"Kring, kring, kring..,.... kring, kring, kring ......"bunyi ringtone HP Joey.
Joey mengangkat dengan agak malas. Dia baru sampai di rumah baru belanja buku dari Gramedia bareng temannya tadi siang.
"Hallo, malam," jawabku
"Hallo, sombong kamu ya. Sedari tadi aku sudah menelepon mu berulang kali tapi kamu nggak pernah angkat sekalipun. Memang lagi dimana kamu? Sombong kali kayak sudah cantik amat sih kamu," begitu cerocosnya panjang kali lebar tanpa memberi aku kesempatan Joey untuk menjawab pertanyaannya satu persatu.
Joey mengernyitkan dahi. Diliriknya HP nya, dan ternyata nomor baru.
Ihh, siapa sih. Nggak kenal pun sudah berani caci maki kayak gitu. Keluh Joey dalam hati.
"Maaf, ini siapa ya. Jangan maki-maki gitulah, kasih kesempatan buat ngejelasin kenapa?" tanya Joey.
"Ini aku Mark. Kamu Joey kan? Dari tadi aku sudah telpon ke kamu tapi kamu nggak pernah angkat. Maaf deh kalau sudah ngomong kasar," katanya menjelaskan
.
"Iya, aku Joey. Tadi itu aku lagi naik angkot, HP aku taruh di tas. Jadi aku nggak tau kalau ada yang telpon. Emang kamu Mark siapa? Aku nggak kenal. Aku nggak ada tuh teman yang namanya Mark, jadi sorry," ucap Joey.
"Iya, aku tau kamu nggak kenal aku. Aku mau kenalan sama kamu. Aku dapat nomor handphone kamu dari teman kerjamu. Bolehkan?" tanyanya.
"Boleh," jawab Joey cuek.
Joey dan Mark pun bercerita panjang lebar.Mark sedang bekerja. Katanya dia ingin mencari wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya. Ternyata dia kenal dengan teman kerja Joey.
Teman Joey itu jugalah yang menceritakan semua tentang Joey pada Mark.
Singkatnya, Mark nyaman ngobrol dengan Joey. Itu pengakuan dari Mark sendiri. Mark bilang Joey cewek humoris, baik, dan polos. Lama mereka telponan. Sampai-sampai pulsa Mark beberapa kali habis.
Hari ini tepat malam minggu. Dan Joey pun belum punya pacar yang bisa diajak serius. Padahal umur sudah mengharuskan untuk memulai mahligai rumah tangga. Tapi apa boleh buat.
Masalah jodoh bukan aku yang mengatur. Sang pencipta lah yang punya segalanya.
Katanya Mark ingin bertemu dengan Joey. Dalam telpon telepon Joey berkomitmen untuk tidak menjawab perasaan cinta Mark, Sebelum Mark tau kelebihan dan kekurangan Joey. Begitu juga sebaliknya.
Selama tiga bulan mereka komunikasi lewat dunia maya. Bahkan Mark tetap meminta kepastian jawaban dari Joey, tapi Joey tetep bilang harus ketemu dulu baru menentukan jawaban.
Karena Joey punya prinsip yang seperti itu. Jika belum melihat orangnya, belum tau kelebihan dan kelemahannya Joey nggak akan mau menyetujui untuk menjalin hubungan serius.
Joey takut. Joey trauma akan masa lalu.
Jangankan orang hanya lewat telepon. Orang yang nyata sekalipun bisa menyakiti dan meninggalkan. Apalagi yang hanya lewat suara. Semua juga bisa dibicarakan lewat maya. Bisa bohong atau fakta.
Karena kita tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya, bagaimana pandangan matanya saat dia berdalih atau jujur. Itu semua bisa terlihat bila kita bertatap langsung.
Di luar sana juga pasti banyak perempuan yang punya prinsip seperti Joey. Pasti. Joey yakin akan hal itu.
"Aduh, letihnya hari ini. Sudah sore ternyata. Aku mandi dulu ah," kata Joey sambil menarik handuk dan menyangkutkan di bahunya.
Lalu beranjak pergi ke kamar mandi. Sambil bersenandung entah lagu apa dia sangat menikmati.
Tak terasa setengah jam sudah dia mandi. Baru kali ini dia mandi. Sementara di dapur bibi sedang asyik menyiapkan makan malam.
Joey tinggal sendirian di dalam rumah yang besar itu bersama bik Darmi. Mamanya masih bekerja di toko perhiasan milik mereka. Mamanya sedang sibuk dengan cabang baru di kota xx yang membuat dia sering pulang malam. Joey paham dengan keadaan itu.
Sementara papanya sudah terlebih dahulu dipanggil sang Maha Pencipta. Dari kecil Joey sudah tidak merasakan kasih sayang papanya. Dan sang mama memutuskan tidak menikah lagi. Ia fokus memberi semua kasih sayangnya kepada putri semata wayangnya.
Hp Joey dari tadi sudah berbunyi terus menerus. Tapi karena di masih mandi jadi Hp itu masih berbunyi tanpa lelah.
Joey keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkapnya. Dia langsung meraih hp yang dari tadi sibuk bernyanyi.
"Hallo, sayang. Hari ini mama lembur ya. Kamu makan sendiri nggak apa-apa ya sayang", seru suara dari telepon.
"Iya, mam. Nggak apa-apa. Mama lanjut kerjanya. Mama juga jangan lupa makan ya", kata Joey.
"Iya, sayang. Love you sayang", ucap mama Olin penuh semangat.
"Love you too, Mam", seru Joey tak kalah semangat.
"Yaudah, mama matiin dulu ya telponnya. Sampai jumpa di di rumah, baby."
"Ok, mam," kata Joey
Joey lalu meletakkan hp di atas meja riasnya.
Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Joey. Bik Darmi memberitahu bahwa makan malam sudah selesai.
Mereka berdua asyik menikmati makan malam sambil sesekali tertawa.
"Oya,non. Non nggak punya pacar ya? Kan non udah lama putus dari .... siapa namanya, lupa bibi." Sambil memasukkan sesendok nasi ke dalam mulut.
"Udah, bik. Nggak usah ingat nama itu lagi. Aku males. aku muak. Nanti aku jadi keingat dia lagi. Biarlah dia bahagia dengan pilihannya," jelas Joey dengan wajah kecewa mengingat kejadian beberapa waktu lalu.
Bagaimana seseorang mencampakkan dia saat lelaki itu mempunyai hubungan baru dengan wanita lain. Sementara Joey ditinggalkan tanpa memikirkan bagaimana sakitnya hati dan perasaannya.
Kali terakhir mereka bertemu semua baik-baik saja. Bahkan lewat telepon juga baik-baik saja.
Flashback on
"Aku datang ke sini untuk antar undangan. Aku akan menikah minggu depan", kata lelaki itu.
"Trus, bagaimana dengan aku? Kamu tega ninggalin aku?", tanya Joey penuh amarah. Air mata nya hampir keluar tapi Joey berusaha untuk tidak menangis di sini. Ini jalan umum. Banyak orang berlalu lalang.
"Tapi aku sudah punya pilihanku, Joey. Aku sudah menemukan wanita yang mau serius dengan aku. Kami akan segera menikah. Aku tidak mencintai kamu lagi. Sudah lama itu kurasakan", tutur lelaki itu.
"Selama ini kenapa kamu nggak pernah cerita, Al? Apa salahku sama kamu? Apa kurangnya aku?" kata Joey yang masih berusaha untuk tidak menangis.
Baginya ini bagaikan mimpi buruk di siang bolong. Lelaki itu sungguh tega memutuskan hubungan sepihak dengannya dan meninggalkannya di jalan dengan keadaan seperti ini. Sungguh lelaki yang tak berperasaan.
Lelaki itu adalah Al. Lengkapnya Geraldi Devano. Dia adalah anak konglomerat. Orang tuanya sangat berpengaruh di kota ini. Dia pun sangat tidak memperdulikan hati dan perasaan orang lain asalkan keinginan dia terwujud. Bahkan dia memanfaatkan kekayaan orang tuanya untuk hura-hura di luaran sana.
Flashback off
Seketika suasana makan hening. Sambil menyuapkan sendok terakhirnya bibik Darmi cepat-cepat membereskan meja makan. Sememtara Joey sudah selesai dari tadi. Dia nggak terlalu banyak makan. Entah kenapa hari ini dia nggak berselera makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Dian
semangat thor
2021-06-07
1
ANRI
cieeee. dapat kenalan baru. tapi apa itu? masa lalunya 😭😭
2021-04-26
1
Radin Zakiyah Musbich
crazy up thor....
ijin promo ya 🙏🙏🙏
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔
kisah cinta beda agama 🥰
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️
2020-10-20
0