan pada usaha keluarga kalian?, sampai kau harus muncul terus di hadapan ku, hah."
"Tutup saja mata Kak Azka supaya tidak melihat ku."
"Sepertinya kau menginginkan lebih menderita dari pada ini?."
"Aku yakin Kak Azka tidak akan berbuat jahat lagi pada ku, setelah Kak Azka tahu pengkhianatan yang dilakukan oleh Joanna."
Cekittt.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Astri
Katae Joanna bakal jujur setelah ortunya datang lah kog berbalik lo
2023-08-31
0