Menggapai Mimpi

Menggapai Mimpi

Perkenalan diri

Di era modern ini tak luput dari perkembangan zaman yang mengharuskan semua orang untuk bisa bertahan hidup. Mungkin jauh berbeda dibandingkan dulu, status orang yang berilmu bisa mewujudkan mimpinya dengan kemampuannya sendiri. Berbeda dengan sekarang justru tahta dan materi bisa merubah segalanya. Semakin sulitnya ekonomi mampu membeli ego dan membuat buta akan segalanya. Dengan kekuasaan dan materi di era modern ini justru telah membinasakan hukum dan peraturan di negeri tercinta ini. Hukum yang justru melindungi para pejabat dan para penguasa, rakyat kecil yang semakin ditindas. Keadilan di negeri ini semakin hilang dengan terus bertambahnya para koruptor di negeri ini. Negara ini sungguh miris orang berilmu tinggi bisa di taklukan orang bodoh yang bermateri. Bisakah keadilan dan kesejahteraan negeri kita bisa kembali lagi?

Perkenalkan namanya Ahmad Sanusi Ilyas, bukan siapa-siapa hanya orang biasa yang peduli dengan keadilan. Dia berasal dari Jawa Barat tepatnya dari suku sunda, dia berasal dari keluarga sederhana. Sejak kecil Ilyas mempunyai kekurangan fisik di kakinya namun tak membuat dia terpuruk.

Disini menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang ingin mewujudkan mimpinya, membahagiakan kedua orang tuanya. Seorang anak dari tukang parkir dan serabutan yang mempunyai semangat tinggi menggapai cita-cita nya.

Ahmad Sanusi Ilyas atau biasa di panggil Ilyas merupakan anak sulung dari 3 bersaudara. Ilyas mempunyai 2 orang adik keduanya laki-laki, tinggal di kontrakan kecil dengan keluarga sederhananya.

Ibunya buruh cuci di tetangganya, tapi kadang apa saja sekedar membantu tetangganya ataupun apa saja yang menyuruh nya. Latar belakang keluarganya yang kekurangan pengetahuan, membuat mereka sulit bekerja hanya bermodalkan jujur dan semangat. Ayah dan Ibu Ilyas hanya lulusan SD, semua saudaranya juga dari keluarga sederhana karena kedua orang tua mereka sudah lama meninggal.

Sejak kecil Ilyas sudah mandiri sejak duduk di bangku sekolah dasar, dia sudah bekerja membantu orangtuanya kadang dia menjadi penjual koran, berdagang makanan punya tetangganya, bahkan dia kerja berat seperti menjadi kuli di pasar atau apa saja yang memerintah nya bekerja.

Ilyas mempunyai adik dan tidak mempunyai kakak, karena Ilyas adalah anak pertama. Umur mereka terpaut dekat hanya antara dua tahun dan setahun saja. Tetapi dalam keluarga kadang tidak semuanya sama, berbeda karakter dan sifat.

Adik laki-laki Ilyas yang pertama bernama Yudi terpaut setahun dengannya. Namun dia  berkarakter berbeda, cenderung pemalas dan nakal, dia sering berulah dan membuat masalah.

Sementara adik kedua Ilyas bernama Agus umurnya terpaut tiga tahun dengan Ilyas. Tetapi sedari kecil dia mempunyai keterbelakangan mental yang membuat dia sering di-bully orang begitu juga dengan Ilyas yang mempunyai kekurangan fisik.

Ayah Ilyas bernama Komarudin, Ayah Ilyas sendiri merupakan sosok Ayah pekerja keras dia sangat jujur dan peduli sesama. Bahkan dia rela tanpa pamrih demi membantu orang lain. Dibalik sosok Ayah nya yang demikian Ayah Ilyas berwatak keras dan tegas, namun dia Ayah yang sangat baik dan bertanggung jawab.

Ibu Ilyas bernama Titin, Ibu Ilyas merupakan sosok yang cenderung boros dan angkuh. Sifatnya yang dengki dan serakah membuat suaminya sendiri tak mampu lagi untuk menasehatinya.

Setiap pulang sekolah Ilyas berkerja di lampu merah untuk menjual koran kadang dia juga bekerja di pasar. Karena jiga dia pulang tak membawa uang Ibunya pasti marah. Justru berbanding terbalik dengan Yudi adiknya, dia sangat di manjakan oleh Ibunya walaupun dia sering berbuat masalah.

Agus pun adiknya Ilyas sering di marahi Ibunya, karena kekurangannya yang katanya hanya menambah beban.

Walaupun demikian tak membuat Ilyas benci mereka. Dia sangat sayang sama Ibu dan adiknya. Ilyas tidak pernah sekalipun membantah ataupun menaruh dendam pada mereka.

Untunglah Ilyas masih bisa sekolah dengan gratis walaupun karena mendapatkan surat keterangan tidak mampu dari desa setempat. Tetapi tetap saja kebutuhan sekolah harus dia tanggung dari hasil kerjanya kadang pemberian dari Ayahnya tanpa sepengetahuan Ibunya. Karena jika ketauan Ibu nya, pasti di rampas dan di gunakan poya-poya.

