Setelah pulang dari hotel, Azka langsung menuju rumah sakit. Karena setiap malamnya dia akan berada di sana, menemani sang pujaan hati yang telah tujuh tahun dipacarinya. Dan mereka sudah merencanakan pernikahan di saat perayaan hubungan mereka yang ketujuh. Tapi, sayangnya semua itu tidak terlaksana karena musibah besar menimpa Joanna Marcella.
"Bagaimana keadaan mu, sayang?. Aku sudah di sini bersama mu." Azka mengelus pipi yang semakin tirus itu.
"Sampai kapan kamu akan mengabaikan aku seperti ini, sayang?. Aku sudah membalas mereka,kita hanya tinggal menunggu waktu untuk kehancuran keluarga mereka." Azka mengecup kening Joanna dengan begitu sayang. Tapi Joanna belum ada merespon apa yang dilakukan Azka.
Keesokan paginya di rumah Dania, gadis yang sudah berseragam putih abu-abu itu segera mendatangi kamar kedua kakaknya.
Dania mengetuk kencang pintu kamar Radit dan Rania bergantian, tapi sudah 5 menit berlalu tidak ada yang keluar dari dalam kamar tersebut.
"Ada apa, Nia?." Tanya Mama Ningrum dari arah meja makan.
"Kak Radit dan Kak Rania kok enggak ada, mereka kemana, Ma?." Tanya balik Dania sambil menghampiri Mama Ningrum. Dania berdiri di sebelah kursi.
"Mama tahu kemana mereka pergi?." Tanya Dania lagi tidak sabaran, sebab Mama Ningrum sedang menyiapkan makanan untuk sarapan mereka.
"Kemarin sore setelah kamu pergi dengan Nak Azka, mereka berdua pergi ke Bali. Katanya tugas dari kampus." Jawab Mama Ningrum sambil menarik kursi untuk suaminya duduki.
"Ke Bali?, tugas kampus apa?." Gumam Dania.
"Iya, pamitnya seperti itu pada Mama Papa. Tapi kalau kamu tanya yang lainnya, kami kurang tahu juga." Balas Mama yang duduk di sebelah Papa.
"Berapa hari mereka di sana?." Tanya Dania seraya menempelkan bokongnya pada kursi. Selera makannya seketika menghilang bersamaan dengan Rania dan Radit yang tidak ada.
"Mama sempat bertanya, tapi mereka menjawabnya tidak pasti begitu."Jawab Mama Ningrum.
"Kamu tidak makan?." Papa memperhatikan Dania yang malah melamun di meja makan.
"Aku tidak lapar, aku bawa saja ke sekolah." Dania mengambil kotak nasi lalu memasukkan makanan kedalamnya. Kemudian Dania duduk kembali guna menunggui Papa Hamza dan Mama Ningrum yang sedang menghabiskan makanannya, sebab di setiap paginya Dania akan diantarkan ke sekolah oleh sang Papa dan sang Mama tercinta.
.....
Sampai di sekolah, Dania langsung di sambut oleh Medina, Fathia dan Salma di depan kelas.
"Selamat pagi, Dania."
"Selamat pagi, semua."
"Sepertinya ada yang berbeda dengan diri mu. Tapi apa ya?." Tanya Fathia menelisik penampilan Dania dari ujung kepala sampai ke ujung kaki.
"Apanya yang berbeda?, sama saja." Dania langsung duduk ditempatnya.
"Tapi, apa yang dikatakannya Fathia ada benarnya, Dania." Medina ikut menimpali dan ikut melihat kearah Dania. Dania hanya tersenyum menanggapi kedua sahabatnya.
Setelah tiga jam berkutat dengan dua mata pelajaran matematika dan bahasa inggris. Dania segera keluar kelas saat jam istirahat karena sudah ada janji dengan Adnan di gedung kampus.
"Kak Adnan!." Panggil Dania saat melihat Adnan keluar dari perpustakaan.
"Dania, sebenarnya ada perlu apa ke sini?." Tanya Adnan sambil menghampiri Dania yang berdiri di depan kelas Adnan.
"Kak Radit dan Kak Rania ke Bali. Memang ada tugas apa dari kampus?." Tanya Dania langsung pada Adnan.
Adnan mengerutkan dahinya saat mendengar pertanyaan dari Dania. Sebab tidak ada tugas apa pun yang sampai harus pergi ke Bali.
"Setahu ku tidak ada tugas, Dania. Tapi kalau Radit dan Rania pergi ke Bali, itu karena urusan pekerjaan . Bos mereka membuka cafe di Bali." Jawab Adnan.
