Semangat Ilyas

Ilyas sangat gembira saat kembali ke rumah, dia telah selamat dari bahaya yang hampir saja merenggut nyawanya. Namun, Tuhan masih menolongnya hingga saat ini dia masih bisa menghirup udara segar.

Sempat absen selama dua hari di sekolah nya, Ilyas agak ketertinggalan pelajaran tapi karena Ilyas anak pintar semuanya cepat tersusul dan sangat mudah bagi Ilyas mengejarnya. Semua orang tau bahwa Ilyas kemarin menjadi korban perdagangan organ tubuh, dan mereka juga tau kalau Ilyas jagoan kecil yang sudah menumpasnya. Karena tidak lama dari itu berita dimana-mana, di koran, di televisi, di internet karena kasus besar yang selama ini di cari polisi.

Sejak saat ini nama Ilyas mulai hangat di perbincangkan karena sikapnya yang pemberani. Di sekolahnya juga banyak mendapat pujian terutama dari kepala sekolahnya, karena telah membawa harum nama sekolahnya. Tapi tidak dengan Sandi orang yang dari dulu mem bully nya dia masih tetap membencinya.

Singkat cerita kelulusan sekolah pun tiba mereka sangat antusias karena hasil belajarnya selama ini selama 6 tahun akan segera di umumkan, hasil apakah mereka lulus atau enggak. Dan di akhir kelulusan semua murid lulus mereka sangat bahagia dan bersorak. Siswa dengan nilai tertinggi adalah Ilyas dia menjadi juara umum di sekolahnya, anak yang sangat membanggakan namun kehidupannya yang kurang beruntung.

Impian Ilyas ingin sekolah SMP yang dia inginkan dulu, akhirnya terwujud justru banyak yang menawarkan Ilyas untuk sekolah di beberapa sekolah favorit. Ilyas bisa masuk sekolah dimana pun karena dia siswa yang pandai dan mendapatkan beasiswa, juga Ilyas pernah menjadi pahlawan di kasus penjualan organ tubuh manusia dulu.

Walaupun Ilyas bisa dengan mudah melanjutkan sekolah nya dengan bantuan beasiswa, tapi tidak merubah kehidupan nyata Ilyas kesehariannya Ilyas masih tetap kerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, karena kondisi Ayahnya yang sekarang jadi kurang maksimal dalam bekerja.

Sedangkan adiknya Ilyas bernama Yudi dia di keluarkan dari sekolahnya karena sering tidak masuk sekolah dan sering membuat ulah. Yang seharusnya dia sekarang kelas 6 SD karena terpaut beda setahun dengan Ilyas, dia lebih memilih bermain dan keluyuran bersama teman-temannya. Kalau Agus dari awal belum pernah bersekolah karena sekolah luar biasa yang tidak ada di tempatnya.

Walaupun anaknya sangat pintar dan kemarin dia menjadi pahlawan, tidak membuat hati ibunya luluh, dia masih tetap sama membenci Ilyas sampai sekarang. Dan hubungan sama Ayahnya pun masih tetap sama mereka sering bertengkar, karena hal spele pun membuat mereka bertengkar hebat.

Karena itu semua membuat Ilyas kadang sedih, dia ingin keluarganya harmonis dia ingin sekali mempersatukan keluarganya tanpa ada rasa dendam dan saling menyalahkan.

Saat pertama kali masuk sekolah menengah pertama berjalan dengan lancar. Ilyas dengan mudah mempunyai teman baru, karena sifatnya yang mudah bergaul dan ramah membuat dia banyak di sukai orang. Ada juga yang tidak menyukainya karena dia dari kalangan bawah, tak banyak orang yang mencibir dan mem-bully nya. Namun tak membuat Ilyas sedih karena baginya itu sudah biasa, Ilyas menyikapinya dengan senyum.

Cobaan dan ujian Ilyas tak pernah berhenti, karena tidak semua orang sama. Waktu itu pelajaran penjaskes semua siswa olahraga di lapangan, namun peristiwa pun terjadi.

Ketika itu Ilyas di tuduh telah mencuri sebuah handphone, karena ada bukti di tas Ilyas terdapat Handphone. Ilyas sangat bingung karena dia sama sekali tidak mencuri dan tidak merasa kalau dia mencuri. Hingga Ilyas pun di panggil ke ruangan kantor sekolah untuk dimintai keterangan. Tapi Ilyas masih tetap tidak mengaku, dan tidak tau kalau handphone itu bisa berada di tas nya.

Fajar teman Ilyas paling bersorak dia yakin kalau Ilyas yang mengambil handphone itu. Hingga dia membuat cerita, kalau pas kelas sepi diam-diam Ilyas masuk kelas. Fajar adalah salah satu teman Ilyas yang sangat membencinya.

Hingga masalah pun semakin memanas, tapi banyak teman Ilyas yang menyangkalnya dia tidak mungkin mencuri semua itu hanya jebakan. Karena tidak ada saksi Ilyas mencuri atau tidak untuk sementara Ilyas di nyatakan bersalah karena terdapat bukti kalau handphone itu ada di tas nya, dan saksi lain adalah fajar yang melihat Ilyas masuk secara diam-diam.

Ilyas hanya bisa diam dan pasrah menerimanya, tidak bisa menyangkal dan tidak adanya bukti jika dia tidak bersalah. Ilyas pun kala itu mendapatkan sanksi dia di skors selama 3 hari. Teman Ilyas Tomi dan Adin ikut membantu, mencari bukti yang sebenarnya dia curigai orang-orang yang membenci Ilyas.

Waktu itu Adin membuntuti fajar ke belakang karena dia merasa curiga ketika itu dia bertemu dengan teman-temannya Sandi. Dia salah satu orang yang sangat membenci Ilyas dari waktu sekolah dasar. Hingga mereka membicarakan sesuatu.

"Bagus rencana kamu jar, akhirnya itu orang miskin mendapatkan hadiah dari kita, namanya pasti langsung jelek."

Mendengar percakapan itu Adin langsung merekam percakapan mereka dengan handphone nya.

"Orang miskin seperti si Ilyas wajib di kasih pelajaran makin sombong dia miskin juga. mentang-mentang jadi pahlawan kesiangan banyak di sukai orang".

"Iya untungnya, pas lagi lengah handphone punya si Lisa aku masukin ke tas nya si Ilyas, biar tau rasa dia, haha"

Mereka tertawa lepas sangat senang, usaha mereka berhasil sambil bersorak. Adin sangat kesal dan marah mendengar semuanya, berani-beraninya mereka sudah menuduh Ilyas teman baiknya. "Lihat saja tertawa kalian sekarang akan berubah jadi tangisan".  Ucap Adin dalam hati.

Kemudia Adin cepat melaporkannya kepada guru dan memberikan bukti bahwa Ilyas tidak bersalah. Kemudian kepala sekolah memanggil Sandi dan Fajar ke ruangan sekolah dan juga murid-murid lain yang terlibat, karena semua itu di bantu oleh teman-temannya yang lain.

Sementara itu Ilyas cepat di panggil lagi ke sekolah karena dia terbukti tidak bersalah, di ruangan sekolah para guru dan para murid berkumpul membahas masalah handphone Lisa yang di tuduh di curi oleh Ilyas. Di sana ada Ilyas berikut Sandi dan Fajar juga 2 orang temannya yang ikut membantu, Akmal dan Fandi.

Setelah ada bukti kuat, Ilyas dinyatakan tidak bersalah, dan semua orang meminta maaf kepada Ilyas. Dan hukuman di berikan pada Sandi dan ketiga temannya, mereka di berikan skorsing selama 1 minggu di tambah harus membuat laporan penelitian terhadap alam dengan di buatkan skripsi. Sontak semua murid-murid disana mengejek mereka dan tertawa, meraka juga kesal sama sikap mereka yang nakal dan sangat keterlaluan.

Akhirnya Ilyas merasa sangat bersyukur akhirnya masalahnya selesai, dia sangat senang bisa kembali lagi sakolah. Dan sekolah pun berjalan seperti biasanya.

Seperti sebelumnya Ilyas sepulang sekolah langsung bekerja. Tapi sekarang dia tidak lagi berjualan koran, karena Mang Ujang sudah tidak lagi berjualan koran dia kerja ke Kalimantan bersama kerabatnya. Ilyas sekarang kerja jadi kuli panggul di pasar seperti sebelumnya dan dia juga kerja di sebuah rumah makan sebagai pencuci piring dari sore hingga malam hari.

Semangat Ilyas tidak pernah padam, dia terus kerja keras tanpa mengenal lelah apapun pekerjaannya asalkan halal pasti dia kerjakan, asal bisa membantu keluarganya.

Walau kerja berat sekalipun Ilyas kerjakan, dia pernah menjadi kuli bangunan walaupun cuma membatu nya saja. Bukan hanya kerja biasa tapi Ilyas juga pernah kerja tanpa pamrih hanya untuk membantunya saja.

Karena impian Ilyas yang ingin menjadi orang sukses membuat dia semangat, semangat dalam belajar dan juga dalam bekerja demi membahagiakan kedua orang tua mereka, walaupun nyatanya sampai sekarang kerja keras dia tidak pernah di hargai sama Ibunya.

Tapi Ilyas yakin suatu saat nanti Ibunya dan keluarganya akan sesuai dengan yang dia harapkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!