Pagi itu Ilyas pergi sekolah seperti biasa, sebelum sekolah dia harus membersihkan rumahnya dulu. Membersihkan rumah, mencuci pakaian sampai menyiapkan makanan.

Ilyas sekarang duduk di sekolah dasar kelas 3, Ilyas pergi ke sekolah dengan berjalan kaki walaupun lumayan jauh tapi tak membuat Ilyas menyerah.

Adiknya Yudi sekolah dasar kelas 2, namun karena dari kecil suka dimanjakan Ibunya dia sangat nakal. Sedangkan adiknya Agus dia suka di rumah, kadang suka di titipkan kepada tetangganya jika Ibunya sedang bekerja.

Ilyas merupakan anak pintar karena dari selama sekolah dia selalu meraih juara kelas. Namun Ibunya sama sekali tidak pernah menghargainya apapun yang dilakukan Ilyas selalu salah.

Semuanya terjadi karena waktu Ilyas masih di kandungannya dulu, Ayah Ilyas sempat berselingkuh dengan wanita lain. Dulu waktu masih hamil muda, Ibu Ilyas sering di tinggal Ayah karena urusan pekerjaan.

Setiap pulang Ayah Ilyas selalu memarahi Ibunya, karena sifa Ibunya yang mamang boros dan angkuh membuat Ayah Ilyas tidak betah berada di rumah. Mungkin inilah penyebab Ayahnya mempunyai wanita lain, tapi semuanya terungkap saat wanita itu mencari Ayah Ilyas ke rumah dan terjadilah pertengkaran dengan Ibu Ilyas.

Walaupun demikian Ayah Ilyas tetap salah karena justru menambah masalah. Sifat Ibunya yang suka menghambur-hamburkan uang dan serakah membuat hubungan sama keluarganya meregang.

Bahkan tidak ada orang lagi yang mau mempercayainya, namun Ayah Ilyas pun akhirnya kembali lagi bersama istrinya. Karena itulah Ibunya membenci Ilyas, benci terhadap suaminya justru malah Ilyas yang jadi korbannya.

Ilyas sedari kecil sudah memperlihatkan kelebihannya, dia sangat rajin, cerdas dan mempunyai semangat tinggi. Dia mempunyai mimpi ingin sekali menjadi orang sukses.

Setiap hari walaupun dia selalu sibuk bekerja, dia selalu meluangkan waktunya untuk belajar. Entah itu di rumah, di luar, di jalanan atau di mana saja. Bahkan setiap dia aka berjualan koran, selalu dia baca dulu korannya.

Ilyas sangat suka membaca, dia sangat tertarik sama hal-hal yang baru. Apapun pengetahuan apapun dia selalu baca, bahkan waktu di tempat penjualan barang-barang bekas, jika melihat buku dia selalu baca dan tertarik membacanya.

Walaupun Ilyas kutu buku, dia juga selalu rajin mengaji, setiap habis solat magrib dia selalu berangkat ke mesjid untuk pergi mengaji bersama teman-temannya.

Ilyas sama seperti anak-anak pada umumnya, dia juga suka bermain sama teman-temannya. Namun mungkin waktunya tidak seperti anak pada umumnya.

Setiap selesai kerja, Ilyas selalu menyisihkan uang hasil kerja kerasnya. Dia menabungnya walaupun cuma sedikit tapi dia yakin suatu saat nanti akan semakin banyak.

Jika Ilyas sedang berkumpul sama keluarganya, Ayahnya lah yang baik kepadanya, dia selalu memberikan uang atau apa aja sama Ilyas. Jika di rumah Ibunya juga tidak terlalu kasar kepadanya jika Ayahnya ada.

Tapi sedikitpun Ilyas tidak pernah mengadu kepada Ayahnya. Dia selalu kuat dan sabar selalu berusaha baik kepada semuanya termasuk Ibunya. Ilyas mempunyai teman baik tetangganya yang tidak pernah menghina ataupun mem-bully nya namanya Adin, dia sangat baik kepadanya jika Ibunya memarahinya Ilyas suka ke rumah Adin , dia lah sahabat terbaiknya yang selalu menghibur nya.

Pernah dulu waktu Ilyas pulang ke rumah, rumahnya di kunci padahal ada Ibunya di dalam. Sahabatnya Adin lah yang menghiburnya, dia pun main di rumahnya dan memberikan makanan. Ayah dan Ibu Adin juga baik tapi justru jika ketauan Ibu nya Ilyas, dia akan di marahi. Jadi tidak berani secara terang-terangan memberikan makan ataupun bantuan terhadapnya karena sifat Ibunya yang seperti itu.

Tapi didikan dan hidupnya yang seperti inilah yang justru suatu saat nanti menjadikan dia menjadi laki-laki yang kuat dan tegar.

Karena memang kebanyakan jika seseorang sudah terbiasa hidup keras dan mandiri merasakan dari nol perihnya hidup, akan lebih bisa menghargai orang-orang sekitar. Berbeda jika sudah merasa hidup enak bergelimang harta justru kebanyakan mempunyai sifat sombong, angkuh berattitude buruk seperti bukan orang berpendidikan, tidak adanya rasa menghargai dan menghormati.

Terpopuler

Comments

FUNtasy

FUNtasy

bagus woy! lanjutkan 😉👍

2023-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!