Dania jadi bingung sendiri, mana yang harus dipercayanya. Sementara dirinya sangat ingin bertanya tentang sosok Joanna yang disebutkan oleh Azka dan itu ada hubungan dengan dirinya.
"Kira-kira kapan mereka balik, Kak Adnan?."
"Tiga hari paling mereka sudah balik."
"Ok, Kak Adnan. Terima kasih informasinya ya. Aku balik ke kelas sekarang." Pamit Dania pada Adnan. Adnan hanya tersenyum sambil mengangguk, menatap kepergian Dania dari hadapannya.
Dania setengah berlari untuk kembali ke sekolahnya. Karena memang jaraknya yang cukup jauh meski berada dalam satu kawasan.
Dalam hati Dania selalu berdoa, semoga saja tidak pernah bertemu dengan pria jahat itu. Karena Dania tahu Azka sedang menempuh S2 nya di kampus yang sama dengan kedua kakaknya.
"Bagaimana perayaan sweet seventeen kemarin bersama kekasih rahasia?." Tanya Medina sambil tersenyum jahil ketika Dania sudah ada di depan kelas mereka.
"Oh iya bener, sweet seventeen, Dania!. Tidak ada perayaan apa pun untuk kami para sahabat mu?. Katanya kamu mau memperkenalkan pangeran rahasia mu itu, mana?. Siapa dia?." Cecar Fathia, sebab dirinya begitu ingin tahu siapa pria yang telah berpacaran dengan Dania.
"Iya, Dania. Kamu sudah berjanji pada kami untuk memperkenalkan pria tampan yang telah mengencani mu selama satu bulan ini. Ayo, perkenalkan pada kami." Bujuk Salma ikut menodong Dania dengan menagih janji.
Dulu iya, Dania begitu bersemangat untuk memperkenalkan Azka Narendra pada para sahabatnya. Tapi, tidak lagi sekarang. Dania sangat berharap bisa melupakan dan membuang jauh pria jahat itu.
Dania hanya tertunduk lesu mendengarkan banyak pertanyaan dari ketiga sahabatnya. Selain hubungan mereka yang telah berakhir, kehormatannya pun ikut hilang di ambil pria itu.
"Dania, ada apa?." Tanya ketiga sahabatnya saling tatap, mereka tahu pasti ada yang tidak beres.
"Maaf kan aku, aku tidak bisa mengenalkannya pada kalian, sebab hubungan kami telah berakhir. Aku juga minta tolong pada kalian, jangan pernah bertanya tentang pria itu lagi. Semuanya telah berakhir." Jawab Dania menjelaskan dengan penekanan pada kalimat terakhirnya.
"Kami minta maaf, Dania. Kami tidak tahu. Mungkin pria itu tidak baik untuk mu." Dania mengangguk lalu Medina memeluk Dania yang diikuti oleh kedua sahabatnya yang lain.
"Kamu lupakan saja pria itu, karena ada kami yang akan selalu bersama mu." Sambung Salma.
"Hari ini kita jadi kan menjenguk Mama ku di rumah sakit?." Tanya Salma mengingatkan mereka lagi.
Ketiganya mengangguk bersamaan. "Iya bestie."
Waktu pulang sekolah telah tiba, Dania pulang sekolah bersama ketiga sahabatnya langsung ke rumah sakit. Salma yang mengendarai mobilnya. Tidak lupa mereka membawa buah tangan berupa buah-buahan dan roti.
"Assalamu'alaikum, Ma." Salma mengucap salam ketika masuk ke dalam ruangan VIP Mama nya.
"Wa'alaikumsalam, Salma. Oh bawa sahabat-sahabatnya ya?." Balas Mama Okki sambil menerima uluran tangan mereka semua.
"Iya, Tante Okki. Maaf kita baru datang menjenguk. Bagaimana kondisi Tante Okki sekarang?." Tanya Dania ramah.
"Alhamdulilah sekarang sudah lebih baik, mungkin besok Tante sudah boleh pulang."
"Alhamdulilah." Jawab mereka serempak.
Dania berpamitan dari mereka semua karena mau menerima panggilan telepon dari Mama Ningrum.
"Dania..."
"Iya, Ma."
"Mama sama Papa pulang telat, ada teman Papa yang ngajak makan malam bareng. Kalau kamu mau bisa nyusul ke sini."
"Dania... Dania... Dania..."
Dania yang di panggil Mama Ningrum malah terus berjalan mengikuti sosok yang ingin dilupakan tapi malah dibuntutinya.
Tatapan mata Dania terus fokus pada wanita cantik yang berbaring di atas ranjang pasien. Sehingga tidak menyadari Azka yang sudah ada didepannya.
"Apa yang kau lakukan di sini, hah?."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments