Ilana tidak bisa berbuat apa-apa atau marah ketika daftar nama berada di kelas Inggris kelas yang di takuti sejak dulu.
Semua menggunakan bahasa Inggris apapun itu Ilana tidak suka.Bahasa Inggris.
"Lan "tegur Rendi teman sebangku Ilana saat SD
"Kamu sekolah disini ?" Ilana dengan wajah cemberut mengangguk.
"Sama aku juga, aku di kelas reguler. Kalau kamu ?"
Ilana menunjuk ke gedung di hadapan ia dan Rendi yang hanya ada dua kelas. Rendi menepuk pundak Ilana.
"Semangat ya Lan. Kamu pasti bisa."
"Ren doakan aku ya semoga aku masuk kelas reguler."
"Enggak deh, Kelas Inggris lebih cocok untuk kamu."
"Kenapa kamu bersemangat sekali ? Beda waktu SD. Ingat julukan Kita adalah seperti makaroni dalam air."
Rendi membisikkan sesuatu ke telinga Ilana.
Ada perempuan yang ku taksir di kelas reguler perempuan.
"Oh jadi kamu semangat karena suka perempuan ?"
"Rendi masukkan aku dalam tas mu kumohon ."
"Lama-lama kamu akan terbiasa dan nyaman Ilana. Tak kenal maka tak sayang. Kenalan dulu biar jadi sayang."
"Berani sekali anak peringkat 22 menasehati anak peringkat 1. Sudahlah aku pergi dulu bel kelasku bunyi."
"Semangat Lan " teriak Rendi dari jauh Ilana hanya membalas lambai dengan lemah. Sontak Rendi terkekeh pelan.
...****************...
Ayu menghampiri putranya Muhammad yang sedang nonton TV.
"Muhammad"
"Ya ma ada apa ?"
"Ini ada telfon dari wali kelasnya Ilana kamu bisa ke sekolah pagi ini ?"
"Iya bisa ma. Aku makan dulu."
Muhammad menghampiri Ilana yang tengah duduk di Mushola.
"Ilana kamu ngapain disini ?"
"Habis sholat mau ke kantin dulu."
"Paman ngapain kesini ?"
"Di panggil wali kelas kamu. Dimana kantornya antarkan paman."Ilana menurut.
Ilana tak ambil pusing toh enam bulan sekolah Ilana tak ngapain-ngapain kok maksudnya nakal.
Progres belajar Ilana cukup lambat sekali dalam conversation English kalau begini terus Ilana terancam tidak bisa naik kelas. Sebelum terlambat mungkin Ilana bisa di latih bahasa Inggris di rumah di ajak ngobrol terus di rumah."
Muhammad berdiskusi dengan Marcella dan Ayu.
"Kasihan Ilana dia cape loh."
"Aku tau yang terbaik untuk anakku."
"Hanya kakak yang tau tapi tidak dengan Ilana. Biarkan dia hidup bebas."
"Jangan memerintah ku kak."
"Marcella, mama ga habis pikir sama kamu. Memang bahasa Inggris bahasa yang penting tapi memaksakan itu bukan hal yang baik. Biar saja Ilana belajar sesuai keinginan nya."
"Aku ingin putriku sukses dan menjadi yang terbaik. Ilana hanya kehilangan semangat belajar dia hanya perlu menyesuaikan dirinya."Marcella meninggalkan Ayu dan Muhammad di ruang tengah.
Muhammad menghampiri Ilana yang sedang belajar di kamarnya.
"Ilana belajar apa ?"
"Bahasa Inggris"
"Ga capek, pulang jam 2 terus malam belajar." Ilana mengeleng kepala.
Muhammad berjalan-jalan melihat-lihat isi kamar Ilana.
"Paman ?" Muhammad menoleh "Ya"
Ilana menatap buku pelajaran dengan pikiran yang lain. "Jadi orang dewasa itu sulit ya"
"Iyaa, Ilana saat besar ingin jadi apa ?"
"Ilana pengen tidur aja kayak waktu kecil tidur,makan,nonton kartun dan beli apa yang Ilana inginkan."
"Ilana ingin jadi snow white."
"Berati kita harus cari pangeran tampan yang bisa bangunkan princess Ilana ?"
"Enggak Ilana ga mau bangun. Ilana mau tidur. Ilana ga suka sama dunia ini kejam."
"Ilana setiap hal yang baik dan buruk pernah terjadi itu adalah pelajaran dan peristiwa."
"Kamu jangan menyerah. Harus semangat kalau hati ini patah semangat berati istirahat dulu..makan dulu..tidur dulu.. atau nangis atau teriak aja sekencang-kencang nya terus besok mulai hari baru lagi deh."
...****************...
Ruby kabur bersama dua anak dan bayi perempuan yang menginjak 10 bulan itu.
"Ma tolong aku ma. Sembunyikan aku dari mas Akmal tolong aku mah."
"Ada apa lagi dengan kalian ?"
"Aku ga mau ketemu dia ma. Tolong ma, jika mama tidak membantuku aku lebih baik mati. Aku ga kuat sama ma hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks..hiks.."
Ayu mengaruk kepalanya. "Ada apa ? Apa Akmal memukuli mu ?"
"Ga, mas Akmal enggak mukul "
"Terus apa ?"
"Aku ga tahan ma, Istri nya datangin aku seminggu yang lalu dia bilang aku harus pergi tinggalin anak-anak. Aku ga bisa ma, aku ga sanggup dia akan ngacem sebarin foto aku yang seksi di ponsel mas Akmal."
"Kenapa juga kamu punya hobi foto begitu. "
"BUKAN ma! hiks hiks hiks aku mana suka foto begitu. "
"Terus kamu mau bagaimana sekarang ?"
"Tolong sembunyikan aku sisanya nanti aku pikirka. Mama mau tolong aku kan."
"Kak Ruby ada apa ini ? Ma, kak Ruby kenapa ?!"Ayu diam saja ketika Marcella menanyainya.
"Aku tidak sanggup jadi istri simpanan ma, rasanya sakit sekali ma. Tubuh dan otakku rasanya hancur. Aku ga sanggup berpikir lagi ma rasanya sakit."
"Alex bawa Axel dan Aksa ke ruang bawah tanah." Alex mengangguk ia membawa dua keponakan ke dalam. Mereka sebenarnya mengerti bagaimana perasaan ibumu hanya saja tidak bisa berbuat apapun.
"Anak-anak mu bingung melihat ibunya nangis begini."
"Kakak harusnya memikirkan Axel dan Aksa apalagi Rebecca dia masih kecil ga tau apa-apa."
"Kamu maunya seperti apa Ruby ? Pernikahan kalian hampir tujuh tahun sudah."
"Aku mau pisah dari mas Akmal. Dia egois sekali ma, dia menjadikanku alat agar bisa melahirkan penerus untuk perusahaan nya aku ga kuat ma. Saat aku lahirkan Rebecca dia justru menemani istrinya kemoterapi aku sendirian di rumah terus mama datang kan. Aku mengalami syok dan rasanya milikku masih perih hingga kini."
"Dia tidak bisa memilih dan aku ga mau di pilih ma. Dia ga cinta padaku. Dia hanya menganggap ku mesin anak."
"Harusnya kakak nikmati saja kekayaan mas Akmal."celetuk Marcella
"Marcella diam"kata Ayu.
"Kakak ambil dulu uang mas Akmal lalu kabur."
Ruby menoleh ke arah adik bungsu. "Kau pikir semuanya hanya uang ?"
"Kak, Kakak bukan anak gadis yang bisa kabur tanpa mikir banyak, uang yaa masa bodo. Tapi kakak bawa tiga anak kasihan mereka, jangan egois lah kak."
"APA MAKSUDMU AKU HARUS MENYERAHKAN KETIGA ANAKKU BEGITU SAJA. KAU PIKIRKAN GIMANA PERASAAN KU KETIMBANG UANG YANG KAU BAHAS AKU RELA JADI PETUGAS KEBERSIHAN JALAN ASALKAN ANAKKU TETAP BERSAMAKU."
"Ruby tenanglah. Ada bayimu disini."ujar Ayu. Ayu memijat kepala.
"Ga bisa ma ! perempuan ini tidak berpikir panjang berbicara. Dia ga ngerti apa yang dia omongkan. "
"Alex bawa Rebecca ke ruang bawa tanah." Alex kembali lagi mengambil bayi itu membawa pembantu untuk mengurus ketiga anak yang di tinggal di ruang bawah tanah.
"Kau pikir kau siapa bisa bilang begitu hah ! aku di tiduri lalu aku jadi istri simpanan. Aku egois iya aku egois."
"Kakak dia mau tanggung jawab atas anak-anak kalian, dia adakan pesta pernikahan mewah, dia belikan kakak barang-barang mewah bahkan mobil mewah. "
"Sayang nya aku ga butuh itu. YANG AKU INGINKAN ADALAH DIA TIDAK MUNCUL DI DEPANKU. MELIHAT WAJAHNYA DI WAJAH ANAK-ANAKKU SUDAH MEMBUATKU HANCUR BERKEPING-KEPING."
"Ketimbang menghakimi pilihanku. Lebih baik urus hidupmu sendiri. Kamu membuka milikmu untuk pria brengsek itu kan. Awalnya kamu memang bilang tidak dan putus pada kami tapi kamu bohong ! dan membawa kabar kehamilan mu itu. Ingat kan !! Oh perlu ku ingatkan bagaimana kamu memohon supaya Ilana memiliki akta kelahiran. Dia menikahi mu hanya satu Minggu bahkan melihat wajah Ilana saja tidak di MALAH MELUDAHI BAYI HASIL PERBUATAN KALIAN. Dia menceraikan mu tepat di hadapan dokter dan perawat INGAT ITU, TENTU KAMU GA AKAN PERNAH MELUPAKAN itu kan MARCELLA."
