Ilana duduk di ruang tamu seperti biasa ia akan menonton kartun sambil mengerjakan PR.
"Ilana mama pulang."
"Ilana"
"Hei..hei..hei.. umm lagi nonton kartun. Mama di abaikan ternyata." Marcella mencium pipi putrinya.
"Udah makan malam belum ?"
"Belum, nenek masih masak."
Marcella menempelkan botol susu strawberry ke pipi Ilana sontak anak itu akhirnya menoleh. Marcella terkekeh.
"Ilana mama bawain susu strawberry. Mama ambil sedotan dulu." Ilana mengangguk.
"Kamu ada PR tiap hari ya."Kata Marcella melihat anaknya setiap hari mengerjakan tugas, Marcella tidak tau banyak tentang sekolah Ilana.
"Kata Nenek aku harus baca buku meski ga ada PR sekalipun."
"Di sekolah banyak yang sayang sama Ilana kan ?"
"Ilana ga perlu disayang teman. Ilana suka di sayang mama."
"Anak ini pintar sekali bicara. Ga ada yang ga mau temanan sama kamu kan."
"Kami berteman baik. Kadang-kadang ada yang suka bicarain yang lain saat mereka ga ada disana kata nenek itu ghibah jadi Ilana pergi. Nanti Ilana berdosa lagipula aku ga bisa sama teman yang buruk."
"Kerja bagus sayangku."
"Ini gambaran mu ? Apa ini ember dan buah ?"
"Itu ceritanya ember berisi buah-buahan yang ke tumpah."
"Siapa yang gambar bagus loh ini. Nilai aja 100"
"Paman Alex. Ini..ini..ini..ini..ini.. semua Paman Alex yang gambar."menujuk semua icon di dalam buku gambar.
Marcella tersenyum miris bahkan ia tidak mengetahui jika anak tak bisa menggambar. Mirisnya ia sebagai ibu tidak memperhatikan tumbuh kembang anaknya.
"Maaf ya nak. Mama jarang ada waktu sama kamu. Mama sayang banget sama Ilana."
Layaknya orang dewasa ia menepuk pundak Marcella. "Jangan khawatir ma. Biaya sekolah dan peralatan tulis ku mahal. Aku ngerti.
Aku lebih suka tidak punya waktu dengan mama daripada aku harus kehilangan koleksi strawberry shortcake ku, apalagi sekarang strawberry shortcake langka." Marcella terkekeh.
"Kamu benar-benar menyukai strawberry shortcake mu itu daripada mama."
"Ya, dia cantik warna nya pink..pink..aku suka pink. Strawberry shortcake juga cantik teman-teman juga cantik. Aku cantik."
"Sudah besar anakku. Mama akan bekerja keras supaya kamu bisa memiliki semua pernak-pernik strawberry shortcake mu ya sayang."
"Siapa yang membelikan ikat rambut ini. Cantik sekali. "
"Nenek. Nenek yang belikan." Marcella tersenyum.
...****************...
2 November menjadi ulang tahun Ilana yang ke 8 tahun.
"Selamat ulang tahun kami ucapkan..selamat panjang umur kita kan doakan.. selamat sejahtera dan bahagia....selamat panjang umur dan bahagia... hore."
Ketiga paman dan Nenek sepakat memakai pakaian pink dan dekorasi pink seadanya untuk Ilana.
"Selamat ulang tahun Ilana cantik."
"Mama mu belum datang juga. Dia pasti akan terlambat."
"Nenek gapapa, kita tiup lilin sekarang aku ga mau kue nya kena lilin nanti." Ayu mengangguk.
"Selamat ulang tahun ya cucu nenek. Kesayangan nenek. Semoga kamu semakin pintar dan cerdas, menjadi anak yang baik hati dan berkesan baik untuk semua orang.Cium nenek dulu nak."
Pintu terbuka dengan keras ternyata Tante Ruby datang dengan nafas tersengal-sengal.
"Huft aku terlambat. Maaf ya Ilana cantik, habis kelas usia Tante buru-buru kesini. Udah tiup lilin belum."
"Udah telat" Balas Andrew.
"Maaf ya sayang. Ini liat sepatu Tante aja Tante lepas supaya nyampe kesini lebih cepet."
"Hadiah, buat Ilana mana Tante."
"Ada kok, tapi cium dulu dong princess Tante." Ilana mencium pipi Ruby.
"Liat deh di bagasi mobil, ini kunci nya tau kan cara buka mobil tante" Ilana mengangguk. Gadis itu berlari namun langsung di tangkap Alex.
"Eits potong dulu kue sayang. Ayo udah di tunggu ini"
"Moment spesial kabur dia. " celetuk Andrew.
"Kalau sudah strawberry shortcake kelar semuanya. " imbuh Ayu.
"Yeyy terima kasih Tante" Ilana memeluk Ruby dengan erat.
"Dimana Marcella ?"Ayu tidak tau. "Padahal putrinya ulang tahun apa sudah di telfon."
"Tidak di jawab, mungkin dia meeting."
"Mas Akmal ?" Tanya Muhammad.
"Ohh, katanya dia ga bisa ikut nemenin istrinya kemoterapi."
Ke enam orang itu mengambil gambar bersama.
"Selamat ulang tahun Ilana"ucap mereka serentak.
Ilana tersenyum sumringah betapa banyak orang yang mencintai dan ia bersyukur.
Marcella melirik jam terus. Tubuh memang ada di ruang meeting tapi pikiran berada hanya untuk anaknya.
"Ilana maafin mama ya sayang."ucapnya pelan.
Marcella terpaksa pergi keluar kota di hari ulang tahun anaknya karena klien minta di buatkan gaun pernikahan. Klien ini adalah publik figur ia juga memesan untuk 30 pakaian untuk keluarga dan Bridesmaids calon pengantin.
"Saya pulang sekarang. Tolong pesankan tiket untuk saya."ucap Marcella pada tangan kanan nya.
Marcella yang berada di depan membalik badan. Dua pegawai mundur tiba-tiba.
"Kalian kalau masih disini gapapa."
"Kami juga akan pulang mengikuti nyonya."
Marcella buru-buru menghubungi toko kue langganan sebelum kembali.
"Hallo ini Marcella."
"............."
"Iya saya mau satu paket alat belajar itu tolong di bungkus dengan cantik ya. Ahh tolong usahakan bungkus kado harus warna pink. Nanti saya akan kesana dua jam lagi."
"Nyonya pesawat sudah siap berangkat." Marcella mengangguk.
Marcella melangkah dengan cepat menuju ke pesawat.
"Tolong transfer nomor rekening ini ya."
Intan yang merupakan tangan kanan Marcella mengangguk. "Rupanya Nona Ilana hari ini ulang tahun pantas saja anda ingin pulang segera. Syukurlah tiket masih ada, memang rezeki Nyonya."
"Aku tidak mau melewatkan hari lahir putriku. Ini kali pertama aku bisa merayakan. Aku akan pulang meski itu harus sisa tengkorak sekalipun."
"Nona ilana suka apa biar nanti saya belikan ?"
"Tidak usah Intan, jangan repot-repot."
"Tidak repot kok Nyonya. Saya kan best friend Nona Ilana waktu dia baru lahir sampai sekarang. Dia memberi saya bunga waktu saya ulang tahun yang di petik di kebun nenek terus di bungkus dengan botol aqua. Itu masih saya simpan di rumah. Nona Ilana masih suka strawberry shortcake kan ?"
"Iya dia suka sekali."
"Baiklah. Saya tau hadiah yang cocok untuk nona ilana "
Ilana tidur dengan pulas bersama dengan guling,bantal dan selimut strawberry shortcake nya.
Marcella melangkahkan kakinya ia membawa kado dan kue untuk ilana.
"Ilana bangun sayang mama pulang nih."
"Eungh, mama"sayup-sayup matanya melihat Marcella membawa kue ulang tahun dan kado.
"Bangun dulu yuk mama bawain kue sama kado buat Ilana."
Marcella melirik ke arah jam menunjukkan angka 23:30.
"Syukurlah belum terlambat."
"Ga ada lilin nya ma,"
"Iyaya aduh mama lupa sayang. Bentar ya mama ambilkan."
Ilana menahan tangan Marcella. "Enggak usah ma. Tadi pagi sudah tiup lilin kok."
"Tapi sayang----"
"Bener ma enggak usah."Ilana melihat kaki ibunya lecet mungkin terlalu lama menggunakan heels.
"Maaf ya nak mama baru pulang sekarang."Ilana mengangguk paham.
"Liat mama belikan Ilana kado. Ta-da bukan dong."
Ilana melihat satu paket alat belajar seperti kalkulator,kamus Inggris digital dan buku rumus.
"Wahh terima kasih ma."Marcella memeluk putrinya.
"Anakku sudah besar. Aku tidak tau anakku sudah sebesar ini rasanya baru ku gendong kemarin. Baru saja ku ajak kamu jalan-jalan keliling komplek."
"Maaf ya sayang mama sering ga ada waktu sama kamu, membiarkan mu tidur di tumpukan pakaian, ga bisa jemput Ilana sekolah maaf ya sayang."
"Maa gapapa. Ilana ngerti mama cari uang buat sekolah Ilana."
"Aku beruntung sekali anakku cantik luar dan dalam. Ya Allah terima kasih sudah mengirim anakku ini di kehidupan ku."
"Mama temenin tidur ya nak." Ilana mengangguk.
Marcella memeluk putrinya. Sang ibu memandang putrinya yang amat sangat cantik.
"Beruntung nya aku, anak ini makin hari makin cantik."Marcella mencium kening Ilana.
Setelah berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan menjadi ibu yang baik maka Marcella belajar. Ia tidak pernah berpisah sehari pun dari Ilana. Ilana bagaikan energi nya jika Marcella lelah seharian bekerja lalu pulang ia akan kembali senang mendengar aduan,keluhan,rengekan, permintaan Ilana ini dan itu. Putri yang sudah ia lahirkan itu tidak pernah sekalipun membuatnya kecewa dan sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments