Kerja keras Ilyas

Walau bagaimanapun Ilyas hanya anak-anak biasa, yang kadang dia merasa ingin sekali seperti keluarga lain. Mendapatkan perhatian lebih dari kedua orangtuanya, dimanjakan Ibunya, bermain dan bergurau dengan orang tuanya. Jika sedang ada masalah bisa mengadu sama Ibunya.

Sementara itu adiknya Ilyas yang bernama Yudi lagi-lagi berbuat onar, waktu sedang bermain bola dengan teman-temannya dia memecahkan kaca tetangganya, sehingga harus menggantinya.

Tidak hanya itu dia juga sering kepergok mencuri, di salah satu warung internet (warnet) dia mencuri uang yang terdapat di laci meja. Tapi untunglah pemiliknya baik, tapi tetap harus menggantinya dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi.

Banyak sekali masalah yang dilakukan Yudi tapi tidak membuatnya kapok, justru semakin menjadi-jadi.

Sementara adiknya Ilyas yang bernama Agus karena keterbelakangan mental membuat dia tidak sekolah, karena saat itu sekolah khusus sangatlah jauh. Dia hanya diam di rumah, kadang ikut Ibunya bekerja. Tidak ada yang menemaninya bermain, karena kekurangannya yang membuat teman-teman sebayanya takut.

Ketika itu Ilyas sedang berjualan koran, dia melihat anak seusianya sedang bercanda gurau dengan Ibunya di suapi makanan dan di belikan mainan.

Ilyas terus melihat anak itu, dalam hati "andai aja Ibuku juga seperti itu, aku akan sangat bahagia sekali bisa merasakan hangat pelukannya merasakan kasih sayang nya".

Tapi dia tetap bersyukur mungkin Tuhan punya rencana lain. Pasti suatu saat nanti dia akan merasakan apa yang diimpikannya.

Tersadar dalam lamunan karena di kagetkan dengan seseorang yang menyapanya.

"Dik,... Boleh beli korannya satu !".

"Si-silhkan teh". Ilyas memberikan koran itu kepada kakak perempuan yang membelinya.

"Koraaaannn...... Korannnnn.. korannnn " 

Ilyas kembali menjual korannya terus berjalan sampai korannya habis.

Setelah selesai Ilyas seperti biasa menuju pasar, tetapi di jalan tidak sengaja Ilyas bertabrakan dengan seorang anak kecil sepantaran dengan dia. Seperti orang buru-buru dan anak itu menjatuhkan sesuatu, Ilyas mencoba berteriak menghentikan orang itu, namun orang itu terlanjur jauh larinya sangat kencang.

"Apa ini,.. seperti nya ini tas." Ilyas menemukan tas berwarna merah tergeletak, lalu dia membawa nya.

Tak berapa lama banyak rombongan orang berlari, lalu seseorang melihat Ilyas memegang tas.

"Nah,, ini dia malingnya.. ! " Pria itu langsung memegang Ilyas dengan kencang, sehingga Ilyas merasa kesakitan dan ketakutan.

"Saya bukan maling,,, saya bukan maling, saya menemukan tas ini tadi terjatuh." Ilyas merasa ketakutan dan berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu.

"Diam kau anak kecil, kecil- kecil udah jadi maling, mana ada maling ngaku ?".

Kemudian mereka membawa Ilyas ke kantor polisi, lalu polisi mengintrogasi Ilyas dengan beberapa pertanyaan. Namun Ilyas tetap berusaha meyakinkan Bapak polisi sambil menangis bahwa dia tidak mencuri.

"Beneran pak,,, saya tidak mencuri, saya tadi menemukan tas ini terjatuh, tadi saya ketemu sama anak seumuran saya berlari dan menabrak saya".

Polisi masih tidak percaya karena tidak adanya bukti, tetapi pemilik tas korban sedang menuju ke kantor polisi. Semuanya akan segera terungkap setelah pemilik tas itu ke kantor.

Sementara itu polisi memanggil orang tua Ilyas ke kantor polisi.

Sementara Ilyas tidak berhentinya menangis, tidak terus berdo'a agar segera keluar dari kantor polisi.

Tidak berapa lama Ayah dan Ibu Ilyas datang ke kantor dengan tetangganya juga yang menemani.

Dan mereka pun duduk berhadapan dengan pak polisi, "Bapak dan Ibu ini orang tuanya Ilyas?,"

"Benar pak, saya Ayahnya Ilyas".

"Anak bapak kedapatan sedang  menemukan tas seseorang yang ternyata tas itu di curi dan pemilih tas nya sedang menuju ke sini"

Ayah Ilyas hanya bisa pasrah dan bingung sementara tetangga Ilyas berbicara.

"Pak, nak Ilyas tidak mungkin mencuri, dia itu anak baik dan jujur dia tidak mungkin mencuri ".

Ibu Ilyas menanyakan keberadaan Ilyas

"Dimana sekarang anak saya pak?'.

Pak polisi menunjuk keberadaan Ilyas yang sedang duduk di pojokan sana sedang menangis tersedu-sedu dan ketakutan.

Ibu Ilyas langsung bangkit dari duduknya dan menuju ke tempat Ilyas dengan perasaan marah.

"Dasar anak nakal, bikin repot orang tua aja, malu punya anak maling seperti kamu!"

Ibu Ilyas memarahi Ilyas dan memukuli tubuh Ilyas, sementara itu Ayah Ilyas menghampiri nya dan mererai mereka.

"Sudah Bu, malu sama Bapak polisi.."

"Anak maling kaya dia harus di kasih pelajaran biar kapok, makanya Bapak jangan memanjangkan ni anak, lihat dia makin berani dan nakal !"

"Ilyas belum terbukti mencuri Bu, kamu diam dan jangan bikin masalah!".

Sementara itu Ibu Ilyas pergi keluar ruangan kantor polisi dengan marah-marah.

Ilyas merasa takut, dan langsung memeluk Ayahnya.

"Beneran pak, Ilyas tidak mencuri, tadi menemukan tas ini jatuh, tadi ada anak seumuran Ilyas yang berlari dan menjatuhkan tas ini". Ilyas berusaha meyakinkan Ayahnya sambil menangis.

Ayah Ilyas menenangkan anaknya dan memeluk anaknya biar dia tenang dan tidak menangis lagi.

Sementara itu tak berapa lama Ibu pemilik dompet itu tiba dan duduk di kursi di hadapan Pak polisi.

"Saya pemilik tas itu Pak,"

"Coba Ibu ceritaka bagaimana kronologis kejadiannya !"

"Tadi saya habis berbelanja pak, ketika saya keluar dari pasar, ada anak kecil yang merampas tas saya dengan cepat, dan anak itu lari membawa tas saya ".

"Tas ibu kedapatan sedang di pegang sama anak ini, tetapi dia tidak mengakui kalau dia mencuri. Sini nak !".

Pak polisi itu memanggil Ilyas menghampirinya. Ilyas berjalan dengan perasaan takut .

"Oh bukan Pak, bukan anak ini yang mencuri tas saya, karena saya hafal wajahnya walaupun tadi cuma sekilas saya melihatnya".

"Beneran bukan anak ini yang mengambil tas Ibu ? Coba Ibu kembali periksa tas nya !".

"Ini memang tas saya Pak, tapi bukan anak ini yang mencurinya, saya yakin Pak". 

Dan Ibu itu memeriksa tas nya, ternyata isinya masih sangat utuh, sama sekali tidak ada yang hilang.

Dan akhirnya masalah selesai Ilyas tidak terbukti mencuri. Ilyas sangat senang dan lega akhirnya dia akan segera pulang.

Ibu itu menatap Ilyas dengan senyum.

"Makasih nak, kamu sudah menemukan tas Ibu, kamu jangan takut Ibu tau siapa yang mencuri tadi Ibu melihat wajahnya dan bukan kamu."

"I-iya Bu sama-sama, maafin saya Bu !"

"Kamu gak perlu minta maaf nak, justru Ibu sangat berterima kasih sama kamu, sudah menemukan tas Ibu dan dalam keadaan utuh, memang tidak seberapa dengan tas ini, tapi didalam nya terdapat surat-surat penting, kalau hilang tidak tau Ibu harus gimana".

Ilyas mengangguk dan tersenyum, mereka pun saling  berbicara dan ngobrol dengan kedua orang tua Ilyas .

Dan mereka pun akhirnya pulang dan kembali ke rumahnya. Waktu tadi ngobrol bersama Ibu itu, dia merasa sangat kagum sama Ilyas, karena di usianya yang masih kecil sudah mau bekerja dan membatu orang tuanya. Dan Ibu itu bermaksud akan menemui rumah Ilyas esok hari.

Esok harinya Ibu Mira nama Ibu pemilik tas itu datang menemui rumah Ilyas, datang saat jam pulang sekolah karena sudah diberitahu sebelumnya, jadi Ilyas langsung pulang dulu ke rumahnya.

Waktu Ibu Mira di rumah, Ilyas belum datang, kemudian dia menunggu Ilyas sambil menunggu Ilyas datang.

Sebetulnya Bu Mira bukan hanya ingin menemui Ilyas tadi bermaksud bersilaturahmi kepada keluarga Ilyas, tanda terima kasih atas yang dilakukan Ilyas.

"Ilyas jam berapa pulangnya Bu?" Tanya Bu Mira kepada Bu Titin Ibunya Ilyas.

"Biasanya sebentar lagi Bu, tapi anak itu memang suka keluyuran, tidak seperti adiknya langsung pulang ke rumah".

Sementara tak berapa lama kemudian Ilyas pun datang, dan bersalaman kepada Bu Mira dan juga orang tuanya.

"Ilyas sekolah kelas berapa nak,? Kamu pulang sama siapa?" Tanya Bu Mira kepada Ilyas.

"Saya kelas 3 Bu, saya tadi pulang sama teman-teman Ilyas, kadang sendirian."

" Kamu sekolah yang di depan sana ya kan lumayan jauh, kamu naik angkot atau gimana Yas?"

"Saya jalan kaki Bu,"

Bu Mira kaget tak percaya, karena melihat jaraknya yang lumayan jah

"Yang benar Yas, kan lumayan jauh jaraknya".

"Iya Bu, saya jalan kaki karena mau gimana lagi tidak ada lagi disini sekolah yang agak dekat,"

Sementara itu mereka saling mengobrol, Bu Mira bertanya tentang semua keseharian Ilyas, lalu Ilyas menceritakan semuanya.

"Kamu hebat Yas, masih kecil udah rajin dan sudah mau bekerja membantu orang tua kamu", 

Ilyas hanya senyum tanpa berkata apapun.

"Jadi pulang sekolah, kamu langsung jualan koran Yas, terus kamu juga bekerja di pasar?"

"Iya Bu Ilyas apa saja di lakukan asalkan halal, dan bisa membantu buat orang tua Ilyas Bu". 

Mendengar cerita Ilyas, Bu Mira sangat terharu dan tersentuh bukan hanya anak yang rajin tapi dia juga pintar.

Bu Mira juga tau kalau Ilyas anak yang gemar membaca buku dan sangat rajin belajar, karena terlihat banyak buku disana. Bu Mira bermaksud ingin menawarkan pekerjaan kepada Ilyas, namun di usianya yang sangat kecil, justru Bu Mira menyuruh Ilyas melarang nya untuk bekerja.

Karena tidak semestinya anak seusianya mencari nafkah, itu bukan haknya dia harusnya belajar dan bermain bukan ikut bekerja. Tapi karena terdorong keadaan yang membuat dia bekerja, keadaan ekonomi dan sulitnya mencari uang di jaman sekarang ini.

Saat Ibu Mira menawarkan untuk bekerja di tempat kerjanya Ilyas menolak, bukan karena tidak mau karena Ibunya tida mengizinkan.

Ibu Mira merupakan seorang pengusaha sukses, dia mempunyai beberapa usaha butik.

Setelah itu, Bu Mira pun pamit dari rumah Ilyas, sebelum pulang dia memberikan makanan dan sembako kepada keluarga Ilyas. Dan juga uang di berikan kepada Ibu Titin Ibunya Ilyas.

Setelah Bu Mira pergi, Ibunya menyuruh Ilyas untuk bekerja lagi.

"Kamu kerja sana, jangan bermalas-malasan !"

"Baik Bu, Ilyas akan bekerja."

Ilyas pun mengganti pakaiannya dan pergi menuju tempat Mang Ujang. Walaupun agak telat tapi dia tetap pergi dengan sedikit berlari menuju tempat Mang Ujang.

Dengan hati-hati Ilyas berjalan dan akhirnya sampai di tempat Mang Ujang. Ketika sampai Mang Ujang sedikit cemas dan langsung menghampiri Ilyas.

"Kamu gimana kabarnya nak, benarkah kemarin kamu di tuduh mencuri, waktu pulang dari sini?".

"Iya mang jadi kemarin waktu pulang dari sini, saat berjalan di pasar tak sengaja Ilyas ketemu anak yang seusia Ilyas, dia berlari dan menabrak Ilyas. Dan ternyata dia menjatuhkan tas, pas Ilyas ambil datang banyak orang berlari dan Ilyas langsung di tuduh mencuri".

"Astaghfirullah, tapi sekarang sudah beres kan masalahnya ? Tidak mungkin kamu mencuri, Mamang tau kamu ini orang baik ".

"Iya Mang, dan untungnya pas Ilyas di kantor polisi, yang punya tas tau kalau bukan Ilyas yang mencuri".

"Kamu yang sabar ya nak, semua cobaan pasti ada hikmahnya, jadikan semua ini pelajaran agar kamu lebih berhati-hati ".

"Iya Mang, " dan setelah itu seperti biasa Ilyas menjual korannya.

****

Singkat cerita, Ilyas sudah sekolah kelas 5 SD, Ilyas semakin menunjukan kemampuan nya, bahkan di sekolah Ilyas meraih juara lomba-lomba antar sekolah.

Namun kehidupannya tak selalu berjalan mulus, ketika itu ada kabar bahwa Ayahnya telah mengalami kecelakaan saat bekerja. Ayahnya telah tertabrak mobil saat sedang bekerja memarkirkan kendaraan.

Saat itu Ayahnya dilarikan ke rumah sakit, dan keluarga Ilyas berada di sana. Waktu itu Ilyas sangat syok dan sedih, sepulang sekolah dia langsung menemui Ayahnya di rumah sakit.

Dengan berlari Ilyas langsung menemui Ayahnya.

"Ayaahhh.. !". Ilyas melihat Ayahnya berbaring dengan keadaan tidak sadarkan diri, dan sedang dirawat.

Ilyas menghampiri Ayahnya dan saat itu Ibu dan adik-adiknya juga sedang berada di sana menemani. Tapi Ibunya malah memarahi Ilyas tanpa sebab, dan menyuruhnya keluar dan menunggu nya di luar.

Ilyas pun duduk di kursi luar sambil menangis, "semoga Ayah cepat sembuh, aku gak mau kehilangan Ayah, Ya Allah hamba mohon sembuhkanlah Ayah Ilyas".

Setelah itu Ibu Ilyas keluar dari ruangan dan memanggil Ilyas.

"Ibu mau pulang sama adik-adik kamu, kamu disini temani Ayah mu."

"Iya Bu." jawaban singkat Ilyas.

Saat itu Ilyas langsung masuk ke ruangan Ayahnya dan langsung menghampiri Ayahnya sambil menangis.

"Ayah bangun yah ! Ayah cepat sembuh jangan tinggalkan Ilyas yah".

Ilyas duduk d kursi sebelah Ayahnya yang terbaring, dan dia menunggu Ayahnya berharap Ayahnya cepat siuman.

Setelah beberapa lama, datanglah dokter memeriksa Ayahnya dan menanyakan keluarga Ayahnya, Ilyas langsung menjawabnya.

"Saya anak nya dok".

"Mana, Ibu kamu nak, atau kerabat yang lain ada yang ingin di sampaikan tentang kondisi Bapak kamu."

"Ibu saya tadi pulang dulu dok, nanti juga kesini lagi. Memangnya apa yang terjadi sama Ayah saya dok? Bagaimana keadaannya sekarang?."

"Baiklah nanti kamu kasih tau sama Ibu kamu ya nak, jadi Bapak kamu harus di operasi saat mengalami kecelakaan, kaki nya sudah hancur dan harus segera di operasi, kalau tidak nanti kaki nya akan membusuk ".

Mendengar hal ini dari dokter rasanya dunia ini gelap, oksigen rasanya akan habis, tak kuasa Ilyas mendengar hal itu dari dokter.

Ilyas tidak bisa berkata apa-apa, dia cuma syok dan sedih.

Setelah beberapa lama kemudian Ibunya Ilyas pun datang, dan Ilyas menceritakan semua yang dokter tadi katakan, Ibunya segera menemui dokter dan setelah itu Ibunya kembali.

Biaya operasi Ayahnya tidaklah sedikit, Ibunya harus segera melunasi secepatnya kalau tidak Ayahnya tidak akan segera di operasi.

"Yas,, kamu harus cari uang buat Ayah kamu di operasi, semuanya harus ada 50 juta atau kamu pinjam kalau ingin Ayah kamu cepat sembuh, karena semua ini gara-gara kamu."

"Ilyas harus cari kemana Bu, uang sebesar itu Ilyas gak tau harus cari kemana, itu sangat besar".

"Itu terserah, Ayah kamu hanya merepotkan saja, padahal mending sekalian aja mat*, tidak berguna." Ucapan Ibu Ilyas yang membuat Ilyas tidak percaya atas ucapan Ibunya.

Ilyas berjalan tak tau harus cari uang kemana uang sebesar itu, dia terus berjalan dan semakin jauh dengan terus memikirkan Ayahnya.

Sementara itu, Ilyas teringat kepada Bu Mira yang sudah menolongnya dulu. Kemudian Ilyas bermaksud meminta tolong, apa saja akan dilakukan asal Ayahnya sembuh.

Ilyas berjalan hingga tiba di tempat kerjaan Bu Mira, karena Ilyas tidak tahu rumahnya dimana. Saat Ilyas menanyakan Bu Mira kepada satpam nya, ternyata Bu Mira sekitar satu tahun lalu sudah pindah ke luar kota, dan walaupun tempat kerjanya di sana, kata Pak satpam nya mungkin sebulan sekali atau kadang beberapa bulan Bu Mira mengunjungi tempat kerjanya.

Ilyas pun kembali pergi, dan semakin bingung harus kemana lagi. Saat berjalan Ilyas melihat toko-toko mas dan ruko-ruko, terlintas dipikirannya " Apakah mencuri saja".

Tetapi Ilyas cepat tersadar "Astagfirullah apa yang telah aku pikirkan?".

Begitu pusing dan lelah semuanya campur jadi satu, mau kerja pun Ilyas tidak fokus mengingat Ayahnya sedang berbaring di rumah sakit.

Saat itu Ilyas kembali ke rumah sakit melihat Ayahnya, namun belum juga siuman. Dan bertemu dengan Ibunya, dia langsung menanyakan uang itu.

"Mana uangnya, kamu sudah dapat belum?" dengan nada tinggi. Ilyas pun menjawab

"Belum ada Bu, Ilyas sudah mencari kesana kemari tapi Ilyas gak tau harus kemana tadi juga Ilyas sempat ke tempat Bu Mira untuk minta tolong, tapi beliau sudah pindah Bu".

"Itu alasan kamu aja yang gak becus dan malas, kan kamu bisa nyuri kamu ini memang anak tidak berguna pembawa sial, tetap aja kan kalau sudah gini aku yang repot, gara-gara Ayah kamu juga ada aja masalahnya pake kecelakaan segala ". 

Ibu Ilyas membentak-bentak Ilyas dengan perasaan kesal dan emosi, dan langsung pergi meninggalkan Ilyas di rumah sakit.

Ilyas hanya bisa terdiam dan bingung entah apa yang harus dilakukan.

Kemudian Ilyas pergi ke mushola yang ada di rumah sakit, dia sholat dan tak lupa mendoakan Ayahnya agar cepat sembuh.

Kemudian keesokan harinya Ayahnya pun akhirnya bisa di operasi. Ibunya Ilyas pinjam uang kepada orang yang punya kontrakan rumahnya, dia adalah seorang rentenir. Tidak ada lagi pilihan lain walaupun bunganya besar, yang penting Ayahnya bisa tertolong.

Dan akhirnya Ayahnya mulai pulih dan membaik, ketika sadar Ayahnya merasa kaget dan tidak menerima apa yang telah terjadi. Kedua kakinya telah di amputasi, kini beliau tidak bisa lagi berjalan. Tidak bisa melakukan apa-apa kecuali hanya bisa pasrah dan menerima atas semua yang terjadi.

"Kenapa dengan kaki ku ? Apa yang telah terjadi? " Ayah Ilyas manangis dan histeris tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Setelah kondisi Ayahnya benar-benar pulih, Ayahnya pun segera di pulangkan. Beliau di bantu oleh para tetangga nya menuju rumah.

Setelah kejadian itu, Ayah Ilyas tidak lagi bisa bekerja cuma bisa di rumah terdiam. Ilyas lah yang kini menggantikan Ayahnya bekerja, karena Ibunya tidak setiap hari dan terus bisa bekerja. Karena jarang ada orang yang menyuruhnya mencuci ataupun menyuruhnya bekerja di rumah tetangga.

Ibunya waktu sedang bekerja pernah kedapatan mencuri, dan sikap beliau yang kurang di terima oleh tetangganya karena mereka sudah tahu sifat beliau.

Di rumah Ayahnya sering di marahi oleh istrinya, karena sekarang beliau sudah tidak bisa lagi memberikan nafkah dan setiap melakukan sesuatu harus selalu di bantu istrinya. Istrinya semakin kesal dan marah-marah.

"Kamu ini Pak, sekarang hanya bisa nyusahin aja, kamu semakin tidak berguna hanya menambah beban kenapa kamu kemarin tidak mat* aja malah selamat ". Kata-kata yang tak seharusnya di ucapkan seorang istri kepada suaminya.

Seharusnya di saat suaminya mengalami cobaan dan terpuruk istrinya lah yang menjadi penyemangat. Bagaimanapun fisik nya yang sekarang terjadi, harus bisa menerima karena semua ini terjadi karena teguran agar kita semakin kuat dan tegar. Semua cobaan yang terjadi pasti ada hikmahnya.

Setelah kejadian itu, Ilyas lah yang membanting tulang mencari nafkah. Usianya yang masih kecil di haruskan menjadi kepala keluarga. Setiap hari Ilyas bekerja keras mencari uang, Iyas bekerja setelah pulang sekolah.

Walaupun Ibunya sudah melarangnya untuk berhenti sekolah, tapi Ilyas tetap sekolah demi mewujudkan mimpinya kelak.

Setiap hari Ilyas bekerja sampai larut malam untuk menghidupi keluarganya. Tidak ada di hati Ilyas rasa menyesal atau terpaksa, semua Ilyas lakukan dengan ikhlas.

Selain bekerja menjual koran dan kuli di pasar, Ilyas juga bekerja membantu berjualan di warung kopi di malam hari.

Kadang Ilyas merasa sangat lelah dan capek tapi kalau bukan dia keluarganya tidak bisa makan.

Kenyataan pahit hidup Ilyas, tidak membuatnya putus asa justru dia semakin tegar dan belajar, agar semakin kuat menjalani hidup.

Sementara Ayahnya Ilyas walaupun dia cacat, dia berusaha untuk mencari pekerjaan. Dia tidak mau membebankan kepada keluarga nya terutama Ilyas yang sekarang menghidupi keluarganya. Walaupun beliau tidak bisa lagi berjalan seperti biasa, dia masih bisa berjalan dengan dibantu tongkat.

Dan syukurlah beliau masih ada yang mau menerima dia untuk bekerja, karena orang-orang tahu Ayah Ilyas orangnya jujur dan pekerja keras. Beliau bekerja sebagai buruh tukang jualan sembako di pasar milik tetangganya, walaupun dulu banyak orang yang ragu dan menolaknya, karena melihat fisik nya yang tidak memungkinkan untuk bekerja.

Setiap Ayahnya pergi bekerja, kadang pergi bersama Ilyas jika sekolah nya libur. Tetep jika Ilyas sedang sekolah, Ayahnya pergi sendirian.

Singkat cerita, semuanya terus terjadi hingga sekarang Ilyas duduk di kelas 6 SD. Dari pengalamannya menjadikan dia semakin tegar dan dewasa walaupun umurnya masih belum matang.

Walaupun sekarang dia kerjanya semakin larut malam, tidak membuat Ilyas malas dia tetap rajin belajar dan membaca buku kesukaannya.

Dia juga memikirkan jika nanti lulus sakolah dasar, dia ingin sekali melanjutkan sekolah menengah pertama nya. Setiap kali dia bekerja dari waktu dulu, dia selalu menabung menyisihkan uangnya. Ilyas berharap nanti bisa melanjutkan sekolah.

Memikirkan hal itu dan mimpinya Ilyas semakin bersemangat. Rasa lelah, capek, penat tak membuatnya menyerah. Dia yakin suatu saat nanti dia bisa sukses, asal rajin belajar dan berusaha.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!