"Bahkan hingga detik ini dia tidak pernah datang atau melihat Ilana. Kamu bahkan ingin menyerahkan Ilana pada Andrew kan agar hidup Ilana lebih baik tapi kami berjuang bersama mu membesarkan dan belajar mengurus Ilana bersama-sama. Jadi ketimbang ngurusin hidupku lebih baik urusin hidup mu sendiri Marcella."
"Untung saja tidak ada wajah nya di muka Ilana aku pasti akan menghancurkan wajah itu."
"Sekarang katakan padaku kau cemburu kan pada nasib baikku Laki-laki yang menghamili ku bertanggung jawab sedangkan kamu tidak."
"IYA AKU MEMANG IRI DENGAN MU, AKU MEMBESARKAN ILANA SENDIRIAN SEDANGKAN KAMU, KAMU JUSTRU MENYERAH BEGITU SAJA. HARUSNYA KAMU MELAWAN ISTRI PERTAMA ITU, DIA HANYA WANITA PENYAKITAN YANG EGOIS. KAU HARUSNYA TIDAK LEMAH DAN MENGADU ITU YANG KU INGINKAN. HARUSNYA KAU TUNJUKKAN PADA MEREKA, GUNAKAN ANAK-ANAKMU UNTUK MEMPERKUAT KUASA MU."
"Aku tidak mau !! Aku sudah cukup stress. Hidup mewah tak menguntungkan bagiku ! Aku seperti burung dalam sangkar !! "Ruby menarik lengan kemeja yang panjang.
Ayu, Muhammad,Alex dan Andrew terkejut melihat goresan-goresan di lengan Ruby.
"Aku mencoba bunuh diri berkali-kali ini buktinya."
"Jadi kau ingin aku bahagia. Apa mau mu sekarang hah !"
"Urusin dirimu sendiri, apa kamu sudah benar atau belum."
Ruby terus mendorong Marcella hingga dorongan ke empat ia jatuh.
"Argh perutku argh " Ayu memeriksa perut putri bungsunya nya. Marcella nampak kesakitan.
"Apa sakit sekali ?"
"Iya ma"
"Marcella kau !" Ruby dan ketiga pria lainnya melotot ketika melihat perut Marcella ternyata buncit.
Ayu gerakan cepat berdiri. "Bangun kamu !"
"Ma "
"BANGUN"
"Apa maksudnya Marcella ? Apa kau hamil ?"
"Ma aku---"
"Ga mungkin kamu punya penyakit sampai harus pakai KORSET. Jawab mama kamu hamil ?!"
"Ma--"
"BETUL KAMU HAMIL ?"
"Iya ma"
"Terulang lagi ?!!! " Marcella mengangguk.
PLAK..PLAK..PLAK..PLAK
"Ma maafin aku ma..mama..mama "Ayu menepis tangan Marcella lalu pergi menuju kamar dengan perasaan amat sangat kecewa.
Ke empat saudara Marcella tidak tau jika adik bungsu mereka sedang hamil ini plot twist sekali.
"Pantas saja kamu pakai baju longgar beberapa bulan ini"desis Andrew meninggalkan ruang tengah.
"MENJIJIKAN "Muhammad melempar majalah ke arah Marcella. Muhammad pergi ke belakang
"DASAR WANITA GA BERGUNA "kata Alex naik ke lantai atas.
Ruby meninggalkan Marcella ia bergegas keluar karena nafas begitu sesak.
Dengan perasaan yang aneh seperti ada yang melihat nya Ruby menoleh ke belakang.
"Ilana ?" Ilana meremas kuat hasil laporan belajar yang tertulis Pertahankan selalu peringkat pertama ananda Ilana semoga menjadi anak yang berkah dan berilmu baik bagi bangsa dan negara.
Pandangan mendadak kosong mengetahui asal usul dirinya.
"Tit..tit..tit..tit.."Ruby dan Ilana mendongak ke depan.
"Mas Akmal " Ilana melihat ke arah mobil yang sedang mengklakson di depan gerbang.
Semua sedang di rumah karena mobil hadir semua di pekarangan mustahil itu tamu apalagi Ruby mengira itu Akmal suaminya.
Ilana langsung menggenggam tangan Ruby. Keduanya lari melewati pintu belakang sebelum gerbang di buka.
"Ilana kita mau kemana ? Anak Tante disana ?"
"Selamatkan diri Tante dulu."Mereka berlari dari komplek menuju ke garasi belakang dimana ada ruang bawah tanah yang kedap suara. Tempat dimana Ayu menyuruh Alex mengiring anak-anak kesana.
Axel dan Aksa lebih tua dari Ilana dua tahun namun jelas Ilana lebih pintar dan mengerti situasi lebih cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments